• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

5 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Pengembangan Unit Usaha

6. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Dalam pengembangan perusahaan, terdapat faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari lingkungan internal yaitu faktor yang berasal dalam lingkungan perusahaan itu sendiri dan faktor lingkungan eksternal yakni faktor yang berasal di luar perusahaan baik lingkungan makro maupun mikro. Pada lingkungan internal akan menjadi kelemahan dan kekuatan perusahaan itu sendiri dan lingkungan eksternal ini akan menjadi peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan diluar manajemen perusahaan.

Manajer Keuangan dan Umum General Manajer Pabrik Gula dan PASA

Djatiroto

Manajer Produksi

BagianProses Produksi

Bag. Peng. Limbah

Bagian Teh. Mesin Prod

Bagian Gudang

Bag. Pembukuan & SDM Bagian Keuangan

32

Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan dimana perusahaan mengelola usahanya. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekatan fungsional perusahaan di bagian manajemen, SDM, produksi, pemasaran serta administrasi keuangan. Perusahaan PASA merupakan unit usaha dari PTPN XI yang memiliki manajemen sendiri akan tetapi masih berada di bawah pengawasan dari PTPN XI yang bepusat di Surabaya.

Manajemen

Manajemen perusahaan merupakan bagian dari fungsional perusahaan yang menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian (David 2009). PASA saat ini belum memiliki perencanaan tertulis untuk jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Hal ini terlihat dari kondisi PASA yang saat ini „istirahat‟ sementara. PASA tidak memproduksi bioetanol untuk sementara karena permasalahan tentang ambang batas dalam baku mutu limbah (Pasal 20 ayat 3 UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu terkait mengenai baku mutu yang di atas nilai ambang batas). Namun bila menilik ke belakang, PASA mempunyai visi misi dan tujuan perusahaan walaupun tidak tertulis secara tegas dalam visi misi PASA.Visi misi PASA tercermin pada visi misi PTPN XI dan tujuan dibangunnya PASA. Visi dari PTPN XI adalah menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu yang tangguh, tumbuh, dan terkemuka. Agribisnis berbasis tebu mencakup usaha yang menghasilkan produk yang berasal dari bahan baku tebu. Produk yang berasal dari bahan tebu misalnya gula kristal, alkohol, biofuel, biokompos, yeast (ragi), sirup/gula cair (palatinusa), L-LYSINE, ekstrak ampas, cogeneration (energi), particle board, kampas rem, kalium vinase dan kertas. Visi PASA diturunkan dari visi PTPN XI, dimana PASA mempunyai visi meningkatkan produksi bioetanolnya dan tercapainya efisiensi produksi seperti sasaran target yang telah direncanakan PASA. Usaha bioetanol merupakan salah satu usaha agribisnis berbasis tebu yang dihasilkan melalui pengolahan molases dari hasil samping usaha gula PTPN XI. Misi dari PTPN XI adalah mengelola usaha agribisnis berbasis tebu untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan stakeholder melalui pemanfaatan sumber daya secara efisien dan lestari. PASA didirikan dengan tujuan memanfaatkan molases yang berasal dari hasil samping pengolahan tebu PG Djatiroto.

PASA merupakan salah satu unit usaha PTPN XI dimana unit usaha utama dari PTPN XI adalah pengelolaan gula. Segala aktivitas manajemen perusahaan dari setiap unit usaha dibawah pusat sebagai pemegang wewenang dalam pengambilan kebijakan. Kantor pusat/PTPN XI menerapkan fungsi-fungsi manajemen baik perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian.

Sumber Daya Manusia

Sebagian besar proses produksi etanol menggunakan mesin semi modern. Penggunaan mesin pada proses produksi bukan berarti PASA tidak menggunakan tenaga manusia, tenaga manusia dipergunakan oleh PASA sebagai operator dalam

33 mengoperasikan mesin tersebut. Djatiroto merupakan wilayah yang kecil yaitu kecamatan, namun mampu menyediakan angkatan kerja untuk perusahaan PASA maupun pabrik lain di wilayah tersebut.

Perekrutan khususnya tenaga kerja dengan keahlian tertentu atau berlatar belakang pendidikan khusus yang dibutuhkan pabrik maka perekrutan akan dilakukan oleh kantor pusat. Para pekerja dengan pendidikan dibawah SMA diposisikan dibagian proses produksi. Tenaga kerja ini sebelumnya telah dilatih dibagian tersebut. Saat PASA melakukan proses produksi, tenaga operator mesin yang dibutuhkan dalam pabrik cukup banyak karena proses produksi dilakukan 24 jam sehingga terdapat sistem pergantian tenaga kerja (shift = 8 jam kerja).

