• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai saluran pemasaran dan pengaruh keberadaan koperasi susu dalam peningkatan produktivitas dan pemberdayaan peternak sapi perah telah banyak dilakukan. Namun untuk analisis perbandingan pendapatan antara

15 peternak sapi perah yang menjadi anggota koperasi dengan yang tidak masih sedikit dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Purba tahun 2008 membahas mengenai Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Pepaya California (Kasus: Desa Cimande dan Desa Lemahduhur, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Hasil penelitian menyebutkan bahwa usahatani pepaya California sangat menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari R/C ratio lebih dari satu untuk setiap skala usaha. Pada perbandingan skala usaha disimpulkan bahwa semua petani responden di lokasi penelitian (baik skala kecil, skala menengah, dan skala besar) memperoleh keuntungan karena nilai R/C atas biaya tunai maupun nilai R/C atas total biaya yang diperoleh petani tersebut lebih besar dari satu. Untuk perbandingan pendapatan per tahun berdasarkan skala usaha dengan luas lahan satu hektar, kegiatan usahatani pepaya California untuk petani skala menengah lebih efisien (dengan jumlah tanaman 1.587 pohon dan jarak tanam 2 m x 2,5 m). Pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani tersebut sebesar Rp 145.889.565,22 dengan R/C atas biaya tunai 5,66 dan pendapatan atas total biaya sebesar Rp 140.725.362,32 dengan R/C atas total biaya 4,86. Pada saluran pemasaran pepaya California di Desa Cimande dan Desa Lemahduhur, terdapat dua bentuk pola saluran. Pada pola saluran I, petani menjual pepaya kepada supplier, kemudian supplier menjual papaya tersebut kepada pedagang pengecer dan pedagang pengecer menjualnya lagi kepada konsumen akhir. Sedangkan untuk pola saluran II, petani menjual pepaya langsung kepada pabrik (konsumen akhir).

Dewi melakukan penelitian pada tahun 2012 membahas Kemitraan Peternak

Sapi Perah dengan KUD “Batu” dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Peternak Sapi Perah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kemitraan antara KUD Batu dengan para peternak sapi perah, yaitu mengadakan program kredit sapi perah, program pemberian penyuluhan secara teknis, dan pemberian bantuan permodalan. Setelah memberikan program kepada para peternak yang menjadi anggota KUD, KUD juga memberi pelayanan kepada peternak sapi yakni melakukan penampungan air susu, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ternak sapi perah, pelaksanaan inseminasi buatan dan kemudahan untuk mendapatkan makanan ternak. Hal ini merupakan wujud untuk meningkatkan perkembangan usaha peternakan sapi perah masyarakat, dan agar masyarakat lebih berdaya dan dapat terus memacu usaha peternakan sapi perahnya, sehingga usaha peternakan ini bisa menyokong kehidupan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usahaternak sapi perah.

Di sini selain KUD, pemerintah juga memberikan bantuan yaitu bantuan KKPE yang bertujuan membantu KUD untuk mendapatkan permodalan yang selanjutnya diberikan kepada peternak, dan pemerintah juga memberikan bantuan pelatihan kepada para karyawan KUD agar karyawan bisa memberikan penyuluhan kepada para peternak, sehingga kemitraan antara pemerintah, KUD dan peternak sapi perah bertujuan untuk meningkatkan perekonomian para peternak sapi perah. Setelah terjadinya kemitraan ini, petani dan KUD mendapatkan hasil seperti peningkatan produktivitas susu, anak peternak bisa melanjutkan sekolah, pembuatan jalan beraspal, serta terpenuhinya fasilitas umum.

Mitha (2012) melakukan penelitian mengenai Sejarah Koperasi Susu “SAE”

16

Koperasi Susu “SAE” Pujon di tengah masyarakat telah menimbulkan dampak baik fisik maupun dampak sosial. Dampak fisiknya yaitu kesejahteraan masyarakat khususnya yang mempunyai jumlah kepemilikan sapi lebih dari lima ekor semakin meningkat, yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dari kondisi perumahan dan kepemilikan akan barang mewah semakin marak. Dampak sosialnya yaitu semakin meningkatnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya anak sekolah yang tetap melanjutkan sekolahnya dan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Program ataupun fasilitas yang disediakan Koperasi Susu “SAE” Pujon juga dapat dikatakan menunjang kesejahteraan masyarakat seperti program biogas yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh energi pengganti yaitu berupa bahan bakar yang dirasa saat ini sudah mulai langka dan harganya mahal. Tersedia ada fasilitas kesehatan berupa Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Nurul Ihsan yang telah membantu masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan karena sekarang menjadi balai pengobatan umum yang dapat diakses masyarakat umum,

tidak hanya peternak anggota Koperasi Susu “SAE”. Namun terdapat sebagian

masyarakat Pujon yang beranggapan bahwa beternak sapi perah itu malah justru

rugi dan dengan menjadi anggota Koperasi Susu “SAE” Pujon tidak lantas sejahtera karena Koperasi Susu “SAE” Pujon tidak memberikan jaminan kepada

peternak yang masih dalam kondisi miskin. Masyarakat tersebut adalah masyarakat dengan jumlah kepemilikan sapi perah kurang dari lima ekor.

Ghosh (2003) melakukan penelitian tentang pengembangan koperasi susu dan dampaknya terhadap produktivitas dan peningkatan pendapatan rumah tangga di Distrik Sirajganj dan Distrik Gopalganj, Bangladesh. Hasil penelitian tersebut menyebutkan BMPCUL merupakan organisasi produsen susu di Bangladesh yang sudah berjalan dengan baik. Koperasi yang berada di bawah naungan BMPCUL sudah sangat banyak dan saat ini meningkat dengan cukup drastic, begitu pun dengan anggota masing-masing koperasi. Koperasi tersebut memberikan pelayanan seperti AI, vaksinasi, fasilitas perawatan lainnya, dan persilangan sapi yang ikut berkontribusi meningkatkan kualitas sapi. BMPCUL menjadi organisasi produksi susu yang dominan, mencapai 60% dari kebutuhan susu di Bangladesh. Pada waktu yang sama produksi susu setiap anggota koperasi meningkat secara tajam. Hal ini berimbas pada kualitas susu sapi yang dihasilkan oleh anggota koperasi lebih baik dibanding yang berasal dari luar koperasi. Harga yang didapat oleh anggota koperasi pun jauh lebih tinggi dibanding yang bukan anggota koperasi. Berdasarkan hal tersebut maka pendapatan peternak sapi perah yang menjadi anggota koperasi meningkat.

Perbedaan penelitian ini dengan peneltian yang lain terletak pada saluran pemasaran yang akan diidentifikasi, analisis pendapatan serta lokasi penelitian. Saluran pemasaran yang akan diidentifikasi merupakan saluran pemasaran susu yang terdapat di Kecamatan Cepogo dari peternak sapi perah, KUD Cepogo, GKSI, serta Industri Pengolahan Susu yang terdapat di Boyolali. Pada penelitian ini, analisis pendapatan akan dibedakan menjadi dua yakni adalah pendapatan peternak atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.