• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Optimalisasi Distribusi Buah Pepaya pada STA Rancamaya

6.3.2. Analisis Model Optimalisasi Distribus

Analisis primal dilakukan untuk mengetahui jumlah kombinasi yang terbaik dalam mencapai tujuan Z dengan kendala keterbatasan sumberdaya yang tersedia, sedangkan nilaireduce costmenggambarkan perubahan nilai pada fungsi

tujuan apabila nilai variabel (alokasi distribusi buah pepaya dari daerah sumber ke daerah tujuan) mengalami perubahan. Jumlah alokasi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Alokasi Distribusi Optimal Buah Pepaya Bangkok (Kilogram) di STA Rancamaya Bogor

Daerah Sumber Derah Tujuan Supply

K1 K2 K3 K4 Dummy P1 7.500 114 0 0 16 7.630 P2 558 0 242 0 0 800 P3 0 121 262 432 0 815 P4 342 0 0 0 0 342 Demand 8.400 235 504 432 16 9.587

Hasil olahan model transportasi buah pepaya bangkok yang tampak pada Tabel 20, menggambarkan alokasi distribusi buah pepaya bangkok yang optimal dari masing-masing daerah sumber menuju masing-masing daerah tujuan. Alokasi buah pepaya bangkok yang optimal dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Buah pepaya bangkok yang berasal dari pemasok P1 yakni Pak Baban sebaiknya dialokasikan menuju konsumen K1 yakni PT. Hero Supermarket sebanyak 7.500 kilogram dan kepada konsumen K2 yakni Toko Buah Berkat sebanyak 114 kilogram.

2) Sebaiknya buah pepaya bangkok yang ditawarkan oleh pemasok P2 yakni Pak Acu disalurkan menuju konsumen K1 atau PT. Hero Supermarket sebanyak 558 kilogram dan menuju konsumen K3 atau kios buah Pak Ibeng sebanyak 242 kilogram.

3) Pepaya bangkok dengan grade B yang dihasilkan oleh pemasok P3 atau Bapak Zaenudin lebih baik disalurkan sebanyak 121 kilogram menuju konsumen K2 atau Toko Buah Berkat, 262 kilogram menuju konsumen K3 atau kios buah Pak Ibeng dan sebanyak 432 kilogram disalurkan menuju konsumen K4 atau kios buah Pak Dulloh.

4) Petugas STA sebaiknya menyalurkan seluruh pasokan buah pepaya bangkok dari pemasok P4 yakni Bapak Karmita menuju PT. Hero supermarket sebanyak 342 kilogram.

5) Dummy destination sebanyak 16 kilogram yang berasal dari pemasok P1 berarti bahwa sebanyak 16 kilogram buah pepaya bangkok yang berasal dari pemasok P1 tidak dapat disalurkan kepada konsumen. Fakta di lapang,

sebenarnya jarang sekali terjadi penumpukkan stok buah pepaya di gudang. Saat di lapang, dummy destination dapat diartikan sebagai penyusutan yang terjadi atau buah yang dikembalikan oleh konsumen.

Selain jumlah alokasi distribusi buah pepaya yang optimal, dalam hasil olahan LINDO juga terdapat nilaireduce cost.Reduce costmerupakan biaya yang muncul ketika variabel keputusan bernilai nol. Nilaireduce cost menggambarkan perubahan nilai pada fungsi tujuan saat variabel keputusan bernilai nol (berarti tidak masuk dalam solusi) dipaksakan untuk bernilai positif (berarti masuk dalam solusi). Reduce cost dapat bernilai positif maupun negatif. Pada kasus model transportasi dengan minimisasi fungsi tujuan, reduce cost yang bernilai positif berarti setiap panambahan jumlah alokasi akan meningkatkan total biaya distribusi. Reduce cost yang bernilai negatif memiliki arti bahwa adanya perbaikan nilai pada fungsi tujuan yang disebabkan adanya penambahan jumlah alokasi distribusi.