Organisasi perusahaan pada PASA, posisi tertinggi dalam manajemen ditempati oleh general manajer yang telah ditunjuk kantor pusat. General manajer berwenang mengambil keputusan startegis saat prapoduksi dan produksi, sedangkan pasca produksi dalam hal pemasaran dan penjualan akan diatur lebih lanjut oleh pusat. Dalam melaksanakan kegiatan produksi, pemasaran dan keuangan dilakukan oleh tenaga kerja yang disesuaikan berdasarkan tugas- tugasnya. Pekerja di PASA merupakan orang lama yang bekerja secara loyal dan telah dilatih sesuai dengan tugasnya. Latar pendidikan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan masih banyak yang lulusan SD, SMP dan SMA sehingga apabila ada inovasi untuk perusahaan, pekerja cenderung sulit untuk mengadopsi perubahan dan inovasi baru. Pekerja yang memiliki latar belakang SD atau SMP, tindakan yang dilakukan perusahaan yaitu dengan tidak menggantinya secara langsung dengan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan perusahaan dengan pertimbangan bahwa para pekerja tersebut telah loyal bekerja pada PASA semenjak PASA didirikan sehingga perusahaan melakukan tindakan untuk menonaktifkan pekerja secara alami yaitu berhenti karena mereka pensiun.

PASA mempunyai tenaga kerja sebanyak 48 orang dimana tenaga kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian produksi dan administrasi keuangan. Dalam pengalokasian tenaga yang dimiliki PASA jumlah tenaga kerja yang dimiliki PASA dari 48 orang. Dimana tenaga kerja PASA hanya terdapat 2 orang wanita dan 46 orang pria (Gambar 6). Banyaknya pria yang digunakan pada industri ini karena sifat dari pekerjaan yang mengharuskan memakai tenaga pria di pabrik pengolahannya yang membutuhkan tenaga fisik yang kuat. Tenaga kerja wanita ini bertugas dibagian manajer produksi dan bagian administrasi.

4,17

95,83

Perempuan Laki-laki

Gambar 6 Sebaran presentase tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin

34

Pekerja di PASA merupakan tenaga kerja yang loyal. Hal ini dilihat dari masa kerja mereka yang rata-rata bekerja lebih dari 10 tahun di PASA. Berdasarkan umur tenaga kerja, 28 orang berumur antara 50-54 tahun, 13 orang berumur 45-49 tahun, 4 orang berumur 40-44 tahun dan sisanya adalah pekerja dengan umur 35-39 tahun (Gambar 7). Apabila dilihat dari usia para pekeja di PASA bahwa PASA tidak banyak melakukan perekrutan karyawan baru dalam waktu dekat, tenaga yang lebih muda merupakan tenaga kerja pengganti pekerja yang telah pensiun sebelumnya.

Apabila dilihat dari tingkat pendidikannya, pada umumnya pegawai berlatarbelakang SLTA sebanyak 20 orang dari 48 orang pegawai, berlatarbelakang pendidikan SLTP sebanyak 13 orang, 9 orang berpendidikan SD, 4 orang berpendidikan sarjana dan 2 orang merupakan diploma (Gambar 8). Dengan tingkatan pendidikan ini mempengaruhi peran pegawai di struktur organisasi perusahaan. Pegawai dengan latar belakang pendidikan tinggi (sarjana) diposisikan pada jabatan yang lebih tinggi yaitu sebagai manajer atau bagian yang dituntut untuk memiliki keahlian khusus seperti asisten manajer bagian produksi maupun mesin, sedangkan kepala seksi (asisten manajer) AKU maupun bagian keuangan dengan latar belakang pendidikan Diploma. Pegawai dengan pendidikan lebih rendah diposisikan sebagai operator mesin atau dibagian pergudangan dan pekerja dengan latar belakang pendidikan SMP dan SD di posisikan sebagai tenaga keamanan, tenaga kerja yang membantu dibagian produksi atau tenaga kebersihan. Pada bagian operator mesin tidak digunakan tenaga kerja yang lebih tinggi dari SMA karena sifat pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan rutin sehingga pekerja terbiasa dengan tugasnya. Dengan bekal keterampilan dan pemahaman yang telah dilatih sebelumnya, pekerja dengan latar belakan SMA sudah cukup untuk memenuhi kriteria tugas dari bagian tersebut. Selain itu digunakannya tenaga kerja berpendidikan SMA ini cukup meringankan perusahaan dalam pengeluaran untuk upah minimumnya karena pendidikan yang lebih tinggi memiliki upah minimum yang lebih tinggi pula sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.

