• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Pendapatan Pengolahan Kopi Biji (Green bean) Menjadi Kopi

5.2.4 Analisis Pendapatan Pengolahan Kopi Biji (Green bean) Menjadi Kopi

Pendapatan adalah hasil perhitungan dari selisih antara penerimaan dengan biaya total. Perhitungan pendapatan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean dapat di lihat dari Tabel berikut ini :

Pengemasan

Penjemuran Pencucian

Pengupasan Kulit Buah

Peroastingan Penjemuran Kopi Biji

Pengupasan Kulit Tanduk

Tabel 5.10 Pendapatan Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) Menjadi Kopi

Mesin Press Plastik 630.000

Timbangan 100.000

Pendapatan per 1 Kg Bahan Baku Kopi Biji 112.125 Sumber: Lampiran 9 & 10

Pada Tabel 5.10 pendapatan kopi Roastbeanadalah sebesar Rp.22.425.000.

Pendapatan per 1 kg nya untuk 200 kg adalah Rp.112.125.

5.3 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kopi Gelondong (Cherry Red) Menjadi Kopi Biji (Green Bean)

Nilai tambah yang diukur adalah nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kopi gelondong (Cherry Red) menjadi kopi biji (Green bean). Adapun dalam pengolahan jenis kopi yang di olah adalah kopi Arabika. Metode analisis yang digunakan adalah metode hayami untuk mengetahui nilai tambah di peroleh dari pengolahan kopi gelondong (Cherry Red) menjadi kopi biji (Green bean).

5.3.1 Input Bahan Baku Kopi Gelondong (Cherry red)

Penyediaan bahan baku merupakan salah satu kegiatan di dalam produksi. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan adalah kopi gelondong (Cherry red).

Tabel 5.11 Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) Sampel Bahan Baku (Cherry red) untuk setiap sampel paling sedikit adalah 400 kg dan paling banyak adalah 5000 kg. Dengan total keseluruhan bahan baku kopi gelondongan (Cherry red) adalah 14650 kg dengan rataan 1220 kg. Kebutuhan biaya dalam pembelian bahan baku kopi (Cherry red) paling sedikit adalah Rp. 2.400.000.

Dengan rata-rata biaya bahan baku sebesar Rp. 7.325.000.

5.3.2 Upah Tenaga Kerja Pengolahan Kopi Biji

Adapun tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting dalam pengolahan untuk memproduksi kopi gelondong (Cherry Red) menjadi kopi biji (Green bean). Tenaga

kerja terbagi atas dua yaitu tenaga kerja dalam keluaraga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).

Tabel 5.12 Penggunaan Input Tenaga Kerja Sampel Bahan Rp.1.250.000 dengan rataan sebesar Rp.113.636. Rata-rata penggunaan tenaga kerja pengolahan kopi gelondongan (Cherry red) menjadi kopi biji (Green Bean) untuk 1 kali produksi yaitu 8,43 HKO dengan total keseluruhan yaitu 101,25 HKO.

5.3.3 Biaya Sumbangan Input Lain Pengolahan Kopi Biji (Green bean)

Proses pengolahan Kopi Biji (Green bean) memiliki biaya sumbangan input lain terdiri dari 2 biaya yakni biaya penunjang dan biaya penyusutan. Biaya bahan penunjang adalah goni, tali plastik, minyak mesin dan ongkos. Biaya penyusutan

peralatan adalah mesin pullper, ember, kayu serok, gerobak sorong, besi goni dan terpal.

Tabel 5.13 Biaya Bahan Penunjang (1 Kali Proses Produksi) No Input Bahan Jumlah penyusutan peralatan ini disebutkan didalam Tabel 5.14 berikut ini.

Tabel 5.14 Biaya Penyusutan Peralatan No Peralatan Jumlah penyusutan alat per kg nya untuk 14650 kg buah kopi adalah Rp.429,4 jadi jumlah

biaya sumbangan input lain adalah biaya bahan penunjang ditambah dengan biaya penyusutan peralatan. Maka sumbangan input lain adalah Rp. 1.026.

5.3.4 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Biji

Adapun besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kopi gelondong (Cherry Red) dalam mengsailkan kopi biji (Green Bean) maka digunakan metode Hayami. Perhitungan nilai tambah di lihat pada Tabel 5.15:

Tabel 5.15 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Biji (Green Bean)

No Variabel Rumus Nilai

5. Koefesien Tenaga Kerja (HOK/Kg)

a. Pendapatan Tenaga Kerja (%)

a. Output, Input, Harga

Dari Tabel 5.15 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Biji (Green bean) di atas dapat diuraikan bahwa dalam pengolahan kopi gelondong (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean) menggunakan bahan baku sebanyak 1220 kg dapat menghasilkan total output sebanyak 244 kg sehingga menghasilkan faktor konversi sebesar 0,2.

