• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nilai Sosial dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Nilai Sosial dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Karya sastra dianggap sebagai refleksi dari kehidupan nyata. Melalui karya sastra, pengarang menyampaikan nilai-nilai yang diyakininya. Hal demikian juga dapat dilihat dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Uraian tentang nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel Nayla dapat dipaparkan seperti berikut ini.

1) Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Berikut kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut.

Mereka masuk ke dalam sebuah rumah makan di lantai paling atas pertokoan. Sebenarnya tidak bisa disebut rumah makan. Suasananya terlalu remang untuk sebuah rumah makan keluarga, walaupun makanan yang disediakan memang sangat nikamat dan lengkap. (Nayla, 2005: 93)

Ibu mengambil baju dari tangan Nayla lalu melangkah ke arah Om Deni. Om Deni segera membayar semua barang termasuk belanjaan Ibu. Setelah pembayaran selesai, Om Deni menghampiri Nayla. Sekali lagi menjabat tangannya dan tak lupa memasukkan sejumlah uang ke dalam tasnya sambil berbisik. (Nayla, 2005: 97)

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Nayla terdapat nilai material. Nilai material yang tampak seperti pada commit to user

kutipan di atas adalah begitu pentingnya pakaian, makanan, dan uang untuk mencukupi kebutuhan jasmani manusia. Interaksi sosial dengan Om Deni bermanfaat dalam upaya pemenuhan kebutuhan jasmani bagi Ibu dan Nayla. 2) Nilai vital merupakan segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitasnya. Berikut kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut.

“Bantuan apa, solusi apa?”

“Menandatangani surat persetujuan untuk mengirim Nayla ke rumah perawatan.”

“Rumah perawatan apa? Rehabilitasi maksudmu?”

(Nayla, 2005: 141)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel Nayla terdapat nilai vital. Peristiwa yang digambarkan pada kutipan tersebut adalah Mbak Ratu, ibu tiri Nayla meminta izin kepada ibu kandung Nayla untuk memasukkan Nayla ke Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Terlihat bahwa usaha ibu tiri untuk memasukkan Nayla ke rumah perawatan tersebut tidak akan berhasil jika tanpa ada persetujuan dari ibu Nayla.

Berdasarkan kutipan di atas tampak bahwa izin dan persetujuan begitu penting dalam melakukan suatu tindakan. Setelah mendapat persetujuan tersebut maka dimasukkanlah Nayla ke Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Jadi dapat dikatakan bahwa izin dan persetujuan seperti dalam novel tersebut merupakan contoh salah satu dari nilai vital.

3) Nilai kerohanian merupakan segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian ini dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis antara lain:

a.Nilai kebenaran atau kenyataan

Novel Nayla di dalamnya terdapat bukan hanya kisah hidup tokoh Nayla, melainkan tulisan-tulisan dari tokoh tersebut. Berikut ini kutipan yang diambil dari tulisan-tulisan Nayla.

Banyak mitos-mitos yang berkembang tentang etnis-etnis tertentu yang alat kelaminnya terbukti mewakili atau tidak mewakili standar ideal yang diciptakan laki-laki. Biasanya perempuan berkulit putih kelebihan cairan.

Tidak enak. Becek. Yang berkulit hitam, selain tidak kelebihan cairan, otot vaginanya pun lebih alot. Akhirnya perempuan berusaha keras mengatasi kelebihan cairan dan kelenturan otot vagina. Mereka minum jamu. Mereka ikut senam seks dan body language. Mereka memasukkan tongkat madura ke dalam vaginasebelum melakukan hubungan seksual selama lima menit.

(Nayla, 2005:79).

Kuitpan di atas merupakan bagian tulisan Nayla yang berjudul Tentang Seks. Tulisan tersebut mengupas masalah seks yang dialami perempuan, bahwa perempuan hanyalah sebuah objek yang dinikmati tanpa memiliki hak dalam menikmati seks itu sendiri. Oleh karena itu, wanita melakukan berbagai usaha agar pasangan seksnya merasa puas.

