• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI : PENUTUP

6.2 Saran

Partikel/joshi dalam bahasa Jepang memiliki peran yang penting dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang. Dalam kaitannya dengan studi pragmatik, partike/joshi memiliki fungsi yang beragam berdasarkan konteks situasi tuturan sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian tentang kajian partikel/joshi bahasa Jepang khususnya dari segi kajian pragmatik bahasa Jepang ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji partikel bahasa Jepang

dengan data penelitian dari sumber data yang bervariasi dalam rangka memperkaya khasanah ilmu linguistik bahasa Jepang.

Partikel bahasa Jepang yang memiliki jumlah yang banyak dan berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan memiliki berbagai makna emotif dalam konteks situasi percakapan yang beragam, diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa Jepang, terutama dalam mata kuliah percakapan, sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aderyn, Kristina Aveline. 2011. Analisis Fungsi Partikel Ka (Shuujoshi) dalam Novel Rough Karya Aoki Hikaru. [Tesis]. Jakarta : BINUS.

Arvianti, Indah. 2011. Kajian Konteks dalam Tindak Tutur Tidak Langsung.

Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 2 No.1. (68-81)

Chino, Naoko. 2008. Partikel Penting Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc. Cruse, Alan. 2006. A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburgh :

Edinburgh University Press.

Dineen, A. 1990. Shame/Embarrassment in English and Danish. Australian Journal of Linguistics. 10: 217-230.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 1. Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung : ERESCO.

Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Halliday, M.A.K., 1985. Language, Context, and Text : Aspects of Language in a Social-Semiotic Perspective. Edisi I. Victoria : Deakin University Press. Halliday, M.A.K. Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks :

Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semantik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hikmah. Juairi. 2011. Analisis Makna Emotif dalam Pepatah Nasihat Bahasa Melayu Serdang. [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Hong, Rong. 2007. A Corpus-based Study on The Use of Emotion Vocabulary by Chinese EFL Learners. CELEA Journal. December 2007 Vol.30 No.6. Beijing.

Iori, Isao. 2001. Nihongo Bunpou Handobukku. Tokyo : 3A Corp. Iwabuchi, Tadasu. 1989. Nihon Bunpoo Yoogo Jiten. Tokyo : Sanseide.

Kawashima, Sue. A. 1999. A Dictionary of Japanese Particles. Tokyo : Kodansha International.

Kitahara, Yasuo. 1972. Nihon Bunpou Jiten. Tokyo : Yuseido Shuppan.

Laili, Nurul. 2013. Penggunaan Bahasa Ragam pria Danseigo oleh Tokoh-Tokoh Utama Wanita dalam Komik Chibi Maruko Chan Karya Momoko Sakura. Jurnal DIGLOSSIA. Vol. 1 No.1. Jombang : Universitas Pesantren Tinggi Darul „Ulum.

Leech, Geoffrey. 1997. Prinsip-Prinsip Pragmatik. (Terj. Dr. M.D.D. Oka). Jakarta : UI Press.

Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Cambridge : Cambridge University Press. . 1985. Pragmatics. Cambridge : Cambridge University Press. Manurung, Rudi Hartono. 2010. Analisis Penggunaan Partikel Akhiran Shuujoshi

„Ne‟ dan „Yo‟ pada Novel “Sabiru Kokoro”. Humaniora. Vol. 1 No. 2. Jakarta : Bina Nusantara.

Mahriyuni. 2009. Konfigurasi Medan Leksikal Emosi Bahasa Melayu Serdang (Aspek Semantik dan Variasi Sosial). [Disertasi]. Medan : USU.

Makino, Seiichi. Michio Tsutsui. 1997. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo : The Japan Times.

Masuoka, Takashi. Takubo Yukinori. 1993. Kisoku Nihongo Bunpou. Tokyo : Kuroshio Shuppan.

Mey, Jacob L. 2001. Pragmatics : An Introduction. Australia : Blackwell Publishing.

Mia, Ellyanti. 2007. Analisis Fungsi Shuujoshi Kana dan Kasjira dalam Manga yang Berjudul Asari Chan 1,5, dan 9. [Tesis]. Jakarta : BINUS.

