• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Saluran Pemasaran 1 Jenis Saluran Pemasaran

6.3.1 Analisis Pendapatan Peternak Tipe

Peternak sapi perah tipe I merupakan responden peternak sapi perah yang menjadi anggota KUD Cepogo. Berdasarkan ekanggotaan di KUD Cepogo, responden peternak tipe I wajib menjual susu ke KUD Cepogo. Harga beli susu di KUD Cepogo berkisar antara Rp 3.600 per liter. Pendapatan peternak sapi perah

38

tipe I merupakan selisih antara penerimaan yang diterima selama satu bulan dan biaya produksi yang dikeluarkan. Penerimaan usaha ternak tipe I berasal dari penjualan susu, penjualan sapi dan penerimaan yang diperhitungkan berupa susu yang diberikan ke pedet. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan peternak terdiri dari biaya tunai dan biaya non tunai. Biaya tunai terdiri dari pembelian konsentrat, bekatul, singkong, garam, biaya inseminasi buatan (IB), listrik, air, iuran KUD, biaya tenaga kerja luar keluarga (HOK), biaya pengadaan pakan, dan biaya penyusutan alat produksi. Pendapatan peternak sapi perah terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Analisis pendapatan peternak sapi perah tipe I di Kecamatan Cepogo dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.

Pada Tabel 11 dijelaskan pendapatan peternak tipe I dalam waktu satu bulan selama masa penelitian. Sedangkan pada Tabel 12 dijelaskan pendapatan peternak tipe I dalam satu bulan per ekor sapi. Hal ini digunakan untuk memudahkan membandingkan pendapatan peternak tipe I dan tipe II. Penerimaan yang diperoleh peternak tipe I dalam penelitian ini terdiri dari penerimaan tunai yang berasal dari hasil penjualan susu ke KUD dan ke konsumen langsung serta penerimaan dari hasil penjualan ternak. Hasil penjualan susu merupakan hasil perkalian dari jumlah total produksi susu sapi perah dengan harga jual susu. Hasil jual ternak dari hasil penelitian berasal dari penjualan ternak oleh peternak selama satu bulan. Sapi ternak yang dijual peternak responden dalam satu bulan diantaranya terdiri dari sapi afkir dan sapi pedet. Jumlah produksi susu peternak tipe I di lokasi penelitian sekitar 10,93 liter per ekor per hari.

Harga susu yang ditetapkan KUD Cepogo disesuaikan dengan kualitas susu dari peternak. Harga susu yang ditetapkan KUD adalah Rp 3.600 per liter. Harga yang ditetapkan KUD berdasarkan uji berat jenis dan kandungan lemak yang terkandung dalam susu. Pada Tabel 11 rata-rata penerimaan tunai peternak sapi perah tipe I di Kecamatan Cepogo berdasarkan penjualan susu adalah Rp 4.945.373 dengan jumlah susu yang terjual adalah 1.292,67 liter per bulan. Penerimaan yang diperhitungkan dalam pendapatan ini adalah susu untuk pedet sebesar Rp 210.233 per bulan. Penerimaan ini tidak dimasukkan dalam penerimaan tunai karena susu yang seharusnya bisa dijual ke KUD atau konsumen digunakan untuk menyusui pedet yang masih berumur 1-5 bulan. Rata-rata total penerimaan per peternak responden adalah Rp 1.633.097 per ekor sapi per bulan. Total penerimaan ini berasal dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan yang diterima dari penjualan susu sapi adalah Rp 1.255.170 per bulan dengan jumlah total produksi susu per bulan 1.292,67 liter dengan harga rata-rata adalah Rp 3.956 per liter yang dijelaskan di Tabel 12.