0 5 10 15 20 25 30 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55

Gambar 7 Sebaran jumlah tenaga kerja berdasarkan usia

Sumber:Laporan tahunan PASA Djatiroto tahun 2013 (diolah)

Usia Orang

35

Bila berdasarkan tugas kerja tiap bagian perusahaan dari total 48 orang pegawai PASA terdapat 6 orang dibagian administrasi kantor, 35 pekerja dibagian produksi (Tabel 8) dan 7 orang dibagian keamanan dan kebersihan. Pada bagian Tabel 8 Pembagian tenaga kerja di bagian produksi berdasarkan tugas

Fungsi bagian Jumlah pekerja

Pekerja Tetap 1. Mandor

2. Operator bahan baku 3. Operator fermentasi 4. Operator destilasi 5. Laboran 6. Tukang mekanik 7. Tukang listrik Pekerja Harian 1. Mandor mekanik 2. Tukang mekanik 3. Tukang listrik 4. Operator limbah 5. Gedung dan perantaran 6. Adm Produksi Pengemudi 7. Pengemudi 3 3 3 6 3 3 3 1 2 1 2 2 1 2 Jumlah 35

Sumber : Laporan Tahunan PASA Djatiroto tahun 2013 (diolah)

Produksi dan Operasi

Pada bagian produksi dan operasi merupakan bagian yang menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan dan pemeliharaan alat dan aset fisik yang dimiliki perusahaan. Pada bagian sumber daya produksi bertugas memproduksi bioetanol dari mulai menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, pemeliharaan mesin produksi, proses produksi bioetanol, uji kualitas dari produk dan bertugas dalam manajemen stok dari perusahaan. Dengan demikian bagian produksi melakukan lima fungsi yakni proses, kapasitas, persediaan, angkatan kerja dan kualitas.

8,33 4,17 41,67 27,08 18.75 S1 D3 SLTA SLTP SD Gambar 8 Sebaran persentase tenaga kerja berdasarkan pendidikan

36

Pengadaan Bahan Baku.

Bahan baku yang digunakan dari pembuatan bioetanol PASA adalah molases yang berasal dari pabrik gula Djatiroto. Pabrik gula Djatiroto termasuk unit usaha PTPN XI yang sekaligus menjadi pemasok tetap bahan baku molases yang digunakan PASA. Walaupun pabrik bioetanol dan pabrik gula Djatiroto merupakan unit usaha PTPN XI, PASA dalam pengadaan molases termasuk diperhitungkan membeli. Namun PASA tidak mengeluarkan biaya transportasi dalam pengadaan bahan bakunya. Pabrik gula mengirimkan molases untuk PASA melalui kolom instalasi yang terhubung antara PASA dengan tempat penyimpan molases pabrik gula Djatiroto. Bahan baku lainnya tidak hanya molases melainkan bahan kimia sebagai campuran dan proses fermentasi molases tersebut.

Laporan tahunan PTPN XI 2012, total produksi seluruh pabrik gula PTPN XI, volume penjualan tetes mencapai 247 014 ton atau 97.9 persen dari RKAP tahun 2012 dan 91 persen terhadap realisasi tahun 2011. Sebanyak 3 567 ton merupakan penjualan tetes ke pabrik alkohol/spiritus yang merupakan unit usaha sesaudara sebagai bahan baku utama produk alkohol/ spiritus. Adapun harga jual rata-rata terealisasi sebesar Rp 1 170/Kg di atas RKAP dari Rp 1 145.5 terhadap realisasi tahun 2011. Situasi pasar tetes pada tahun 2012 relatif baik. Hal ini terlihat dari hasil lelang yang diadakan setiap 2 minggu sekali oleh KPN PTPN di Jakarta. Pada awal giling harga tetes mencapai Rp 1 050/Kg exclusive PPN 10 persen untuk pabrik gula wilayah barat dan Rp 951/Kg exclusive PPN 10 persen untuk PG-PG untuk wilayah timur. Harga tersebut terus naik dari bulan ke bulan dan mencapai puncak pada akhir lelang menjelang tutup giling dengan harga Rp 1344 / Kg PPN 10 persen untuk PG-PG wilayah barat dan Rp 1 240 /Kg exclusive PPN 10 persen untuk wilayah Timur.

