• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN

Dalam dokumen PT Metrodata Electronics, Tbk (Halaman 162-167)

DAFTAR II: INFORMASI LAPORAN LABA RUGI TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005

*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS

XVI. KETERANGAN TENTANG SUKUK IJARAH

5. PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN

5.1. Selama Imbalan Ijarah belum dilunasi seluruhnya, Perseroan berjanji dan mengikatkan diri bahwa Perseroan tanpa persetujuan tertuls dar Wal Amanat Sukuk, persetujuan tertuls tersebut tunduk pada ketentuan sebagai berikut:

a. Permohonan persetujuan tersebut tidak akan ditolak tanpa alasan yang jelas dan wajar ; b. Wal Amanat Sukuk wajb memberkan persetujuan, penolakan atau memnta tambahan

data/dokumen pendukung lainnya dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah permohonan persetujuan tersebut dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap oleh Wali Amanat Sukuk dan jika dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja tersebut Perseroan tidak menerima persetujuan, penolakan atau permintaan tambahan data/dokumen pendukung lainnya dari Wali Amanat Sukuk maka Wali Amanat Sukuk dianggap telah memberikan persetujuannya; dan

c. Jika Wali Amanat Sukuk meminta tambahan data/dokumen pendukung lainnya maka persetujuan atau penolakan wajb dberkan oleh Wal Amanat Sukuk dalam waktu 0 (sepuluh) Hari Kerja setelah data/dokumen pendukung lainnya tersebut diterima secara lengkap oleh Wali Amanat Sukuk dan jika dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja tersebut Perseroan tidak menerma persetujuan atau penolakan dar Wal Amanat Sukuk maka Wal Amanat Sukuk danggap telah memberkan persetujuan.

Perseroan tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. menjamnkan atau membeban dengan cara apapun sebagan besar maupun seluruh aktiva Perseroan, baik yang telah ada maupun yang ada dikemudian hari yang jumlahnya melebh 50% (lma puluh persen) dar jumlah aktva konsoldas Perseroan berdasarkan laporan keuangan terakhir yang diaudit yang dilaporkan kepada Wali Amanat, kecuali:

i. agunan atau jaminan tersebut telah diberikan sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwalamanatan Sukuk Ijarah;

ii. agunan atau jaminan yang diberikan oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan dimana manfaat yang diperoleh atas pemberian agunan atau jaminan tersebut digunakan untuk kepentingan Perseroan dan/atau Anak Perusahaan Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan dan/atau Anak Perusahaan Perseroan;

iii. agunan atau jaminan yang timbul karena keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

iv. agunan atau jaminan untuk pembiayaan perolehan aktiva melalui bentuk pinjaman sewa guna usaha (leasng) atau bentuk pnjaman lan, dmana aktva tersebut akan menjadi obyek agunan untuk pembiayaan tersebut;

b. Memberkan jamnan kepada phak lan (penanggungan) atas kewajban phak lan tersebut kecual memberkan jamnan kepada Anak Perusahaan dengan ketentuan nilai jaminannya tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari jumlah aktiva konsolidasi Perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi terakhir yang diaudit yang dlaporkan Perseroan kepada Wal Amanat Sukuk .

c. Melakukan penggabungan atau konsolidasi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan atau melakukan akuisisi atas perusahaan yang bidang usahanya berbeda dengan bdang usaha Perseroan sebagamana termaktub dalam anggaran dasar Perseroan, yang secara material akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan kecuali:

i. hal-hal tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa semua syarat dan kondisi Sukuk Ijarah dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku dan mengikat sepenuhnya kepada perusahaan penerus (surviving company) dan dalam hal Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, seluruh kewajban Sukuk Ijarah, tersebut dalhkan secara sah kepada

perusahaan penerus dan perusahaan penerus tersebut harus memlk aktva dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban Sukuk Ijarah; d. Menjual, memndahkan, memberkan ops, waran, atau hak untuk membel atau

mendapatkan saham Anak Perusahaan yang menyebabkan Perseroan kehilangan hak pengendalan atas Anak Perusahaan tersebut kecual () jka dlaksanakan atas dasar harga pasar yang wajar atau pelepasan hak tersebut sehubungan dengan penawaran umum saham Anak Perusahaan atau () pelepasan hak tersebut dlakukan terhadap Anak Perusahaan yang tidak beroperasi.

