• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Dalam dokumen PT Metrodata Electronics, Tbk (Halaman 33-40)

REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

a. Pertumbuhan Penjualan

Selama tahun 2007, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2.712.987 juta, meningkat 66% dari Rp 1.636.282 juta di tahun 2006. Pencapaian pendapatan ini melampaui target Perseroan sebesar Rp 2.000.000 juta. Bisnis Distribusi menyumbangkan 43% penjualan Perseroan, sementara Bisnis Solusi menyumbangkan 57%. Sebagai perbandingan, di tahun 2006 komposisinya adalah 50-50.

Peningkatan penjualan Perseroan yang cukup signiikan di tahun 2007 tersebut terutama berasal dari penngkatan volume penjualan perangkat keras d seluruh dvs Perseroan. Secara umum penngkatan penjualan Perseroan adalah karena adanya peningkatan permintaan yang tajam terhadap kebutuhan peralatan komputer d dalam neger d semua segmen pasar dan semua sektor ndustr, untuk semua jens komputer termasuk perangkat lunak dan prnter.

D dvs dstrbus, volume penjualan perangkat keras menngkat sebesar 45 rbu unt atau 66,4% dar 369 ribu unit pada tahun 2006 menjadi 614 ribu unit tahun 2007. Peningkatan ini terutama pada penjualan komputer server dan desktop (PC) yang meningkat sebesar Rp 823.938 juta (naik 89%) dibandingkan penjualan tahun 006.

Selain perangkat keras, peningkatan penjualan Perseroan selama tahun 2007 juga didukung oleh peningkatan penjualan perangkat lunak yang signiikan, baik perangkat lunak infrastruktur terutama Microsoft dan Oracle, maupun perangkat lunak aplikasi seperti SAP dan Oracle Finance. Peningkatannya juga terlihat dari meningkatnya jumlah pelanggan dan jumlah unit license yang dijual.

Prestasi Perseroan dalam meningkatkan penjualannya selain disebabkan oleh tingginya tingkat permintaan, juga didukung oleh aktivitas pemasaran secara keseluruhan yang efektif membantu proses peningkatan penjualan khususnya untuk Bisnis Distribusi seperti pameran-pameran berskala nasional, penempatan iklan di media masa dan lain-lain. Berikut analisa pertumbuhan penjualan:Berikut analisa pertumbuhan penjualan:

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan 2007 2006 2005

Perangkat keras .04.44 1.214.329 1.142.077

Jasa 370.621 247.531 214.648

Perangkat lunak 300.924 174.422 147.181

Jumlah 2.712.987 1.636.282 1.503.906

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.

Pendapatan dari Penjualan Perseroan mengalami peningkatan yang cukup pesat senilai Rp 1.076.705 juta atau mengalami kenaikan sebesar 65,8% dari Rp 1.636.282 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 2.712.987 juta pada tahun 2007 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan perangkat lunak dari Rp 174.442 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 300.924 juta pada tahun 2007 atau mengalami kenaikan sebesar 72,5% dari tahun 2006. Begitu juga untuk penjualan perangkat keras dan pendapatan jasa mengalami kenaikan dari Rp 1.214.329 juta dan 247.531 juta pada tahun 2006 menjadi 2.041.442 juta dan 370.621 juta pada tahun 2007, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 68,1% dan 49,7%.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Pada tahun 2006, Penjualan meningkat sebesar Rp 132.376 juta atau 8,8% dari Rp 1.503.906 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 1.636.282 juta pada tahun 2006 yang terutama disebabkan oleh kenaikan penjualan perangkat lunak sebesar Rp 27.241 juta atau 18,5% dan diikuti dengan kenaikan pendapatan jasa sebesar 32.883 juta atau sebesar 15,3% dan peningkatan penjualan perangkat keras sebesar 72.252 juta atau naik sebesar 6,3% dari tahun 2005.

Pertumbuhan Penjualan Tahun 2005-2007 (dalam Rp juta) b. Pertumbuhan Beban

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2006.

Pertumbuhan beban usaha tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar Rp. 39.737 juta atau 30%. Sebagian besar kenaikan ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

1. Pertumbuhan jumlah karyawan, karena pertumbuhan bisnis solusi yang cukup pesat sehingga Perseroan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak. Di tahun 2007 Perseroan melakukan penambahan karyawan sebanyak lebih kurang 13 % dari jumlah karyawan di tahun 006.

. Serng dengan pertumbuhan bsns dan ekspans Perseroan, hal n memcu aktvtas pemasaran yang lebih agresif dan intensif.