Gambar 9 Jumlah tetes yang diolah PASA Djatiroto per tahun Sumber: Laporan tahunan PASA Djatiroto tahun 2013(diolah)

Pada 10 tahun pertama setelah awal berdirinya perusahaan, kebutuhan molases PASA sebesar 40 persen dari total molases yang dihasilkan dari PG Djatiroto dengan masa pengerjaan bioetanol selama 300 hari kerja. Saat ini pengerjaan menurun menjadi 150 hari kerja karena terdapat penurunan 50 persen dari penggunaan molases pada awal produksi. Harga dari bahan baku molases yang cepat berubah dan cenderung mahal mengakibatkan PASA sulit untuk membeli molases. PASA mengatasi harga molases yang tinggi dengan membeli molases sisa penjualan PG Djatiroto (molases kuras) yang harganya lebih murah. Sebagian molases oleh pabrik gula dijual ke sejumlah pabrik seperti pabrik MSG,

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Ton Tahun

37 pabrik kecap ataupun pabrik farmasi atau sejumlah distributor yang menjual kembali ke konsumen lain.

Proses Produksi

Produksi bioetanol PASA dilakukan di Djatiroto yang terletak dekat dengan sumber bahan baku molases. Kegiatan dalam proses produksi meliputi beberapa tahapan dari persiapan bahan baku hingga tahap akhir dimana produk masuk kedalam tangki penyimpanan. Bioetanol yang dihasilkan PASA adalah alkohol 96.5 persen atau alkohol prima, alkohol tehnis dengan kadar 94 persen– 95 persen dan spiritus.

Masa operasi PASA disesuaikan oleh masa penggilingan pabrik gula yakni per 6 bulan hal ini agar dapat memanfaatkan uap dari hasil penggilingan tebu dari pabrik gula untuk menekan tingginya biaya bahan bakar yang dikeluarkan pabrik etanol. Pabrik etanol mempunyai kapasitas produksi 15 000 liter per hari, dengan usia mesin 32 tahun yang telah beroperasi sejak tahun 1982. Perawatan mesin saat ini dilakukan dengan mengganti atau memperabaiki sedikit demi sedikit komponen mesin yang rusak. Mesin akan diperbaiki bila mesin masih bisa diperbaiki dan dilakukan penggantian perangkat mesin apabila perangkat tersebut memang vital dan harus diganti. Umur mesin yang sudah melebihi umur tehnisnya menjadikan PASA mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan-perawatan mesin agar tetap bisa berproduksi. Umur tehnis mesin yang tua dan teknologi pengelolaan yang sudah lama juga mengakibatkan limbah yang dihasilkan cenderung memiliki BOD dan COD melebihi ambang batas baku mutu sehingga tidak sesuai standar baku mutu limbah yang ditetapkan saat ini.

Proses produksi Alkohol Prima (96.5persen)

Pada tahapan persiapan bahan baku ini tahap awal adalah menimbang tetes pekat yang disalurkan dari kolom instalasi gudang molases PG Djatiroto. Tetes pekat yang telah ditimbang kemudian diencerkan dengan penambahan air sampai kepekatan 40 Brix dan dilakukan steaming dengan uap dari PG Djatiroto sampai suhu 80oC dengan PH 4-5 dan ditambahkan asam sulfat tehnis. Campuran yang

telah dibuat tersebut kemudian dipindahkan untuk diendapkan dalam tangki settling dan diambil bagian yang bersih pada tangki ini campuran mempunyai brix sebesar 40 brix dengan suhu 80oC, diendapkan selama 5 jam. PASA mempunyai 2 tangki settling yang digunakan secara bergantian, dalam satu hari mampu mengolah sebanyak 3 kali proses dimana sekali proses membutuhkan 54 Ton molases. Bahan yang terdapat pada tangki settling kemudian didinginkan dengan alat yang selanjutnya dipindahkan pada tangki prefementor.