Nilai konversi ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 kg buah kopi gelondongan (Cherry red) dapat menghasilkan 0,2 kg kopi biji (Green bean).

Dalam proses pengolahan tersebut menggunakan tenaga kerja sebanyak 8,43 HOK.

Sehingga koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg kopi biji (Green bean) adalah 0,006 HOK.

b. Pendapatan Dan Keuntungan

Adapun harga rata-rata bahan baku usaha pengolahan kopi biji (Green bean) di daerah penelitian adalah Rp.6.000/ kg bahan baku. Sedangkan sumbangan input lain adalah Rp.1.026. Harga output kopi biji (Green bean) adalah Rp.50.000/kg dan nilai output 10.000/kg. Dapat diketahui bahwa nilai tambah yang di peroleh dari usaha pengolahan kopi gelondongan (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp.2.974 yang diperoleh dari nilai output dikurang harga input bahan baku dan sumbangan input lain, dengan rasio nilai tambah sebesar 29,7 % yang artinya 29,7% dari nilai output merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan kopi gelondongan (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean).

Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari hasil kali antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja sebesar Rp. 36,88/ kg dengan bagian tenaga kerja sebesar 1,2%. Keuntungan yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi gelondongan

(Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp.2.937/kg, dengan bagian keuntungan sebesar 29,3%.

c. Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

Dari Tabel 5.15 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Biji (Green bean) di atas dapat dilihat bahwa margin yang diperoleh dari nilai output dikurangi dengan harga input bahan baku adalah sebesar Rp.4.000/kg, dengan persentase pendapatan tenaga kerja 0,92%, sumbangan input lain sebesar 25,6% dan keuntungan pengolah sebesar 73,4%.

Dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai tambah pada usaha pengolahan kopi gelondong (Cherry Red) menjadi kopi biji (Green bean) adalah Rp.2.974 dengan rasio nilai tambah sebesar 29,7 %. Jika nilai tambah >0 berarti usaha pengolahan kopi gelondong (Cherry Red) menjadi kopi biji (Green bean) memberikan nilai tambah (positif), maka hipotesis dapat diterima

5.4 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) Menjadi Kopi Roatsbean

Nilai tambah yang diukur adalah nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean. Adapun dalam pengolahan jenis kopi yang di olah adalah kopi Arabika. Metode analisis yang digunakan adalah metode hayami untuk mengetahui nilai tambah yang di peroleh dari pengolahan kopi biji (Green Bean) menjadi Kopi Roatsbean.

5.4.1 Input Bahan Baku Kopi Biji (Green Bean)

Penyediaan bahan baku merupakan salah satu kegiatan di dalam produksi. Bahan

baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan adalah kopi biji (Green Bean).

Tabel 5.16 Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Pengolahan Kopi Roastbean Bahan Baku

5.4.2 Input Tenaga Kerja Pengolahan Kopi Roastbean

Adapun tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting dalam pengolahan untuk memproduksi kopi biji (Green bean) menjadi Kopi Roatsbean. Tenaga kerja terbagi atas dua yaitu tenaga kerja dalam keluaraga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK).

Tabel 5.17 Penggunaan Input Tenaga Kerja Bahan Baku

Pada Tabel 5.17 penggunaan input tenaga kerja bahwa total tenaga kerja berjulah 1 orang. Total upah tenaga kerja sebesar 1.700.000 dan total HKO yaitu 20.

5.4.3 Biaya Sumbangan Input Lain

Sumbangan input lain dalam pengolahan kopi Roatsbean terdiri dari 2 bagian yakni biaya bahan penunjang dan biaya penyusutan peralatan. Biaya bahan penunjang adalah gas, kertas, kemasan dan label. Biaya penyusutan peralatan adalah mesin roasting, tampah, wadah stainless, sendok kopi, mesin press plastik, timbangan dan toples.

Tabel 5.18 Biaya Bahan Penunjang 1 Kali Proses Produksi No Input

Pada Tabel 5.18 biaya bahan penunjang bahwa total biaya bahan penunjang dalam pengolahan kopi Roastbean adalah sebesar Rp.755.000 untuk satu kali produksi.