Morita, Yoshiyuki. Matsumoto Masae. 1989. Nihongo Hyougen Bunkei. Tokyo : Aruku.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.

Nurhayati, Silvia. 2010. Analisis Penggunaan Josei Senyou no Bunmatsushi dalam Bahasa Wanita dalam Bahasa Jepang Modern. [Tesis]. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Paltridge, Brian. 2000. Making Sense of Discourse Analysis. Gold Coast.

Sakakura, Atsuyoshi. 1989. Nihon Bunpou No Hanashi. Tokyo: Kyoiku Shuppan. Saragih, Amrin. 2003. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan : PPS UNIMED. Sevilla C. 1993. Pengantar Metoda Penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia. Sinar, Tengku Silvana. 2010. Teori & Analisis Wacana ; Pendekatan Linguistik

Sistemik-Fungsional. Medan : Pustaka Bangsa Press.

Sudaryat, Yayat. 2004. Struktur Makna ; Prinsip-Prinsip Studi Semantik. Cetakan Pertama. Bandung : Penerbit Raksa Cipta.

Sudjianto. 2000. Gramatika Bahasa Jepang Modern. Jakarta : Kesaint Blanc. Sugihartono. 2001. Nihongo No Joshi, Bandung : Humaniora Utama Press.

Suleski, Ronald. Masada Hiroko. 2012. Affective Expressions in Japanese. Tangerang : Alkitabah.

Sumantri, Jujun. S. 1998. Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan : Mencari Paradigma Bersama dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam : Tinjauan Antar Disiplin Ilmu. Bandung : Pusjarlit Press.

Sunagawa, Yuriko. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo : Kurosio Publishers. Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung :

Humaniora Utama Press.

Suwandi, Sarwiji. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.

Suzuki, Satoko. 2006. Emotive Communication in Japanese. Amsterdam : John Benjamin Publishing.

Thomas. Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London/New York : Longman.

Tomomatsu, Etsuko dkk. 2008. Donna Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten. Tokyo : Aruku.

Ullman, Stephen. 2007. Pengantar Semantik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Widhiarso, Wahyu. 2004. Struktur Semantik Kosakata Emosi dalam bahasa Indonesia [Skripsi]. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Widhiarso, Wahyu. J.E. Prawitasari Hadiyono. 2010. Struktur Semantik Kata Emosi dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Psikologi Volume 37 No. 2. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI.

Wijongko, Martin. 1997. Keajaian dan Kekuatan Emosi. Yogyakarta : Kanisius. Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford : Oxford University Press.

Sumber internet : http://en.wikipedia.org/wiki/Sentence-final_particle http://japanese.about.com/blparticles.htm ja.wikipedia.org/wiki/チンピラ http://en.wikipedia.org/wiki/Kogal http://www.urbandictionary.com/define.php?term=kogyaru) http://discover-jp.blogspot.com/2006/12/japanese-slang-yabai.html http://en.wikipedia.org/wiki/Ganguro http://zokugo-dict.com/31ma/mago_gal.htm

LAMPIRAN 1 KOGAL (KOGYARU)

Dalam istilah bahasa Jepang, kogal (kogyaru) merujuk pada „gadis nakal‟ atau „gadis tanpa etika‟. Umumnya mereka berperilaku kasar dan suka melawan,

mengenakan style berpakaian yang berbeda, maupun melakukan hal lainnya untuk menunjukkan bahwa mereka menolak budaya masyarakat (Miller, 2004 : 225).

Kata “kogal” merupakan kependekan dari koukousei gyaru (gadis SMA) yang muncul di awal tahun 1990-an (Miller, 2004 : 228). Kogal dapat diartikan sebagai gadis SMA yang membeli dan menggunakan barang-barang bermerek dan sering

hang out di Shibuya, salah satu daerah terkenal di Tokyo (Tanabe, 2005 : 1), terutaa di sekitar gedung Shibuya 109. Budaya kogal pertama sekali dipromosikan oleh penyanyi wanita Jepang bernama Namie Amuro.

