• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Saluran Pemasaran 1 Jenis Saluran Pemasaran

6.2.3 Analisis Margin Pemasaran

Analisis margin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi dari sistem pemasaran yang ada. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga di tingkat konsumen akhir dengan harga di tingkat produsen. Pada penelitian ini, margin pemasaran yang digunakan adalah selisih antara harga di tingkat pedagang pengumpul dan KUD Cepogo dengan harga di tingkat peternak. Analisis margin pemasaran dapat dilihat pada Tabel 9.

Pada Tabel 9 saluran pemasaran yang memiliki biaya pemasaran terbesar adalah saluran dua, tiga dan empat. Saluran yang memiliki biaya pemasaran terbesar adalah saluran yang melibatkan KUD Cepogo sebagai pembeli susu dari peternak. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KUD Cepogo adalah biaya transportasi, biaya tenaga kerja, biaya listrik untuk proses pendinginan, dan biaya zat laboratorium dengan total biaya adalah Rp 127 per liter susu. KUD bekerja sama dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) dalam hal penjualan susu, sehingga KUD Cepogo perlu memastikan bahwa susu yang akan dijual telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh IPS. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai pengujian dan proses pendinginan agar susu tidak rusak ketika dikirim ke IPS. Sehingga, dibutuhkan biaya pemasaran yang cukup besar. IPS dan pedagang pengumpul membeli susu dari KUD dengan harga rata-rata Rp 4.500 per liter susu. dalam penelitian ini tidak disebutkan margin pemasaran yang diterima oleh IPS dan pedagang pengumpul, hal ini disebabkan oleh IPS mengolah susu menjadi produk turunan susu, yang mengakibatkan jenis produk olahan yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk menentukan harga jual per liter.

Berbeda dengan KUD Cepogo, pedagang pengumpul memiliki biaya pemasaran yang lebih rendah. Komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang pengumpul akibat membeli susu dari peternak adalah biaya transportasi dan biaya tenaga kerja dengan total Rp 92 per liter susu untuk saluran satu dan Rp 98 per liter susu untuk saluran dua. Pedagang pengumpul menjual susu ke IPS dengan harga sebesar Rp 4.700 per liter. IPS mengolah susu menjadi produk olahan susu sehingga tidak dihitung margin pemasaran yang terjadi di IPS.

Pada saluran kelima tidak terdapat margin pemasaran, karena pada saluran ini peternak menjual susu ke konsumen akhir secara langsung dengan jumlah responden sebanyak 20 responden, dan peternak tidak mengeluarkan biaya pemasaran untuk menjual susu ke konsumen. Pada umumnya konsumen yang membeli susu langsung ke peternak tinggal di daerah sekitar rumah peternak,

36

sehingga tidak membutuhkan biaya untuk membeli susu, seperti biaya transportasi dan lainnya. Pada saluran ini harga susu di tingkat konsumen sama dengan harga susu di tingkat produsen. Pada Tabel 9 terdapat komponen cost of capital. Cost of capital pada penelitian ini merupakan biaya pengadaan sapi perah. Cost of capital

jika seandainya peternak meminjam dana dari perbankan untuk kegiatan pengadaan sapi perah.