Berdasar kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat upaya yang dilakukan oleh perempuan untuk memuaskan laki-laki. Hal demikian dikarenakan berbagai hal termasuk salah satunya adalah faktor mitos yang coba dihadirkan di masyarakat. Anggapan bahwa perempuan berkulit putih itu kelebihan cairan sedangkan yang berkulit hitam selain tidak kelebihan cairan juga otot vaginanya lebih kencang menjadi alasan perempuan untuk minum jamu, melakukan senam seks, memakai tongkat madura, dan merendam vagina dengan daun sirih. Mitos-mitos tersebut dibangun oleh laki-laki berdasar kebiasaan dan dipercaya kebenarannya.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai kebenaran atau kenyataan dalam novel Nayla. Kebiasaan maupun kenyataan seperti dalam paparan di atas merupakan hasil logika dan rasionalitas. Dengan demikian kebiasaan yang dilakukan seperti perempuan dalam paparan tersebut benar adanya dan bukan asal-asalan dilakukan. Melainkan, didasari oleh pemikiran dan realitas yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

b. Nilai keindahan

Nilai keindahan bersumber dari perasaan manusia (rasa atau estetis). Terdapat nilai keindahan dalam novel Nayla. Berikut ini kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

“Ganti mode dong Nay..masak ampe tuak lu ngejins dan ngeboots mulu...” komentar Olin.

“Poni lu dipotong retro deh Nay, biar keliatan muda. Rambut model poni lempar gitu udah gan jaman...” nasihat Lidya.

(Nayla, 2005: 159)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa terdapat nilai keindahan di dalam novel Nayla. Tokoh utama dalam novel tersebut merupakan perempuan yang tidak terlalu memerhatikan penampilan. Oleh karena itu teman-temannya menasihatinya untuk ganti mode. Nayla yang suka ngejins dan bersepatu boots dengan rambut model poni dinilai teman-temannya kurang modis. Penilaian terhadap modis maupun tidak modis tersebut didasari oleh faktor keindahan atau estetis.

c. Nilai kebaikan atau moral

Nilai kebaikan atau moral didasari oleh karsa dan etika. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut.

“Selamat siang, Mbak Ratu. Kami segenap staf dan karyawan Tabloid mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya.” (Nayla, 2005: 131)

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Nayla terdapat nilai kebaikan atau moral. Kutipan di atas menggambarkan pascameninggalnya ayah Nayla. Mbak Ratu dan ayah Nayla merupakan orang terkenal. Sebuah tabloid mengucapkan bela sungkawa kepada Mbak Ratu yang ditinggal mati oleh suaminya.

Ucapan bela sungkawa seperti dalam kutipan di atas merupakan hal yang sering dilakukan oleh masyarakat. Hal demikian didasari oleh karsa, etika, dan moralitas. Rasa simpati terhadap musibah yang dialami orang lain mendorong orang untuk turut berbela sungkawa.

d. Nilai religius

Nilai religius merupakan nilai ketuhanan. Nilai ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Dalam novel Nayla disebutkan secara eksplisit dengan menyebut nama Tuhan. Bukan hanya secara eksplisit, secara tersirat juga dapat diketahui terdapat rasa percaya terhadap Tuhan. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Saya tersadar, ternyata Tuhan punya selera humor yang tinggi. Begitu mudah Ia memberi dan dalam sekejap menariknya kembali.

(Nayla, 2005: 57)

Setengah bermimpi, Nayla bersyukur. (Nayla, 2005: 76).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Nayla terdapat nilai religius. Kutipan-kutipan di atas menggambarkan bahwa terdapat kepercayaan dan keyakinan tokoh Nayla terhadap Tuhan. Nayla menganggap Tuhan memiliki selera humor dikarenakan berbagai peristiwa yang dialaminya. Selain hal tersebut, Nayla juga merasa berterima kasih kepada Tuhan dengan rasa bersyukur. 4)Nilai-nilai Sosial Berdasarkan Sifatnya

Terdapat tujuh jenis nilai sosial jika dilihat dari sifatnya. Berikut ini analisis nilai sosial berdasarkan sifatnya yang terkandung dalam novel Nayla

karya Djenar Maesa Ayu. a. Nilai kepribadian

Nilai kepribadian merupakan nilai yang dapat membentuk kepribadian seseorang, seperti emosi, ide, dan gagasan. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