Tabel 21. NilaiReduce Costpada Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok

Daerah Sumber Derah Tujuan

K1 K2 K3 K4 Dummy

P1 0 0 0 0 0

P2 0 0 0 0 59

P3 0 0 0 0 59

P4 0 0 0 0 0

Nilaireduce costpada komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 21. Hasil output menunjukkan bahwa nilai reduce cost bernilai nol untuk seluruh variabel, hanya variabel dummy saja yang memiliki nilai 59 yang berasal dari pemasok P2 dan P3. Nilai reduce cost yang terdapat pada variabel dummy tidak perlu diperhatikan karena sebenarnya dummy destinationyang merupakan daerah tujuan tersebut tidak ada.

6.3.2.2. Analisis Dual

Pada model transportasi buah pepaya bangkok memiliki tiga puluh kendala. Jumlah kendala yang perlu dianalisis dari tiga puluh kendala tersebut hanyalah 9 kendala, yakni kendala yang berkaitan dengan jumlah kapasitas atau sumberdaya. Kendala yang lainnya tidak perlu dianalisi karena kendala ini merupakan kendala non negativitas dan bukan merupakan kendala sumberdaya.

Analisis dual terhadap komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis Dual terhadap Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok

No. Kendala Slack or Surplus Dual Prices

1 Penawaran P1 (Pak Baban) 0 0

2 Penawaran P2 (Pak Acu) 0 59

3 Penawaran P3 (Pak Zaenudin) 0 59

4 Penawaran P4 (Pak Karmita) 0 0

5 Permintaan K1 (PT. Hero Supermarket) 0 -298

6 Permintaan K2 (Toko Buah Berkat) 0 -412

7 Permintaan K3 (Kios Buah Pak Ibeng) 0 -363

8 Permintaan K4 (Kios Buah Pak Dulloh) 0 -363

9 Dummy Destination 0 0

Terlihat pada hasil olahansoftware LINDO yang ditunjukkan oleh Tabel 22, bahwa seluruh kendala baik kendala penawaran maupun kendala permintaan memiliki slack or surplusyang bernilai nol. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada sumberdaya yang tersisa atau sumberdaya tersebut telah habis terpakai. Sementara itu untuk nilai dual prices pada kendala 1 sebesar nol berarti bahwa setiap penambahan penawaran buah pepaya bangkok yang dilakukan oleh Pak Baban tidak akan merubah total biaya transportasi pada kondisi optimum. Hal tersebut juga berlaku untuk kendala 4 dan kendala 9.

Pada kendala 2 dan 3,dual price-nya bernilai 59 yang berarti bahwa jika pasokan buah pepaya dari pemasok P2 (Pak Acu) dan pemasok P3 (Pak Zaenudin) ditambah sebanyak 100 kilogram maka total biaya transportasi akan berkurang sebesar Rp 5.900,00. Sementara itu untuk kendala permintaan yang memiliki nilai dual price negatif berarti setiap penambahan permintaan akan berakibat pada bertambahnya total biaya transportasi. Sebagai contoh adalah pada kendala 5, apabila terjadi peningkatan permintaan buah pepaya bangkok sebanyak 100 kilogram dari PT. Hero Supermarket maka total biaya transportasi yang dikeluarkan akan meningkat sebesar Rp 29.800,00.

6.3.2.3. Analisis Sensitivitas

Pada penelitian ini, analisis sensitivitas yang merupakan hasil olahan dari program LINDO terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama memuat analisis tentang sensitivitas pada nilai-nilai koefisien fungsi tujuan (objective coefficient ranges) yakni biaya transportasi buah dan bagian kedua memuat analisis

sensitivitas nilai ruas kanan kendala-kendala (righthand side ranges). Penjelasan mengenai analisis sensitivitas biaya transportasi dan kendala distribusi buah pepaya bangkok dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Analisis Sensitivitas Biaya Transportasi Buah Pepaya Bangkok

