• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Aspek Kebudayaan yang Terdapat Pada Kain Cual Bangka Belitung yang Menunjukkan Kedudukan Kain Cual dalam Budaya Masyarakat di Bangka Belitung

Perkembangan kebudayaan dari masyarakat Bangka Belitung itu secara universal ada dua macam, yaitu kebudayaan yang berbasis darat atau land based culture, di mana dapat diartikan sebagai orang darat atau orang gunung dan diartikan dalam konteks secara ilmiah sebagai hill people. Kemudian, kebudayaan masyarakat Bangka Belitung selanjutnya adalah kebudayaan yang berbasis pada kelautan atau bahari atau sea based culture, di mana orang-orangnya merupakan orang sekak atau seafarer atau pengembara laut.

kebudayaan dari pendatang, yaitu orang-orang melayu yang datang dari semenanjung tanah Melayu yang datang dari Johor, datang dari Siantan, datang dari Malaka ke tanah Bangka itu sendiri pada masa Kesultanan Palembang di bawah pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin 1 Jayawikromo sekitar tahun 1724-1757.

Orang-orang Melayu tersebut melakukan migrasi ke Bangka dikarenakan Sultan memperistri putri Melayu dari Siantan. Dari pihak keluarga istri Sultan itu melakukan migrasi dalam jumlah yang relatif banyak, yaitu sekitar 5.000 orang Melayu ke tanah Bangka dan orang-orang Melayu itu juga yang mempengaruhi dan memperkaya budaya masyarakat Bangka Belitung yang telah berbasis pada kebudayaan darat dan kebudayaan laut.

Selain itu, sekitar tahun 1710 pada masa pemerintahan Sultan pada waktu itu, yaitu Sultan Muhammad Mansyur Jayawinlago mendatangkan orang-orang Tionghoa ke Pulau Bangka untuk menambang timah dan bekerja di parit-parit penambangan timah dalam rangka untuk meningkatkan produksi timah karena Sultan melakukan penandatanganan kontrak dagang dengan VOC. Untuk meningkatkan produksi timah pada saat itu, maka Sultan mendatangkan tenaga kerja ahli yang merupakan orang Tionghoa. Dengan proses kedatangan orang-orang Tionghoa itu juga mempengaruhi budaya Bangka Belitung.

Oleh karena itu, budaya Bangka Belitung saling berakulturasi dan berasimilasi satu sama lain. Jadi budaya Bangka Belitung itu berasal dari 4 kebudayaan, yaitu kebudayaan darat, kebudayaan laut, kebudayaan Tionghoa, dan kebudayaan Melayu.

Dari kebudayaan Bangka Belitung yang beraneka ragam tersebut, maka memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Bangka Belitung. Hal tersebut dikarenakan kebudayaan Bangka Belitung menjadi unik dan beraneka ragam dikarenakan dipengaruhi oleh

Bangka Belitung tersebut, maka mempengaruhi perkembangan kain cual Bangka Belitung yang kemudian menjadi ciri khas bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kain cual itu sendiri apabila ditinjau dari sejarah awalnya, maka dibawa oleh orang-orang Melayu yang datang ke Pulau Bangka, di mana mereka berasal dari Sintan dan merupakan keluarga dari Zamnah atau Baniah yang masih keluarga dari istri Sultan Mahmud Badaruddin I.

Kemudian mereka memilih tinggal di Mentok dan tinggal di kampung-kampung seperti kampung Patemun, kampung Kranggan, kampung Jirang Siantan. Kemudian perempuan-perempuan Melayu tersebut yang berasal dari Semenanjung Melaka yang berada di Johor ataupun perempuan-perempuan Melayu yang berasal dari Mentok itu menenun sebuah kain yang dinamakan kain cual. Jadi kain cual itu sendiri memiliki keistimewaannya tersendiri dikarenakan gabungan dari teknik cungkit dan teknik ikat. Selain itu, kain cual memiliki motif yang berbasis pada flora dan fauna, kemudian tekstur dari kainnya sendiri halus dan bagi masyarakat Bangka Belitung akan menunjukkan bahwa marwahnya sangat tinggi apabila dilihat dari kejauhan.