3. Inlasi di tahun 2007 juga ikut menyumbang pertumbuhan beban di tahun 2007.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2005.

Pertumbuhan beban usaha tahun 006 dbandngkan tahun 005 mengalam kenakan sebesar Rp. 14.644 juta atau 12,4%. Sebagian besar kenaikan ini disebabkan inlasi.

c. Pertumbuhan Laba Laba Usaha

Laba Usaha Perseroan untuk periode 1 (satu) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 110.953 juta, atau meningkat sebesar 109,7%. Pertumbuhan yang sangat baik ini dihasilkan dari tingkat kenaikan laba kotor sebesar 52,7% sementara beban usaha hanya mengalami kenaikan sebesar 29,9% berkat eisiensi yang dilakukan Perseroan.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.

Laba Usaha Perseroan pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu senilai Rp 58.032 juta atau 109,7% dari Rp 52.921 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 110.953 juta pada tahun 2007. Sehubungan dengan ini, margin Laba Usaha terhadap Penjualan juga menunjukkan peningkatan, yaitu dari 3% pada tahun 2006 menjadi 4% pada tahun 2007.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Pada tahun 2006, Laba Usaha mengalami penurunan sebesar Rp 13.319 juta atau turun 20% dari Rp 66.240 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 52.921 juta pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh penambahan jumlah karyawan pada tahun 2006 sehingga jumlah beban gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat 18% dari tahun 2005. Ditambah beban-beban usaha yang lain mengalami peningkatan, tapi sangat kecil kenaikannya.

Laba Bersih

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.

Laba Bersih Perseroan untuk periode 1 (satu) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 28.480 juta atau meningkat sebesar 37% dari tahun 2006, hal ini dikarenakan tingginya tingkat penjualan pada tahun 2007.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Seperti pada tahun 2007, laba bersih Perseroan pada tahun 2006 juga meningkat sebesar 27% dari Rp 16.307 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 20.776 juta pada tahun 2006. Salah satu penyebab meningkatnya laba bersih pada tahun 2006 ini dikarenakan menurunnya jumlah beban lain-lain (bersih) yang cukup tajam.

Pertumbuhan laba Perseroan n menunjukkan trend penngkatan pada pendapatan laba Perseroan dar tahun ke tahun.

Pertumbuhan Laba Tahun 2005-2007 (dalam Rp juta) d. Pertumbuhan Jumlah Aktiva, Jumlah Kewajiban dan Jumlah Ekuitas

Jumlah Aktiva

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.

Jumlah Aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 1.162.251 juta, meningkat sebesar Rp 421.451 juta atau 57% dibanding tahun 2006 senilai Rp 740.800 juta. Meningkatnya jumlah aktiva Perseroan selama tahun 2007 dapat diindikasikan dengan meningkatnya piutang usaha sebesar Rp 277.546 juta, dari Rp 317.634 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 595.180 juta pada tahun 2007. Dan juga meningkatnya kas dan setara kas yang cukup tinggi dari Rp 106.397 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 159.929 juta pada tahun 2007. Uang muka pembelian dan biaya dibayar dimuka juga mengalami peningkatan masing-masing dari Rp 20.344 juta dan Rp 32.914 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 27.475 juta dan Rp 53.774 juta pada tahun 2007.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Untuk tahun 2006, jumlah aktiva Perseroan juga mengalami peningkatan senilai Rp 74.196 juta atau 11% dari Rp 666.604 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 740.800 juta pada tahun 2006. Pertumbuhan ini antara lain didapatkan dari peningkatan persediaan Rp 76.864 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 116.720 juta pada tahun 2006. Yang mana seluruh persediaan ini telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya.

Jumlah Kewajiban

Akibat dari kenaikan aktiva, jumlah Kewajiban tahun 2007 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 364.622 juta, peningkatan sebesar 80%. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kewajiban lancar berupa pinjaman Bank menjadi sebesar Rp 385.953 juta.

Jumlah kewajiban lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 787.115 juta. Jumlah kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2007 mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena meningkatnya hutang bank jangka pendek dan juga bertambahnya fasilitas dari bank yang memberi pinjaman, yang berarti semakin meningkatnya kepercayaan bank-bank pemberi kredit untuk memberikan pinjaman kepada Perseroan, yaitu senilai Rp 257.641 juta atau 201% dari Rp 128.312 juta tahun 2006 menjadi Rp 385.953 juta pada tahun 2007

Jumlah kewajiban jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah Rp 32.266 juta atau menurun 19% dibandingkan tahun 2006 yang berjumlah Rp 39.754 juta. Hal ini dikarenakan pada tahun 2007 hutang jangka panjang setelah dikurangi jatuh tempo dalam waktu satu tahun menurun dari tahun 2006. Pada tahun 2006, hutang bank jangka panjang menurun sebesar Rp 6.187 juta atau 31% dari Rp 19.824 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 13.637 juta pada tahun 2006.