... Saya rindu Ibu. Tapi saya tahu, pasti ini bukan saatnya cengeng-cengengan. Seperti Ibu bilang, kita harus kuat jika ingin bertahan. Taka ada waktu untuk meretapi keadaan. (Nayla, 2005 : 55)

Kutipan di atas menunjukkan adanya nilai kepribadian dalam novel Nayla. Peristiwa yang digambarkan dalam kutipan tersebut adalah Nayla merindukan ibunya. Namun demikian Nayla merasa tidak boleh cengeng. Nayla harus kuat dan bertahan terhadap semua terpaan kehidupan. Baginya tak ada waktu untuk meratapi keadaan dan bersedih.

Sikap-sikap yang ditunjukkan Nayla dalam kutipan tersebut di atas merupakan hasil pola asuh ibunya yang keras sewaktu kecil. Ibu Nayla membekali anaknya untuk bersikap keras terhadap kehidupan meskipun dengan cara yang keras pula. Awalnya Nayla merasa marah terhadap commit to user

ibunya dan memilih untuk tidak memiliki ibu seperti monster. Namun pada akhirnya, Nayla mampu memahami sikap keras ibu terhadapnya. Sehingga Nayla pun mampu bertahan dan gigih menghadapi segala permasalahannya.

b. Nilai kebendaan

Nilai kebendaan bersifat ekonomis. Yang termasuk dalam nilai ini adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Diskotek itu sering mengundang pengisi acara. Penyanyi lengkap dengan penari latar. Ternyata mereka kekurangan penari. Saya menawarkan diri. Saya pun diajari. Stelah beberapa kali latihan, saya resmi bergabung dengan mereka. Kami dapat kontrak menari tiap malam minggu di sebuah hotel berbintang lima. Setiap menari dibayar lima puluh ribu. Jadi saya mendapat uang ekstra dua ratus ribu dengan menari empat kali dalam sebulan. (Nayla, 2005: 54)

Kutipan di atas menggambarkan usaha Nayla dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia bekerja pada sebuah diskotek sebagai penata lampu. Ketika ada lowongan penari latar ia menawarkan diri dan diterima. Profesinya sebagai penari mebuatnya mendapat uang ekstra untuk mencukupi kebutuhannya.

Berdasarkan pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai kebendaan dalam novel Nayla. Hal ini didasarkan pada penggambaran tokoh-tokohnya dalam upaya mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka bekerja untuk mendapatkan uang dan hidup lebih mapan.

c. Nilai biologis

Nilai biologis merupakan nilai yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kebutuhan biologis manusia. Berikut ini kutipan yang menunjukan qadanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Nayla menggelitik Juli hingga keduanya terjatuh dari ranjang ke lantai karpet. Kulit telanjang mereka merapat. Mereka bergulat. Saling menyentuh dan meraba. Saling mengecup dan menjilat. Saling memberi dan menerima. (Nayla, 2005: 81-82). commit to user

Kutipan di atas menggambarkan hubungan seks Nayla dengan Juli, pacar sejenisnya. Nayla merasa puas melakukan hubungan seks dengan Juli. Dia merasa lebih bisa mengenali tubuhnya sendiri setelah mengenal dengan Juli. Ia baru tahu, kalau bagian sensitif perempuan letaknya ada di bagian luar, bukan di dalam.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai biologis dalam novel Nayla tersebut. Digambarkan bahwa Nayla adalah perempuan yang menyukai seks. Ia menilai kenikmatan seks tidak hanya milik laki-laki. Menurutnya, perempuan pun berhak menikmati laki-laki dan bukan hanya dinikmati laki-laki.

d. Nilai kepatuhan hukum

Nilai kepatuhan hukum berkaitan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Kepala Nayla terjungkal ke belakang ketika seorang polisi yang sedang berdiri menjambak rambutnya.

“Kecil-kecil sok mau jadi preman kamu ya! Ngapain jalan-jalan bawa senjata tajam?!” (Nayla, 2005: 73).

