• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE KAJIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN

6.3. Analisis SWOT

Hasil Analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi seperti ditampilkan pada Tabel 23

1. Strategi Strengths-Opportunities (S-O)

Strategi S-O merupakan penggabungan antara faktor internal kekuatan dengan faktor eksternal peluang dengan cara memanfaatkan peluang dengan menggunakan kekuatan. Adapun beberapa strategi yang dihasilkan adalah:

1.1. Pembinaan dan pengembangan berdasarkan potensi wilayah

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

memanfaatkan peluang yang ada dengan cara pembinaan dan pengembangan berdasarkan potensi wilayah. Kabupaten Cianjur yang memiliki sumber daya alam yang melimpah cukup baik untuk pengembangan peternakan berdasarkan kondisi alam di setiap wilayah yang ada di Kabupaten Cianjur. Pengembangan peternakan Kabupaten Cianjur dapat dilakukan di

kecamatan-kecamatan yang menjadi basis peternakan dikabupaten cianjur. Pengembangan di wilayah utara di Kecamatan Sukaresmi, Cikalong kulon, dan Warung Kondang. Wilayah selatan hampir semua kecamatan cocok sebagai wilayah peternakan terutama kecamatan Campaka, Agrabinta dan Naringgul. Koordinasi lembaga yang cukup baik dan dukungan pemerintah terhadap peternakan dapat memacu pertumbuhan peternakan di daerah basis.

1.2. Penguatan kegiatan promosi dan penjualan

Alternatif strategi Penguatan kegiatan promosi dan penjualan dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan kemampuan memasarkan yang dimiliki oleh peternak serta dukungan kebijakan dari pemerintah daerah, untuk memanfaatkan peluang potensi pasar, investasi dan dukungan dunia usaha serta adanya pertumbuhan ekonomi.

1.3. Sedangkan strategi Membangun Forum Kemitraan pemerintah,

peternak dan dunia usaha dirumuskan

Forum kemitraan ini berfungsi sebagai wahana partisipasi dalam perencanaan, penyusunan strategi dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekonomi daerah Kabupaten Cianjur, khususnya yang terfokus pada pengembangan subsektor peternakan. Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, untuk memanfaatkan peluang investasi dan dukungan dunia usaha dan dalam rangka otonomi daerah.

1.4.Investasi bagi pembangunan infrastruktur (sarana dan prasarana) Alternatif strategi ini dirumuskan untuk memaksimalkan

potensi yang dimiliki di Kabupaten cianjur, dengan memanfaatkan adanya peluang investasi dan dukungan dunia usaha dalam rangka otonomi daerah

2. Strategi Strength-Threats (S-T)

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi pembangunan Kabupaten Cianjur. Beberapa alternative strategi S-T yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

2.1. Pengembangan pasar domestik dan ekspor

Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan kemampuan memasarkan para peternak yang didukung dengan kebijakan pemerintah daerah serta koordinasi antar lembaga diharapkan dapat mengatasi ancaman globalisasi dan perdagangan bebas serta fluktuasi harga komoditas subsector peternakan.

2.2. Pengembangan iklim usaha yang kondusif

Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur berperan dalam menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan meningkatkan pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana, serta informasi untuk kegiatan ekonomi. Pengembangan iklim usaha juga menyangkut penyederhanaan peraturan/ prosedur yang berkaitan dengan kegiatan usaha dan penurunan biaya perijinan, serta perbaikan kebijakan yang mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Alternatif strategi ini dirumuskan dengan menggunakan unsur kekuatan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dan potensi sumberdaya alam yang dimiliki , untuk mengatasi ancaman tingkat inflasi dan perdagangan global. Dengan strategi ini diharapkan investor tertarik mengembangkan usaha di

Kabupaten cianjur dan tidak mengalihkan penanaman modal di luar Kabupaten Ciajur atau bahkan ke luar negeri.

2.3. Pemeriksanaan Kesehatan ternak secara kontinyu dan tindak pencegakan penyakit hewan.

Alternatif strategi ini dipilih dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yakni koordinasi antar lembaga serta kebijakan pemerintah daerah guna mengatasi ancaman. Strategi pemeriksaan kesehatan ternak dilakukan untuk melindungi sumberdaya ternak agar tidak merugikan peternak. Strategi ini juga perlu dilaksanakan untuk menjamin produk yang (ASUH) selain itu untuk memenuhi tuntutan produk yang ASUH perlu dilakukan pengawasan pemotongan hewan.

2.4 Membangun forum kemitraan dengan Pemda lainnya dan propinsi Alternatif strategi ini dirumuskan untuk meminimalkan unsur kelemahan ketersediaan sarana dan prasarana, agar dapat menghindari ancaman pengaruh global dan fluktuasi harga komoditas peternakan . Kerja sama dengan Pemerintah Daerah tetangga dan otoritas propinsi terkait perlu dilakukan agar komoditas subsektor peternakan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional, karena pasar dan jejaring pemasok-pembeli tidak mengenal batas administrasi.

3. Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O)

Strategi W-O adalah strategi yang disusun untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa alternatif yang dihasilkan adalah :

3.1 Penguatan kapasitas kelembagaan penunjang

kelemahan kelembagaan penunjang, kualitas dan ketrampilan SDM, informasi dan jaringan pemasaran, dengan memanfaatkan peluang adanya komitmen dan kemitraan semua pemangku kepentingan, adanya potensi penyerapan pasar, adanya investasi dan dukungan dunia usaha dalam rangka otonomi daerah.

3.2 Peningkatan pembinan dan pengembangan SDM Peternak

Kegiatan di sektor peternakan selama ini belum dapat memberikan kehidupan yang layak disebabkan oleh belum mempunyai produk peternakan merespon tuntutan konsumen saat ini yang menuntut kualitas tinggi. Pengembangan teknologi pascapanen dimaksudkan untuk menumbuhkan efisiensi dan memiliki nilai tambah. Pembinaan SDM harus lebih intensif lagi dan lebih menjangkau usaha peternakan yang menyebar.

3.3. Penerapan Teknologi Peternakan dengan Konsep Ramah Lingkungan

Alternatif strategi ini dirumuskan untuk meminimalkan kelemahan sumberdaya manusia peternak dan adopsi teknologi dengan memanfaatkan peluang otonomi daerah dan tuntutan keamanan produk.

3.4 Penyediaan Skim Kredit khusus (Pembiayaan dan akses kredit) Alternatif strategi ini dirumuskan untuk meminimalkan unsur

kelemahan permodalan dan akses pembiayaan, dengan

memanfaatkan adanya peluang investasi dan dukungan dunia usaha serta kebijakan otonomi daerah.

3.5 Pengembangan kemitraan yang lebih luas dan saling

menguntungkan

untuk mengatasi kelemahan SDM Peternak, dan

menyebarnya usaha peternakan serta terbatasnya

permodalan serta ketersediaan sarana prasarana yang minimatau mengurangi tekanan dari berbagai ancaman dan kelemahan peternakan.

4. Strategi Weaknesses- Threats (W-T)

Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Alternatif strategi W-T yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

4.1. Optimalisasi pemanfaatan dan pengamanan sumberdaya lokal Sumber daya alam yang melimpah serta dukungan pemerintah yang kuat dapat mengatasi pengaruh buruk kondisi krisis global terutama ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal maka kondisi sosial masyarakat akan merespon secara positif karena mereka dilibatkan dalam pengembangan ekonomi.

KEKUATAN (S) S1 Basis peternakan

S2 Potensi Sumberdaya Alam S3 Koordinasi antar lembaga S4 Kemampuan memasarkan S5 Kebijakan Pemerintah

KELEMAHAN (W) W1 Sumberdaya Manusia Peternak W2 Penyebaran peternakan W3 Adopsi Tekonologi

W4 Permodalan dan akses pembiayaan

W5 Ketersediaan Sarana dan Prasarana

PELUANG (O) O1 Potensi Pasar

O2 Investasi dan dukungan dunia usaha O3 Otonomi Daerah O4 Pertumbuhan ekonomi O5 Tuntutan Keamanan Produk STRATEGI S-O

1. Pembinaan dan Pengemba-ngan berdasarkan potensi wilayah (S1, S2, S3, O1, O3,) 2. Penguatan kegiatan promosi

dan penjualan ( S4,S5, O1, O2,04, O5)

3. Membangun Forum Kemitraan pemerintah, peternak dan dunia usaha (S3, S5, O2,O5)

4. Investasi bagi pembiayaan infrastruktur (sarana dan prasarana) (S5, O3,O4)

STRATEGI W-O 1. Penguatan Kapasitas

kelembagaan penunjang (W1, W2, O1,O3) 2. Peningkatan pembinaan dan

pengembangan SDM Peternak (O1, O5, W1, W2, W3)

3. Penerapan teknologi peternakan dengan konsep ramah

lingkungan (W1, W3, O3, O5) 4. Penyediaan skim kredit khusus

(W4, O1,O2)

5. Pengembangan kemitraan yang lebih luas dan saling

menguntungkan ( W1, W2, W4, W5, O4, O3)

ANCAMAN (T) T1 Alih Fungsi Lahan T2 Kejadian penyakit ternak T3 Fluktuasi Harga

T4 Sosial Budaya Masyarakat T5 Pengaruh Global

STRATEGI S-T

1. Pengembangan pasar domestik dan ekspor ( S3, S4, S5, T3, T5)

2. Pengembangan iklim usaha yang kondusif (S1,S5, T1, T5) 3. Pemeriksaan kesehatan ternak

secara kontinyu dan tindak pencegahan penyakit hewan

(S3, S5, T2, T4)

4. Membangun kerjasama lintas Pemda kabupaten dan propinsi (S2, S4, T2, T5)

STRATEGI W-T 1. Optimalisasi pemanfaatan dan

pengamanan sumberdaya lokal (T4, T5, S1, S2, S3)