Kogal dapat dikenali dengan pakaian yang mereka kenakan, yakni seragam sekolah Jepang dengan rok yang dipendekkan dan kaus kaki longgar, rambut yang diwarnai atau di-bleach, mata yang besar dengan efek make up, dan kuku yang didekorasi dengan berlebihan.

Para kogal dikenal hanya memikirkan style fashion yang high-class, seperti pakaian dan aksesoris bermerek dengan harga yang mahal, sehingga beberapa dari mereka rela melakukan layanan kencan (enjokousai/dating service) untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan konsumsi mereka yang berlebihan. Selain itu, mereka dianggap sebagai orang-orang yang bodoh dan malas. Namun, mereka memiliki selera fashion yang unik dan menarik. Bahkan mereka

mengetahui tempat untuk mendapatkan barang-barang bermerek dengan harga yang miring, seperti di ura harajuku. Hal ini sangat membantu para jurnalis dan produsen film sehingga kogal sering menjadi narasumber dalam hal fashion.

Ganguro kogal sebagai salah satu sub-kultur kogal, merupakan gadis-gadis yang melakukan pencoklatan (tanning) pada warna kulit mereka dan dikenal sangat bodoh. Warna kulit yang coklat merupakan hal yang tidak biasa bagi orang Jepang, sehingga mereka yang berkulit coklat terlihat sangat menonjol. Ganguro

kogal umumnya berdandan ala pantai (beach look) dengan produk fashion yang lebih murah daripada kogal pada umumnya, sehingga mereka sering terlihat dengan rambut pirang. Selain itu, mereka juga sering terlihat menggunakan sepatu dengan sol yang sangat tebal sehingga menyebabkan mereka kesulitan menjaga keseimbangan saat melangkah.

Seorang remaja dapat menjadi kogal (gyaru-yatte/melakukan hal-hal yang dilakukan gal) dengan membeli pakaian gal (gyaru fuku) di toko yang menjual pernak-pernik gal (gyaru-kei shoppu/gal-style shop), kemudian meningkatkan status gal (gyaru-di appu no tame ni). Para kogal dikenal tidak dapat menemukan sesuatu yang tidak menyebalkan bagi mereka, sehingga mereka sering ditemukan berkelahi antar sesama grup kogal maupun membuat keributan.

Kogal tidak hanya dapat dikenali melalui penampilan mereka, namun juga melalui bahasa (kogyaru go/bahasa kogal). Bahasa kogal merupakan bahasa pemersatu komunitas kogal (Gagne, 2007 : 134). Kata-kata dalam bahasa kogal umumnya terbentuk dari frase bahasa Jepang penerjemahan frase bahasa Inggris tanpa mempertimbangkan susunan kalimatnya dalam bahasa Jepang, maupun campuran bahasa Jepang dan bahasa Inggris, seperti menambahkan –ing yang

dibaca dengan –in‟gu pada kata kerja get menjadi gettin‟gu yang berasal dari bahasa Inggris getting dan ikemen yang berasal dari bahasa Jepang iketeru (keren) dan bahasa Inggris man (laki-laki). Selain itu, mereka juga mempopulerkan

penyingkatan, seperti „MM‟ yang berarti Maji de Mukatsuku (benar-benar mengebalkan), dan penambahan sufiks –ra yang bermakna „seperti‟ atau

„belajar/meniru dari‟, seperti Amuraa yang berarti „seperti Namie Amuro (salah

satu penyanyi pop wanita Jepang)

Kogal dikenal setia dalam grup dan mau mengorbankan diri demi grup. Kogal memegang prinsip biba jibun, yang berarti kebebasan atas diri sendiri (berasal dari bahasa Inggris viva, dan bahasa Jepang jibun)

Sumber :

Gagne, Isaac. 2007. Urban Princesses : Performance and “Woman‟s Language” in Japan‟s Gothic/Lolita Subculture. Journal of Linguistic Anthropology 18 (1). 130-150.

