• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Orientasi Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman

commit to user 5.1.5.2.Sirkulasi Jalan

5.3 Analisis Peran Faktor Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman

5.3.1. Analisis Peran Orientasi Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman

Faktor lokasi Kampung Batik Kauman yang terdiri dari orientasi lokasi, kondisi fisik dasar, potensi lahan, sarana prasarana dan aksesibilitas. Faktor lokasi tersebut memberikan peran terhadap perkembangan perekonomian, yaitu kegiatan industri, perdagangan yang dikemas sebagai kawasan pariwisata. Berbagai bentuk peran dari faktor lokasi dibahas sebagai berikut:

5.3.1. Analisis Peran Orientasi Lokasi dalam Perkembangan Perekonomian Kampung Batik Kauman

5.3.1.1.Perkembangan Kegiatan Industri

Orientasi lokasi yang baik untuk perkembangan kegiatan perekonomian merupakan lokasi yang strategis dan memiliki keterkaitan dengan aktivitas yang

commit to user

beragam (Tarigan, 2005). Orientasi lokasi Kampung Batik Kauman menunjukkan letak yang strategis, dimana berada pada kawasan pusat kota dengan tingkat kedekatan dengan aktivitas lain, seperti sarana transportasi, sarana perekonomian, pintu masuk kota, dan kawasan strategis segitiga budaya. Dilihat dari keterkaitan lokasi tersebut, menunjukkan lokasi Kampung Batik Kauman yang potensial untuk pusat pelayanan kegiatan ekonomi skala regional.

Perkembangan alih fungsi bangunan untuk kegiatan usaha banyak berkembang di kawasan pusat kota, dimana lokasi tersebut dianggap memiliki kemudahan transportasi yang menunjukkan daya tarik kuat dalam mengurangi beban biaya pemilik rumah (Turner & and Fichter dalam Wardhani, 2008). Kampung Batik Kauman yang memiliki lokasi dekat dengan kawasan pusat kota, menjadikan kegiatan ekonomi banyak berkembang, bahkan di lingkungan permukiman yang ditunjukkan dengan pertumbuhan 61% kegiatan indutri berkembang pada bangunan hunian. Meskipun demikian, orientasi lokasi sendiri dianggap berperan dalam alih fungsi bangunan untuk kegiatan industri hanya sebesar 33,33% jika melihat pendapat dari pelaku usaha.

Alih fungsi bangunan mengarah pada lokasi yang berada pada kawasan pusat kota (Griffin dan Ford dalam Yunus, 2008:38). Dimana alih fungsi bangunan untuk kegiatan industri seperti industri rumah tangga dengan skala aktivitas yang terbatas. Akan tetapi, sebagian bangunan di Kampung Batik Kauman, sudah didesain dengan menyediakan ruang untuk kegiatan industri, khususnya industri batik. Sehingga dapat dikatakan, orientasi lokasi Kampung Batik Kauman yang cukup strategis tidak berperan dalam alih fungsi bangunan untuk kegiatan industri. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kegiatan industri muncul sebagai perlebaran aktivitas rumah tangga dan meningkatkan nilai efisiensi bangunan, akan tetapi tidak didukung dengan ketersediaan lahan.

Perkembangan kegiatan industri dalam bentuk pertumbuhan unit usaha, menunjukkan arah yang cukup baik untuk kegiatan industri skala kecil dan rumah tangga. Akan tetapi pertumbuhan kegiatan industri batik yang berkembang di Kampung Batik Kauman, terhambat dari faktor lingkungan. Lokasi pusat kota cenderung lebih tepat sebagai pusat aktivitas yang mudah terjangkau sehingga

commit to user

menjadi lokasi yang tepat dalam pengembangan kegiatan ekonomi terutama perdagangan, dimana pusat kota merupakan lokasi yang paling menjangkau seluruh konsumen (Chapin dalam irawan, 2005).