Biaya bahan penunjang per Kg untuk 250 kg kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp. 3.020. Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut ini:

Tabel 5.19 Biaya Penyusutan Peralatan dalam pengolahan kopi Roatsbean adalah sebesar Rp. 2.820.00. Biaya penyusutan peralatan per kg untuk kopi biji (Green bean) 250 kg adalah Rp. 11.280.

Jadi jumlah biaya sumbangan input lain adalah biaya bahan penunjang ditambah dengan biaya penyusutan peralatan. Maka sumbangan input lain adalah Rp. 14.300.

5.4.4 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Roastbean

Untuk melihat berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kopi biji (Green bean) untuk menghasilkan kopi Roastbean maka digunakan metode Hayami. Adapun prosedur perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode hayami disajikan dalam bentuk Tabel 5.20 sebagai berikut.

Tabel 5.20 Nilai Tambah Pengolahan Kopi Roastbean 12 a. Pendapatan Tenaga Kerja

(Rp/Kg)

M = E x g 6.800

b. Bagian Tenaga Kerja (%) N = M/K x100% 17,12

13 a. Keuntungan (Rp/Kg) O = K – M 32.900

b. Tingkat Keuntungan (%) P = O/J x 100% 31,63 Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp/Kg) Q = J – H 54.000

Dari Tabel 5.20 nilai tambah pengolahan kopi Roastbean dapat diuraikan bahwa dalam pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean menggunakan bahan baku sebanyak 250 kg dapat menghasilkan total output sebanyak 200 kg sehingga menghasilkan faktor konversi sebesar 0,8. Nilai konversi ini menunjukkan

bahwa setiap pengolahan 1 kg kopi biji (Green bean) dapat mengasilkan 0,8 kopi Roastbean. Dalam proses tersebut menggunakan tenaga kerja sebanyak 20 HOK.

Sehingga koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg kopi biji adalah 0,08 HOK.

b. Pendapatan dan keuntungan

Adapun rata-rata harga input bahan baku usaha pengolahan kopi Roastbean di daerah penelitian adalah Rp.50.000/ kg bahan baku. Sedangkan sumbangan input lain adalah Rp14.300. Harga output kopi Roasting adalah Rp. 130.000/ kg dan nilai output adalah Rp.104.000/kg. Dapat diketahui bahwa nilai tambah yang di peroleh dari usaha pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean adalah sebesar Rp.39.700 yang diperoleh dari nilai output dikurang harga input bahan baku dan sumbangan input lain, dengan rasio nilai tambah sebesar 38,17% yang artinya 38,17% dari nilai output merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean. Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari hasil kali antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja sebesar Rp. 6800/ kg dengan bagian tenaga kerja sebesar 17,12%.

Keuntungan yang diperoleh dari usaha pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roasting adalah sebesar Rp. 32.900 / kg, dengan bagian keuntungan sebesar 31,63%.

c. Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

Dari Tabel 5.20 analisis nilai tambah Metode Hayami dapat dilihat bahwa margin yang diperoleh dari nilai output dikurangi dengan harga input bahan baku adalah

sebesar Rp.54.000/ kg, dengan persentase pendapatan tenaga kerja sebesar 12,5 %, sumbangan input lain sebesar 26,48% dan keuntungan pengolah sebesar 60 %.

Dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai tambah pada usaha pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean adalah Rp.39.700 dengan rasio nilai tambah sebesar 38,17% . Jika nilai tambah >0 berarti usaha pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean memberikan nilai tambah (positif), maka hipotesis dapat diterima.

5.5 Perbedaan Kopi Gelondong (Cherry red), Kopi Biji (Green Bean) Dan Roastbean

5.5.1 Perbedaan Bentuk Kopi

Kopi yang telah di petik tentunya membutuhkan proses yang panjang untuk di konsumsi karena harus melewati tahapan proses yang panjang. Pengolahan pasca panen kopi Arabika diawali dari kopi gelondong (Cherry red) yang masih bewarna merah setelah kopi gelondong (Cherry red) melewati tahap pengolahan yaitu pengupasan kulit buah, pencucian, penjemuran, pengupasan kulit tanduk kemudian biji kopi dijemur sehingga menjadi kopi biji (Green bean). Kemudian kopi biji (Green bean) dilakukan peroastingan sehingga menjadi kopi Roastbean. Adapun perbedaan bentuk kopi gelondong (Cherry red), kopi biji (Green bean) dan kopi Roastbean dapat dilihat pada Tabel 5.21 sebagai berikut.