Kutipan di atas menggambarkan peristiwa Nayla tertangkap polisi ketika akan merampok sebuah taksi bersama teman-temannya. Sopir taksi yang akan dirampoknya meberhentikan taksi di sebuah Polsek. Nayla bersama teman-temannya kedapatan membawa belati. Mereka kemudian ditangkap dan diintrogasi. Akhirnya mereka dilepaskan setelah mendapat tebusan.

Berdasarkan kutipan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Nayla terdapat nilai kepatuhan hukum. Hal ini ditunjukkan dengan tertangkapnya Nayla. Nayla dan teman-temannya harus ditahan karena melakukan tindak kriminal meskipun akhirnya mereka dibebaskan setelah mendapat tebusan dari orang tua mereka.

e. Nilai pengetahuan

Nilai pengetahuan berkaitan dengan usaha memeroleh kebenaran berdasarkan konsep keilmuan. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Djeng Nay, Saya pikir cerpen kamu ini stream of confuciousness. Virginia Wolf, penulis perempuan, pake gaya ini. Coba deh kamu baca bukunya.

(Nayla, 2005: 44)

Kutipan di atas menunjukkan adanya nilai pengetahuan dalam novel Nayla. Kutipan di atas merupakan isi dari sebuah email teman penulis Nayla. Dia menyarankan agar Nayla belajar dari Virginia Wolf. Hal ini dikarenakan tulisan karya Nayla memiliki kemiripan dengan karya Virgina Wolf. Nayla yang masih beajar dalam menulis disarankan untuk membaca bukunya Virginia Wolf.

f. Nilai agama

Nilai yang bersumber dari kepercayaan dan keyakinan disebut dengan nilai agama. Nilai ini bersumber dari ajaran agama masing-masing. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Percayalah kepadaku, anakku. Tak ada seorang pun ibu yang tidak mencintai anaknya. Jika aku harus menghukummu, itu karena terpaksa. Aku yakin, Tuhan akan memaklumi semua tindakanku sejauh Ia tahu bahwa tak ada sedikit pun niatanku untuk menyiksa. Semua yang kulakukan adalah untuk kebaikanmu... (Nayla, 2005 : 8)

Kutipan di atas menggambarkan tentang rasa cinta dan sayang ibu terhadap Nayla. Meskipun ibu menghukum dengan cara yang keras, hal itu dilakukannya karena terpaksa. Tokoh Ibu percaya dan meyakini adanya Tuhan. Semua yang dilakukan oleh ibu untuk kebaikan Nayla diyakininya Tuhan akan memakluminya.

g. Nilai keindahan

Nilai ini bersumber atas kebutuhan akan keindahan sebagai hasil kebudayaan. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla. commit to user

“Selama ini image penulis kan kau dan berjarak ya, Mbak. Sementara Mbak Nayla funky, modis, bahkan baru-baru ini saya melihat foto Mbak di majalah Pria dengan hanya memakai lingerie. Apa Mbak tidak takut merusak image selaku penulis?” (Nayla, 2005: 121)

Kutipan di atas menggambarkan adanya nilai keindahan. Kutipan di atas merupakan pertanyaan wartawan kepada Nayla. Berdasarkan kutipan tersebut diketahui bahwa Nayla adalah seseorang yang funky dan modis. Nayla memiliki gaya berpakaian tersendiri. Nayla juga suka difoto. Ia menjadi model dengan mengenakan pakaian dalam untuk Majalah Pria. Nilai keindahan yang tampak pada kutipan tersebut mengenai cara berpakaian Nayla yang terkesan modis.

5) Nilai-nilai Sosial Berdasarkan Cirinya

Berdasarkan cirinya, nilai dibedakan menjadi nilai yang tercernakan (internalized value) dan nilai dominan. Berikut ini uraian tentang adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

a. Nilai yang tercernakan (internalized value)

Nilai yang tercernakan (internalized value) merupakan nilai yang menjadi kepribadian bawah sadar, dengan kata lain mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

“Kamu tuh gak pernah ngaca diri sendiri. Begitu kamu ilang, aku langsung pannik. Aku mikir kamu pasti lagi asyik flirting sama cowok lain....”

