• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

V GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

5. 1 Letak Geografis dan Pembagian Administratif Lokasi Penelitian

Kecamatan Cepogo merupakan salah satu dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali. Kecamatan Cepogo berada di bagian selatan Kabupaten Boyolali seperti terlihat pada Lampiran 5. Kecamatan Cepogo terdiri dari 15 desa. Wilayah Kecamatan Cepogo dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Kecamatan Ampel Sebelah Timur : Kecamatan Boyolali Sebelah Selatan : Kecamatan Musuk Sebelah Barat : Kecamatan Selo

Jumlah penduduk Kecamatan Cepogo ada tahun 2013 sebanyak 54.033 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 26.640 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 27.393 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0.38% dari tahun 2012 penduduk Kecamatan Cepogo sebanyak 53.820 jiwa dan pada tahun 2013 meningkat menjasi 54.033 jiwa. Kecamatan Cepogo memiliki luas sebesar 5.299,8 Ha yang didominasi oleh tanah tegalan atau ladang sebesar 3.118,6 Ha. Kecamatan Cepogo beriklim sedang, dengan curah hujan 2984 Mm pada tahun 2013 dengan jumlah hari hujan 176 Hh (Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, 2014).

Desa Mliwis merupakan salah satu dari 15 desa yang ada di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Desa Mliwis terletak sekitar 3 km dari pusat Kecamatan Cepogo, 8 km dari ibukota Kabupaten Boyolali dan 80 km dari ibukota Provinsi Jawa Tengah. Desa Mliwis memiliki batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Cabean Kunti Sebelah Selatan : Desa Sumbung Sebelah Barat : Desa Jelok Sebelah Timur : Desa Sukabumi

Desa Mliwis beriklim sedang, dengan curah hujan 2000 Mm pada tahun 2013, selama satu tahun jumlah hari hujan 176 Hh, dengan rata-rata turun hujan selama tiga bulan. Suhu rata-rata harian pada musim hujan Desa Mliwis berkisar 18° C-19° C, dan pada musim kemarau antara 22° C - 25° C. Luas wilayah Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo adalah 230 Ha. Sebagian besar lahan di Desa Mliwis digunakan untuk sawah/tegalan sebesar 150 Ha atau mencapai 65,21% dari total luas area Desa Mliwis (Monografi Desa Mliwis, 2013).

Berdasarkan laporan dari kantor Desa Mliwis pada tahun 2013, penduduk di Desa Mliwis berjumlah 6.527 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebesar 3.293 jiwa dan perempuan berjumlah 3.234 jiwa. Komposisi penduduk Desa Mliwis berdasarkan matapencaharian terdiri dari: petani 1.293 orang, peternak 581 orang, pedagang 198 orang, buruh bangunan 163 orang, wiraswasta 513 orang, dan lain lain 239 orang (Monografi Desa Mliwis, 2013).

Selain Desa Mliwis, lokasi penelitian juga terdapat di Desa Sumbung . Desa Sumbung merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Desa Sumbung terletak sekitar 6 km dari pusat Kecamatan Cepogo, 14 km dari ibukota Kabupaten Boyolali dan 85 km dari

23 ibukota Provinsi Jawa Tengah. Desa Sumbung memiliki batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sumbung Sebelah Selatan : Kecamatan Musuk Sebelah Barat : Desa Gedangan Sebelah Timur : Desa Paras

Desa Sumbung memiliki iklim sedang, dengan curah hujan 2000 Mm pada tahun 2013, selama satu tahun jumlah hari hujan 176 Hh, dengan rata-rata turun hujan selama tiga bulan. Suhu rata-rata harian pada musim hujan Desa Sumbung berkisar 17°-19° C, dan pada musim kemarau antara 21°- 25° C. (Monografi Desa Sumbung, 2013).