Jumlah Ekuitas

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.

Jumlah Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 284.282 juta. Pada tahun 2007, Jumlah Ekuitas Perseroan tumbuh sebesar Rp 21.984 juta atau 8% dari Rp 262.298 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 284.282 juta pada tahun 2007. Hal ini berkaitan dengan kemampuan Perseroan untuk memperoleh laba dari kegiatan operasinya.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Begitu juga untuk tahun 2006, jumlah Ekuitas pada tahun 2006 meningkat sebesar Rp 12.388 juta atau 5% dari Rp 249.910 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 262.298 juta pada tahun 2006 sama seperti tahun sebelumnya peningkatan ini dikarenakan kemampuan Perseroan untuk meningkatkan laba dari kegiatan operasinya.

e. Likuiditas dan Solvabilitas Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang diukur dengan menggunakan rasio lancar yang membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Likuiditas Perseroan untuk periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 juga tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005 menunjukkan kondisi rasio lancar yang sehat, yaitu masing-masing sebesar 128%, 152%, dan 170%.

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode 1(satu) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 menunjukan arus kas negatif. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penjualan yang meningkat pada akhir periode sehingga perseroan belum menerima penerimaan piutang dari pelanggan yang belum jatuh tempo. Perseroan baru menerima piutang tersebut pada triwulan pertama tahun 2008 sehingga dapat dilihat pada laporan arus kas Perseroan pada periode yang berakhir tanggal 31 maret 2008 perseroan menghasilkan arus kas bersih positif dari kegiatan operasional.

Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang diukur dengan perbandngan antara jumlah kewajban dengan jumlah ekutas (solvabltas ekutas) dan perbandngan antara jumlah kewajban dengan jumlah aktva (solvabltas aktva).

Solvabilitas ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan 2005 masing-masing adalah sebesar 288%, 173%,dan 146%. Peningkatan solvabilitas ekuitas disebabkan karena meningkatnya kewajiban yang disebabkan karena peningkatan hutang usaha dan adanya depresiasi Rupiah yang menyebabkan melambungnya hutang bank dalam dolar Amerika Serikat yang dimiliki Perseroan. Solvabilitas aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 70%, 61%,dan 55%. Meningkatnya solvabilitas aktiva disebabkan peningkatan dari kewajiban yang disebabkan karena meningkatnya hutang usaha dan adanya depresiasi Rupiah yang menyebabkan melambungnya hutang bank dalam dolar Amerika Serikat yang dimiliki Perseroan.

Dengan kinerja selama tahun 2007 yang demikian baik, Perseroan berhasil mencapai Return on Equity sebesar 10,02% dibandingkan sebelumnya yang hanya mencapai 7,92%. Perseroan akan terus berupaya penuh untuk memaksmalkan return yang lebih baik lagi seiring dengan pencapaian pangsa pasar yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang dinamis.

3. PROSPEK USAHA DAN ASPEK PEMASARAN

Bisnis teknologi informasi di Indonesia dinilai oleh Perseroan masih memiliki prospek usaha yang sangat bak mesk tngkat persangan cukup tngg dan konds ekonom makro saat n mengalam penurunan akibat meningkatnya inlasi menyusul kenaikan harga minyak mentah di pasaran internasional. Perseroan menyadari bahwa tingginya inlasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2008 yang oleh pengamat ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 6%. Meski mengantisipasi kemungkinan perlambatan pertumbuhan, Perseroan optms permntaan terhadap teknolog nformas mash cukup tinggi terutama dari industri perbankan dan keuangan lainnya, telekomunikasi dan manufaktur karena cukup pentingnya peranan industri-industri ini dalam menjalankan perekonomian. Selain didukung oleh perkembangan industri-industri tersebut di atas, prospek usaha Perseroan yang baik juga didukung oleh karakateristik konsumen yang cenderung memilih teknologi terbaru dan yang memiliki karakteristik mobltas, sehngga ketergantungan pada lokas usaha semakn berkurang.