Analisis sensitivitas biaya transportasi buah pepaya bangkok menjelaskan interval perubahan nilai-nilai koefisien fungsi tujuan yakni biaya transportasi buah pepaya bangkok yang diizinkan agar nilai optimal variabel keputusan tidak berubah. Hasil olahan software LINDO yang menunjukkan analisis sensitivitas biaya transportasi buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Analisis Sensitivitas Biaya Transportasi Buah Pepaya Bangkok

Jarak Obj Coefficient Ranges

Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease

Dari P1 menuju K1 298 0 INFINITY

Dari P1 menuju K2 412 0 0

Dari P1 menuju K3 363 INFINITY 0

Dari P1 menuju K4 363 INFINITY 0

Dari P2 menuju K1 239 INFINITY 0

Dari P2 menuju K2 353 INFINITY 0

Dari P2 menuju K3 304 0 INFINITY

Dari P2 menuju K4 304 INFINITY 0

Dari P3 menuju K1 239 INFINITY INFINITY

Dari P3 menuju K2 353 0 0

Dari P3 menuju K3 304 0 0

Dari P3 menuju K4 304 0 363

Dari P4 menuju K1 298 0 INFINITY

Dari P4 menuju K2 412 INFINITY 0

Dari P4 menuju K3 363 INFINITY 0

Dari P4 menuju K4 363 INFINITY 0

Pada Tabel 23, tampak bahwa selang kepekaan perubahan biaya transportasi buah pepaya bangkok cukup bervariasi. Terdapat enam belas koefisien fungsi tujuan yang mencerminkan biaya distribusi dari masing-masing pemasok menuju pasar. Sebagian besar selang kepekaan biaya distribusi relatif panjang, yang tercermin dari nilai allowable decrease dan allowable increase berupa infinity. Infinity tersebut berarti batasan kenaikan atau batasan penurunan biaya transportasi adalah tidak terbatas.

Selang kepekaan terpanjang adalah biaya transportasi dari pemasok P3 menuju konsumen K1 dengan nilai allowable increase dan allowable decrease yang keduanya bernilai infinity, artinya baik kenaikan maupun penurunan biaya transportasi tidak terbatas. Hal tersebut terjadi karena memang tidak dilakukan

pengiriman buah pepaya dari pemasok P3 menuju konsumen K1, sehingga perubahan biaya transportasinya tidak akan berpengaruh terhadap solusi optimal yang telah tercapai. Sementara itu selang kepekaan terpendek ada pada beberapa koefisien fungsi tujuan, diantaranya adalah biaya transportasi dari pemasok P1 menuju konsumen K2, dari pemasok P3 menuju konsumen K2, dan dari pemasok P3 menuju konsumen K3, yang tercermin dariallowable increase danallowable decrease bernilai nol. Hal tersebut berarti tidak diperbolehkan terjadi perubahan biaya transportasi pada ketiga koefisien tersebut untuk menjaga agar solusi tetap optimal. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketiga koefisien fungsi tersebut merupakan koefisien yang paling peka terhadap perubahan yang terjadi.

2) Analisis Sensitivitas Kendala Penawaran dan Permintaan pada Distribusi Buah Pepaya Bangkok

Analisis sensitivitas kendala penawaran dan permintaan buah pepaya bangkok menjelaskan interval perubahan nilai-nilai koefisien ruas kanan kendala dalam distribusi buah pepaya bangkok yang diizinkan agar nilai dual prices-nya tidak berubah. Hasil olahan software LINDO yang menunjukkan analisis sensitivitas kendala penawaran dan permintaan buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Analisis Sensitivitas Kendala Penawaran dan Permintaan Buah Pepaya Bangkok

Kendala Righthand Side Ranges

Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease

Penawaran P1 7.630 INFINITY 0 Penawaran P2 800 114 0 Penawaran P3 815 114 0 Penawaran P4 342 114 0 Permintaan K1 8.400 0 114 Permintaan K2 235 0 114 Permintaan K3 504 0 114 Permintaan K4 432 0 114 Dummy Destination 16 0 16

