• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

VII PERUMUSAN STRATEG

7.3 Analisis Matriks IE (Internal – Eksternal)

Pada analisis faktor internal yang menggunakan matriks IFE diperoleh nilai total rata – rata matriks IFE sebesar 3,0469. Sedangkan pada analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE diperoleh total skor rataan matriks EFE sebesar 3,1223. Dari kedua matriks total skor rataan tersebut dapat disusun matriks IE yang diperlihatkan pada Gambar 9.

IFE

(3,0-4,0) (2,0-2,99) (1,0-1,99) Kuat Rata-rata Lemah

4,00 3,00 2,00 1,00

(3,0-4,0) Tinggi

EFE(2,0-2,99) Sedang

(1,0-1,99)Rendah

Keterangan : I, II, IV = Tumbuh dan kembangkan III, V, VII = Jaga dan pertahankan VI, VIII, IX = Jual dan divestasi

Gambar 9 . Matriks IE PT. JMR Tahun 2008

Pada matriks IE di lihat pada Gambar 9 diketahui bahwa PT. JMR berada pada sel I yang memperlihatkan bahwa PT. JMR mempunyai kekuatan yang besar dan mempunyai respon yang baik terhadap perkembangan lingkungan eksternal. Rekomendasi untuk perusahaan yang masuk dalam sel I adalah grow and build

(tumbuh dan kembangkan). Strategi yang tepat bagi perusahaan yang berada pada posisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) (David, 2004).

7.4 Matriks SWOT

Dari hasil identifikasi faktor – faktor internal dan eksternal yang menghasilkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka dapat

IV V VI

diformulasikan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Pemilihan strategi utama dari matriks SWOT ini disesuaikan dengan posisi perusahaan dan bersifat melengkapi dari hasil analisis matriks internal – eksternal (IE) yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada PT. JMR pada Tabel 27, diperoleh delapan alternatif strategi yang terdiri dari 3 alternatif strategi S- O, 1 alternatif strategi S-T, 2 alternatif strategi W-O dan 2 alternatif strategi W-T.

7.4.1 Strategi S-O

1. Mengembangkan pasar

Dari aspek strategi pemasaran industri gula rafinasi yang dilakukan perusahaan, bahwa perusahaan mengandalkan pasokan kepada industri berskala besar dan menengah sementara sasaran pasar yang ditargetkan tersebut penuh dengan persaingan, baik dalam bersaing dengan sesama produsen industri gula rafinasi dari dalam negeri maupun produk impor. Sedangkan pemenuhan kebutuhan industri kecil diserahkan kepada distributor atau sub distributor. Memang jika diserahkan kepada distributor akan lebih cepat terjual, tetapi perusahaan tidak memiliki pengetahuan tentang image produk yang berkesinambungan bagi pembelinya.

Tingginya jumlah permintaan industri kecil dan rumah tangga ini dapat dijadikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan pasar sehingga perusahaan dapat memperluas pangsa pasar. Perusahaan dapat mengembangkan pasar kepada industri kecil dan rumah tangga ini dengan beberapa cara yaitu :

Kualitas atau mutu produk yang digunakan oleh industri kecil dan rumah tangga relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan industri besar dan menengah. Penetapan harga lebih rendah karena kualitas atau mutu yang digunakanpun relatif lebih rendah.

b. Sistem pembayaran yang lebih luwes

Perusahaan menerapkan sistem pembayaran yang lebih luwes bila dibandingkan dengan pembelian gula putih atau pasir karena masih banyak industri kecil dan rumah tangga yang belum menggunakan gula rafinasi sebagai bahan baku disebabkan kurangnya informasi pasar.

c. Penjualan diatur secara kolektif

Biasanya jumlah pemesanan industri kecil dan rumah tangga relatif kecil apabila dibandingkan dengan industri besar dan menengah. Oleh karena itu, sebaiknya penjualan diatur secara kolektif dalam bentuk koperasi, kelompok usaha bersama dan sebagainya sehingga penjualan lebih efisien.

Selain itu, pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang dengan cara memaksimalkan teknologi internet. Perusahaan dapat memaksimalkan fungsi website perusahaan melalui pengembangan atau secara teratur mengupdate informasi – informasi penting perusahaan yang dapat menarik perhatian seperti perolehan standarisasi, penghargaan- penghargaan, dan program – program sosial perusahaan, memodifikasi tampilan website perusahaan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian produsen pengguna. Selain itu, perusahaan gencar mengirimkan tawaran – tawaran menarik kepada industri

pengguna yang telah menjadi pelanggan ataupun yang belum pernah melakukan transaksi dengan perusahaan.