Miller, Laura. 2004. Those Naughty Teenage Girls : Japanese Kogals, Slang, and Media Assessments. Journal of Linguistic Anthropology 14 (2). 225-247. Tanabe, Kazuko. 2005. Speech Patterns of Japanese Girls or Gals : Symbol of

Identity & Opposition to Power. Occasional Papers Advancing Linguistics 3 : 1-12.

http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-19332694 http://en.wikipedia.org/wiki/Kogal

http://en.wikipedia.org/wiki/Gyaru

LAMPIRAN 2

KOMIK “GALS!”

Komik “Gals!” merupakan hasil karya seorang komikus bernama Mihona

Fujii yang menceritakan tentang kehidupan kogal yang terdiri dari 10 jilid. Tokoh utama dalam komik ini bernama Kotobuki Ran, seorang remaja wanita yang berada di tingkat 2 SMA Hounan. Ran terlahir dalam keluarga polisi. Ayah, ibu, dan Yamato (kakak tertua Ran) merupakan anggota kepolisian, bahkan Sayo, adik Ran, bercita-cita menjadi polisi kelak. Namun Ran sama sekali tidak berniat menjadi polisi dan memilih menjadi kogal. Ran merupakan kogal terkuat di Shibuya. Seperti kogal pada umumnya, Ran juga mengenakan rok yang dipendekkan, dekorasi kuku yang heboh, rambut yang diwarnai, beberapa barang bermerek, serta menggunakan bahasa yang kasar. Dalam komik ini, Ran memiliki dua sahabat, yakni Yamazaki Miyu dan Hoshino Aya.

Kotobuki Ran digambarkan sebagai tokoh yang mencintai kebebasan sehingga ia lebih memilih menjadi kogal agar bebas berekspresi, baik dalam hal cara berpakaian, maupun cara berbicara. Selain itu, Ran memiliki karakter yang berpegang teguh pada prinsip hidup, sehingga meskipun kebanyakan kogal melakukan dating service/enjokousai untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, namun Ran sama sekali tidak tertarik untuk melakuka hal yang sama. Karena itu dalam komik ini juga menceritakan cara Ran mendapatkan keinginannya, seperti saat ia menginginkan tas sekolah Meishou Dai‟ichi namun ia tidak memiliki uang untuk membelinya, maka ia berupaya mendapatkannya dengan merebut paksa tas tersebut dari siswa Meishou Dai‟ichi. Di bagian lain diceritakan Ran berupaya mendapatkan uang yang dijanjikan orang tuanya apabila ia berhasil

mengumpulkan stiker yang bisa didapatkan dengan cara memberantas kriminalitas. Selain itu, Ran merupakan teman yang setia. Ia selalu membantu teman-temannya apabila sedang kesulitan dan memberi nasihat di saat teman-temannya melakukan hal yang tidak baik atau sedang sedih.

Selain Ran, tokoh utama dalam komik ini adalah Yamazaki Miyu dan Hoshino Aya. Yamazaki Miyu merupakan mantan ketua geng preman yang sering berkelahi dengan geng lainnya. Namun, berkat pertolongan Yamato, kakak Ran, ia berubah menjadi gadis yang baik.

Yamazaki Miyu memiliki karakter yang ceria dan selalu melihat masalah dari sisi positif. Meskipun menjadi kogal, ia juga tidak melakukan dating service/enjokousai. Miyu merupakan sahabat terdekat Ran yang sering mengkhawatirkan Ran karena tindakan-tindakan nekat sahabatnya itu.

Kemudian, Hoshino Aya merupakan siswa terbaik di Hounan dan juga merupakan teman sekelas Ran. Meskipun begitu, ia pernah melakukan dating service/enjokousai untuk menghilangkan kebosanan karena terus-menerus belajar. Namun, setelah Ran memarahinya saat ia akan bertemu dengan seorang kliennya, ia berhenti melakukan dating service dan menjadi sahabat Ran.

Hoshino Aya memiliki karakter yang lembut sehingga saat ia dimarahi Ran atau merasa sedih, ia dapat menangis dengan mudah. Sejak bersahabat dengan Ran, Aya perlahan-lahan menjadi pribadi yang lebih kuat dan memegang teguh prinsip yang diyakininya.