e. Menjual atau mengalihkan dengan cara apapun aktiva tetap Perseroan, baik yang sekarang ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari kepada pihak ketiga manapun kecuali:

. menjual atau mengalhkan aktva tetap sehubungan dengan penggantan;

ii. pembaruan aktiva tetap yang telah usang karena pemakaian atau habis disusutkan berdasarkan Prinsip Akutansi yang berlaku di Indonesia;

iii. pengalihan kepada Anak Perusahaan Perseroan dan/atau Ailiasi Perseroan, sepanjang dilakukan sesuai praktek kegiatan usaha Perseroan yang wajar; atau

v. dalam rangka eksekus jamnan

dengan ketentuan bahwa total penjualan atau pengalhan aktva tetap pada angka (), (ii) dan (iii) untuk hal-hal tersebut diatas tidak melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah aktiva konsolidasi Perseroan berdasarkan laporan keuangan terakhir yang diaudit dan dlaporkan Perseroan kepada Wal Amanat.

f. Memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali :

i. dilakukan sehubungan dengan kegiatan usahanya sehari-hari; atau . sehubungan dengan pembangunan fasltas usaha Perseroan; atau . kepada Anak Perusahaan; atau

iv. pinjaman kepada karyawan, koperasi dan yayasan karyawan Perseroan.

5.1. Selama belum dibayarkan seluruh Imbalan Ijarah, Perseroan berkewajiban untuk :

a. memenuh semua ketentuan dalam Perjanjan Perwalmanatan Sukuk Ijarah dan Perjanjan lainnya yang berkaitan dengan Perjanjian Perwalimanatan Sukuk Ijarah ini;

b. menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah dan/atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang jatuh tempo yang harus sudah tersedia (in good funds) paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum Tanggal Pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah dan/atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, dalam rekening KSEI yang ada di bank pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran.

Jumlah uang tersebut disetorkan kepada Agen Pembayaran dan salinan bukti transfer harus diteruskan kepada Wali Amanat Sukuk pada hari yang sama. Setelah Agen Pembayaran menerima sejumlah uang untuk pembayaran Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah, maka Agen Pembayaran wajib memberikan konirmasi tertulis atas penerimaan dana tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Wal Amanat Sukuk;

c. apabila Perseroan lalai menyetorkan jumlah dana tersebut di atas maka atas kelalaian tersebut Perseroan wajib membayar Kompensasi Kerugian Atas Keterlambatan sesuai dengan ketentuan yang akan diatur dalam Addendum Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; d. memelhara sstem pembukuan dan pencatatan akuntans berdasarkan prnsp akuntans

yang secara umum diterapkan di Indonesia dan memelihara buku serta catatan-catatan lain yang cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan hasil operasinya;

e. segera memberikan kepada Wali Amanat Sukuk keterangan dan penjelasan yang diminta secara wajar oleh Wali Amanat Sukuk mengenai hal-hal penting yang berkenaan dengan operas, keadaan keuangan, aktva Perseroan ;

f. segera memberitahukan kepada Wali Amanat Sukuk keterangan-keterangan setiap kejadian atau keadaan yang dapat mempunyai pengaruh penting atau buruk atas usaha-usaha atau operasi Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan Bapepam dan LK yang berlaku; g. tdak mengurang modal dasar dan modal dsetor Perseroan, kecual telah dsetuju oleh RUPS

Perseroan;

h. menyampaikan kepada Wali Amanat Sukuk laporan yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan di Pasar Modal yaitu:

(i). Laporan keuangan konsolidasi tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM dan LK selambatnya 90 (sembilan puluh) Hari setelah tanggal tahun buku perusahaan berakhr.