5.2 Gambaran Umum KUD Cepogo

Kantor Unit Desa (KUD) Cepogo terletak di Jalan Boyolali-Selo, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. KUD Cepogo didirikan pada tanggal 28 November 1973 dengan Badan Hukum No: 8472c/BH/PAD/KWK.11/X/1996. KUD Cepogo dibentuk dari kelompok kelompok koperasi kecil di Kecamatan Cepogo. Sebelum tahun 1960, di Kecamatan Cepogo telah berdiri beberapa koperasi yang kebanyakan koperasi tersebut bernanung di bawah partai masing-masing. Pemerintah membentuk wadah baru yang disebut BUUD, di mana kepengurusan dari BUUD diambil dari pengurus koiperasi-koperasi partai yang masih aktif pada saat ini. BUUD belum dapat mengadakan kegiatan usaha secara luas, sehingga untuk meningkatkan keberadaan organisasi, BUUD diubah menjadi Koperasi Unit Desa dengan BH No. 8472/BH/VI/1973. Kemudian pada tahun 1996 diperbaharui menjadi BH No. 8472c/BH/PAD/KWK.11/X/1996.

KUD Cepogo memiliki luas daerah kerja sebanyak 15 desa, dengan batas wilayah kerja:

Sebelah Utara : KUD Ampel

Sebelah Timur : KUD Kota Boyolali Sebelah Selatan : KUD Musuk

Sebelah Barat : KUD Selo.

Kegiatan utama KUD Cepogo adalah penyaluran susu sapi perah dari anggota KUD. Setiap harinya, petugas KUD mengambil susu sapi perah segar dari peternak pada pukul 05.30 WIB dan 14.30 WIB. Terdapat Tempat Penampungan Susu (TPS) di setiap desa di Kecamatan Cepogo, sehingga peternak tidak eprlu membawa susu ke KUD Cepogo. KUD Cepogo memiliki standar susu yang akan disetorkan ke KUD. Susu yang ditampung oleh KUD disalurkan ke pembeli lokal dan perusahaan pengolah susu sapi perah PT Cita Nasional Salatiga dan PT So Good Food Boyolali. KUD Cepogo juga memiliki unit usaha lain yang mendukung aktivitas anggota untuk meningkatkan produktivitas dari sapi masing- masing, dan dapat pula digunakan oleh masyarakat umum lainnya. Unit usaha tersebut terdiri dari unit usaha simpan pinjam, unit usaha Kredit Umum

“Swamitra”, unit usaha pembayaran listrik bulanan, unit usaha Warung Serba Ada (waserda), dan unit pengadaan ternak. Unit-unit usaha tersebut menyediakan kebutuhan anggota seperti pakan dan konsentrat yang merupakan variabel input

24

pada kegiatan produksi susu sapi perah. Saat ini unit usaha KUD cepogo masih berjalan dan banyak diminati oleh anggota serta masyarakat Cepogo.

Anggota aktif di KUD Cepogo pada tahun 2014 sebesar 5.583 jiwa, yang tersebar di 15 desa. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD Cepogo cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi susu KUD cepogo dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Produksi susu KUD Cepogo tahun 2008-2014

Tahun produksi Jumlah produksi susu (liter)

2008 3.076.560 2009 3.175.673 2010 3.421.753 2011 3.397.851 2012 2.700.000 2013 3.240.000 2014 3.546.000

Sumber: Data primer, 2015 (Diolah)

Pada Tabel 4 produksi susu KUD Cepogo cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 hingga 2010 produksi susu meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 172.596,5 liter/tahun. Pada tahun 2011 produksi susu mengalami penurunan sebesar 23.902 liter. Penurunan produksi susu berlanjut hingga tahun 2012 yang hanya berproduksi sebanyak 2.700.000 liter. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas Gunung Merapi yang mempengaruhi kesehatan hewan dan aktivitas pemerahan susu. Sehingga banyak hewan sapi yang mati dan pemasaran susu sapi perah menjadi terganggu.

Banyak prestasi yang telah diraih KUD Cepogo hingga saat ini. Pada tahun 1990 hingga 1996, KUD Cepogo dinobatkan menjadi KUD Mandiri Teladan Nasional. Dengan berbagai fasilitas yang menunjang jalannya KUD Cepogo, hingga saat ini KUD Cepogo menjadi pilihan peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo untuk menyalurkan produksi susu sapi perah (KUD Cepogo, 2014).