(Nayla, 2005: 150)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui adanya nilai yang tercernakan (internalized value). Kutipan di atas menggambarkan Ben yang panik jika Nayla menghilang. Ben berpikiran Nayla sedang bercinta dengan laki-laki lain setiap kali menghilang. Penggambaran tersebut merupakan sikap atau reaksi Ben yang secara bawah sadar mendorongnya melakukan tindakan-tindakannya ketika Nayla menghilang. Rasa panik dan cemburu mendorong Ben memiliki rasa trauma. commit to user

b. Nilai dominan

Nilai dominan merupakan nilai yang dianut oleh mayoritas masyarakat. Tumbuhnya nilai tersebut melalui proses yang lama. Berikut ini kutipan yang menunjukkan adanya nilai tersebut dalam novel Nayla.

Jika selaput dara robek, vagina mengeluarkan darah. Itulah bukti kesucian yang harus dijaga sampai saatnya tiba malam pertama. Padahal kenyataannya, banyak sekali perempuan yang vaginanya tidak mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual. Selain itu, selaput dara tidak hanya robek akibat hubungan seksual. Hal-hal kecil seperti mengendarai sepeda atau menari ballet sekalipun bisa mengakibatkan selaput dara pecah. (Nayla, 2005: 78-79)

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai dominan dalam novel Nayla. Kutipan di atas menggambarkan tentang konsep keperawanan yang telah lama dianut oleh masyarakat. Perempuan yang masih perawan akan mengeluarkan darah saat pertama kali melakukan hubungan seks karena pecahnya selaput dara. Keperawanan dianggap sesuatu yang sakral dan harus dijaga oleh seorang perempuan. Sebegitu pentingnya maka tidak sedikit orang tua melarang anak-anak perempuannya untuk melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan pecahnya selaput dara.

6) Nilai-nilai Sosial Berdasarkan Tingkat Keberadaannya

Berdasarkan tingkat keberadaannya, nilai sosial dapat dikategorikan sebagai nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri. Nilai yang berdiri sendiri merupakan nilai yang dimiliki manusia sejak manusia itu ada. Sedangkan nilai yang tidak berdiri sendiri merupakan nilai yang ada karena bantuan dari pihak lain.

Terdapat nilai yang berdiri sendiri dalam novel Nayla. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Ia benci dengan jiwa laki-laki yang mengalir dalam tubuhnya yang perempuan. Tapi Juli tak bisa membenci tubuh perempuannya karena ia mencintai tubuh perempuan. (Nayla, 2005: 102-103).

Kutipan tersebut menggambarkan keadaan Juli. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan pula bahwa terdapat nilai yang berdiri sendiri dalam novel Nayla. Hal ini ditunjukkan dengan keadaan Juli sebagai lesbian. Ia merasakan di dalam tubuhnya terdapat jiwa laki-laki dan ia mencintai wanita. Keadaan ini tidak ditimbulkan oleh faktor eksternal melainkan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

Terdapat nilai yang tidak berdiri sendiri dalam novel Nayla. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

... Saya rindu Ibu. Tapi saya tahu, pasti ini bukan saatnya cengeng-cengengan. Seperti Ibu bilang, kita harus kuat jika ingin bertahan. Taka ada waktu untuk meretapi keadaan. (Nayla, 2005 : 55)

Hanya ini yang ingin saya sampaikan, Ibu. Semoga bisa membuat Ibu sedikit tenang, teriring terima kasih sedalam-dalamnya untuk semua petuah dan prinsip yang pernah Ibu ajarkan dan cinta yang Ibu berikan. (Nayla, 2005 : 55)

Kutipan-kutipan di atas menggambarkan bahwa Nayla memiliki sikap yang keras. Dia bertahan dari segala cobaan yang menerpa hidupnya. Ia menyadari kerinduannya pada ibunya yang telah mengajarkannya melawan arus kehidupan yang begitu keras. Ibunya pula yang mendidiknya dengan cara yang berbeda dan cenderung menyiksa Nayla. Meskipun demikian, akhirnya Nayla menyadari bahwa sikap dan ketangguhannya mengatasi masalah hidupnya adalah hasil didikan ibunya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Nayla terdapat nilai yang tidak berdiri sendiri.

Dokumen terkait