• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal KWT Hanjuang

6.1.2 Analisis Lingkungan Persaingan Industri dan Kompetisi

Persaingan dalam lingkungan industri hulu jamur tiram putih ditentukan oleh lima kekuatan persaingan. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah (a) ancaman masuknya pendatang baru, (b) kekuatan tawar menawar pemasok, (c) kekuatan tawar menawar pembeli, (d) ancaman produk pengganti/substitusi, (e) tingkat persaingan diantara sesama anggota industri. Hasil analisis terhadap lingkungan industri dan pengaruhnya terhadap perusahaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Ancaman Pendatang Baru

Industi pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih memilki hambatan masuk (barrier to entry) yang rendah atau kecil. Hal ini dikarenakan usaha pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih dapat dilakukan dari skala usaha rumah tangga sampai dengan skala besar. Disamping itu, modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini terbilang tidak memerlukan modal yang besar.

Semakin berkembangnya gaya hidup sehat yang telah diterapkan sebagian besar masyarakat menjadikan konsumsi jamur tiram putih sebagai pilihan menu sehat semakin tinggi. Permintaan komoditas jamur tiram putih yang semakin tinggi ini, tentunya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap permintaan akan bibit dan media tanam jamur tiram putih yang merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan budidaya jamur tiram putih. Dengan kata lain, bahwa Permintaan akan komoditas jamur tiram putih yang semakin meningkat akan berbanding lurus dengan permintaan akan bibit dan media tanam jamur tiram putih itu sendiri. Hal ini tentunya menjadi daya tarik sendiri bagi sebagaian besar orang untuk memulai usaha pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih. Hingga saat ini tidak terdapat peraturan pemerintah yang manghambat

73 masuknya pendatang baru kedalam industri pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu bagi pengusaha yang memiliki modal dapat mendirikan usaha pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih ini dengan mudah.

2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Keseluruhan kebutuhan bahan baku usaha pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih pada KWT Hanjuang dapat diperoleh perusahaan di sekitar kota Bogor. Dalam menjalin kerjasama dengan pemasok, KWT menerapkan sistem jual putus. Hal tersebut dilakukan karena bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan mudah didapat disekitar wilayah bogor.

Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa dalam Industri Pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih, pemasok memiliki pengaruh yang sangat kecil bagi indsutri hal ini dikarenakan daya tawar yang dimiliki pemasok tidak kuat/rendah. Perusahaan-perusahaan yang berada pada industri pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih termasuk KWT Hanjuang didalamnya dapat dengan mudah berpindah dari satu pemasok kepemasok lain untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Adapun pemasok bahan baku bagi KWT Hanjuang dapat dilihat pada Tabel 19

Tabel 19. Pemasok Bahan Baku Usaha Bibit dan Media Tanam Jamur Tiram Putih pada KWT Hanjuang

No Bahan Baku Satuan Harga Pemasok Harga

1. Agar-agar Rp/30 gram Toko Kimia Brataco Chemika 13.00

2. Kentang Rp/Kg Pasar Bogor 4.500

3. Aquades Rp/Liter Toko Kimia Brataco Chemika 1.800

4. Milet Rp/Kg Pasar Bogor 6.000

5. Vitamin B-Complex Rp/50 Tablet Apotik Budi Bakti 3.000

6. Dektrosa Rp/Kg Toko Kimia Brataco Chemika 6.500

7. Serbuk Kayu Rp/Karung Pengrajin Kayu Tamansari 2.000

8. Gips Rp/Kg Toko Kimia Brataco Chemika 4.500

9. Kapur Rp/Kg Toko Kimia Brataco Chemika 2.000

10. Dedak Rp/Kg Penggilingan dedak Sinarwangi 1.300

11. Tepung Tapioka Rp/Kg Pasar Bogor 6.000

12 Plastik Rp/Kg Toko Sumber Plastik 19.500

13. Cincin Bambu Rp/Unit Membuat Sendiri 50

14. Kertas Rp/Lembar Lapak Barang Bekas 40

15. Karet Rp/Kg Toko Sumber Plastik 25.000

16. Kapas Rp/Ons Apotik Budi Bakti 6.000

17. Alkohol 70 % Rp/Liter Toko Kimia Brataco Chemika 16.000

18. Spirtus Rp/Liter Toko Kimia Brataco Chemika 7.000

19. Elpiji Rp/Tabung Toko G.G. Sembako 55.000

20. Minyak Tanah Rp/Liter Toko G.G. Sembako 2.500

74 3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar menurut Pearce dan Robinson (1997), adalah jika : 1) pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah yang banyak, 2) produk yang dibeli tidak terdeferensiasi atau standar, 3) produk yang dibeli merupakan komponen penting dari produk pembeli dan merupakan komponen biaya yang cukup besar, 4) pemebeli menerima laba rendah, 5) produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli, 6) produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli, dan 7) pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik.