2. Meningkatkan mutu dan volume produksi dengan mengoptimalkan Quality Control dan mesin produksi

Perusahaan harus memenuhi keinginan dan kepuasan industri pengguna dengan menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas atau mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan, PT. JMR dapat terus melanjutkan pengawasan proses produksi dan tetap berorientasi kepada jaminan kualitas produk yang dihasilkan, karena kualitas/mutu produk gula rafinasi sangat berkaitan dengan sifat – sifat yang dapat dilihat dan dirasakan, seperti kadar ICUMSA, kadar kemurnian, kandungan ash dan kandungan air. Karena itu dengan melakukan pengawasan proses produksi dan orientasi kepada jaminan kualitas produk maka perusahaan akan mampu meningkatkan daya saingnya di mata industri pengguna, karena industri dapat menilai kualitas produk yang dihasilkannya.

Meningkatkan volume produksi dengan mengoptimalkan penggunaan mesin dan alat produksi yang dimiliki perusahaan dalam memanfaatkan pasar yang masih potensial. Didukung dengan peningkatan permintaan industri penggunanya. Strategi ini juga konsisten dengan hasil analisis matriks CPM, yang menunjukkan bahwa PT. JMR menempati peringkat pertama dalam hal mutu produk.

3. Memperluas jaringan distribusi yang ada dalam meraih pasar yang masih potensial. Adanya pasar yang masih potensial (permintaan industri pengguna yang terus meningkat) dan pesatnya perkembangan teknologi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memperluas dan memperkuat jaringan distribusi

yang ada. Perusahaan dapat memperluas jaringan distribusi dengan menambah jaringan distribusi. Adapun cara yang dapat dilakukan yakni dengan mencari, mengadakan kerjasama dengan distributor yang ada di lokasi strategis dan meningkatkan personal selling kepada calon pelanggan potensial dengan menggunakan tenaga penjualan yang berkompeten.

7.4.2 Strategi S-T

1. Memantapkan dan memelihara wilayah pemasaran dalam menghadapi perusahaan yang sejenis.

Memantapkan dan memelihara wilayah pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi ancaman masuknya perusahaan sejenis dalam wilayah pemasaran perusahaan, produk impor dan pembeli yang semakin kuat karena memiliki alternatif pilihan. Perusahaan dapat memantapkan dan memelihara wilayah pemasaran yakni dengan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan distributor. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara distributor dan perusahaan akan membangun suatu ikatan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambungan.

Adanya wilayah pemasaran yang dimiliki perusahaan saat ini, tidak berarti perusahaan telah aman. Lingkungan akan selalu mengalami perubahan, jadi perusahaan harus melakukan penguatan posisi pasar pada wilayah pemasaran yang ada dengan lebih peka terhadap perubahan yang terjadi.

7.4.3 Strategi W-O

1. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem informasi manajemen ini penting untuk membantu dalam pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil efektif dan efisien. Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:

a. Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).

b. Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.

SIM terdiri dari tiga macam, yaitu (1) information reporting systems, (2)

decision support systems, dan (3) executive information systems. Pengembangan sistem informasi manajemen ini dengan cara menyediakan software khusus yang dapat mengintegrasikan informasi dan data – data setiap divisi fungsional kepada setiap desicion maker.

2. Mencari tenaga kerja IT yang berkompeten dengan memanfaatkan teknologi internet

Mencari dan merekrut tenaga kerja IT yang berpengalaman dengan memanfaatkan teknologi internet melalui pemasangan lowongan pekerjaan di website perusahaan maupun dalam situs – situs yang sering dikunjungi. Selain itu, perusahaan dapat bekerja sama dengan instansi pendidikan seperti universitas yang terkemuka untuk mendapatkan tenaga kerja IT yang kompeten.

7.4.4 Strategi W-T

1. Melakukan promosi yang lebih gencar

Tingkat persaingan dalam industri gula rafinasi yang sangat ketat saat ini akibat hambatan untuk masuk industri rendah, jumlah perusahaan dalam industri yang bertambah dan persaingan dengan gula rafinasi impor yang mengakibatkan pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara jumlah perusahaan yang semakin banyak. Promosi yang kuat sangat diperlukan untuk menancapkan produk perusahaan ke mind share customer.