Terlihat pada Tabel 24, bahwa seluruh nilai allowable decrease pada kendala penawaran bernilai nol. Hal tersebut berarti bahwa tidak boleh terjadi penurunan jumlah penawaran buah pepaya bangkok dari para pemasok. Jika terjadi penurunan jumlah pasokan maka akan merubah nilai dual price dan kemungkinan jumlah permintaan dari konsumen tidak dapat terpenuhi. Selang

kepekaan terpanjang ada pada kendala penawaran dari pemasok P1, dengan kenaikan jumlah pasokan yang infinity atau tidak terbatas. Sehingga dapat dikatakan kendala tersebut tidak terlalu peka terhadap perubahan. Sementara itu kenaikan jumlah pasokan yang diperbolehkan dari pemasok lainnya adalah sebesar 114 kilogram. Jadi jumlah pasokan maksimal dari pemasok P2 adalah sebanyak 914 kilogram, dari pemasok P3 sebanyak 929 kilogram dan dari pemasok P4 sebanyak 456 kilogram.

Pada seluruh kendala permintaan, nilai allowable increasedan allowable decreasebernilai sama. Allowable increase dengan nilai nol memiliki arti bahwa agar nilai dual price-nya tidak berubah maka tidak diperbolehkan adanya peningkatan jumlah permintaan. Sementara itu nilai allowable decrease sebesar 114 berarti penurunan jumlah permintaan yang diperbolehkan agar tidak mengubah nilai dual price-nya adalah sebanyak 114 kilogram. Jadi jumlah permintaan minimal yang diperbolehkan adalah sebayak 8.286 kilogram dari konsumen K1, 121 kilogram dari konsumen K2, 390 kilogram dari konsumen K3, dan 318 kilogram dari konsumen K4.

Selang kepekaan untuk kendala dummy destination merupakan selang kepekaan yang terpendek. Dummy destination tersebut menunjukkan adanya kelebihan pasokan yang harus disimpan di gudang. Allowable increase yang bernilai nol berarti bahwa tidak boleh terjadi penambahan jumlah stok buah pepaya bangkok di gudang agar tidak terjadi perubahan pada nilaidual price-nya. Sementara itu nilai allowable decrease sebesar 16 berarti bahwa jumlah minimal pepaya bangkok yang berada di gudang adalah nol kilogram atau tidak ada stok di gudang.

6.3.3. Analisis Model Optimalisasi Distribusi Buah Pepaya California 6.3.3.1. Analisis Primal

Sama halnya dengan analisis model optimalisasi buah pepaya bangkok, pada model optimalisasi buah pepaya california juga akan dilakukan analisis primal yang menggambarkan jumlah alokasi distribusi buah pepaya california yang paling optimal beserta nilai reduce cost yang menyertainya. Alokasi distribusi optimal buah pepaya california dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Alokasi Distribusi Optimal Buah Pepaya California (Kilogram) di STA Rancamaya Bogor

Daerah Sumber Daerah Tujuan Supply

K1 K2 K3 K4 P1 1.946 215 42 108 2.311 P2 6.602 0 0 0 6.602 P3 0 0 174 0 174 P4 690 0 0 0 690 Dummy 392 335 0 0 727 Demand 9.630 550 216 108 10.504

Hasil olahan model transportasi buah pepaya california yang tampak pada Tabel 25 menggambarkan alokasi distribusi buah pepaya california yang paling optimal dari masing-masing daerah sumber menuju masing-masing daerah tujuan. Alokasi buah pepaya california yang optimal dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pepaya california yang dihasilkan oleh pemasok P1 atau Bapak Baban

sebaiknya disalurkan kepada konsumen K1 yakni PT. Hero Supermarket sebanyak 1.946 kilogram dan untuk pepaya california dengan grade B disalurkan pada konsumen K2 atau Toko Buah Berkat sebanyak 215 kilogram, untuk konsumen K3 atau kios buah Pak Ibeng sebanyak 42 kilogram dan menuju konsumen K4 atau kios buah Pak Dulloh sebanyak 108 kilogram. 2) Seluruh buah pepaya california yang dihasilkan oleh pemasok P2 atau Pak

Acu sebaiknya disalurkan pada konsumen K1 atau PT. Hero Supermarket yakni sebanyak 6.602 kilogram.