(ii). Laporan Keuangan konsolidasi tengah tahunan selambatnya sebagai berikut :

- 45 (empat puluh lima) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jka tdak dserta laporan akuntan, atau;

- 60 (enam puluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika dserta laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas atau;

- 90 (sembilan puluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

(iii). Laporan keuangan triwulan selambatnya 60 (enam puluh) Hari sejak tanggal akhir laporan trwulan.

i. memberitahukan secara tertulis setiap perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan atau laporan tentang perubahan Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang telah diterima baik oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia dan hasil RUPS ;

j. memenuh kewajban keuangan berdasarkan laporan keuangan konsoldas tahunan Perseroan dan Anak Perusahaan terakhir yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM dan LK yaitu sebagai berikut :

(). memelhara perbandngan antara hutang berbunga (Intersest Bearing Debt) dengan ekuitas tidak lebih dari 3 (tiga) berbanding 1 (satu) ;

(). memelhara perbandngan antara EBITDA (earning before interest tax depreciation amortizartion) dengan beban bunga yang disesuaikan (termasuk bunga yang dikapitalisasikan jika ada) tidak kurang dari 2 (dua) berbanding 1 (satu). Yang dimaksud EBITDA adalah laba usaha ditambah dengan biaya penyusutan dan biaya amortisasi. k. memelihara aktivanya agar tetap dalam keadaan baik dengan persyaratan dan ketentuan

sebagaimana dilakukan pada umumnya mengenai harta milik dan usaha serupa ;

l. membertahukan secara tertuls kepada Wal Amanat SUKUK dalam hal Perseroan melaksanakan penjualan atau pengalhan aktva dengan memperhatkan Pasal 6. butr (e) Perjanjan Perwalamanatan ;

m. segera membertahukan secara tertuls kepada Wal Amanat Sukuk perkara pdana, perdata, tata usaha negara dan perburuhan yang dihadapi Perseroan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dimana menurut anggapan Perseroan akan mempengaruhi secara material pemenuhan kewajiban pembayaran dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ; n. dengan tidak mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberi

ijin kepada Wali Amanat Sukuk atau pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat Sukuk dengan ketentuan pihak yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis terlebih dahulu, sekurang-kurangnya 3 (tiga) Hari Kerja sebelumnya, untuk memasuki gedung dan halaman yang dimiliki atau dikuasai Perseroan dan untuk melakukan pemeriksaan atas buku, ijin, keuangan Perseroan, inventaris, perjanjian-perjanjian, faktur-faktur, rekening-rekening dan dokumen-dokuemen lain yang berhubungan dengan keadaan usaha Perseroan pasa saat jam kerja Perseroan dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai Wali Amanat Sukuk sesuai denagn Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ;

o. mempertahankan bdang usaha utama Perseroan sesua dengan anggaran dasar Perseroan; p. menerbitkan dan menyerahkan Sertiikat Jumbo Sukuk Ijarah kepada KSEI, untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebaga bukt pencatatan dalam Daftar Pemegang Sukuk Ijarah dan menyampaikan fotokopinya dengan tanda terima dari KSEI tersebut kepada Wali Amanat ; q. melakukan pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan Peraturan Nomor IX.C.11

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-135/BL/2006 tertanggal empat belas Desember dua ribu enam (14-12-2006) tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang berikut perubahannya dan atau pengaturan lainnya yang wajib dipatuhi oleh Perseroan ; r. segera memberitahukan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk tentang terjadinya kelalaian

sebagaimana tersebut dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah atau adanya pemberitahuan mengenai kelalaian yang diberikan oleh kreditur Perseroan ;

s. memelihara asuransi-asuransi yang sudah berjalan dan berhubungan dengan kegiatan usaha dan aktiva Perseroan pada perusahaan asuransi yang bereputasi baik terhadap segala resiko yang biasa dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan Perseroan ;

t. Mengganti Obyek Ijarah dengan Obyek Ijarah pengganti jika Obyek Ijarah rusak dan/atau hilang dan/atau perjanjiannya berakhir dan/atau dibatalkan dan/atau habis dan/atau karena hal lainnya menjadi hilang manfaatnya dan/atau turun nilai manfaatnya.

u. membayar kewajiban pajak dan bea lainnya yang menjadi beban Perseroan dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undanganan yang berlaku ;

v. Dalam hal Sukuk Ijarah telah jatuh tempo, maka Perseroan berseda dan dwajbkan untuk bertanggung jawab secara inansial dan hukum mengenai pembayaran kembali Imbalan Ijarah;

w. Memperoleh opini dari Dewan Syariah Nasional (DSN).

