• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam setiap penelitian yang telah dilakukan, maka ada banyak hal yang namanya kekurangan sebab masih tetap ada hal-hal yang dapat menjadi panduan agar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat disempurnakan selanjutnya. Dalam penelitian ini, maka keterbatasan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Proses dalam penelitian ini ada hal-hal yang belum dapat diamati secara lebih mendalam, misalnya proses ketika mencelupkan benang pada proses awalnya.

2. Dalam paket pembelajaran yang telah disusun, maka yang menjadi keterbatasannya ditinjau dari soal yang LKPD pada paket pembelajaran tersebut. Dalam soal yang dibuat belum terlalu menonjolkan kekhasan terkait dengan kain cual Bangka Belitung. Hal tersebut dimaksudkan karena peneliti mencoba untuk membuat pembelajaran yang berbeda dibandingkan pada penelitian etnomatematika yang telah ada sebelumnya. Pada penelitian yang telah ada, biasanya selalu dikaitkan dengan topik geometri, sedangkan pada paket pembelajaran yang disusun oleh peneliti hendak menekankan pada topik bentuk aljabar.

Selanjutnya, dapat dikembangkan soal-soal kontekstual yang didasarkan pada budaya kain cual.

3. Dalam penelitian ini, tidak menggunakan ujicoba di kelas yang sesungguhnya dikarenakan penelitian untuk mendesain paket pembelajaran.

Dalam proses pembuatan tesis ini, maka saya sebagai penulisnya akan membagikan pengalaman saya dari awal proses pembuatan hingga sampai selesainya tesis ini. Pada awal proses pembuatan tesis ini sebenarnya telah saya rancang dan saya buat konsepnya ketika saya sedang dalam tahap proses pembuatan skripsi. Ketika saya mengajukan topik untuk skripsi tersebut, saya juga mengajukan topik etnomatematika ini. Akan tetapi, saya menyampaikan pendapat saya kepada dosen pembimbing bahwa topik etnomatematika ini akan saya buat penelitiannya pada saat saya akan melanjutkan studi lanjut. Mengapa saya tertarik sekali untuk topik etnomatematika ini? Apalagi topik yang saya ajukan terkait dengan kebudayaan Bangka Belitung? Hal tersebut dikarenakan melalui penelitian terkait etnomatematika tersebut, maka saya dapat lebih mengembangkan kebudayaan Bangka Belitung, sehingga dapat lebih dikenal dan dapat dikembangkan oleh para peneliti yang lainnya. Hal tersebut itu juga yang menjadi salah satu keinginan saya untuk melanjutkan studi lanjut ini.

Dalam proses pembuatan tesis ini, memang ada hambatan-hambatan dan kendala yang akan saya hadapi ke depannya. Hambatan-hambatan tersebut berupa akan saya bawa ke arah mana hasil penelitian ini pada awalnya dikarenakan yang saya ketahui bahwa kain cual Bangka Belitung ini merupakan suatu heritage bagi masyarakat Bangka Belitung. Saya berpikir bahwa tidak boleh ada salah langkah dalam proses menganalisis data yang telah saya peroleh. Selain itu, ada berbagai masukan juga terkait dengan tesis ini, namun juga menjadi pertimbangan yang mungkin berat untuk dilaksanakan karena dalam mengolah data terkait kain cual, serta dalam mengumpulkan data untuk topik ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

Hal tersebut dikarenakan narasumber penelitian yang memberikan informasi kepada saya terkait dengan kain cual Bangka Belitung yang saya ketahui merupakan individu-individu yang jadwal kegiatannya sungguh sangat padat sekali.