3) Sebanyak 174 kilogram pepaya california dengan grade B yang ditawarkan oleh pemasok P3 atau Bapak Zaenudin sebaiknya disalurkan menuju konsumen K3 atau Kios Buah Pak Ibeng.

4) Petugas STA sebaiknya menyalurkan seluruh buah pepaya california yang dipasok oleh pemasok P4 atau Pak Karmita menuju PT. Hero Supermarket yakni sebanyak 690 kilogram.

5) Sementara itu nilaidummy sourcessebanyak 392 pada konsumen K1 atau PT. Hero Supermarket menunjukkan jumlah permintaan dari PT. Hero Supermarket yang tidak dapat dipenuhi oleh STA. Sama halnya dengan nilai dummy sources sebanyak 335 pada konsumen K2 atau Toko Buah Berkat, yang berarti bahwa sebanyak 335 kilogram permintaan buah pepaya california dari Toko Buah Berkat tidak dapat terpenuhi.

Tabel 26. NilaiReduce Costpada Komposisi Distribusi Optimal Buah Pepaya California

Daerah Sumber Daerah Tujuan K1 K2 K3 K4 P1 0 0 0 0 P2 0 114 114 114 P3 0 0 0 0 P4 0 0 114 114 Dummy 0 0 49 49

Nilaireduce costpada komposisi distribusi optimal buah pepaya california dapat dilihat pada Tabel 26. Reduce cost dari pemasok P2 menuju daerah tujuan K2, K3 dan K4 bernilai 114, begitu juga dengan nilai reduce cost yang berasal dari pemasok P4 menuju derah tujuan K3 dan K4 bernilai 114. Hal tersebut berarti jika dipaksakan menyalurkan buah pepaya california dari daerah sumber P2 menuju daerah tujuan K2, K3, K4 maupun dari daerah sumber P4 menuju K3 dan K4 akan menambah total biaya distribusi sebanyak Rp 114,00 untuk setiap kilogram buah yang dikirim.

6.3.3.2. Analisis Dual

Seperti analisis dual yang sebelumnya dilakukan pada model optimalisasi distribusi buah pepaya bangkok, pada analisis dual untuk model optimalisasi distribusi buah pepaya california juga tercermin dari nilaislack or surplusbeserta nilai dual price pada masing-masing kendala sumberdaya atau kapasitas yang dimiliki. Analisis dual terhadap komposisi distribusi optimal buah pepaya california dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Analisis Dual Terhadap Komposisi Distribusi Optimal Buah Pepaya California

No. Kendala Slack or Surplus Dual Prices

1 Penawaran P1 (Pak Baban) 0 0

2 Penawaran P2 (Pak Acu) 0 173

3 Penawaran P3 (Pak Zaenudin) 0 59

4 Penawaran P4 (Pak Karmita) 0 114

5 Permintaan K1 (PT. Hero Supermarket) 0 -412

6 Permintaan K2 (Toko Buah Berkat) 0 -412

7 Permintaan K3 (Kios Buah Pak Ibeng) 0 -363

8 Permintaan K4 (Kios Buah Pak Dulloh) 0 -363

9 Dummy Sources 0 412

Tampak pada Tabel 27, nilai slack or surplus untuk seluruh kendala sumberdaya yang ada baik kendala permintaan maupun penawaran bernilai nol.

Hal tersebut berarti bahwa tidak ada sumberdaya yang tersisa atau sumberdaya tersebut telah habis terpakai. Nilaidual price pada kendala 1 bernilai nol, berarti bahwa setiap penambahan penawaran buah pepaya california yang dilakukan oleh pemasok P1 (Pak Baban) tidak akan merubah total biaya transportasi pada kondisi optimum. Sementara itu untuk nilai dual price pada kendala penawaran lainnya dan dummy sources bernilai positif. Hal tersebut berarti setiap ada tambahan pasokan dari pemasok P2, P3 dan P4 akan mengurangi total biaya distribusi. Contohnya pada kendala 4, jika pasokan buah pepaya california dari pemasok P4 yaitu Pak Karmita bertambah sebanyak 100 kilogram maka total biaya transportasi akan berkurang sebesar Rp 11.400,00. Kemudian untuk nilai dual prices pada kendala permintaan seluruhnya bernilai negatif, berarti bahwa setiap ada tambahan permintaan dari para konsumen akan diikuti pula dengan penambahan total biaya transportasi. Sebagai contoh, jika konsumen K3 yakni kios buah Pak Ibeng menambah jumlah permintaan sebanyak 100 kilogram maka total biaya transportasi yang dikeluarkan akan meningkat sebesar Rp 36.300,00. 6.3.3.3. Analisis Sensitivitas