Sebelum memasuki tahapan fermentasi dan penimbangan bahan baku, PASA mempersiapkan starter atau inokulum bakteri yang akan digunakan dalam proses fermentasi. Ragi sebanyak 2.5 – 3 Kg dicampur air hangat hingga adonan seperti adonan roti setelah mengembang adonan ragi dicampurkan kedalam tangki pra fermentasi yang sudah terdapat campuran tetes yang telah diencerkan, tangki prefermentor mempunyai volume 10 000 liter dengan brix 10-12. Proses prefementor terdapat kegiatan penambahan oksigen (proses aerasi untuk bakteri aerob) dan ditambahkan nutrisi (urea, phospat dan K dari tetes dan anti buih agar tidak banyak buih yang dihasilkan. Tahap prefermentor ini membutuhkan waktu selama 24 jam. PASA mempunyai 2 tangki prefementor dimana satu tangki dipakai dan satu lagi akan dibagi lagi menjadi dua digunakan kembali dalam

38

pembuatan etanol selanjutnya dengan penambahan kembali nutrisi dan bahan campuran lainnya. Pada tahap ini setelah bahan diproses di tangki fermerntasi, tangki prefementor akan menghasilkan creamy yeast dimana bakteri akan digunakan kembali pada tahap prefementor selanjutnya. Bakteri ini akan hidup selama satu bulan di tangki prefementor. Yeast dapat di recycle kembali dengan alat separator namun alat ini rusak maka PASA membuat ragi (starter) setiap kali produksi) dengan cara konvensional seperti yang telah dijelaskan.

Setelah 24 jam dari tahap prefementor kemudian memasuki tahap fermentasi. Pada tahap ini bahan yang pindahkan pada tangki fermentasi adalah bahan yang jernih tidak ada endapannya. Tahap fermentasi akan merubah gula tetes menjadi alkohol dengan kadar 8.5 – 9 persen. Tahapan ini membutuhkan waktu selama 10 jam dengan suhu 30-32oC dan PH 4-5. Dari tahap ini setidaknya kurang dari 15 jam produk yang dihasilkan harus dikeluarkan dari tangki fermentasi agar dapat digunakan memproduksi etanol kembali.

Tahap selanjutnya alkohol yang dihasilkan dengan kadar 8.5 – 9 persen dimurnikan dalam 5 kolom destilasi dimana kolom destilasi pertama akan memurnikan alkohol dan kemudian disaring pada kolom destilasi kedua untuk mengurangi senyawa-senyawa yang terikut dan memekatkan alkohol menjadi 50 persen dan pada kolom destilasi ketiga akan memekatkan kadar alkohol dari kolom ke dua sehingga kadar alkohol yang dihasilkan menjadi 96.5 persen akan tetapi masih terdapat banyak bahan campuran sehingga dimurnikan kembali pada kolom destilasi keempat dan disini dihasilkan alkohol dengan kadar 96.5 persen yang telah bersih atau juga disebut alkohol prima.

Kolom destilasi ke lima digunakan untuk memurnikan alkohol-alkohol yang mempunyai kualitas jelek yang dihasilkan dari kolom destilasi 2, 3 dan 4 dimana alkohol yang dihasilkan ini adalah alkohol tehnis 94-95 persen yang dapat digunakan kembali untuk membuat spiritus. Alkohol dari kolom destilasi keempat akan ditampung sementara pada 3 tangki dengan volume masing-masing 16 000 liter, pengisian tangki dari pagi sampai malam setelah tangki ini penuh pagi harinya alkohol tersebut disimpan dalam tangki gudang tempat penyimpanan sebelum dikeluarkan untuk dijual. Pada tangki yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bioetanol mampu menyimpan sebanyak 1 250 000 liter bioetanol. Selama proses produksi berlangsung tidak hanya bioetanol yang dihasilkan, tetapi juga limbah dimana limbah ini harus dibuang karena dikhawatirkan mencemari lingkungan sekitar.

Limbah dari proses bioetanol akan diendapkan pada kolam yang sudah dipersiapkan khusus untuk pembuangan limbah. Selama proses pengendapan limbah ini, limbah dinetralisir dengan susu kapur untuk menaikkan PH hingga menjadi PH netral PH 6-7 dari air limbah tersebut kemudian barulah limbah dibuang di Lagoon tempat rekomendasi IPAL dalam pembuangan limbah. Berdasarkan peraturan baru tentang ambang batas baku mutu limbah, unsur dari limbah yang dihasilkan PASA melebihi batas maksimum dari baku mutu limbah.