bingung. Bukan dari itu saja, dari awal saya hendak menyerahkan proposal tesis ini saja saya telah berpikir jauh ke depan apakah proposal tesis ini akan diterima dengan mudahnya untuk proses pengumpulan data. Saya sangat bersyukur sekali sebab apa yang saya hasilkan ini sesuai dengan pepatah yang mengatakan "Gusti Ora Sare" atau dapat diterjemahkan bahwa "Tuhan itu tidak tidur". Saya benar-benar merasakan keajaiban yang Tuhan berikan kepada saya dalam proses pengerjaan tesis ini. Mengapa saya bisa berkata demikian? Pertama, saya akan bercerita bahwa salah satu narasumber merupakan orang yang penting di bagian sekretaris daerah untuk DPRD Kota Pangkalpinang. Hal tersebut membuat saya kaget karena yang saya ketahui bahwa beliau belum bertugas disana sebelumnya. Dalam hati saya berpikir bagaimana saya akan mencoba untuk proses menentukan jadwal dalam proses pengumpulan data kalau demikian adanya. Ketika pertama kali saya ke kantor DPRD saja saya sudah ditanyakan oleh petugas yang berjaga disana terkait dengan kepentingan apa, serta apakah sudah ada jadwal sebelumnya dengan beliau.

Setelah itu, saya beserta orang tua harus menunggu terlebih dahulu karena petugas tersebut ke ruangan beliau untuk membicarakan hal tersebut.

Kemudian petugas tersebut kembali dan menanyakan apakah sudah bertemu dengan beliau sebelumnya. Dengan tegas kami menyampaikan bahwa beberapa bulan lalu sudah ada tembusan proposal yang disampaikan kepada beliau dan beliau telah memberikan kepastian terkait hal tersebut (mungkin ada campur tangan bahwa orang tua saya dengan beliau pernah kenal dekat dalam satu kegiatan, sehingga beliau memberikan kesempatan tersebut). Ya selanjutnya, kami ke ruangan beliau di bagian sekretaris daerah untuk komisi di DPRD. Untung saja masih ada waktu dari beliau yang diberikan kepada saya, jika tidak ada waktu lagi mungkin saya tidak akan paham lagi bagaimana tesis ini ke depannya. Kedua, narasumber selanjutnya juga mengemukakan bahwa untung saja tesis ini masih ada kaitannya dengan pendidikan, jika tidak beliau mengemukakan bahwa banyak orang yang

dengan padatnya waktu beliau, maka tidak dapat dilayani. Oh God, kedua kalinya ada campur tangan dari Tuhan yang bekerja atas saya dalam proses pengerjaan tesis ini. Jika dari dua hal tersebut saya tidak memperoleh kepastian, maka tesis ini akan kelar pada saat itu juga (dalam artian pengumpulan data akan failed).

Ketiga, narasumber selanjutnya juga untuk meluangkan waktu agak sedikit sulit dikarenakan beliau memiliki agenda-agenda untuk pameran baik itu yang lingkupnya nasional maupun lingkupnya internasional. Saat itu juga saya agak khawatir juga jika waktu yang tersedia tidak dapat disesuaikan dengan waktu penelitian saya juga. Akan tetapi, seperti sebelumnya bahwa campur tangan Tuhan itu sungguh adil. Waktu yang diberikan kepada saya itu persis seperti yang saya harapkan, sehingga walaupun banyak hal yang tidak dapat diperoleh lebih jauh lagi namun saya rasa beberapa poin penting sudah saya peroleh. Keempat, yang menjadi kekhawatiran saya ketika menganalisis, yaitu saya tidak memperoleh pengamatan secara langsung dalam proses pencelupan benang yang akan digunakan dalam proses produksi kain cual Bangka Belitung. Saat itu mungkin ada kekecewaan yang saya alami karena ada hal yang saya lewatkan, namun apa daya proses pencelupan tersebut tidak dilakukan setiap saat karena rentang waktunya 6 bulan bahkan 1 tahun sekali proses pencelupan tersebut akan dilakukan. Saya rasa tidak mungkin dalam jangka waktu tersebut saya harus menunggu, sedangkan saya sudah saatnya harus menyelesaikan tesis ini.