Salah satu strategi yang paling penting adalah meningkatkan kegiatan promosi dengan lebih gencar. Beberapa cara promosi yang dilakukan yaitu meningkatkan

personal selling kepada industri pengguna yang baru atau calon pelanggan baru khususnya kepada para decision maker dan mengembangkan skema harga yang menarik bagi para decision maker agar melakukan pembelian.

2. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas industri pengguna, baik yang sudah ada sekarang maupun industri pengguna baru. Pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan cara menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan

dengan cara menerapkan CRM (Customer Relationship Managemen). CRM merupakan strategi bisnis yang bersifat menyeluruh yang dirancang untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas melalui peningkatkan loyalitas pelanggan.

CRM yang berhasil terkait dengan tiga unsur kunci: orang, proses dan teknologi. Dari pimpinan hingga tenaga penjual dan pelayanan pelanggan harus menyadari dan mendukung CRM. Sebaliknya, proses bisnis harus pula disesuaikan dengan inisiatif CRM, khususnya dari sisi bagaimana meningkatkan proses agar dapat memberi pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Di sisi lain, perusahaan juga harus memilih teknologi mana yang tepat untuk mendukung peningkatan proses bisnis, menyediakan data terbaik bagi karyawan, dan memudahkan penggunaannya.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S) 1. Produk berkualitas 2. Tim khusus penjualan 3. Distribusi yang luas

4. Tanggung jawab sosial tinggi 5. Memiliki budget controller 6. Perolehan modal yang mudah 7. Hubungan baik dengan

investor dan pemegang saham 8. Pengawasan proses produksi

yang baik

9. Loyalitas karyawan tinggi 10.SDM yang terlatih

11.Orientasi jaminan kualitas produk yang dihasilkan

12.Komputerisasi dalam sistem pencatatan setiap kegiatannya

Kelemahan (W)

1. Pasar yang dituju sama dengan perusahaan sejenis

2. Promosi belum optimal 3. Belum memiliki indikator

keuangan (Rasio Keuangan) 4. Jumlah produksi yang masih

undercapacity

5. Belum adanya program khusus yang mengintegrasikan setiap divisi

6. Tenaga kerja IT mengandalkan outsourcing

Peluang (O)

1. Bea masuk impor raw sugar rendah

2. Pembatasan kuota impor gula rafinasi

3. Kenaikan Bea masuk gula rafinasi impor

4. Pengembangan pasar ekspor 5. Harga BBM yang menurun 6. Kemudahan memasarkan

produk gula rafinasi ke pasar internasional 7. Tingginya kebutuhan

industri pengguna

8. Teknologi yang berkembang 9. Ketergantungan pemasok

yang tidak terlalu tinggi 10.Ancaman produk pengganti

atau substitusi yang rendah

1. Mengembangkan Pasar (S1,S2, S4, O4, O5, O6, O7)

2. Meningkatkan mutu dan volume

produksi dengan mengoptimalkan Quality

Control dan mesin produksi (S5,S6, S7, S9, S10,S11, O1, O2, O3, O5, O8, O9, O10) 3.Memperluas dan memperkuat

jaringan distribusi yang ada dalam menghadapi pasar yang masih potensial (S3, O7)

1.Membuat Sistem Informasi Manajemen (W1, W3 W4, W5, O8)

2.Mencari tenaga kerja IT yang berpengalaman dengan memanfaatkan teknologi (W6, O8)

Ancaman (T)

1. Pembatasan jumlah impor raw sugar

2. Rumitnya penyaluran gula rafinasi ke daerah

3. Nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi 4. Persaingan dengan produk

gula rafinasi impor 5. Harga gula rafinasi impor

lebih rendah

6. Sentimen negatif pasar industri pengguna terhadap gula rafinasi lokal

7. Hambatan untuk masuk industri rendah

8. Pembeli memiliki kekuatan

Memantapkan dan memelihara wilayah pemasaran dalam menghadapi perusahaan sejenis (S1, S2, S3,S4, S5, T1, T2, T7, T9)

1. Melakukan promosi yang gencar (W1, W2, T4, T6, T7, T8) 2. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan (W1, W2, W4, T1, T2, T3, T4, T5, T5, T6, T8, T9)

Dokumen terkait