• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN MASYARAKAT PESISIR

6.2 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Dalam kaitannya dengan pengelolaan, sesuai dengan potensi dan permasalahan, maka berdasarkan data yang didapatkan dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan hutan mangrove, bersifat kualitatif dengan melakukan identifikasi secara sistematis terhadap berbagai faktor yang melingkupinya. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode

brainstorming dengan tokoh-tokoh masyarakat dan hasil observasi lapangan.

Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pemberian bobot melalui penghitungan beberapa aspek dari tiap faktor antara lain :

0 10.000 20.000 30.000 Hasil Identifikasi hutan Rokan

Hilir, 2007

TGHK 2008 Hasil Digitasi 2012

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 14 1. Urgensi faktor terhadap misi, meliputi nilai urgensi (NU) dan bobot faktor

(BF).

2. Dukungan faktor terhadap misi, meliputi nilai dukungan (ND) dan nilai bobot dukungan (NBD).

3. Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi nilai keterkaitan, nilai rata-rata keterkaitan (NRK), nilai bobot keterkaitan (NBK).

Penilaian aspek-aspek tersebut dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasi berdasarkan skala Likert dengan model skala nilai. Skala nilai yang dipakai antara 1 – 5. Adapun kriteria pemberian bobot sebagai berikut :

5 = Sangat tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan 4 = Tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan

3 = Cukup tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan 2 = Kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan

1 = Sangat kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan

Disamping itu, diperhitungkan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari 4 hingga 1, yaitu dari sangat menonjol sampai kurang menonjol. Perinciannya sebagai berikut :

4 = Sangat menonjol 3 = Menonjol

2 = Cukup menonjol 1 = Kurang menonjol

Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan sekaligus menghindari subyektifitas penilaian, tokoh-tokoh masyarakat dilibatkan dalam suatu tim kerja untuk melakukan brainstorming berdasarkan penilaian masing-masing tanpa pengaruh dari pihak lain. Penilaian tim kerja dilakukan terhadap nilai rrgensi (NU), nilai dukungan (ND), nilai keterkaitan (NK) dan rating.

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 15 Hasil perkalian total nilai bobot (TNB) dengan rating akan menghasilkan skor dari masing-masing faktor lingkungan yang bersangkutan. Jumlah nilai yang didapat dari perkalian tersebut akan menentukan urutan prioritas dari masing-masing faktor internal dan faktor eksternal. Setelah masing-masing unsur SWOT diperhitungkan skornya, selanjutnya unsur-unsur tersebut dihubungkan dengan keterkaitannya dalam bentuk matrik untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Adapun bentuk matrik SWOT disajikan pada Tabel berikut

Tabel 6.3 Matrik SWOT

Kekuatan Kelemahan

Peluang Strategi Kekuatan - Peluang Strategi Kelemahan - Peluang Ancaman Strategi Kekuatan - Ancaman Strategi Kelemahan - Ancaman

Berdasarkan hasil survai lapangan menunjukkan ada beberapa analisa lingkungan berkaitan dengan program pemberdayaan potensi sumberdaya hutan mangrove di Kabupaten Rokan Hilir, di antaranya adalah:

Tabel 6.4

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal

Strengthness (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)  Potensi Hutan Mangrove Masih luas  Terjadinya Penurunan Luasan Hutan Mangrove

 Pengembangan Pariwisata Hutan Mangrove  Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat- pemerintah propinsi dan kabupate/Kota  Sumber Reproduksi Perikanan Laut

 Tidak Adanya Perda Jalur Hijau Hutan

 Pengembangan

Hasil Hutan

 Abrasi Pantai yang tinggi

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 16

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal

Strengthness (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)

Mangrove Mangrove Secara

Ekonomis

 Sebagai Area Pelindungan

Kawasan Pantai Daratan

 Belum adanya kebijakan yang komprehensif untuk

penanganan/pendayagu naan (revitalisasi) lahan terlantar.

 Pengembangan Produk Unggulan Hasil Ikutan Hutan Mangrove  Penurunan Produktivitas perIkanan  Sebagai Perangkap Sedimentasi  Rendahnya partisipasi masyarakat dalam turut

serta menjaga

kelestarian sumberdaya hutanhutan mangrove.