Tokoh utama pria dalam komik ini adalah Otohata Rei, Asou Yuuya, dan Kotobuki Yamato. Otohata Rei merupakan siswa SMA Meishou Dai‟ichi di tingkat yang sama dengan Ran. Ia terpilih sebagai juara 1 kontes siswa SMA

terkeren dan menjadi idol di kalangan gal. Rei memiliki karakter seorang yang pintar, dewasa, dan juga pendiam sehingga jalan pemikirannya sulit ditebak.

Kemudian, Asou Yuuya merupakan teman sekelas Rei di SMA Meishou

Dai‟ichi dan terpilih sebagai juara 2 di kontes siswa SMA terkeren, karena itu Ran dan teman-temannya memanggil Yuuya dengan „nomor 2‟. Meskipun Yuuya

memiliki kepintaran seperti halnya Rei, namun terkadang ia masih bersikap kekanak-kanakan, terutama saat bertemu Ran.

Lalu, tokoh utama pria lainnya adalah Kotobuki Yamato. Kotobuki Yamato merupakan kakak tertua Ran yang bertugas sebagai polisi di Shibuya. Ia pernah membantu Yamazaki Miyu sehingga Miyu berubah menjadi gadis yang baik dan kemudian menjadi kekasihnya. Yamato memiliki karakter dewasa dan memegang teguh prinsip yang diyakininya. Sebagai kakak, ia selalu berusaha melindungi adiknya, terutama Ran, dari kesulitan yang dibuat oleh Ran sendiri.

Komik “Gals!” jilid 1 yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

memiliki lima cerita yang memiliki alur cerita yang berbeda, namun dengan tokoh yang sama.

Cerita pertama berjudul „kogyaru wa tenka no mawari mono’ yang berarti

kogal adalah sesuatu di dunia‟ yang memperkenalkan tokoh utama, yakni Kotobuki Ran, sebagai kogal yang terkenal di Shibuya, kemudian berlanjut menceritakan tentang perkenalan Ran dan Miyu dengan Rei dan Yuuya, dua siswa SMA dari sekolah terkenal Meshou Dai‟ichi karena Ran merebut tas Rei demi meningkatkan prestisenya di kalangan kogal, dan diakhiri dengan Ran dan Aya yang menjadi sahabat setelah Ran menasihati Aya agar tidak melakukan dating service (enjokousai).

Cerita kedua berjudul „karada harimasu baito demo! yang berarti

pekerjaan yang keras‟ yang menceritakan Ran yang menolong polisi untuk memberantas tindakan kriminal yang terjadi di Shibuya dan menangkap salah satu pencopet yang juga merupakan siswa SMA Hounan bernama Mochida Yukie. Karena dendam atas aksinya yang digagalkan Ran, ia mencemarkan nama baik Ran dengan memakai nama Ran untuk melakukan dating service atau enjokousai. Cerita ketiga berjudul „onna gokoro to aka messhuyang berarti „perasaan wanita dan meng-highlight poni dengan warna merah‟ yang menceritakan tentang Miyu yang mendapat penggemar rahasia yang terus menerus mengirimkan surat menggunakan tinta merah. Bahkan penggemar rahasia tersebut hampir menyakiti Yuuya saat Miyu, Ran, dan Yuuya secara kebetulan sedang bersama.

Cerita keempat „aru no ka nai no ka otoko un!?yang berarti „adakah keberuntungan dengan laki-laki!?‟ yang menceritakan Ran yang didekati oleh

seorang pria yang berada di sekolah yang sama dengannya bernama Mitani Tsukasa. Ran mengira Mitani serius dengannya, namun ternyata Mitani dibayar oleh Mizuhara untuk menyakiti Ran.