Untuk mengantisipasi peluang dan tantangan di masa yang akan datang, Perseroan melakukan beberapa strategi. Pada awal tahun 2008 Perseroan memutuskan untuk menyatukan semua kegiatan penjualan di bawah satu divisi yang kemudian disebut Sales and Distribution Division. Hal tersebut dilakukan agar divisi yang lain yaitu Product, Delivery and Implementation Division dapat mencurahkan perhatan dan

waktu mereka sepenuhnya untuk kegiatan pre-sales dan penyelesaian proyek. Pada waktu yang sama,

Perseroan juga akan berusaha sekuat mungkn melakukan penetras lebh mendalam kepada pelanggan yang sudah ada dengan memenuhi lebih banyak dari kebutuhan mereka. Perseroan akan lebih selektif dalam mencar pelanggan baru. Sebaliknya, Perseroan akan memfokuskan diri pada pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan yang telah Perseroan miliki.

Bsns Dstrbus Perseroan akan dselaraskan dengan tren ndustr. Perseroan telah melhat bahwa vendor-vendor TI secara agresif memperluas portofolio melalui akuisisi atau jalan lain. Kini semakin sulit bag pendatang baru untuk memasuk pasar dan bersang dengan merek besar. Itulah alasan mengapa Perseroan akan memfokuskan diri pada merek besar yang telah menjalin kerjasama dengan Perseroan. Perseroan akan dapat mengurangi sumber-sumber daya yang harus didedikasikan pada merek baru maupun merek yang tidak terlalu banyak mendatangkan penghasilan. Pengalaman Perseroan di masa lalu memperlhatkan bahwa akan lebh bak bla Perseroan berkonsentras pada merek terkemuka, terutama karena Perseroan tdak perlu lag mengedukas pasar.

Pada tahun 2008 ini Perseroan akan memperluas kehadiran Bisnis Distribusi Perseroan di sepuluh kota lagi antaranya Semarang, Palembang, Balikpapan, Ujung Pandang dan Pekan Baru, untuk lebih mendekatkan dengan pelanggan sebaga mtra perseroan. Kebjakan otonom daerah telah mula mendorong pertumbuhan di daerah, terutama di daerah-daerah yang kaya dengan sumber daya alam atau daerah-daerah di mana terdapat banyak perkebunan.

Pada Bsns Solus, pengembangan Perseroan juga akan darahkan pada penngkatan fokus. Perseroan telah merekrut tenaga-tenaga ahli industri untuk bidang-bidang telekomunikasi, keuangan, manufaktur dstrbus dan pemerntahan. Perseroan juga berencana untuk mempertahankan bass pelanggan Perseroan dengan memperkuat hubungan dengan masing-masing pelanggan yang sudah ada, baik enterprise maupun korporat. Analisis Perseroan memperlihatkan bahwa 80% dari penerimaan Perseroan datang dari pelanggan yang sudah ada, sementara hanya sekitar 20% yang datang dari pelanggan yang baru, dan ini adalah alasan keputusan Perseroan untuk berkonsentrasi pada kelompok pelanggan yang pertama.

Masing-masing tenaga penjualan dan pemasaran Perseroan akan menangani sejumlah pelanggan Small Medium Enterprise (SME) yang telah ditetapkan dalam upaya mereka mendapatkan order-order baru. Sekali lagi, tujuannya adalah untuk memaksimalkan kualitas pelayanan yang Perseroan berikan kepada para pelanggan Perseroan.

Dalam upaya Perseroan memperkuat bisnis outsourcing, Perseroan sudah mula melakukan pendekatan

dengan sebuah perusahaan regonal terkemuka d bdang bsns outsourcing n. Pendekatan tersebut antara lan berupa penjajakan kemungknan mendrkan anak perusahaan baru dar unt outsourcing Perseroan, yang dengan bantuan dari mitra, akan menggunakan metodologi dan kualitas delivery sesua standar.

Untuk mendukung rencana-rencana tersebut di atas, Perseroan akan terus melakukan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama di bidang pre-sales, pengelolaan proyek, kualitas delivery proyek dan konsultansi yang lebih disempurnakan. Di tahun 2007, Perseroan merekrut hampir 100 tenaga baru di Bisnis Solusi dan Perseroan berencana menciptakan sebuah divisi cross-industry atau General Business, yang akan menangani pelanggan skala kecil. Pelanggan skala kecil tersebut dtargetkan untuk berkembang menjad pelanggan korporat Perseroan.

Guna mempercepat pengembangan kapabilitas Perseroan di bidang Konsultasi Bisnis & pasar ERP (Enterprise Resources Planning), Perseroan akan mencar peluang bermtra dengan konsultan implementasi ERP terbesar di Indonesia. Melalui upaya ini, Perseroan berharap akan dapat merangkul semua segmen pasar ERP dan pada akhirnya menjadi implementasi ERP terbesar di Indonesia yang selanjutnya akan merupakan batu loncatan untuk ekspansi ke pasar regional.