Kelima, setelah saya memperoleh semua data tersebut. Yang saya alami pertama kalinya ketika akan menuliskan tesis ini, maka bagaimana sistematika atau kerangka dari hasil penelitian tersebut akan saya tuliskan karena saya tidak mau bahwa hasil tersebut saya tuliskan seenaknya begitu saja. Mengapa demikian? Karena yang akan saya tuliskan ini sifatnya merupakan heritage dan sifatnya tidak dapat sembarangan dituliskan. Saya menghitung sekitar 2 minggu saya berdiam diri, merenung, bahkan dalam

tersebut akan menjadi salah satu prioritas yang harus dipikirkan. Tidak mudah memang untuk membagi waktu untuk membagi pengerjaan tersebut.

Keenam, saya hendak bercerita bahwa saya sempat tidak dapat melihat proses produksi kain cual tersebut secara langsung dikarenakan untuk sekali proses pembuatan kain cual itu tetap membutuhkan yang namanya cuan untuk ongkos bagi penenunnya. Saat itu sudah terlintas di benak saya dan sempat saya sampaikan kepada orang tua saya bahwa mau tidak mau harus ada biaya yang harus dikeluarkan untuk ongkos tersebut.

Sempat ada perdebatan terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan. Saya juga sempat menanyakan kepada pemilik tempat produksinya terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan tersebut. Akan tetapi, saya memang harus sangat bersyukur bahwa campur tangan Tuhan bekerja dalam setiap pekerjaan saya. Ternyata setelah saya mengumpulkan data melalui wawancara kepada budayawan, saya dihubungi bahwa sedang ada proses produksi kain cual untuk saat itu namun saya harus segera bergegas sebab yang membiayai kegiatan tersebut dari pihak PT. Timah, sehingga saya harus segera hadir disana sebab mereka akan melakukan dokumentasi terhadap kegiatan penenunan tersebut.

Ketujuh, saya merasakan penyesalan yang begitu mendalam dalam management waktu pengerjaan tesis ini sebab waktu yang telah saya rencanakan ternyata tidak sesuai dengan yang saya harapkan, padahal saya adalah orang yang sangat tidak senang apabila ada miss dengan yang namanya waktu. Ini merupakan salah satu yang menjadi beban dalam pikiran saya karena ternyata membuat penulisan tesis untuk topik ini tidak terlalu mudah untuk dikerjakan. Harus banyak pertimbangan yang perlu diambil sebelum mengeksekusi hasil pemikiran tersebut. Selain itu, saya sempat diomelin oleh orang tua terkait dengan ketidakseriusan dalam proses management waktu ini. Yang menjadi poin penting bagi saya adalah ujian tesis harus di bulan Desember 2019 agar dapat wisuda pada Maret 2020.

Saya berharap target tersebut akan saya capai dengan sistematika

sebab sebagai putra daerah, saya diperbolehkan untuk mengkaji topik yang menyangkut kain cual Bangka Belitung.

Kedelapan, saya merasakan kesulitan dalam menyusun paket pembelajaran yang berbasis pada kain cual Bangka Belitung. Hal tersebut dikarenakan tidak mudah untuk mengkaitkan secara kontekstual hal-hal yang diperoleh selama pengumpulan data dengan materi pembelajaran yang akan dibuat paket pembelajarannya. Hal lainnya dikarenakan peneliti hendak membuat suatu hal yang berbeda dibandingkan penelitian etnomatematika yang biasanya lebih menekankan kebudayaan yang dikaji dengan materi pembelajaran matematika yang terkait dengan topik geometri. Dalam hal ini, maka peneliti memang mengalami kesulitan dalam penyusunan paket pembelajaran yang mengkaitkan antara kain cual dengan materi bentuk aljabar. Dalam paket pembelajaran yang telah dibuat, diperoleh saran bahwa soal-soal yang telah dibuat belum mencerminkan budaya kain cual seluruhnya. Hal tersebut dikarenakan peneliti memang mengalami kesulitan dalam memodifikasi soal-soal dalam budaya kain cual.