Penerimaan lain peternak sapi perah diperoleh dari hasil penjualan ternak. Rata-rata jenis ternak yang dijual oleh peternak adalah jenis sapi afkir dan sapi pedet. Selama satu bulan, tedapat tujuh responden dari total 31 responden tipe I yang melakukan penjualan ternak. Dari tujuh peternak yang menjual ternak dalam satu bulan, terdapat tiga responden menjual sapi afkir dengan jumlah sapi afkir yang dijual sebanyak tiga ekor dengan rata-rata harga penjualan sebesar Rp 8.500.000 per ekor. Empat peternak lain menjual sapi pedet sebanyak empat ekor dengan rata-rata harga jual sapi pedet sebesar Rp 5.875.000 sehingga rata-rata penerimaan peternak dari penjualan sapi pedet adalah Rp 156.823 per bulan. Total penerimaan dari penjualan ternak sapi adalah Rp 1.236.111 per bulan atau Rp

39 313.733 per ekor per bulan. Total penerimaan yang diterima peternak sapi perah tipe I dalam satu bulan sebesar Rp 6.391.717 per bulan atau Rp 1.633.097 per ekor sapi laktasi per bulan.

Tabel 11 Analisis pendapatan peternak tipe I Kecamatan Cepogo, Maret 2015

No Komponen Jumlah Harga

Satuan (Rp/satuan) Nilai (Rp/bulan) % A TOTAL PENERIMAAN 6.391.717 Penerimaan tunai 1.penjualan susu (liter/bulan) 1.292,67 3.956 4.945.373 2. penjualan sapi 1.236.111

Penerimaan yang diperhitungkan 1. susu untuk pedet

(liter/bulan)

58,58 3.956 210.233

B TOTAL BIAYA TUNAI 2.624.684

1. sarana Produksi 2.156.050 a.konsentrat (kg/bulan) 441,81 3.357 1.483.730 44,46 b. bekatul (kg/bulan) 306,94 1.300 399.028 11,96 c.singkong (kg/bulan) 800,56 300 240.167 7,20 d. garam (kg/bulan) 22,08 1.500 33.125 0,99 2.biaya IB (ekor/bulan) 0,28 31.351 8.951 0,27 3. listrik (Rp/bulan) 54.664 1,65 4. air (Rp/bulan) 3.000 0,09

5. tenaga kerja luar (HOK) 17,19 19.398 581.944 9.99 6. iuran anggota KUD 1.000 0,03 7. pengadaan pakan 9,90 6.700 66.305 2,01

C BIAYA NON TUNAI 712.687

1. penyusutan alat 80.235 2,40

2. HOK Keluarga 38,28 16.575 632.452 18.95

D TOTAL BIAYA 3.337.371 100

E PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 3.767.033

F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL 3.054.346

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Pengeluaran yang dikeluarkan peternak dibagi menjadi dua, yakni biaya tunai dan biaya non tunai. Biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh peternak terdiri dari biaya untuk sarana produksi, biaya inseminasi buatan, listrik, air, tenaga kerja luar keluarga, iuran anggota KUD, dan biaya pengadaan pakan. Berdasarkan pada Tabel 11 biaya terbesar yang dikeluarkan peternak sapi perah tipe I berada di kelompok sarana produksi, dimana biaya sarana produksi mencapai 64,61 persen dari total biaya yang dikeluarkan peternak. Biaya terbesar adalah pembelian pakan berupa konsentrat, sebesar Rp 1.483.730 per bulan. Selanjutnya biaya tunai terbesar kedua adalah upah tenaga kerja luar keluarga,

40

rata-rata peternak sapi perah tipe I menggunakan 17,19 HOK per bulan dengan total biaya sebesar Rp 581.944 per bulan per peternak. Selain itu terdapat biaya untuk pembelian bekatul sebesar Rp 399.028 dengan jumlah bekatul yang dibeli adalah 306,94 kilogram dengan harga beli sebesar Rp 1.300 per kilogram. Penggunaan bekatul per peternak adalah 55,81 kilogram per ekor per bulan, atau 1,88 kilogram per ekor per hari. Biaya pembelian singkong Rp 43.667 per ekor per bulan, dengan penggunaan singkong sebesar 145,56 kilogram per bulan, atau sebesar 7,91 kilogram per ekor per hari. Peternak juga menggunakan garam sebagai makanan tambahan untuk ternak. Rata-rata penggunaan garam peternak tipe I per ekor per bulan adalah 4,02 kilogram, dengan harga garam adalah Rp 1.500 per kilogram.