Berdasarkan pemaparan hasil di atas, maka aspek kebudayaan yang terdapat pada kain cual Bangka Belitung yang menunjukkan kedudukan kain cual dalam budaya masyarakat di Bangka Belitung antara lain:

a. Kebudayaan masyarakat Bangka Belitung merupakan akulturasi dan asimilasi dari kebudayaan yang berbasis darat (land based culture), kebudayaan yang berbasis laut (sea based culture), serta kebudayaan dari pendatang seperti kebudayaan melayu dan kebudayaan dari orang-orang Tionghoa.

b. Dengan adanya perpaduan kebudayaan tersebut, maka kebudayaan yang berkembang di Bangka Belitung menjadi unik dan menarik, sehingga mempengaruhi perkembangan kain cual

dari kain cual tersebut dilandasi pada kebudayaan-kebudayaan tersebut.

c. Kain cual menjadi istimewa dalam perkembangannya dikarenakan dalam membuat kain cual, maka digunakan teknik gabungan cungkit dan ikat, sehingga kain cual tersebut menjadi sangat halus.

d. Kain cual bagi masyarakat Bangka Belitung akan menunjukkan marwahnya apabila dipandang dari kejauhan dikarenakan ada keistimewaan yang dimiliki oleh kain tersebut.

2. Proses Produksi pada Pembuatan Kain Cual Bangka Belitung a. Proses Pembuatan Konsep Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 3. Data Terkait Proses Pembuatan Konsep Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses pembuatan binatang laut seperti ubur-ubur maupun cual kuno. Kain kuno itu dibuat oleh

Maslina kuno itu tetap eksis di Bangka Belitung.

Maslina

paten dari desain kain kuno itu tadi.

Proses pembuatan konsep kain cual Bangka Belitung apabila dibuat dalam bentuk point atau intinya, yaitu sebagai berikut:

1) Dalam proses produksi kain cual di koperasi kain tenun cual Maslina ditinjau dari proses pembuatan konsep kain cual Bangka Belitung, maka yang dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan proses berpikir secara mendalam mengenai konsep yang akan dibuat melalui proses konsentrasi sebelum akan dituangkan ke dalam konsep kain cual tersebut. Proses yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan kegiatan refreshing, misalnya ketika sedang pergi ke pantai, maka binatang laut yang terlihat dapat dijadikan sebagai ide awal dalam pembuatan konsep. Hal lainnya adalah ketika mengamati keadaan di sekitar pekarangan rumah dan melihat keanekaragaman flora yang ada, maka dapat dijadikan sebagai konsep atau ide awal dalam pembuatan konsep.

2) Dalam proses pembuatan konsep di galeri destiani, maka ide awalnya berasal dari proses menemukan kain cual kuno ketika sedang melakukan kegiatan safari dengan ibu walikota. Melalui pengamatan pada kain cual kuno tersebut, maka akan diproduksi konsep-konsep kain cual untuk generasi selanjutnya. Selain itu, konsep awalnya juga dikarenakan hendak melestarikan kain cual agar perkembangan dari kain cual yang telah ada tidak punah oleh perkembangan zaman.

3) Dalam proses pembuatan konsep di Ishadi kain cual, maka ide awalnya dimulai dari patokan motif kuno yang telah ada sebelumnya. Motif tersebut bersifat heritage, sehingga dijadikan pakem untuk pembuatan konsep kain cual generasi selanjutnya.

Cual Bangka Belitung

Tabel 4. Data Terkait Proses Realisasi Konsep-konsep dalam Proses Pembuatan Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses cap dan teknik yang lainnya.

kain cual Bangka Belitung apabila dibuat dalam point atau inti adalah sebagai berikut:

1) Untuk realisasi konsep dalam proses produksi kain cual Bangka Belitung di koperasi kain tenun cual Maslina, maka yang dilakukan dengan membuat gambarnya terlebih dahulu, kemudian gambar dipindahkan ke benang yang akan diproduksi menjadi kain cual.

2) Untuk realisasi konsep dalam proses produksi kain cual Bangka Belitung di galeri destiani, maka yang dilakukan dengan membuat konsep atau desain menggunakan printing terlebih dahulu yang dibuat dengan menggunakan komputer. Setelah itu, desain tersebut akan diproduksi secara mass production.

3) Untuk realisasi konsep dalam proses produksi kain cual Bangka Belitung di Ishadi kain cual, maka yang dilakukan adalah mendesain terlebih dahulu dengan menggunakan teknik print, dengan maksud agar harga kain cual dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

c. Proses Penentuan Motif dalam Produksi Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 5. Data Terkait Proses Penentuan Motif dalam Produksi Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses penentuan

Maslina memikirkan suatu ide, kemudian dari proses itu maka dapat dicocokkan dengan Belitung apabila dibuat dalam point atau inti adalah sebagai berikut:

1) Untuk penentuan motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di koperasi kain tenun cual Maslina, maka dengan menggunakan panduan motif yang telah dibuat dalam proses berpikir ketika membuat konsep awal dalam pembuatan konsep kain cual.