Oleh karena itu, untuk paket pembelajaran dapat lebih dikembangkan pada penggunaan soal kontekstual yang didasarkan kain cual

Akan tetapi, ada suatu hal membuat saya menjadi sangat bersedih dalam penulisan tesis ini. Hal tersebut dikarenakan papa tidak dapat melihat secara langsung bahwa saya telah menepati target yang telah saya sampaikan bahwa saya akan ujian tesis pada bulan Desember 2019, dikarenakan papa telah dipanggil oleh Tuhan pada 28 November 2019. Saya sempat merasakan hampa, kosong bahkan tidak dapat mengingat secara jelas terkait dengan apa yang saya tuliskan untuk tesis saya dikarenakan salah seorang yang menjadi tumpuan saya untuk dapat lulus dengan cepat telah pergi ke rumah Bapa dengan waktu yang sangat cepat (bahkan saya tidak melihat papa terakhir kalinya). Akan tetapi, saya harus tetap membuat papa bangga dan harus dapat membuat mama bangga bahwa saya dapat lulus sesuai dengan target yang saya sampaikan ketika saya pertama kali

langsung papa tidak dapat melihat secara langsung, namun saya percaya bahwa ada papa yang tetap mendampingi dan menjadi pendoa bagi saya beserta keluarga terkait dengan apa yang kami lakukan. Target selanjutnya yang harus saya capai adalah menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain, baik itu dalam tindakan maupun dalam perkataan dan saya harus menjadi seseorang yang benar-benar dapat menjadi berkat bagi sesama melalui hal-hal yang saya lakukan.

153

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Aspek Kebudayaan yang Terdapat Pada Kain Cual Bangka Belitung yang Menunjukkan Kedudukan Kain Cual dalam Budaya Masyarakat di Bangka Belitung

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh aspek kebudayaan yang terdapat pada kain cual Bangka Belitung, di mana kain cual tersebut menunjukkan kedudukannya dalam budaya masyarakat di Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

a. Kain cual Bangka Belitung merupakan hasil perpaduan antara budaya orang darat (land based culture), budaya orang laut (sea based culture), budaya orang Melayu, serta budaya orang Tionghoa.

b. Kain cual Bangka Belitung menunjukkan kedudukan yang tinggi bagi masyarakat Bangka Belitung dalam berpakaian.

c. Kain cual Bangka Belitung memiliki keistimewaan tersendiri dikarenakan menunjukkan identitas dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan warna dan motifnya yang khas.

d. Kain cual Bangka Belitung menjadi sangat unik dikarenakan hasil dari dua perpaduan teknik tenun, yaitu tenun ikat dan tenun cungkit.

2. Proses Produksi pada Pembuatan Kain Cual Bangka Belitung Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh proses produksi pada pembuatan kain cual Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

a. Proses pencelupan benang sutra dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan atau 1 tahun untuk 1 kali proses pencelupan.

b. Proses pembuatan konsep kain cual Bangka Belitung dimulai dari melihat keadaan lingkungan sekitar yang sekiranya dapat dieksplorasi menjadi konsep motif kain cual Bangka Belitung. Ada pula yang membuat konsep tersebut dengan didasarkan pada motif kain cual kuno yang telah ada sebelumnya.

c. Proses merealisasikan konsep motif kain cual Bangka Belitung tersebut ada yang bermula dari pakem motif yang telah ada sebelumnya. Ada pula yang membuat terlebih dahulu desain gambaran motif tersebut, kemudian gambaran tersebut dituangkan ke dalam benang-benang yang akan dilakukan proses pencelupan.

Selain itu, ada juga yang membuat desainnya dengan menggunakan komputer terlebih dahulu, kemudian baru menuangkan desain tersebut dalam proses produksi kain cual Bangka Belitung secara mass production.

d. Proses penentuan motif pada produksi kain cual Bangka Belitung dilakukan dengan mengeksplorasi keadaan lingkungan sekitar yang sekiranya dapat dilanjutkan untuk penentuan motif yang akan dijadikan objek jadinya dalam bentuk kain cual Bangka Belitung.

