• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, total responden yang diwawancarai sebanyak 75 responden, yang dibagi menjadi tiga kelompok responden. Kelompok responden yang pertama adalah kelompok peternak sapi perah dengan jumlah responden 67 orang yang tinggal di Desa Miliwis dan Desa Sumbung Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Kelompok responden yang pertama dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok peternak sapi perah anggota KUD, dan kelompok peterrnak sapi perah bukan anggota KUD. Kelompok peternak anggota KUD dalam penelitian ini disebut Tipe I, dan kelompok peternak non KUD disebut Tipe II. Tipe I dalam penelitian ini berjumlah 31 responden, sedangkan Tipe II berjumlah 36 responden. Kelompok responden yang kedua adalah kelompok

25 pedagang pengumpul yang membeli susu dari sebagian peternak. Kelompok responden kedua berjumlah tiga orang. Kelompok responden ketiga adalah kelompok responden petugas KUD berjumlah tiga orang. Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah umur responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman beternak sapi perah, dan kepemilikan sapi perah. Distribusi responden pada penelitian ini dapat dilihat di Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Distribusi responden peternak sapi perah Kecamatan Cepogo bulan Maret

2015 Karakteristik

Responden

Jumlah Responden (Orang) Jumlah

(Orang) Presentase (%) Tipe I Tipe II Umur (tahun) <30 3 1 4 5,97 31-40 9 11 20 29,85 41-50 13 18 31 46,27 51-60 6 6 12 17,91 Jenis Kelamin Laki-laki 25 18 43 64,18 Perempuan 6 18 24 35,82 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 0 1 1 1,49 Tamat SD 9 16 25 37,31 Tamat SMP 10 11 21 31,34 SMA 8 7 15 22,39 Diploma/S1 4 1 5 7,46 Pengalaman (Tahun) 0-10 9 7 16 23,88 11- 20 9 16 25 34,71 21-30 12 13 25 34,71 >31 1 0 1 1,49

Kepemilikan sapi laktasi (ekor)

<3 11 6 17 26,15

3-5 14 25 39 60,00

>5 6 3 9 13,85

Kepemilikan sapi non laktasi

<3 26 24 50 74,63

3-5 5 12 17 25,37

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah) Umur Responden

Umur responden dianggap penting dalam penelitian ini. Umur responden akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan kemampuan fisik responden untuk menjalankan aktivitas peternakan. Kegiatan peternakan sapi perah ini membutuhkan tenaga yang sangat besar sehingga umur akan berpengaruh pada produktivitas usaha. Pada Tabel 5 sebagian besar responden peternak sapi perah berada pada kelompok umur 41-50 tahun, yakni sebanyak 31 responden atau sekitar 46,27 persen dari total responden peternak. Berdasarkan kondisi di lapang peternak pada lokasi penelitian memiliki kesempatan dan potensi untuk meningkatkan produktivitas dari ternak. Presentase umur terendah berada di kelompok umur <30 tahun sebanyak empat responden atau 4,97 persen. Pada

26

Tabel 6 sebagian besar pedagang pengumpul dan petugas KUD Cepogo berada di kelompok usia 51-69 tahun dengan jumlah presentase sebesar 66,67 persen. Sedangkan sisanya berada di kelompok usia 41-50 tahun.

Jenis Kelamin Responden

Kegiatan usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian tidak hanya dikerjakan oleh kaum laki-laki saja, namun banyak kaum wanita yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan Tabel 5, dari 67 responden, sebanyak 43 responden berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 64,18 persen, sedangkan sisanya usaha ternak sapi perah dijalankan oleh kaum perempuan atau sebesar 35,82 persen. Pedagang pengumpul dan petugas KUD di lokasi penelitian rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Tabel 5 menjelaskan hampir sepertiga peternak merupakan berjenis kelamin wanita. Pedagang pengumpul yang yang berjumlah tiga responden berjenis kelamin laki-laki, dan untuk petugas KUD juga berjenis kelamin laki-laki. Pada dasarnya di KUD Cepogo terdapat unit yang dikerjakan oleh petugas wanita, namun pada penelitian ini petugas yang diwawancarai berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 6 Distribusi responden pedagang pengumpul dan petugas KUD Maret 2015 Karakteristik