Cerita kelima merupakan cerita spesial dengan judul „chuubou Miyu

gan’gan aretemasu speshiaruyang berarti „Spesial : Miyu, siswa SMP yang

mulai berdebar‟ yang menceritakan latar belakang Miyu yang merupakan

preman jalanan saat ia masih SMP. Dalam cerita ini pula dikisahkan bagaimana pertemuan Ran dan Miyu dan bagaimana Miyu akhirnya bertemu dengan Yamato, kakak tertua Ran yang berprofesi sebagai polisi, kemudian meninggalkan aktivitasnya sebagai ketua geng preman dan berubah menjadi gadis yang baik.

LAMPIRAN 3 DATA

Data 1 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 2)

1

2

Terjemahan Data 1 :

(1) Satoru : Ore no koto suki nan daro? „Kau menyukaiku kan?‟

(2) Ran : Teme– matsukiyo CM no chinpira ka yo? „Apa kau chinpira seperti di iklan Matsukiyo?‟

(3) . Chojiiten ja ne !!! „Jangan (bicara) seenaknya!!!‟

Data 2 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 7-8)

1

Terjemahan Data 2 : (1) Satoru : Ittee!

„Aduh!‟

(2) Ran : Dare ga teme– mitai na kanchigai yaro– suki ni narukatten da yo „Siapa juga yang suka dengan laki-laki sepertimu‟

Amaku miten ja ne– yo „Jangan menganggap enteng‟ Kono tako!

Data 3 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 8) 1 2 3 4 5 6 7 8

Terjemahan Data 3 :

(1) Satoru : Nanda to kono...

„Apa-apaan ini...‟

(2) Ganguro 1 : Satoru!?

„Satoru!?‟

(3) Ganguro 1 : Chotto „Hey‟

Atashi no kare ni nani sun da yo!! „Apa yang kau lakukan pada pacarku!!‟ Maji mukatsuku!!

„Dasar menyebalkan!!‟

(4) Ran : Uruse– yo, baka onna!!

„Berisik, cewek bodoh!!‟

(5) . Atashi ga Kotobuki Ran da to shittete batorutten nara „Kalau kau mau bertengkar dengan Kotobuki Ran ini‟

(6) Uketetatsu ze

„Ayo maju‟

(7) Ganguro 1 : Kotobuki Ran!?

„Kotobuki Ran!?‟

(8) Ganguro 2 : Ge‟! Saikin Shibuya arashiteru yatsu da yo

„E‟! Dia yang belakangan ini membuat keributan di Shibuya‟

Yabai yo

„Gawat‟ Nigeyo– yo! Ayo kabur!‟

Data 4 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 9-10) 1 2 3 4 5 6 7 8 11 10 9

Terjemahan Data 4 :

(1) Ganguro 1 : Kotobuki Ran!?

„Kotobuki Ran!?‟

(2) Ganguro 2 : Ge‟! Saikin Shibuya arashiteru yatsu da yo

„E‟! Dia yang belakangan ini membuat keributan di Shibuya‟

Yabai yo

„Gawat‟ Nigeyo– yo! Ayo kabur!‟

(3) Ganguro 1 : U .. urareta kenka wa kau no ga kogyaru no tessoku! „Me .. menghadapi perkelahian adalah prinsip kogal!‟

(4) Ganguro 3 : Uso! Sonna tessoku nai tte!!

„Bohong! Prinsip seperti itu tidak ada!!‟

(5) Ganguro 2 : Nai, nai

„Tidak ada, tidak ada‟

(6) Ganguro 1 : Iku yo, minna!

„Teman-teman, ayo (maju)!‟

(7) Ran : Ii dokyou jan

„Bukankah (itu) keberanian yang bagus‟ Kakatteki na!!

„Jangan sia-siakan!!‟

(8) Yamato : Hai, soko made

„Ya cukup sampai disitu‟

„Silahkan kamu datang ke kantor polisi‟

(9) Ran : Na, nan da yo! Ima omoshiroku naru toko datta no ni!!