Selain strategi-strategi tersebut di atas, untuk mengantisipasi risiko persaingan usaha di bisnis solusi, Perseroan telah melebarkan coverage perseroan dengan mengakuss Soltus Asa Pte Ltd .Dengan akuisisi tersebut, diharapkan pangsa pasar implementasi ERP SAP Perseroan yang semula hanya mencakup small medium enterprise kn dapat juga menjangkau large enterprise. Dengan akuss n perseroan berharap dapat memperluas jaringan usahanya hingga ke pasar Regional. Dengan akuisisi itu juga, perseroan dapat melakukan optimalisasi terhadap sumber daya manusianya.

Dalam rangka antisipasi terbatasnya sumber daya manusia maka perseroan di dalam progam regularnya telah melaksanakan progam Business Trainee. Dengan tujuan mencptakan tenaga tenaga berkapabltas tngg, mereka memperoleh pelathan dalam berbaga su bsns antara lan kepemmpnan dan motvas. Selain itu perseroan juga secara berkala melakukan pelatihan manajemen yang lebih diarahkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia untuk mengisi posisi managerial.

Sebagaimana halnya bidang usaha yang lain, kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan juga tidak terlepas dari risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Risiko-risiko ini telah disusun berdasarkan bobot dampak rsko terhadap kegatan usaha dan keuangan Perseroan. Adapun rsko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:

1. Risiko Persaingan Usaha

Dalam bdang usaha dstrbus produk dan jasa teknolog nformas, Perseroan menghadap persangan yang semakin ketat karena bertambahnya pemain baru dan masing-masing pemain berusaha mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Kegagalan Perseroan dalam memperluas pangsa pasarnya dan meningkatkan pelayanannya kepada para pelanggan akan menurunkan kemampuan Perseroan dalam menghaslkan pendapatan atau laba.

2. Risiko Terbatasnya Sumber Daya Manusia di Bidang Teknologi Informasi di Indonesia

Dalam merealsaskan rencana pengembangan usaha teknolog nformas, Perseroan mengandalkan pertumbuhan usahanya pada sumber daya manusia, yaitu keahlian dan ketrampilan yang dimiliki oleh para eksekutif dan tenaga ahli yang bekerja pada Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat mempertahankan eksekutif dan tenaga ahlinya serta kegagalan untuk merekrut penggantinya, maka hal n dapat mengakbatkan turnover karyawan yang tinggi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi knerja Perseroan sehngga dapat mengurang pendapatan Perseroan.

3. Risiko Kompetisi dengan Sebagian Pelanggan

Sebagan besar penjualan perangkat keras Perseroan dlakukan melalu para reseller. Strategi yang memberkan akses pada para pembel korporas untuk melakukan transaks pembelan langsung dengan Perseroan dapat mencptakan kompets bag para reseller Perseroan yang selama ini merupakan pelanggan Perseroan sekaligus penjual pada pasar korporasi bagi produk-produk Perseroan. Strategi n dapat mempengaruh hubungan dagang Perseroan dengan para reseller yang pada gilirannya akan mempengaruh knerja Perseroan dan mengurang pendapatan Perseroan.

4. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing

Sebagian besar produk dan jasa teknologi informasi yang ditawarkan Perseroan merupakan produk-produk yang berasal dari prinsipal di luar negeri yang nilainya terkait dengan kurs valuta asing. Dsampng tu, seluruh pnjaman Perseroan adalah dalam valuta asng. Sehubungan dengan hal n, apabila terjadi luktuasi yang tajam pada nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah, maka hal tersebut akan memberikan pengaruh yang signiikan pada pendapatan dan kondisi keuangan Perseroan.

5. Risiko Perekonomian dan Sosial Politik

Risiko perekonomian timbul karena perubahan perekonomian yang disebabkan oleh perubahan dalam bidang iskal dan moneter, perubahan politik dan kondisi sosial. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kegatan usaha Perseroan karena pendapatan Perseroan dpengaruh oleh pendapatan perkapta secara keseluruhan. Mengngat komputer, jasa solus nformas teknolog dan jasa nternet merupakan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan sekunder, penurunan pendapatan perkapita masyarakat akan berdampak langsung pada daya beli terhadap produk Perseroan sehingga pada akhirnya dapat mengurang pendapatan Perseroan.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG MATERIAL DALAM

Dalam dokumen PT Metrodata Electronics, Tbk (Halaman 33-40)