Responden

Jumlah Responden (Orang)

Jumlah (Orang)

Presentase (%) Pedagang

Pengumpul Petugas KUD

Umur (tahun) 41-50 1 1 2 33,33 51-60 2 2 4 66,67 Jenis Kelamin Laki-laki 3 3 6 100 Perempuan 0 0 0 0 Tingkat Pendidikan Tamat SMP 1 0 1 16,67 SMA 2 2 4 66,67 Diploma/S1 0 1 1 16,66

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah) Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden sangat beragam. Tingkat pendidikan orang berpengaruh pada kemampuan orang dalam mengambil keputusan dan kualitas sumberdaya manusia dari usaha tersebut. Pada Tabel 5, responden dengan tingkat pendidikan SD memiliki porsi terbesar yakni sekitar 37,31 persen. Kelompok SMP menduduki posisi kedua sebanyak 21 orang atau 31,34 persen dari total responden. Selanjutnya, diikuti dengan kelompok SMA dengan jumlah 15 responden atau 22,39 persen, kelompok Diploma/S1 dengan jumlah 5 responden atau 7,46 persen dari total responden. Sisanya adalah kelompok responden tidak tamat SD dengan presentase sebesar 1,49 persen atau sebanyak satu responden.

Pada Tabel 6, sebagian pedagang pengumpul dan petugas KUD yang diwawancarai memiliki tingkat pendidikan SMA, dengan presentase sebesar 66,67 persen, dan sisa lainnya berpendidikan SMP sebanyak satu orang, dan satu lainnya berpendidikan Diploma.

27

Pengalaman Beternak Sapi Perah

Selain tingkat pendidikan formal, pengetahuan seorang peternak dapat dipengaruhi oleh pendidikan non formal dan pengalaman beternak sapi perah. Pada umumnya, semakin lama pengalaman seseorang peternak sapi perah, maka pengetahuan dalam beternak akan semakin banyak. Usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian merupakan usaha turun temurun, sehingga banyak peternak yang telah memiliki pengalaman sejak dini. Pada Tabel 5, sebanyak masing-masing 25 responden memiliki pengalaman berternak sapi perah selama kurun waktu 11-20 tahun dan 21-30 tahun atau dengan persentase masing-masing sebesar 34,71 persen dari total responden. Persentase terendah merupakan responden dengan pengalaman berternak >31 tahun sebanyak satu responden, atau 1,49 persen.

Jumlah Kepemilikan Sapi Perah

Jumlah kepemilikan sapi perah sangat bervariasi, pengelompokkan ini didasarkan pada jumlah sapi laktasi dan sapi non laktasi yang dimiliki oleh responden. Sapi laktasi merupakan sapi yang sedang dalam masa produktif, yakni dapat menghasilkan susu. Sapi non laktasi adalah sapi yang sedang tidak dalam masa produktif, sehingga tidak dapat menghasilkan susu, terdiri dari sapi kering kandang, sapi dara, sapi penjantan dan sapi pedet.

Pada Tabel 5 pada kepemilikan sapi laktasi, sebagian besar responden berada pada kelompok kepemilikan sapi sebanyak 3-5 ekor, yakni 39 responden atau 60 persen dari jumlah total responden. Diikuti dengan kelompok kepemilikan sapi laktasi kurang dari lima ekor sebanyak 17 responden. Dengan rata-rata produksi susu per sapi laktasi per hari sebesar 11,30 liter. Kepemilikan sapi laktasi di lokasi penelitian relatif sedikit, karena usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian masih terbilang usaha ternak skala kecil.

Pada umumnya peternak sapi perah memiliki sapi non laktasi untuk tabungan keluarga. Ketika keluarga peternak sedang membutuhkan dana mendesak, maka mereka akan menjual sapi non laktasi yang dimiliki. Sebagian besar peternak memiliki sapi non laktasi antara satu hingga tiga ekor. Seperti terlihat pada Tabel 5, sebanyak 50 responden memiliki sapi kurang dari tiga ekor dengan persentase sebesar 74,63 persen. Sebanyak 17 responden atau sebesar 25,37 persen memiliki sapi non laktasi di kelompok 3-5 ekor.

6.2 Saluran Pemasaran