Sama halnya dengan analisis sensitivitas pada distribusi buah pepaya bangkok, analisis senisitivitas distribusi buah pepaya california juga terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama memuat analisis tentang sensitivitas pada nilai-nilai koefisien fungsi tujuan (objective coefficient ranges) dan bagian kedua memuat analisis sensitivitas nilai ruas kanan kendala-kendala (righthand side ranges). Penjelasan mengenai analisis sensitivitas biaya transportasi dan kendala distribusi buah pepaya california dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Analisi Sensitivitas Biaya Transportasi Buah Pepaya California

Sama halnya dengan analisis sensitivitas biaya transportasi buah pepaya bangkok, pada analisis biaya transportasi buah pepaya california juga dilihat dari sisi allowable increase dan allowable decrease yang mencerminkan interval perubahan biaya transportasi yang diperbolehkan. Hasil output pengolahan software LINDO untuk analisis sensitivitas biaya transportasi buah pepaya california dapat dilihat pada Tabel 28.

Tampak pada Tabel 28 bahwa selang kepekaan perubahan biaya transportasi cukup bervariasi, namun sebagian besar memiliki selang kepekaan

yang relatif panjang. Sama dengan distribusi pada buah pepaya bangkok, pada distribusi buah pepaya california selang kepekaan terpanjang untuk biaya transpotasi juga terjadi pada jarak distribusi dari pemasok P3 menuju konsumen K1. Allowable increase dan allowable decrease menunjukkan nilai yang infinity berarti tidak ada batasan baik untuk kenaikan maupun penurunan biaya transportasi, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan biaya transportasi pada koefisien tersebut tidak akan berpengaruh pada solusi optimal yang telah tercapai. Hal tersebut terjadi karena memang tidak dilakukan pengiriman produk dari pemasok P3 menuju konsumen K1.

Tabel 28. Analisis Sensitivitas Biaya Transportasi Buah Pepaya California

Jarak Obj Coefficient Ranges

Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease

Dari P1 menuju K1 298 114 INFINITY

Dari P1 menuju K2 412 0 49

Dari P1 menuju K3 363 49 0

Dari P1 menuju K4 363 0 363

Dari P2 menuju K1 239 114 INFINITY

Dari P2 menuju K2 353 INFINITY 114

Dari P2 menuju K3 304 INFINITY 114

Dari P2 menuju K4 304 INFINITY 114

Dari P3 menuju K1 239 INFINITY INFINITY

Dari P3 menuju K2 353 INFINITY 0

Dari P3 menuju K3 304 0 INFINITY

Dari P3 menuju K4 304 INFINITY 0

Dari P4 menuju K1 298 114 INFINITY

Dari P4 menuju K2 412 INFINITY 114

Dari P4 menuju K3 363 INFINITY 114

Dari P4 menuju K4 363 INFINITY 114

Sementara itu selang kepekaan terpendek ada pada biaya distribusi dari pemasok P1 menuju K2 dan dari pemasok P1 menuju K3. Perubahan biaya transportasi dari pemasok P1 menuju K2 yang diperbolehkan adalah penurunan maksimal biaya sebesar Rp 49,00. Jadi biaya transportasi maksimal tetap sebesar Rp 412,00 dan biaya minimal sebesar Rp 363,00. Sementara itu, untuk biaya transportasi dari pemasok P1 menuju K3, perubahan yang diperbolehkan adalah kenaikan biaya transportasi sebesar Rp 49,00 sehingga range biaya transportasi yang tidak mengubah solusi optimal adalah maksimal sebesar Rp 461,00 dan minimal tetap Rp 412,00.