Pembeli atau konsumen dari KWT Hanjuang dikatakan memiliki daya tawar yang cukup kuat. Hal ini dikarenakan bahwa kebanyakan pembeli atau konsumen merupakan pembudidaya jamur tiram putih yang sangat membutuhkan bibit dan media tanam jamur tiram putih sebagai faktor utama kegiatan budidayanya yang melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup besar. Disamping itu, konsumen atau pembeli dapat dengan mudah melakukan integrasi balik dan kebanyakan pembudidaya yang telah mapan akan ikut memproduksi bibit dan media tanam baik untuk dipakai sendiri maupun untuk dijual. Daya tawar pembeli yang kuat ini mengakibatkan perusahaan harus memperhatikan pelayanan terhadap pembeli atau konsumen sehingga dengan pelayanan yang baik diharapkan konsumen atau pembeli memiliki rasa loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

4. Ancaman Produk Substitusi

Berdasarkan permintaannya, hubungan dua barang atau lebih dapat dikatakn bersubsitusi apabila jika salah satu barang sebagai akibat perubahan kondisi, dapat menggantikan penggunaan barang lain (Porter 1994). Pengaruh permintaan yang saling bersubstitusi dapat dilihat dari terpengaruhnya harga dan kuantitas permintaan oleh perubahan permintaan salah satu barang.

Produk pengganti muncul dalam bentuk yang berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. Bibit dan media tanam jamur tiram putih memiliki ancaman produk pengganti yaitu bibit dan media tanam jamur jenis lain seperti bibit dan media tanam jamur kuping, jamur merang, jamur champignon, dan lain-lain. Bila kondisi dipasaran harga jamur selain jamur tiram

75 meningkat maka petani dapat beralih untuk membudidayakan jenis jamur yang sedang trend dipasaran, namun hal itupun akan terjadi jika lokasi budidaya memungkinkan untuk pertumbuhan jenis jamur konsumsi lain.

5. Tingkat Persaingan diantara Sesama Anggota Industri

Intensitas persaingan berhubungan dengan beberapa faktor yaitu : jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, hambatan untuk keluar dan diversitas pesaing.

a. Jumlah Pesaing

Bogor merupakan salah satu kabupaten penghasil atau pemasok jamur di provinsi jawa barat. Hal ini mengindikasikan bahwa produsen bibit dan media tanam juga banyak tersebar di kabupaten bogor. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, pesaing sangat beraneka ragam baik dalam penentuan strategi bisnisnya sampai ukuran kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya dalam mempengaruhi lingkungan industri dimana dia berada. Permintaan komoditas jamur yang semakin tinggi, khusunya untuk jamur tiram putih tentunya semakin menjadi daya tarik bagi sebagian orang dalam memulai usaha budidaya maupun sebagai produsen penyedia bibit dan media tanam jamur tiram putih.

b. Tingkat Pertumbuhan Industri

Tingkat pertumbuhan industri bibit dan pembuatan media tanam jamur tiram putih yang cepat biasanya dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk tumbuh didalamnya. Walaupun demikian, tidak jarang perusahaan yang ada didalam lingkungan industri tersebut tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya karena tidak memilki strategi yang tepat untuk bertahan dari tingkat persaingan atau kompetisi industri yang relatif tinggi.

c. Karakteristik Produk

Produk yang dijual atau dipasarkan dalam industri ini adalah bibit dan media tanam jamur tiram putih. Perusahaan-perusahaan yang ada didalam industri tersebut cenderung bersaing pada harga dan layanan. Jika biaya pengalihannya rendah maka pembeli dapat berpindah dari satu pemasok ke pemasok lain sehingga hal ini memperkuat persaingan antar pemasok bibit dan media tanam jamur tiram putih.

76 d. Hambatan Keluar

Pada industri penyediaan bibit dan media tanam jamur tiram putih terdapat aset khusus yang bernilai besar yakni bila skala ekonominya besar dengan peralatan produksi yang cukup modern. Aset khusus yang tidak terlalu besar yakni bila skala ekonominya relatif kecil dengan peralatan produksi yang sederhana. Pada KWT Hanjuang hambatan untuk keluar dikatakan ada karena faktor utama loyalitas manajemen pada bisnis yang ada selain aset yang dimiliki juga cukup besar. KWT Hanjuag ini akan terus berupaya meneruskan persaingan sepanjang tidak mengalami kerugian.

e. Diversitas Pesaing

Pesaing memiliki wilayah, strategi dan budaya perusahaan masing-masing. Pesaing juga memiliki ide-ide tersendiri bagaimana cara bersaing. Oleh karena itu perlu diwaspadai oleh setiap perusahaan akan tantangan yang akan terjadi selama memproduksi dan memasarkan produknya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat persaingan diantara pesaing yang ada adalah tinggi sebagai akibat produk cenderung tidak terstandarisasi.