Ada pula yang berpedoman pada motif baku kain cual tersebut, sehingga dalam proses produksi selanjutnya disesuaikan dengan motif tersebut dengan tambahan variasi-variasi terhadap motif tersebut.

e. Proses memodifikasi motif kain cual Bangka Belitung dilakukan dengan didasarkan pada kreativitas dari penenun kain cual tersebut.

Ada pula yang membuat variasi terhadap motif yang telah diproduksi sebelumnya dan ada pula yang berpedoman pada kain cual kuno.

3. Aktivitas Fundamental Matematis Menurut Bishop yang Terdapat Pada Proses Pembuatan Kain Cual Bangka Belitung

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh aktivitas fundamental matematis pada proses pembuatan kain cual Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

a. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas counting dapat dilihat ketika memperkirakan waktu penyelesaian sebuah kain cual, menentukan banyaknya pegawai yang dibutuhkan dalam pembuatan kain cual, dan menentukan harga sebuah kain cual.

b. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas measuring dapat dilihat ketika proses pembuangan getah (serisine) pada benang sutra (fibroine).

c. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas locating dapat dilihat ketika menentukan tempat penyuplai bahan baku atau banyaknya bahan baku yang diperlukan dalam produksi kain cual, penentuan lokasi atau penempatan pegawai dalam proses produksi kain cual.

d. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas designing dapat dilihat ketika merencanakan dan membuat pola motif pada kain cual dan dapat dilihat pada alat produksi kain cual yang dinamakan sebagai teropong, di mana digunakan sebagai tempat meletakkan benang sutra yang akan diproduksi menjadi kain cual.

e. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas playing dapat dilihat ketika membuat strategi apakah produk kain cual itu akan diproduksi kembali atau tidak.

f. Dalam proses produksi kain cual, maka aktivitas explaining dapat dilihat ketika memaknai filosofi dari motif maupun sejarah dari kain cual itu sendiri.

4. Aspek-aspek Matematis yang Terdapat Pada Kain Cual Bangka Belitung

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh aspek-aspek matematis pada kain cual Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

Tabel 39. Aspek-aspek Matematis yang Terdapat pada Kain Cual Bangka Belitung

No Hal yang diamati Aktivitas matematis

Designing Konsep bangun ruang tabung tanpa alas dan tanpa tutup 3 Motif kain cual Designing Konsep segiempat,

konsep segitiga, cual Bangka Belitung dan proses yang terkait dengan distribusi kain cual Bangka Belitung

Counting Konsep aritmetika sosial, konsep bentuk aljabar

5. Bentuk dan Isi Paket Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pada Kain Cual Bangka Belitung

a. Bentuk Paket Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pada Kain Cual Bangka Belitung

Dalam paket pembelajaran yang telah disusun, maka diperoleh bentuk paket pembelajaran matematika yang berbasis pada kain cual Bangka Belitung. Dalam paket pembelajaran tersebut mencakup pengantar mengenai peta kompetensi yang akan dibahas dalam paket pembelajaran. Peta kompetensi yang terdapat dalam paket pembelajaran mencakup unsur-unsur bentuk aljabar, penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, perkalian bentuk aljabar, serta pembagian bentuk aljabar.

Kemudian, dibahas mengenai pengantar kepada pembaca mengenai kebudayaan kain cual Bangka Belitung. Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca memiliki wawasan terlebih dahulu mengenai kain cual Bangka Belitung. Dalam hal ini juga dibahas secara singkat mengenai etnomatematika agar pembaca dapat memahami etnomatematika secara singkat. Kemudian, selanjutnya dibahas mengenai landasan historis, serta landasan filosofi pada kain cual Bangka Belitung.

Kemudian, pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan pelaksanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika, serta lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dapat digunakan di dalam proses pembelajaran.

b. Isi Paket Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pada Kain Cual Bangka Belitung

Dalam penyusunan paket pembelajaran matematika yang berbasis pada kain cual Bangka Belitung terdapat beberapa hal yang

dikaji lebih lanjut. Hal pertama, yaitu mengkaji bagaimana proses penyampaian aspek-aspek kebudayaan yang terkait dengan kain cual Bangka Belitung agar dalam proses awalnya ada pengantar kepada pembaca mengenai kain cual terlebih dahulu.