6. KELALAIAN

6.1. Dalam hal terjadi kelalaian sebagaimana dimaksud dalam :

a. Butr 6.. huruf a. n dan keadaan atau kejadan tersebut berlangsung terus menerus selama 14 (empat belas) Hari Kerja, setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk ; atau

b. Butr 6.. huruf b, d, e, f, dan h dan keadaan atau kejadan tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali Amanat Sukuk dengan memperhatikan kewajaran yang berlaku umum, sebagaimana tercantum dalam teguran tertulis Wali Amanat, paling lama 120 (seratus dua puluh) Hari Kalender setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk;

- maka Wali Amanat Sukuk berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu kepada Pemegang Sukuk Ijarah dengan cara memuat pengumuman melalu (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.

- Wali Amanat Sukuk atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPSI menurut tata-cara yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

- Dalam RUPSI tersebut, Wali Amanat Sukuk akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut.Apabila RUPSI tidak dapat menerima penjelasan dan alasan Perseroan, maka apabla dperlukan akan dlaksanakan RUPSI berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan dengan Sukuk Ijarah.

- Jika RUPSI berikutnya memutuskan agar Wali Amanat Sukuk melakukan penagihan kepada Perseroan maka sesua dengan keputusan RUPSI Sukuk Ijarah menjad jatuh tempo dan Wali Amanat Sukuk dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSI itu harus

melakukan penaghan kepada Perseroan.

6.2. Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian atau hal tersebut di bawah ini:

a. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk atas Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah ; atau

b. Perseroan lala melaksanakan atau tdak mentaat dan atau melanggar salah satu atau lebh ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang berdasarkan pertimbangan Wal Amanat Sukuk secara materal dapat berakbat negatf terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ; atau c. Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan atau

konsolidasi yang mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum kecuali apabila dilakukan sesuai dengan pasal 6 ayat 6.1 huruf (c) Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah) atau dinyatakan dalam keadaan pailit yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau diberikan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh badan peradilan yang berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ; atau

d. pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagan besar aktva Perseroan atau telah mengambl tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ; atau

e. sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki Perseroan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakbat negatf terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruh secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ; atau

f. keterangan dan jamnan Perseroan tentang keadaan atau status korporas atau keuangan Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ; atau

g. Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara Perseroan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang berupa pinjaman (debt) yang menurut penilaian Wali Amanat Sukuk mempengaruhi secara berarti kemampuan pembayaran Perseroan terhadap kewajiban Perseroan atas Pemegang Sukuk Ijarah baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran kembal) ;

h. Perseroan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruh secara materal terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuh kewajban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk ijarah.

6.3. Dalam hal terjadi keadaan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.2. huruf c, atau Perseroan atas inisiatif sendiri mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) atau penutupan usaha, Wal Amanat Sukuk berhak langsung memanggl RUPSI atau bertndak mewakili kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah dan mengambil keputusan yang dianggap menguntungkan bag Pemegang Sukuk Ijarahdan untuk tu Wal Amanat Sukuk dbebaskan dar segala tndakan dan tuntutan oleh Pemegang Sukuk Ijarah.

6.4. Perseroan berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada Wali Amanat Sukuk dan / atau membebaskan Wali Amanat Sukuk dari setiap dan semua gugatan, kerugian, biaya tanggungan dan ongkos lain apapun yg diderita Wali Amanat Sukuk termasuk biaya konsultan hukum yang dsetuju Perseroan sehubungan dengan kewajban kewajban Perseroan berdasarkan Dokumen Perjanjian kecuali yang diakibatkan oleh kelalaian Wali Amanat Sukuk.

6.5. Ketentuan dalam butr 6. huruf b. dan f n dapat tdak berlaku apabla telah terjad perstwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk tentang Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam deinisi Force Majeure dalam ketentuan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah, maka keputusan tentang perstwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPSI.

Dalam dokumen PT Metrodata Electronics, Tbk (Halaman 162-167)