Variabel pakan lainnya adalah pakan hijauan. Pakan hijauan didapat dari lahan peternak yang ditanami rumput gajah, sehingga peternak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pakan hijauan, hal ini dapat menurunkan biaya produksi. Rata-rata peternak responden menggunakan pakan hijauan 22,7 kilogram per ekor atau 3.814,30 kilogram dalam satu bulan. Biaya pakan hijauan dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja non keluarga, karena salah satu tugas tenaga kerja adalah mencari rumput di lahan peternak.

Pada biaya tunai, peternak mengeluarkan biaya inseminasi buatan. Peternak yang tergabung menjadi anggota KUD Cepogo atau peternak tipe I mendapat keringanan biaya jika menggunakan layanan inseminasi buatan dari KUD. Biaya inseminasi buatan dari KUD lebih murah dibanding biaya inseminasi buatan jika menggunakan jasa mantra atau dokter lain. Selain itu terdapat biaya untuk listrik dengan rata-rata sebesar Rp 54.664 per bulan, Peternak juga mengeluarkan biaya air tiap bulannya, walaupun lokasi penelitian termasuk daerah lereng gunung, namun akses mata air sedikit sulit, sehingga warga setempat membuat aliran air dari sungai terdekat, haal ini membuat peternak harus membayar biaya perawatan sebesar Rp 3.000 per bulan atau Rp 545 per ekor per bulan (Tabel 12). Biaya penyediaan pakan merupakan biaya pembelian bahan bakar untuk mencari pakan hijauan. Rata-rata peternak mengeluarkan biaya sebesar Rp 12.221 per bulannya. Total biaya tunai yang dikeluarkan peternak sapi perah tipe I pada penelitian ini adalah Rp 2.624.684 per bulan.

Berdasarkan pada Tabel 11 dan Tabel 12, biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh peternak sapi perah selama satu bulan adalah sebesar Rp 2.624.684 per bulan atau Rp 477.215 untuk perawatan satu ekor sapi. Selain itu terdapat biaya yang diperhitungkan atau biaya non tunai yang dimasukkan ke dalam biaya produksi. Biaya non tunai yang diperhitungkan oleh peternak adalah biaya penyusutan peralatan produksi dan kandang sebesar Rp 80.235 per bulan atau Rp 14.715 per ekor per bulan dan biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp 632.452 per bulan atau Rp 115.319 per ekor per bulan. Sehingga total biaya yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah dalam satu bulan adalah Rp 3.337.371 per bulan atau Rp 607.289 per ekor per bulan. Dengan demikian pendapatan peternak atas biaya tunai adalah Rp 3.767.033 per bulan atau Rp 1.155.882 per ekor sapi per bulan, dan pendapatan peternak sapi perah atas biaya total adalah Rp 3.054.346 per bulan Rp 1.025.802 per ekor sapi per bulan.

41 Tabel 12 Analisis pendapatan peternak tipe I per ekor per bulan di Kecamatan

Cepogo, Maret 2015

No Komponen Jumlah Harga Satuan

(Rp/satuan) Nilai (Rp/bulan) % A TOTAL PENERIMAAN 1.633.097 Penerimaan tunai

1.penjualan susu (liter/bulan) 328,09 3.956 1.255.170

2. penjualan sapi 313.733

Penerimaan yang diperhitungkan 1.susu untuk pedet (liter/bulan)

16,23 3.956 64.194

B TOTAL BIAYA TUNAI 477.215

1. sarana Produksi 392.009 a. konsentrat (kg/bulan) 80,33 3.357 269.769 44,42 b. bekatul (kg/bulan) 55,81 1.300 72.551 11,95 c. singkong (kg/bulan) 145,56 300 43.667 7,19 d. garam (kg/bulan) 4,02 1.500 6.203 0,99 2. biaya IB (ekor/bulan) 0,05 31.351 1.627 0,27 3. listrik (Rp/bulan) 10.011 1,65 4. air (Rp/bulan) 545 0,09