„A..apa sih! Padahal sekarang sedang seru-serunya!!‟

(10)Yamato : Mondou muyou

„Pertanyaan dan jawaban yang tak perlu dijawab‟

(11) Ganguro 1 : Gyahahaha ba– ka ba– ka

„Gyahahaha bo– doh bo–doh‟

(12)Ganguro 2 : Hodousarete yan no~~ !! „Selamat dibina~~!!‟

Data 5 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 12) 1 2 3 4 7 5 6 8 9 10 11 12

Terjemahan Data 5 :

(1) Ran : Mukou ga katte ni mitsuide kurun dakara hanzai ja nai ssho „Itu kan tidak menjadi tindak kriminal karena kau keburu datang‟

(2) Yamato : Ore ga omae no aniki janakattara tokku ni zenka mochi ni natteru zo!!!

„Karena aku kakakmu, aku peduli pada perbuatan-perbuatanmu!!!‟

(3) . Kansha kurai shiro yo!!!

„Terima kasih kurang lebih lakukan

„Berterimakasihlah sedikit!!!‟

(4) Ran : Hei hei „Hei hei‟

Arigato– gozaima~~~su Terima kasi––h‟

(5) Yamato : Kuaa~ Hara tatsu!!

Kuaa~ benar-benar membuat marah!! (6) Monolog : Atashi Kotobuki Ran 16 sai

Aku Kotobuki Ran, usiaku 16 tahun (7) Monolog : Chichi ni zikacho-

„Ayahku seorang kepala detektif‟ Haha ni fujinkeikan „Ibuku seorang polwan‟ Ani ni junsa „Abangku seorang polisi‟

Imouto ni magogyaru o motsu

„Adik perempuanku menjadi magogal‟ Yo ni mo fukou na koukou 1 nen sei

„(Aku) siswa SMA tingkat 1 yang paling sial sedunia‟

(8) Ran : Aniki, ittoku kedo. Atashi oya no iu to-ri ni koumu‟in nanka zuettai nara nai kara ne

„Kak, seperti yang sudah pernah kukatakan. Aku tidak akan menjadi PNS seperti permintaan orang tua‟

Oya ga akirameru made tokoton kogyaru tsuzukerunde yoroshiku

„Sampai orang tua menyerah, aku akan tetap menjadi kogal. Mohon bantuannya.‟

Fujinkeikan nante shou ni awasane– mon

„Lagian (aku) sama sekali tidak cocok menjadi polwan‟

Yamato : Sono kotoba zukai yamero!! „Berhenti berkata seperti itu!!‟

Data 6 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 21) 1 2 3 4 5 6

Terjemahan Data 6 :

Miyu : Ran tteba nani takuranderu no~~?

„Apa (sebenarnya) yang kau rencanakan~~?‟

Ran : Kaban

„Tas‟

Miyu : He?

„He?‟

Ran : Meishou Dai„ichi kou no kaban o getto surun da yo!! „(Aku) akan mendapatkan tas sekolah Meishou dai‟ichi!!‟ Shika mo tada de!!

„Lagipula gratis!!‟

Miyu : E~~~~!!? „E~~~~!!?‟

Ran : Kane nai sa „Nggak ada uang‟

Kane nakutte, hi saro ni mo ikenai sa

„Karena nggak ada uang, bahkan pergi ke salon pun nggak bisa‟ Demo hoshii mon wa hoshii!!

„Tapi aku menginginkan barang yang aku inginkan!!‟ Nani ga nan de mo hoshii~~~~!!!!

ata 7 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 17)

Terjemahan Data 7 :

Satsuki : Mae wa Tokushin Gakuen no kaban datta kedo ima wa dantotsu

Meishou Dai‟ichi!

„Sebelumnya tas Tokushin Gakuen, saat ini lebih populer (tas)

Meishou Dai‟ichi!‟

Koko no kaban motteru no ga kogyaru no suteitasu tte wake yon

„Kalau membawa tas ini menjadi status kogal lho‟

1 2

Data 8 (“Gals!” Jilid 1, 1991 : 30-31)

1

3 4 5 6 7 8 9

Terjemahan Data 8 : (1) Ran : Yabbe– na

Gawat‟

(2) . Ikioi amatte motte kichimatta yo „Aku sudah memaksa‟

(3) Kore tte yappa nusumi ni nan no kana~

Dokumen terkait