2) Analisis Sensitivitas Kendala Penawaran dan Permintaan pada Distribusi Buah Pepaya California

Analisis sensitivitas kendala penawaran dan permintaan buah pepaya california juga menjelaskan interval perubahan nilai-nilai koefisien ruas kanan kendala dalam distribusi buah pepaya california yang diizinkan agar nilai dual prices-nya tidak berubah. Hal tersebut tercermin dari nilai allowable increasedan allowable decrease. Hasil olahan software LINDO yang menunjukkan analisis sensitivitas kendala penawaran dan permintaan buah pepaya california dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Analisis Sensitivitas Kendala Penawaran dan Permintaan Buah Pepaya California

Kendala Obj Coefficient Ranges

Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease

Penawaran P1 2.311 INFINITY 0 Penawaran P2 6.602 215 0 Penawaran P3 174 42 0 Penawaran P4 690 215 0 Permintaan K1 9.630 0 215 Permintaan K2 550 0 215 Permintaan K3 216 0 42 Permintaan K4 108 0 108 Dummy Sources 727 215 0

Pada Tabel 29, terlihat bahwa pada seluruh kendala penawaran,allowable decrease bernilai nol yang berarti bahwa tidak diperbolehkan terjadi penurunan pasokan buah pepaya california dari para pemasok. Untuk pemasok P1,allowable increasebernilaiinfinityyang berarti tidak ada batasan kenaikan jumlah pasokan. Kendala penawaran dari pemasok P1 tersebut juga merupakan kendala dengan selang kepekaan terpanjang, sehingga kenaikan jumlah pasokan dari P1 tidak akan merubah nilai dual price-nya. Nilai allowable increase untuk penawaran dari pemasok P2, P3 dan P4 masing adalah sebesar 215, 42 dan 215 kilogram. Jadi jumlah pasokan maksimal yang diperbolehkan agar nilaidual pricetidak berubah adalah sebanyak 6.817 kilogram dari pemasok P2, 216 kilogram dari pemasok P3 dan 905 kilogram dari pemasok P4.

Allowable increase pada seluruh kendala permintaan adalah sebesar nol, yang berarti bahwa agar tidak terjadi perubahan pada nilai dual price-nya maka tidak diperbolehkan terjadi kenaikan permintaan. Sementara itu untuk nilai

allowable decrease pada masing-masing kendala permintaan dari konsumen K1, K2, K3 dan K4 masing-masing adalah 215, 215, 42 dan 108. Hal tersebut berarti jumlah permintaan minimal dari masing-masing konsumen yang diperbolehkan sehingga tidak merubah nilai dual price adalah sebanyak 9.415 kilogram dari konsumen K1, 335 kilogram dari konsumen K2, 174 kilogram dari konsumen K3, dan nol kilogram atau tidak ada permintaan dari konsumen K4.

Dummy sources menunjukkan jumlah permintaan buah pepaya california yang tidak dapat dipenuhi. Nilaiallowable increase padadummy suorcessebesar 215 danallowable decrease sebesar nol, berarti bahwa kisaran jumlah kelebihan permintaan yang tidak merubah nilai dual price dari dummy sources adalah berkisar antara 727 kilogram sampai 942 kilogram.

Terdapat dua kendala yang paling peka terhadap perubahan yakni kendala penawaran dari P3 dan kendala permintaan dari K3. Hal tersebut tercermin dari nilai selang kepekaannya yang kecil yakni senilai 42. Jadirangepenawaran buah pepaya california dari pemasok P3 berkisar antara 174 kilogram sampai 216 kilogram, sedangkan range permintaan dari konsumen K3 juga berkisar antara 174 kilogram sampai 216 kilogram.

6.3.4. Analisis Penyimpangan Biaya Distribusi Buah Pepaya pada Kondisi

Dokumen terkait