• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE KAJIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Locationt Quetient (LQ)

Sektor penghela merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding wilayah lainnya di Cianjur. Sektor yang memiliki

keunggulan komparatif merupakan sektor basis yang dianalisis dengan

menggunakan analisis LQ (locationt quotient), selanjutnya keunggulan

kompetitif dianalisis dengan SSA (shiftShare analysis). Tahun 2007-2011

menunjukkan bahwa terdapat 6 sektor perekonomian yang menjadi basis yaitu sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; Pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Dalam waktu rentang lima tahun sektor pertanian memiliki kedudukan sangat kuat dalam basis kabupaten cianjur dengan nilai LQ masing-masing 3 , 4 4; 3 ,43; 3 , 23 ; 3 , 32 dan 3,44. Ini berarti sektor pertanian memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam perbandingan antar wilayah di tingkat Provinsi Jawa Barat. Hal ini selaras dengan kontribusi sektor pertanian yang mencapai 37,38 persen pada tahun 2011.

Sektor perekonomian yang bukan merupakan basis ekonomi di Kabupaten Cianjur adalah sektor pertambangan , sektor pengolahan, sektor listik, gas dan air bersih dan sektor bangunan. Hal ini berarti tidak memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam perbandingan antar wilayah di tingkat Provinsi Jawa Barat (Tabel 16).

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan data PDRB tahun 2007-2011 berdasarkan harga kostan tahun 2000 dengan klasifikasi subsektor sebanyak 26 subsektor menunjukkan bahwa sektor yang memiliki keunggulan komparatif adalah subsektor tanaman bahan makanan karena topografi wilayah Kabupaten Cianjur yang berbukit-bukit dengan curah hujan cukup dan

masyarakat yang secara turun–temurun lebih banyak membudidayakan tanaman

pangan dan palawija demi memenuhi kebutuhan pangan bagi rumahtangga petani, dan dikenalnya wilayah cianjur sebagai penghasil beras pandan wangi serta produk-produk hortikultura seperti sayur-sayuran dan florikutura.

Selain sebagai petani yang mengandalkan komoditas tanaman pangan dan hortikultura, masyarakat cianjur juga merupakan masyarakat peternak. Subsektor peternakan merupakan salah satu primadona komoditi perdagangan di

Kabupaten Cianjur diantara lain sapi potong, sapi perah, ayam petelur, ayam pedaging, domba dan kambing serta hasil olahannya.

Perkebunan dan Kehutanan juga menjadi sektor basis di Kabupaten Cianjur karena luas hutan mencapai 20% dari luas wilayah darat Kabupaten Cianjur yang terdiri dari kawasan hutan perhutani, dan hutan konsevasi, dimana 75% areal hutan terdapat diwilayah Cianjur Selatan dengan variasi hasil hutan yang cukup beragam, seperti: jati Albizia dan mahoni. Oleh karena itu, seyogyanya pelestarian hutan tetap dilakukan dengan memperhatikan fungsi hutan dan kegunaannya bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan serta sebagai penjaga keseimbangan ekosistem. Potensi perkebunan di Kabupaten Cianjur cukup besar dimana sekitar 19,4% dari seluruh luas merupakan areal perkebunan. Selama ini dikelola oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas 10.709 hektar, Perkebunan Besar Swasta (PBS) sekitar 20.174 hektar dan Perkebunan Rakyat (PR) seluas 37.167 hektar. Peningkatan produksi perkebunan, terutama komoditi teh cukup baik. Produktivitas teh rakyat mampu mencapai antara 1.400 - 1.500 kg teh kering per hektar. Sedangkan yang di kelola oleh perkebunan besar rata-rata mencapai di atas 2.000 kg per hektar.

Subsektor perikanan juga merupakan sektor basis bagi masyarakat Kabupaten Cianjur baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Pengembangan usaha perikanan air tawar dan laut di Kabupaten Cianjur cukup potensial. Baik untuk usaha berskala kecil maupun besar. Beberapa faktor pendukungnya adalah : jumlah penduduk yang relatif besar serta tersedianya lahan budi daya ikan air tawar dan ikan laut. Usaha pertambakan ikan dan penangkapan ikan laut memiliki peluang besar di wilayah Cianjur selatan, khususnya di sepanjang pantai Cidaun hingga Agrabinta. Di wilayah ini, mulai dirintis dan di kembangkan pertambakan budi daya udang. Sedangkan budidaya ikan tawar terbuka luas di cianjur utara dan cianjur tengah. Di wilayah ini terdapat budi daya ikan hias, pembenihan ikan, mina padi, kolam air deras dan keramba serta usaha jaring terapung di danau Cirata, yang sekaligus merupakan salah satu obyek wisata yang mulai berkembangUntuk Wilayah Cianjur bagian Selatanumumnya masih mengandalkan daratan untuk mencari nafkah sehingga sektor perikanan

masih menjadi anak tiri bagi masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Walau demikian, potensi perikanan yang cukup besar di pantai utara bila

dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek carrying capacity akan menjadi sektor