5. tenaga kerja luar (HOK) 3,13 19.398 60.619 9.98

6. iuran anggota KUD 118 0,03

7. pengadaan pakan 1,80 6.700 12.221 2,04

C Biaya Non Tunai 130.074

1. penyusutan alat 14.715 2,43

2. HOK Keluarga 6,96 16.575 115.319 19,18

D TOTAL BIAYA 607.289 100

E PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 1.155.882

F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL 1.025.808

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pendapatan yang diterima peternak sapi perah sudah menguntungkan, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti masih rendahnya produktivitas sapi perah yang hanya mencapai 10,93 liter per ekor per hari. Selain itu harga susu yang ditetapkan KUD Cepogo masih termasuk rendah dengan harga Rp 3.600 per liter. KUD Cepogo harus cermat dalam melaksanakan perannya agar peternak yang telah menjual susu ke KUD tidak berpindah ke lembaga lain yang menawarkan harga beli susu yang lebih tinggi dibanding KUD Cepogo.

6.3.2 Analisis Pendapatan Peternak Tipe II

Peternak sapi perah tipe II adalah peternak yang menjual susu ke pedagang pengumpul. Peternak tipe II tidak menjadi anggota KUD Cepogo sehingga peternak bebas menjual susu ke pedagang pengumpul. Harga beli yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul adalah sebesar Rp 4.350 per liter. Analisis pendapatan yang diterima peternak tipe II dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14.

42

Tabel 13. Analisis pendapatan peternak tipe II Kecamatan Cepogo, Maret 2015

No Komponen Jumlah Harga Satuan (Rp/satuan) Nilai (Rp/bulan) % A TOTAL PENERIMAAN 7.234.705 Penerimaan tunai

1. penjualan susu (liter/bulan) 1.266,21 4.791 5.336.905

2. penjualan sapi 1.638.888

Penerimaan yang diperhitungkan

1. susu untuk pedet (liter/bulan) 59,32 4.350 258.912

B TOTAL BIAYA TUNAI 2.680.691

1. sarana Produksi 2.291.855 a. konsentrat (kg/bulan) 501,39 3.375 1.692.188 50,50 b. bekatul (kg/bulan) 350,56 1.300 455.722 13,60 c. singkong (kg/bulan) 359,72 300 124.904 3,73 d. garam (kg/bulan) 12,69 1.500 19.042 0,57 2. biaya IB (ekor/bulan) 0,53 41.388 21.844 0,65 3. listrik (Rp/bulan) 63.928 1,91 4. air (Rp/bulan) 3.000 0,09

5. tenaga kerja luar (HOK) 13,54 16.527 510.972 6,88

6. pengadaan pakan 10,36 6.700 69.417 2,07

C BIAYA NON TUNAI 670.200

1. penyusutan alat 78.127 2,33

2. HOK Keluarga 35,82 16.527 592.073 17,66

D TOTAL BIAYA 3.350.892 100

E PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 4.554.014

F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL 3.883.813

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Penerimaan utama yang diperoleh peternak tipe II adalah penerimaan tunai ang berasal dari hasil penjualan susu ke pedagang pengumpul dan ke konsumen langsung. Selain itu terdapat penerimaan dari hasil penjualan ternak. Hasil jual ternak dari hasil penelitian berasal dari penjualan ternak oleh peternak selama satu bulan. Sapi ternak yang dijual peternak responden dalam satu bulan diantaranya terdiri dari sapi afkir dan sapi pedet. Jumlah produksi susu peternak tipe II di lokasi penelitian sekitar 10,73 liter per ekor per hari.

Harga susu yang ditetapkan pedagang pengumpul disesuaikan dengan kualitas susu dari peternak. Rata-rata peternak mendapatkan harga susu sebesar Rp 4.350 per liter. Berdasarkan Tabel 13 rata-rata total penerimaan per peternak responden adalah Rp 5.336.905 per bulan atau 1.423.175 per ekor laktasi per bulan, yang dijelaskan pada Tabel 14 dengan jumlah produksi 1.226,21 liter dengan harga beli sebesar Rp 4.791 per liter.