Tabel 5.21 Perbedaan Bentuk Kopi Gelondong (Cherry red), Kopi Biji (Green Bean) Dan Kopi Roastbean

No Nama Gambar Keterangan

1 Kopi gelondong (Cherry red)

Buah kopi setelah panen

2 Kopi biji (Green Bean) Biji kopi setelah dilalui proses pengolahan kopi biji (Green bean)

3 Kopi Roastbean Biji kopi setelah dilalui

proses roasting

Sumber: Data Primer diolah

Pada Tabel 5.21 dapat dilihat perbedaan bentuk hasil pengolahan buah kopi bahwa Kopi gelondong (Cherry red) merupakan buah kopi setelah panen dan Kopi biji (Green Bean) adalah biji kopi yang telah dilalui proses pengolahan dan Kopi Roastbean adalah biji kopi yang telah di roasting dan siap untuk dilakukan proses penghalusan kopi.

5.5.2 Perbedaan Harga Jual, Pendapatan Dan Keuntungan Kopi

Perbedaan harga jual dan keuntungan kopi gelondong (Cherry red), kopi biji (Green bean) dan kopi Roastbean dapat dilihat pada Tabel 5.22 sebagai berikut.

Tabel 5.22 Perbedaan Harga Jual, Pendapatan Dan Keuntungan Pengolahan Kopi Gelondong (Cherry red) Menjadi Kopi Biji (Green Bean) Dan Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) Menjadi Kopi Roastbean No Jenis Kopi Harga jual

Pada Tabel 5.22 perbedaan harga jual, pendapatan dan keuntungan pengolahan kopi gelondong (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean) dan pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean dapat dilihat bahwa harga jual kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp.50.000/Kg dan untuk kopi Roastbean adalah

sebesar Rp.130.000/kg. Pendapatan kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp. 34.000/kg dan untuk kopi Roastbean adalah sebesar Rp. 112.125/kg.

Keuntungan kopi biji (Green bean) adalah sebesar Rp. 2.974/kg dan untuk kopi Roastbean adalah sebesar Rp. 32.000/kg.

Dari Tabel 5.22 dapat diketahui bahwa pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengolahan kopi gelondong (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean), hal ini dapat dilihat dari perbedaan pendapatan dimana pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi kopi Roastbean adalah sebesar Rp. 112.125/kg sehingga memiliki selisih sebesar Rp. 78.125/kg.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendapatan dari pengolahan kopi gelondongan (Cherry red) menjadi kopi biji (Green Bean) adalah sebesar Rp.34.870/kg bahan baku kopi gelondongan.

2. Pendapatan dari pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi Kopi Roastbean adalah sebesar Rp.112.125/ kg bahan baku kopi biji.

3. Nilai tambah yang diperoleh pengolahan kopi gelondongan (Cherry red) menjadi kopi biji (Green bean) adalah Rp. 2.974/kg bahan baku kopi gelondongan atau 29,7%.

4. Nilai tambah yang diperoleh pengolahan kopi biji (Green bean) menjadi Kopi Roastbean adalah Rp.39.700/kg bahan baku kopi biji atau 38,17%.

6.2. Saran

1. Kepada petani/ pengusaha kopi agar dapat melakukan proses produksi hingga menjadi Kopi Roastbean untuk memaksimalkankan pendapatan.

2. Kepada pemerintah diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan kemampuan dalam mengolah kopi dengan memfasilitasi kegiatan penyuluhan, pelatihan dan memberikan bantuan peralatan dan mesin pengolahan kopi.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai analisis kelayakan usaha pengolahan kopi Arabika.

DAFTAR PUSTAKA

Afriliana, Asmak. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Yogyakarta:

Deeppublish

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kopi Indonesia. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik

Hayami, Yujiro, Toshihiko Kawagoe, Yoshinori Marooka, and Masdjidin, S. 1987.

Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village. Bogor: CGPRT Centre

Kuheba, Andrew Jefier, Joachim N.K Dumais dan Paulus A. Pangemanan. 2016.

“Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran Berdasarkan Pengelompokan Jenis Tanaman”. Agri-Sosioekonomi Unsrat, 12 (2A), 77 – 90

Martauli, Elvin Desi. 2018. “Analisis Produksi Kopi Di Indonesia. Journal of agribusiness sciences” e-ISSN: 2614-6037

Miller, Roger LeRoy, and Roger E. Meiners. 1999. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Mulyadi. 2005. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya Dan Pengolahan Kopi Arabika Dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya

Raudhah, Debi. 2018. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Konveksi Di Kota Medan (Studi Kasus: Kecamatan Medan Denai)”. [Skripsi].Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara

Soekartawi, 2001. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Sudiyono, Armand. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suryana, Achmad. 2005. Arah, Strategi dan Program Pembangunan Pertanian 2005-2009. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biaya variabel Pengolahan Kopi Gelondongan (Cherry red) Menjadi Kopi Biji (Green Bean)

6 1000 Goni 5 3.000 15.000

Minyak Mesin 15 8.000 120.000

Ongkos 500 5.000 2.500.000

Total 14650 8.736.000

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 2. Biaya Tetap Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) Menjadi Kopi Roastbean No Sampel Jumlah Bahan

Baku Kopi Gelondongan (Kg)

Biaya Tetap

Nama Alat Jumlah Total Biaya(Rp)

1 400 Mesin Pullper 1 280.000

Besi Goni 1 16.000

Ember 8 6.000

Lampiran 3. Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Pengolahan Kopi Gelondongan (Cherry red) menjadi Kopi Biji (Green bean)

No Bahan Baku (Kg)

Biaya Bahan Baku/Kg

(Rp) Total Biaya (Rp)

1 400 6.000 2.400.000

2 500 6.000 3.000.000

3 500 6.000 3.000.000

4 500 6.000 3.000.000

5 750 6.000 4.500.000

6 1000 6.000 6.000.000

7 1000 6.000 6.000.000

8 1000 6.000 6.000.000

9 1000 6.000 6.000.000

10 1500 6.000 9.000.000

11 1500 6.000 9.000.000

12 5000 6.000 30.000.000

Total 14650 72.000 87.900.000

Rataan 1220 6.000 7.325.000

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 4. Penggunaan Input Tenaga Kerja Pengolahan Kopi Gelondongan (Cherry red) menjadi Kopi Biji (Green

Lampiran 5. Biaya Penyusutan Peralatan Proses Pengolahan Kopi Biji (Green Bean)

No Peralatan Umur

Ekonomis

Harga Beli(Rp)

Unit Harga Setelah Pemakaian(Rp)

Biaya Penyusutan(Rp)

1 Mesin Pullper 10 3.000.000 12 280.000 3.360.000

2 Ember 5 40.000 89 6.000 534.000

3 Kayu Serok 4 50.000 20 100.00 200.000

4 Gerobak Sorong 5 650.000 14 110.000 1.450.000

5 Besi Goni 5 100.000 12 16.000 192.000

6 Terpal 4 13.000 233 2.000 466.000

Total 6.292.000

Rataan Per Sampel 1.048.666

Rataan Per Kg Bahan 429,4

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 6. Biaya Bahan Penunjang (1 Kali Proses Produksi) Pengolahan Kopi Biji (Green Bean) No Peralatan Satuan per

Unit

Jumlah (Unit) Harga (Rp/

Unit)

Total Biaya (Rp)

1 Goni Karung 70 3.000 210.000

2 Tali Plastik Gulung 29 5.000 145.000

3 Minyak Mesin Liter 132 8.000 1.056.000

4 Ongkos Kg 14650 500 7.325.000

Total 8.736.000

Biaya Penunjang Per 1 Kg 586,3

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 7. Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Pengolahan Kopi Biji (Green bean) Menjadi Kopi Roastbean Bahan Baku

(Kg)

Harga Bahan Baku (Kg)

Total Biaya (Rp)

250 50.000 12.500.000

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 8. Penggunaan Input Tenaga Kerja Pengolahan Kopi Biji (Green bean) Menjadi Kopi Roastbean Bahan Baku

(Kg)

Tenaga Kerja(Orang)

Total Upah (Orang)

Hok Pengolahan (HKO)

TKDK TKLK

250 1 - 1.700.000 20

Sumber: Data primer diolah

Lampiran 9. Biaya Penyusutan Peralatan Proses Pengolahan Kopi Roastbean No Peralatan Umur

Ekonomis

Harga Beli (Rp)

Unit Harga Setelah Pemakaian (Rp)

Lampiran 10. Biaya Bahan Penunjang (1 Kali Proses Produksi) Pengolahan Kopi Roastbean

No Input Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp)

1 Gas 1 Unit 155.000 155.000

2 Kemasan Kopi 100 Bungkus 5.000 500.000

3 Label 100 Potong 1.000 100.000

Total 755.000

Rataan Per 1 Kg 3.020

Sumber: Data primer diolah