Tabel 9 Biaya pemasaran susu sapi perah di Kecamatan Cepogo Maret 2015

Lembaga pemasaran Satuan Saluran

1 2 3 4 5

Peternak sapi perah

Cost of Capital Rp/Liter 808 791 791 791 795

Biaya produksi Rp/Liter 1.706 1.680 1.680 1.680 1.655

Keuntungan Rp/Liter 2.466 1.129 1.129 1.129 2.550

Harga jual Rp/Liter 4.350 3.600 3.600 3.600 5.000

Pedagang Pengumpul

Harga Beli Rp/Liter 4.350

Biaya Pemasaran Rp/Liter 92

Keuntungan Rp/Liter 258

Harga Jual Rp/Liter 4.700

Margin Rp/Liter 350

KUD Cepogo

Harga Beli Rp/Liter 3.600 3.600 3.600

Biaya Pemasaran Rp/Liter 127 127 127

Keuntungan Rp/Liter 873 773 773

Harga Jual Rp/Liter 4.600 4.500 5.000

Margin Rp/Liter 900 900 1.273

IPS

Harga Beli Rp/Liter 4.700 4.600

Pedagang Pengumpul

Harga Beli Rp/Liter 4.500

Konsumen Akhir

Harga Beli Rp/Liter 5.000 5.000

Total biaya pemasaran 92 127 127 127 0

Total keuntungan 2.741 2.002 1.902 1.902 2.550

Total margin 350 900 900 1.273 0

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah) 6.2.4 Farmer’s share

Farmer’s share adalah porsi dari nilai yang dibayarkan oleh konsumen akhir yang diterima oleh peternak, biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Farmer’s share dalam penelitiaan ini melibatkan harga beli susu yang ditetaapkan oleh KUD Cepogo, IPS, warung minuman, dan konsumena akhir terhadap susu yang dibeli dari peternak. Farmer’s share dalam penelitian ini dapat dilihat di Tabel 10.

Pada Tabel 10 farmer’s share terbesar dimiliki oleh saluran pemasaran kelima, dengan persentase 100 persen. Saluran ini memiliki farmer’s share

37 sebesar 100 persen karena pada saluran ini petenak menjual susu ke kosumen akhir secara langsung, sehingga tidak membutuhkan biaya pemasaran. Saluran lima sangat menguntungkan peternak, karena harga susu yang tinggi, namun, pada saluran ini jumlah susu yang dijual ke konsumen tidak sebanyak jumlah susu yang dijual ke pedagang pengumpul atau KUD, karena tidak setiap hari konsumen membeli susu ke peternak. Saluran yang memiliki persentase terbesar selanjutnya adalah saluran pertama dengan persentase farmer’s share sebesar 92 persen. Farmer’s share pada saluran yang melibatkan KUD Cepogo, yakni saluran dua, tiga, dan empat memiliki dua jenis farmer’s share yang berbeda, yakni sebesar 80 persen dan 72 persen. Perbedaan farmer’s share dari tiga saluran pemasaran adalah harga jual dari KUD Cepogo ke IPS, pedagang lokal, dan konsumen. Pada saluran ketiga dan keempat, KUD menjual susu ke IPS dan pedagang lokal dengan rata-rata harga yang sama, yakni sebesar Rp 4.500 per liter susu. Sedangkan harga jual ke konsumen pada saluran lima sebesar Rp 5.000 per liter susu, namun jumlah susu yang dijual ke konsumen tidak sebanyak jumlah susu yang dijual ke IPS dan pedagang pengumpul.

Tabel 10 Farmer’s share penjualan susu sapi perah Kecamatan Cepogo, Maret 2015

Saluran ke-

Harga di Tingkat (Rp) Farmer’s

share (%) Peternak Sapi Perah Pedagang Pengumpul KUD Cepogo IPS Warung Minuman Konsumen akhir 1 4.350 4.700 - 4.700 - - 92 2 3.600 - 4.500 4.500 - - 80 3 3.600 - 4.500 - 4.500 - 80 4 3.600 - 5.000 - - 5.000 72 5. 5.000 - - - - 5.000 100

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

6.3 Analisis Pendapatan Peternak Sapi Perah

Perbedaan saluran pemasaran dan perbedaan faktor keanggotaan di KUD Cepogo menyebabkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo. Pendapatan merupakan selisih total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Pendapatan peternak berasal dari penerimaan total dari penjualan susu dan total biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak.

Analisis pendapatan meliputi analisis pendapatan atas biaya total dan analisis pendapatan atas biaya tunai yang dikeluarkan peternak sapi perah. Struktur biaya dari peternak tipe I dan tipe II sama, sehingga yang membedakan dari dua tipe ini adalah jumlah penerimaan yang berasal dari penjualan susu. Peternak tipe I menerima harga dari KUD sebesar Rp 3.600 per liter, sedangkan tipe II menerima harga dari pedagang pengumpul sebesar Rp 4.350 per liter.