Selain penjualan susu, penerimaan lain peternak sapi perah diperoleh dari hasil penjualan ternak dan penerimaan susu untuk pedet. Selama satu bulan, terdapat sepuluh responden dari total 36 responden tipe II yang melakukan penjualan ternak. Tujuh responden menjual sapi afkir dengan jumlah sapi afkir yang dijual sebanyak tujuh ekor dengan rata-rata harga penjualan sebesar Rp 9.000.000 per ekor. Tiga peternak lain menjual sapi pedet sebanyak empat ekor

43 dengan rata-rata harga jual sapi pedet sebesar Rp 4.775.000,00. Total penerimaan dari penjualan ternak sapi adalah Rp 1.638.888 per bulaan atau Rp 283.544 per ekor per bulan. Selain penerimaan dari penjualan sapi, terdapat penerimaan yang diperhitungkan yakni penerimaan susu untuk pedet. Berdasarkan Tabel 14, penerimaan susu untuk pedet sebesar Rp 258.912 per ekor laktasi per bulan. Sehingga total penerimaan yang diterima peternak sapi perah tipe II dalam satu bulan sebesar Rp 7.234.705 per bulan atau Rp 1.782.404 per ekor per bulan.

Pengeluaran peternak sapi perah tipe II sama dengan pengeluaran peternak sapi tipe I, yang membedakan hanya di peternak sapi tipe II tidak terdapat iuran anggota KUD Cepogo dan peternak tipe II melakukan inseminasi buatan dengan bantuan mantri atau dokter di luar KUD, sehingga biaya inseminasi buatan lebih mahal. Total biaya produksi terdiri atas biaya tunai dan biaya non tunai. Berdasarkan Tabel 13 komponen biaya produksi terbesar yang dikeluarkan peternak sapi perah tipe II adalah biaya konsentrat sebesar 51,50 persen dari total biaya produksi atau sebesar Rp 1.692.188 per bulan atau Rp 292.878 per ekor per bulan. Rata-rata peternak menggunakan konsentrat untuk pangan tambahan satu ekor sapi perah sebesar 501,39 kilogram per bulan dengan harga konsentrat adalah Rp 3.375 per kilogram. Kebutuhan pakan hijauan peternak sapi perah dipenuhi dengan cara mencari rumput hijauan di lahan tegalan milik peternak. Rata-rata peternak responden menggunakan pakan hijauan 30.84 kilogram per ekor per bulan atau 5.180,30 kilogram dalam satu bulan.

Selanjutnya biaya sarana produksi yang dikeluarkan peternak adalah biaya pembelian bekatul, singkong, dan garam. Pakan ini digunakan untuk pakan tambahan selain pakan hijauan. Rata-rata peternak menggunakan bekatul untuk satu ekor sapi perah sebanyak 60,67 kilogram per bulan, dengan harga bekatul sebesar Rp 1.300 per kilogram. Selain bekatul, peternak mengeluarkan biaya pembelian singkong sebanyak Rp 21.617 per ekor per bulan, dengan penggunaan singkong untuk satu ekor sapi sebesar 62,26 kilogram per bulan. Garam digunakan untuk penambahan rasa untuk pakan sapi, sehingga peternak tidak terlalu membutuhkan banyak garam. Peternak sapi perah tipe II juga menggunakan garam untuk tambahan rasa pakan ternak, rata-rata peternak membutuhkan garam untuk satu ekor sapi perah sebanyak 2,20 kilogram per bulan, dengan harga garam per kilogram adalah Rp 1.500, sehingga total pengeluaran untuk membeli garam sebesar Rp 3.295 per ekor per bulan.

Biaya lainnya adalah biaya inseminasi buatan, inseminasi buatan diperlukan untuk melakukan pembuahan pada sapi perah betina, selain dengan cara kawin langsung dengan sapi jantan dewasa. Peternak tipe II tidak mendapat tunjangan dari KUD Cepogo, sehingga peternak harus mengeluarkan biaya inseminasi buatan sebesar Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per pelaksanaan inseminasi buatan. Sebanyak 12 responden dari 36 responden menggunakan inseminasi buatan, dengan biaya rata-rata sebesar Rp 40.857 untuk satu kali inseminasi buatan.