 Adanya trend masyarakat kembali pada budaya dan ekologi asli Rokan Hilir

 Tingginya tingkat erosi akibat pembukaan lahan pada daerah hulu sungai Rokan  Potensi Ekonomis hutan mangrove bagi masyarakat  Rendahnya pengetahuan masyarakat akan berbagai fungsi hutan mangrove.  Semangat otonomi daerah  Tingginya penurunan Hutan Mangrove setiap tahun  Letak Kabupaten Rokan Hilir yang Strategis

 Lemahnya koordinasi antara pemerintah

pusat-propinsi-Kabupaten/Kota

 Tingginya tingkat erosi akibat pembukaan lahan pada daerah hulu sungai Rokan

 Tidak adanya insentif

ekonomi bagi

masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan

kehutanan

 Tidak Tersedianya sarana, prasarana dan

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 17

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal

Strengthness (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman) dana untuk melakukan

dan

mengimplementasikan hasil koordinasi

Dalam melakukan analisis SWOT untuk merumuskan strategi Peningkatan Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir, dilakukan skoring terhadap lingkungan strategis baik eksternal dan internal Kabupaten Rokan Hilir, berdasarkan skala likert 1 – 4 dengan melihat tingkat pengaruhnya, hasil analisis SWOT dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 6. 5 Analisis SWOT

Pengelolaan Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove Kabupaten Rokan Hilir

SWOT ANALISIS LINGKUNGAN Skala Share Bobot Rating Skor

INTERNAL

Kekuatan Potensi Hutan Mangrove Masih luas 4 22,22 0,11 4 0,44

(S) Sumber Reproduksi Perikanan Laut 3 16,67 0,08 3 0,25

Sebagai Area Pelindungan Kawasan

Pantai Daratan 3 16,67 0,08 3 0,25

Sebagai Perangkap Sedimentasi 3 16,67 0,08 3 0,25

Potensi Ekonomis hutan mangrove bagi

masyarakat 2 11,11 0,06 2 0,11

Letak Kabupaten Rokan Hilir yang

Strategis 3 16,67 0,08 3 0,25

Total 18 100,00 0,50 18 1,56

Kelemahan Terjadinya Penurunan Luasan Hutan

Mangrove 4 22,22 0,11 4 0,44

(W) Tidak Adanya Perda Jalur Hijau Hutan

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 18 SWOT ANALISIS LINGKUNGAN Skala Share Bobot Rating Skor

Belum adanya kebijakan yang

komprehensif untuk

penanganan/pendayagunaan (revitalisasi) lahan terlantar.

4 22,22 0,11 4 0,44

Rendahnya partisipasi masyarakat dan Pengetahuan Masyarakat terhadap kelestarian sumberdaya hutan mangrove.

3 16,67 0,083 3 0,25

Lemahnya koordinasi antara pemerintah

pusat-propinsi-Kabupaten/Kota 3 16,67 0,083 3 0,25

Total 18 100,00 0,50 17 1,72

EKSTERNAL

Peluang Pengembangan Pariwisata Hutan

Mangrove 3 17,65 0,09 4 0,35

(O) Pengembangan Hasil Hutan Mangrove

Secara Ekonomis 4 23,53 0,12 4 0,47

Pengembangan Produk Unggulan Hasil

Ikutan Hutan Mangrove 3 17,65 0,09 3 0,26

Adanya trend masyarakat kembali pada

budaya dan ekologi asli Rokan Hilir 4 23,53 0,12 4 0,47

Semangat otonomi daerah 3 17,65 0,09 3 0,26

Total 17 100,00 0,50 18 1,82

Ancaman Wilayah tetangga lebih kompetitif 4 36,36 0,18 4 0,73 Ancaman Penurunan Kondisi

Lingkungan dan Abrasi Pesisir Pantai 4 36,36 0,18 4 0,73 (T) Penurunan Produktivitas Ikan Laut 3 27,27 0,14 3 0,41

Total 11 100,00 0,50 11 1,86 Keterangan: Rating Kekuatan dan Peluang Rating Kelemahan dan Ancaman

Sangat berpengaruh = 4 Sangat berpengaruh =4 Berpengaruh = 3 Berpengaruh = 3 Kurang berpengaruh = 2 Kurang berpengaruh = 2 Tidak berpengaruh = 1 Tidak berpengaruh = 1

| Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir VI - 19 Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka dapat dihasilkan Strategi Utama Peningkatan Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kabupaten Rokan Hilir sebagai berikut: Yakni strategi menuju Conservative. Yaitu strategi untuk memaksimalkan peluang dengan meminimkan kelemahan-Kelemahan. Strategi Utama dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.

6.3 Matrik Strategi Pelestarian dan Pemberdayaan Hutan Mangrove dan