yang unggul di Kabupaten Cianjur

Selain sektor pertanian tersebut, terdapat sektor lain yang memiliki keunggulan komparatif di Kabupaten Cianjur yakni sektor perdagangan, restoran dan hotel. Pada tahun 2011 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 27,07% (cianjur dalam angka 2012). Sarana dan prasarana perdagangan merupakan faktor penunjang dalam pengingkatan pertumbuhan perekonomian, seperti jumlah kios dan toko yang mencapai 9.800 unit, selain itu kabupaten Cianjur merupakan tempat tujuan wisata dari wilayah-wilayah disekitarnya khususnya dari Propinsi DKI Jakarta, dimana Kabupaten Cianjur yang menawarkan berbagai macam obyek wisata baik berupa wisata alam sebanyak 29 obyek wisata, wisata budaya sebanyak 13 obyek wisata maupun wisata buatan sebanyak 2 obyek wisata. Keragaman dari obyek wisata ini cukup menarik para wisatawan untuk berkunjung maupun berlibur ke Kabupaten Cianjur dan hal ini yang pula yang mendorong tingkat hunian hotel di Kabupaten Cianjur cukup tinggi.

Sektor-sektor lain yang menjadi sektor basis di Kabupaten Cianjur adalah pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa (pemerintah dan hiburan). Sektor-sektor tersebut memiliki nilai LQ > 1. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor tersebut memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan menjadi sektor yang memiliki keunggulan dibanding sektor lainnya di wilayah Kabupaten Cianjur ataupun dengan sektor yang sama di kabupaten lainnya.

Sedangkan subsektor lainnya yang memiliki nilai LQ < 1 kurang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Cianjur. Subsektor tersebut adalah penggalian, industri, listrik, air bersih, konstruksi, komunikasi, jasa keuangan

tanpa bank dan jasa penunjang keuangan dan jasa – jasa sosial kemasyarakatan.

Hal ini terjadi karena sektor-sektor tersebut baru dikembangkan di Kabupaten Cianjur dibanding dengan pengembangannya di wilayah lain di Provinsi Jabar

ataupun dibanding sektor lain di Kabupaten Cianjur sehingga produksinya relatif masih rendah.

Masyarakat Kabupaten Cianjur yang umumnya adalah petani belum berorientasi pada pengolahan lanjutan dari hasil produksi pertaniannya sehingga subsektor industri yang mengolah lebih lanjut produksi yang berbahan baku hasil pertanian belum banyak berkembang, namun dengan perubahan orientasi budidaya pertanian menjadi pertanian komersil, sektor industri yang berbasis pertanian harus terus didorong seiring dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan diharapkan akan meningkatkan kontribusi sektor industri. Hal ini, tentunya akan membutuhkan dukungan dari subsektor listrik dan komunikasi.

Tabel. 16. Hasil Analisis LQ berdasarkan PDRB ADHK Kabupaten Cianjur tahun 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011

1. 3,44 3,43 3,23 3,32 3,44

a. Tanaman Bahan Makanan 3,62 3,59 3,35 3,41 3,45 b. Tanaman Perkebunan 1,54 1,57 1,44 1,57 1,64 c. Peternakan 3,26 3,37 3,35 3,56 4,03 d. Kehutanan 1,85 2,05 2,43 2,81 4,03 e. Perikanan 3,71 3,72 3,33 3,29 3,43

2. 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Non Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 0,78 0,80 0,80 0,84 0,85 3. 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07

4. 0,37 0,38 0,35 0,36 0,39 a. Listrik 0,40 0,41 0,41 0,42 0,45 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,29 0,30 0,30 0,31 0,32 5. 0,97 0,96 0,93 0,88 0,85 6. 1,30 1,35 1,27 1,24 1,26

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1,11 1,14 1,14 1,03 1,02 b. Restoran 1,91 1,95 1,96 1,72 2,15 c. Hotel 2,63 2,69 2,69 2,98 3,11 7. 1,63 1,79 1,72 1,55 1,47 a. Pengangkutan 2,19 2,23 2,24 2,14 2,11 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 2,42 2,47 2,48 2,50 2,41 0,01 0,01 0,01 0,04 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,11 3,18 3,18 2,90 2,55 b. Komunikasi 0,62 0,63 0,63 0,66 0,62 8. 1,68 1,71 1,59 1,59 1,47 a. Bank 1,33 1,36 1,37 1,18 1,09

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa Penunjang Keuang 0,58 0,59 0,59 0,60 0,56 c. Sewa Bangunan 2,39 2,44 2,45 2,33 2,16 d. Jasa Perusahaan 1,28 1,31 1,31 1,37 1,29

9. 1,45 1,49 1,48 1,46 1,48

a. Pemerintahan Umum dan Pertahanan 1,44 1,47 1,47 1,62 1,74

b. Swasta 1,47 1,50 1,51 1,30 1,25

0,67 0,68 0,69 0,58 0,57 1,67 1,70 1,71 1,42 1,29 1,64 1,68 1,68 1,44 1,38 Lapangan Usaha

KEUANGAN, PERSEWAAN BANGUNAN & JASA PERUSAHA PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

PERDAGANGAN, RESTORAN, DAN HOTEL BANGUNAN

LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH INDUSTRI PENGOLAHAN PERTAMBANGAN PERTANIAN

JASA-JASA

1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair

1. Pengangkutan Kereta Api

2. Jasa Hiburan & Budaya

3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 2. Pengangkutan Jalan Darat

3. Pengangkutan Laut, Sungai, Danau & Penyeberangan 4. Pengangkutan Udara

5. Jasa Penunjang Pengangkutan