2) Untuk penentuan motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di galeri destiani, maka dengan berpedoman pada motif

Kemudian baru dikombinasikan dengan berbagai macam pewarnaan.

3) Untuk penentuan motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di Ishadi kain cual, maka dengan menggunakan berpedoman pada koleksi kain cual kuno yang memiliki motif flora dan fauna.

d. Proses dalam Memodifikasi Motif-motif dalam Produksi Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 6. Data Terkait Proses dalam Memodifikasi Motif-motif pada Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses

Untuk saat ini motif tersebut sudah cual di galeri Ishadi kain cual, yaitu pada proses print dan

Maslina pada motif yang khas sebelumnya.

diakui dari kementerian terkait.

Proses dalam memodifikasi motif-motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung apabila dalam bentuk point atau inti adalah sebagai berikut:

1) Untuk memodifikasi motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di koperasi kain tenun cual Maslina, maka dilakukan dengan kreativitas dari masing-masing penenun yang telah memiliki jobdesk masing-masing dan bisa juga didasarkan pada motif sebelumnya.

2) Untuk memodifikasi motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di galeri destiani, maka dilakukan dengan berpedoman pada motif kuno.

3) Untuk memodifikasi motif dalam produksi kain cual Bangka Belitung di Ishadi kain cual, maka dilakukan dengan berpedoman pada kain kuno yang bersifat heritage tersebut.

3. Aktivitas Fundamental Matematis Menurut Bishop yang Terdapat Pada Proses Pembuatan Kain Cual Bangka Belitung

a. Explaining: Makna Filosofi pada Kain Cual Bangka Belitung Tabel 7. Data Terkait Makna Filosofi pada Kain Cual Bangka

Belitung

Tenun

Tenun Cual Maslina

kehidupan masyarakat.

b. Locating: Proses dalam Menentukan Tempat Penyuplai Bahan Baku

Tabel 8. Data Terkait Proses dalam Menentukan Tempat Penyuplai Bahan Baku

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses dalam juga ada banyak dan untuk bahan

Maslina

sehingga akan semakin mahal.

orderan yang masuk.

c. Locating: Penentuan Lokasi atau Penempatan Pegawai dalam Proses Produksi Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 9. Data Terkait Penentuan Lokasi atau Penempatan Pegawai dalam Proses Produksi Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses dalam pegawai yang ada itu

Proses dalam

Maslina

d. Designing: Proses Merencanakan Pola pada Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 10. Data Terkait Proses Merencanakan Pola pada Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Dalam proses alat, yaitu tenun dan bukan tenun. Kalau ada di kain kunonya dan tidak akan

Maslina Penentuan Harga Jual Kain Cual Bangka Belitung

Tabel 11. Data Terkait Proses Penentuan Harga Jual Kain Cual Bangka Belitung

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual melihatnya dari segi kualitas bahannya. kualitas I, maka akan ditenun dalam waktu harga jual dari satu kain cual, maka galeri destiani menghitung harga terlebih dahulu di Pulau Jawa. Jika pegawai yang bekerja dalam proses produksi.

Maslina lebar 56 cm) dengan bahan baku sutra

Maslina

f. Playing: Proses Penentuan Suatu Produk akan Dihasilkan Kembali atau Tidak

Tabel 12. Data Terkait Proses Penentuan Suatu Produk akan Dihasilkan Kembali atau Tidak

Koperasi Kain Tenun Cual

Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Proses dalam menentukan suatu

produk akan

diproduksi lagi atau tidak di koperasi kualitas I, kualitas II Apabila produknya diproduksi lagi atau tidak di galeri destiani, yaitu motif tersebut tetap berpedoman pada motif yang telah ada sebelumnya. Akan

Maslina yang mahal itu juga tinggi sehingga tidak dapat dibuat sembarangan.

g. Measuring: Proses Mengestimasi Bahan Baku yang Dibutuhkan Tabel 13. Data Terkait Proses Mengestimasi Bahan Baku yang

Dibutuhkan Koperasi Kain

Tenun Cual Maslina

Galeri Destiani Ishadi Kain Cual

Bahan baku yang

Kita melihat orderan atau demand juga

Maslina sebesar 1:30. Selain itu, ketika proses pencelupan sutra, di mana larutan dimasukkan ke dalam tempat pencelupan dengan perbandingan bahan dan air 1:20.

Dokumen terkait