Tingginya nilai baku mutu limbah PASA dikarenakan teknologi yang digunakan PASA lama dan umur tehnis mesin yang sudah tua. Ambang batas baku mutu yang dilihat dari limbah adalah nilai dari COD atau BOD. Kadar bahan kimia (COD) atau kadar bahan organik (BOD) yang menyerap oksigen terlarut dalam air, dapat menyebabkan biota-biota yang hidup dalam air seperti ikan dan hewan lainnya mengalami kekurangan oksigen. Akibat semakin tinggi COD atau

39 BOD akan menurunkan daya hidup biota tersebut. Bila bahan ini terakumulasi dalam air maka lingkungan menjadi rusak dan tercemar. Sebelum perubahan peraturan tentang baku mutu limbah, PASA memanfaatkan limbah yang telah dinetralkan untuk dijadikan pupuk yang dialirkan ke perkebunan tebu yang tak jauh dari pabrik. Dengan adanya perubahan peraturan baku mutu limbah, PASA mengevaluasi kembali pengolahan limbah agar tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

Gambar 10 Proses produksi alkohol prima 96.5 persen

Sumber: Laporan tahunan PASA Djatiroto tahun 2013 (diolah)

Proses produksi Alkohol Teknis (94-95 persen) dan Proses produksi Spiritus Pada proses produksi alkohol tehnis (94-95 persen) serupa dengan proses produksi alkohol prima hanya pada proses destilasi tidak sepanjang proses destilasi pada alkohol prima. Pada proses produksi alkohol tehnis, dihasilkan dari kolom destilasi ke lima yang merupakan kolom pemurnian alkohol-alkohol yang mempunyai kualitas jelek yang dihasilkan dari kolom destilasi 2, 3 dan 4. Pada Proses produksi spiritus, bahan yang digunakan adalah alkohol tehnis yang sudah dihasilkan sebelumnya, dengan melakukan denaturasi (perusakan rantai kimia) dari alkohol tehnis dengan menambahkan bahan lain.

Asam Sulfat 250 Kg Pengenceran Air panas 65 m3 54Ton Tetes Pembibitan Ragi 10 – 11 Jam Mengandung 8-9% alkohol Fermentasi Destilasi Vinase +195-200 m3 Uap 4 ton/ jam, Residu 435 L Alkohol Prima 96,5% 15000 L Anti kerak 3 Kg Urea 90 Kg, Asam Pospat 21 Kg, (N=46%, H3PO4= 85 %) Ragi 3 Kg, Urea 30 Kg, H3PO4 3 Kg, Anti buih 1Kg Tetes 40 bx

40

Gambar 11 Proses produksi alkohol teknis 94-95 persen dan proses produksi spiritus

Sumber: Laporan tahunan PASA Djatiroto tahun 2013 (diolah)

Laporan tahunan PTPN XI pada tahun 2013 menunjukkan bahwa produksi alkohol PASA fluktuatif. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia mengakibatkan inflasi terjadi kenaikan harga barang-barang termasuk harga dari bahan baku produksi saat itu dan bahan bakar. Puncak dampak krisis ekonomi di Indonesia dialami PASA pada tahun 2000, produksi alkohol PASA mengalami penurunan drastis. Namun demikian perlahan PASA mampu beradaptasi dengan perubahan ekonomi yang terjadi saat itu. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan produksi dari alkohol tiap tahun berikutnya mengalami kenaikan dan kenaikan tertinggi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena persediaan gudang yang masih ada dan belum laku untuk dijual sehingga PASA hanya memproduksi sedikit bioetanol dan alasan lain adalah karena lesunya pasar dan masuknya produk impor dengan harga lebih rendah sehingga bioetanol lokal sulit untuk dipasarkan. Setelah tahun

Ragi Vinase 85 m3 Tetes 28 bx Denaturasi Spiritus 7230.3 Liter Tetes 28 bx 10 – 11 Jam Kadar alkohol 9-10% Urea 60 Kg, Anti Buih 2 Kg, Uap Residu = 530 L 33 Ton Tetes Pengencer Pembibitan Ragi Destilasi Fermentasi 7000 L Alkohol Teknis 94-95% Anti Kerak 3Kg Metanol 164,5 L Kerosin 65,8 L Metal violet 39,8 L

41 2010 PASA tidak memproduksi alkohol untuk sementara karena masalah batas baku mutu limbah PASA yang tidak sesuai dengan peraturan yang baru sehingga dilakukan evaluasi kembali. Pada tahun 2015 PASA mulai memproduksi alkoholnya kembali setelah mengevaluasi limbah proses produksi.

Dokumen terkait