Hal kedua, yaitu mengkaji mengenai topik pembelajaran matematika yang berbeda dibandingkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan penelitian etnomatematika. Dalam hal ini, biasanya ditemukan bahwa penelitian etnomatematika lebih menekankan aspek geometri dalam kaitannya dengan materi pembelajaran matematika. Akan tetapi dalam penyusunan paket pembelajaran dalam penelitian ini akan menekankan kaitan kain cual dengan materi pembelajaran bentuk aljabar.

Hal ketiga, yaitu mengkaji mengenai lembar kerja peserta didik (LKPD) yang akan disusun dalam paket pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil pengumpulan data pada proses sebelumnya. Dalam hal ini, LKPD memang belum sepenuhnya terkait dengan hal yang spesifik pada kain cual dikarenakan adanya kesulitan dalam penyesuaian dengan materi bentuk aljabar.

c. Hasil Validasi Paket Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pada Kain Cual Bangka Belitung

Berdasarkan hasil validasi kepraktisan paket pembelajaran yang berbasis etnomatematika pada kain cual Bangka Belitung, maka diperoleh hasil bahwa paket pembelajaran memenuhi aspek kepraktisan apabila akan digunakan di dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli terhadap instrumen komponen pembelajaran berbasis etnomatematika, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

etnomatematika, instrumen lembar kerja peserta didik berbasis etnomatematika, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga instrumen tersebut memperoleh hasil sangat valid/sangat baik apabila akan direncanakan untuk dilakukan proses uji coba dengan menggunakan paket pembelajaran tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil melalui penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya, kemungkinan besar apabila hendak melanjutkan penelitian ini maka dapat mengalokasikan jangka waktu sekitar 2 atau 3 tahun dalam pengamatan proses produksi kain cual ini dikarenakan akan ada banyak hal yang dapat diamati lebih lanjut.

2. Melalui hasil penelitian ini, ada beberapa aspek matematis yang belum dibuat paket pembelajarannya lebih lanjut, sehingga dapat dilanjutkan untuk model paket pembelajarannya.

3. Untuk paket pembelajaran yang telah dibuat, maka akan lebih baik apabila dilakukan uji coba secara terbatas ataupun secara berjenjang, kemudian paket pembelajaran tersebut dibuat secara massal atau dalam artian dibuat untuk lingkup yang lebih luas.

4. Untuk paket pembelajaran dapat lebih dikembangkan pada penggunaan soal kontekstual yang didasarkan kain cual

DAFTAR PUSTAKA

Albanese, Perales. 2015. "Enculturation with Ethnomathematical Micro Projects:

From Culture to Mathematics." Journal of Mathematics & Culture 9(1) 1-11.

Arismendi, Eduardo Jesus. 2001. Ethnomathematics An Alternative Approach to The Practice of Teaching and Learning. A discourse delivered at the Mathematics across the curriculum summer institute.

Bishop, A.J. 1988. Mathematics Enculturation: A Cultural Perspective on Mathematics Education. Dordrect: Kluwer.

Bishop, A.J. 1994. Cultural Conflicts in Mathematics Education: Developing a Research Agenda. For the Learning Mathematics. Vol. 14 No.2.

Clarkson, P.C. 2004. Multiculture Classrooms: Contexts for Much Mathematics \ Teaching and Learning, Ethnomathematics and Mathematics Education.

Proceeding of the 10th ICME, 2004, PP.9-16.

Colletta, Nat. J., Kayam Umar, dkk. 1987. Kebudayaan dan Pembangunan: Sebuah Antropologi Terapan di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Colletta, Nat. J., Kayam Umar, dkk. 1987. Kebudayaan dan Pembangunan: Sebuah Antropologi Terapan di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dokumen terkait