Setiap bulan peternak sapi perah juga mengeluarkan biaya listrik, biaya air, upah tenaga kerja luar keluarga, dan biaya penyediaan pakan. Biaya listrik yang dikeluarkan peternak tipe II adalah listrik untuk penerangan kandang sapi dan penerangan rumah peternak, dengan rata-rata pengeluaran adalah Rp 11.065 per ekor per bulan. Sama seperti peternak tipe I, peternak tipe II juga mengeluarkan biaya perawatan air sebesar Rp 3.000 per bulan. Biaya penyediaan pakan merupakan biaya pembelian bahan bakar untuk mencari pakan hijauan. Rata-rata

44

peternak mengeluarkan biaya sebesar Rp 69.417 per bulan. Sehingga, untuk satu ekor sapi perah dibutuhkan biaya pengadaan pakan sebesar Rp 12.014 per bulan. Selain itu biaya yang harus dikeluarkan peternak sapi perah tipe II adalah upah tenaga kerja luar keluarga (HOK). Rata-rata peternak menggunakan tenaga kerja 2,34 HOK per ekor dengan biaya tunai yang dikeluarkan untuk tenaga kerja luar keluarga adalah Rp 13.54 per HOK.

Tabel 14 Analisis pendapatan peternak tipe II per ekor per bulan di Kecamatan Cepogo, Maret 2015 No Komponen Jumlah Harga Satuan (Rp/satuan) Nilai (Rp/bulan) % A TOTAL PENERIMAAN 1.782.404 Penerimaan tunai 1.penjualan susu (liter/bulan) 326,99 4.791 1.423.175 2. penjualan sapi 283.544

Penerimaan yang diperhitungkan 1. susu untuk pedet

(liter/bulan)

59,32 4.350 66.685

B TOTAL BIAYA TUNAI 463.965

1. sarana Produksi 367.225 a.konsentrat (kg/bulan) 86,78 3.375 292.878 50,50 b. bekatul (kg/bulan) 60,67 1.300 78.875 13,60 c. singkong (kg/bulan) 62.26 300 21.617 3,73 d. garam (kg/bulan) 2,20 1.500 3.295 0,57 2. biaya IB (ekor/bulan) 0,09 40.857 3.780 0,65 3. listrik (Rp/bulan) 11.065 1,91 4. air (Rp/bulan) 519 0,09

5. tenaga kerja luar (HOK)

2,34 16.527 39.919

6,88

6. pengadaan pakan 1,77 6.700 12.014 2,07

C BIAYA NON TUNAI 115.951

1. penyusutan alat 13.516 2,33

2. HOK Keluarga 6,20 16.527 102.434 17,66

D TOTAL BIAYA 579.915 100

E PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 1.318.439

F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL 1.202.489

Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh peternak sapi perah tipe II selama satu bulan adalah sebesar Rp 2.680.691 per bulan atau Rp 463.965 per ekor sapi. Biaya penyusutan alat dan kandang yang dimasukkan dalam biaya total produksi pada peternak sapi perah tipe II adalah Rp 78.127 per bulan, sehingga untuk satu ekor ternak biaya penyusutan sebesar Rp 13.516 per bulan. Selanjutnya tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan oleh peternak tipe II rata-rata sebesar 6,20

45 HOK dengan biaya per HOK adalah Rp 16.527, sehingga biaya yang diperhitungkan dari penggunaan tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp 102.434 per ekor per bulan. Biaya total yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah tipe II dalam satu bulan adalah Rp 579.916 per ekor. Dengan demikian pendapatan peternak atas biaya tunai adalah Rp 4.554.041 per bulan atau Rp 1.318.439 per ekor per bulan, dan pendapatan peternak sapi perah atas biaya total adalah Rp 3.883.813 per bulan atau Rp 1.202.489 per ekor per bulan.