• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN

2.6 Penelitian yang Relevan

Mia (2007) dalam tesisnya “Analisis Fungsi Shuujoshi Kana dan Kashira dalam Manga Berjudul Asari Chan 1,5, dan 9” menganalisis tentang perbedaan

ragam bahasa pria dan kashira dalam ragam bahasa wanita. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kedua partikel tersebut mulai digunakan baik pada pria maupun wanita.

Penelitian di atas memberikan pandangan mengenai penggunaan kana dan

kashira dalam ragam percakapan pria dan wanita. Kana dan kashira sebagai salah satu partikel akhir kalimat cenderung pada pengungkapan keragu-raguan, pengandaian, dan pengungkapan saran kepada diri sendiri. Hal ini membantu dalam menganalisis partikel sebagai pemarkah emotif dalam percakapan.

Manurung (2010) dalam jurnal “Analisis Penggunaan Partikel Akhiran

Shuujoshi „Ne‟ dan „Yo‟ pada Novel “Sabiru Kokoro” menganalisis tentang perbedaan makna sebagai pembeda fungsi pada shuujoshi ne dan yo. Dalam jurnal tersebut, dinyatakan bahwa shuujoshi ne, digunakan oleh penutur saat ia mempunyai kesamaan persepsi dengan pendengarnya, sedangkan penggunaan

shuujoshi yo terjadi apabila pernyataan penutur berbeda dengan persepsi si pendengarnya. Selain itu juga terdapat perbedaan makna yang besar diantara sesama shuujoshine dan sesama shuujoshiyo.

Ne dan yo sebagai salah satu partikel akhir kalimat merupakan partikel yang cukup sering digunakan dalam percakapan yang berfungsi untuk menyetujui maupun tidak menyetujui pendapat lawan bicara. Melalui penelitian di atas memberikan pandangan mengenai fungsi yang berbeda antara partikel ne dan yo

sehingga penelitian di atas dapat mempermudah dalam menganalisis makna emotif partikel ne dan yo dalam penelitian ini.

Nurhayati (2010) dalam tesisnya “Analisis Penggunaan Josei Senyou no Bunmatsushi dalam Bahasa Wanita dalam Bahasa Jepang Modern” yang

menganalisis mengenai bunmatsushi (shuujoshi), yakni partikel di akhir kalimat yang biasa digunakan oleh wanita untuk menunjukkan perasaan pembicara terhadap lawan bicara, seperti kashira, mono, no, yo, dan wa, serta bentuk kalimat yang menyertainya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa josei senyou no bunmatsushi berfungsi untuk menghindari pernyataan langsung, tidak bersifat memerintah, dan tidak memaksakan pendapat terhadap lawan bicara, yang umumnya digunakan pada lawan bicara yang dekat atau berusia yang lebih muda dalam situasi tidak formal. Bentuk kalimat yang disertai josei senyou no bunmatsushi sebagian besar dalam bentuk biasa (futsutai).

Penelitian di atas memiliki kajian yang mendekati penelitian ini, yakni membahas mengenai fungsi partikel akhir kalimat yang umum digunakan oleh wanita. Dalam fungsi partikel yang dibahas pada penelitian di atas terdapat hasil penelitian yang menunjukkan adanya makna emotif pada beberapa partikel akhir kalimat dalam percakapan wanita, sehingga penelitian ini membantu proses analisis data dalam penelitian ini

Laili (2010) dalam artikel jurnalnya berjudul “Penggunaan Bahasa Ragam Pria Danseigo oleh Tokoh-Tokoh Utama Wanita dalam Komik Chibi Maruko Chan Karya Momoko Sakura” yang menganalisis fungsi shuujoshii (partikel akhir kalimat) dan pronomina dalam ragam bahasa pria bahasa Jepang yang digunakan oleh tokoh wanita dalam komik Chibi Maruko Chan 3. Analisis dilakukan terhadap 188 data kalimat dengan menyertakan konteks percakapan melalui pendekatan sosiolinguistik. Hasil penelitian menunjukkan fungsi-fungsi shuujoshi

berjumlah 11 data dan fungsi pronomina dalam ragam bahasa pria yang berjumlah 4 kalimat dan yang dianalisis berjumlah 3 data.

Penelitian di atas melakukan analisis terhadap partikel dan bahasa Jepang, yakni shuujoshi (partikel akhir kalimat) yang didalamnya menyinggung fungsi

shuujoshi yang berkaitan dengan makna emotif. Penelitian di atas memberikan pandangan mengenai fungsi shuujoshi dalam kaitannya dengan makna emotif yang juga merupakan salah satu objek kajian dalam penelitian ini

Aderyn (2011) dalam tesisnya “Analisis Fungsi Partikel Ka (Shuujoshi) dalam Novel Rough Karya Aoki Hikaru” yang menganalisis mengenai berbagai

macam fungsi partikel ka. Dari penelitian tersebut, ditemukan fungsi yang paling banyak ditemukan dalam novel tersebut adalah fungsi yang menunjukkan suatu hal yang tidak pasti, didahului kata tanya yang mengekspresikan keraguan.

Penelitian di atas secara tidak langsung mengungkapkan bahwa adanya makna emotif dalam partikel ka, yakni keraguan, sehingga mendekati kajian penelitian ini, yakni memberikan pandangan mengenai fungsi partikel ka yang dalam hal ini berkaitan dengan makna emotif.

Arvianti (2011) dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Kajian Konteks dalam Tindak Tutur Tidak Langsung” yang menganalisis kalimat-kalimat tidak langsung melalui konteks yang berkaitan dengan waktu dan tempat, interaksi antara penutur dan lawan tutur, serta hubungan penutur dan lawan tutur dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa keterkaitan konteks sangat berpengaruh dalam memahami tuturan yang melibatkan setting tempat dan waktu tuturan, kegiatan interaksi berbahasa antara penutur dan lawan tutur, dan relasi antar penutur

Penelitian di atas menekankan pada analisis konteks situasi percakapan yang merupakan bidang kajian yang sama dengan penelitian ini, serta memberikan pandangan peranan konteks dalam percakapan pada tindak tutur tidak langsung.

Penelitian-penelitian di atas kesemuanya membahas mengenai partikel bahasa Jepang, terutama partikel akhir kalimat (shuujoshi). Melalui temuan dari penelitian-penelitian yang relevan di atas, memberikan pandangan mengenai fungsi-fungsi partikel yang menjadi dasar dari penelitian ini. Namun, penelitian yang telah dilakukan hanya sebatas mengenai fungsi suatu partikel dan belum ada penelitian yang memfokuskan pada pembahasan mengenai makna emotif yang terkandung dalam suatu partikel dalam kalimat percakapan.

Partikel bahasa Jepang memiliki jumlah yang banyak dan masing-masing memiliki makna emotif yang berbeda-beda, bahkan suatu partikel dapat memiliki beberapa makna emotif dan makna yang muncul berbeda-beda sesuai dengan konteks ujaran, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memaknai emosi yang muncul. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai partikel yang difokuskan pada kajian makna emotif yang dibawa oleh partikel dalam bahasa

Jepang dengan mengambil sumber data dari komik “Gals!” karya Mihona Fujii jilid 1 yang dikaji melalui pendekatan pragmatik.

Dokumen terkait