Melihat kondisi orientasi lokasi Kampung Batik Kauman yang sangat dekat dengan kawasan pusat kota dengan kondisi aksesibilitas yang baik berperan positif dalam pertumbuhan unit usaha industri yang ada di Kampung Batik Kauman. Meskipun demikian, sebagian 50% pelaku usaha beranggapan bahwa orientasi lokasi menghambat dalam pertumbuhan kegiatan industri. Hal ini dikarenakan lokasi sebagai kawasan pusat kota identik dengan kepadatan bangunan yang tinggi dan keterbatasan lahan, sehingga kurang optimal untuk pembangunan kegiatan industri. Selain itu, kawasan pusat kota merupakan kawasan dengan tingkat pengaturan lalulintas yang membatasi angkutan yang melalui jalan-jalan di Kampung Batik Kauman. seperti angkutan barang dalam volume besar tidak mampu menjangkau lokasi Kampung Batik Kauman, sehingga pelaku usaha melakukan transaksi atau memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dari luar wilayah pada titik-titik simpul transportasi, seperti di Pendaringan.

Lokasi Kampung Batik Kauman yang berada pada kawasan strategis segitiga budaya, menyebabkan Kampung Batik Kauman diarahkan sebagai kawasan konservasi (Peraturan Zonasi Kawasan Heritege, 2010). Hal ini menghalangi pertumbuhan aktivitas industri skala besar, sehingga pertumbuhan kegiatan industri mengarah pada kegiatan skala kecil, rumah tangga atau meggunakan lokasi di Kampung Batik Kauman hanya untuk melakukan beberapa proses produksi.

Dalam pemilihan lokasi untuk kegiatan ekonomi, akan dicari lokasi yang mendekati konsumen, hal ini akan mempermudah distribusi dan mengurangi biaya, sehingga diperoleh keuntungan maksimum (August Losch dalam Tarigan, 2005). Kondisi orientasi lokasi di Kampung Batik Kauman, menurut pelaku usaha industri, paling berperan terhadap peningkatan skala kegiatan industri sebesar 72,22%. Hal ini tidak lepas dari orientasi lokasi sebagai kawasan pusat Kota Surakarta yang menunjukkan lokasi Kampung Batik Kauman merupakan salah satu pusat pelayanan skala kota.

commit to user

Kawasan pusat kota tumbuh sebagai pusat aktivitas, yang ditandai dengan tingkat aksesibilitas yang baik (Tarigan, 2005). Kondisi orientasi kawasan pusat kota menjadikan kegiatan ekonomi di Kampung Batik Kauman, berkembang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan skala lokal melainkan untuk memenuhi kebutuhan regional. Selain itu, kedekatan dari jangkauan kawasan pinggir kota menjadikan kegiatan industri di Kampung Batik Kauman mampu meningkatkan skala kegiatannya. Selain itu, kedekatan dengan kawasan ekonomi yang beragam menjadikan lokasi ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi kawasan pemasaran hasil produksi industri di Kampung Batik Kauman.

Pertumbuhan investasi sarana prasarana di Kampung Batik Kauman untuk mendukung aktivitas industri terhambat oleh nilai lahan yang tinggi. Nilai lahan yang tinggi di Kampung Batik Kauman terjadi akibat lokasinya yang strategis, dekat dengan kawasan pusat Kota Surakarta. Melihat kondisi ini, dapat dikatakan bahwa orientasi lokasi menghambat dalam investasi sarana prasarana, dimana ditunjukkan pula dari pendapat pelaku usaha sebesar 38,89%.

Secara keseluruhan orientasi lokasi Kampung Batik Kauman yang strategis merupakan kawasan yang cukup potensial untuk perkembangan perekonomian, dimana adanya dukungan aksesibilitas yang baik. Akan tetapi kondisi tersebut menghambat dalam perkembangan kegiatan industri skala besar dan yang menimbulkan limbah untuk berkembang di Kampung Batik Kauman dan hanya mendukung untuk perkembangan kegiatan industri kecil dan rumah tangga.

5.3.1.2.Perkembangan Kegiatan Perdagangan

Letak lahan dibandingkan lokasi secara makro yang potensial untuk perkembangan kegiatan ekonomi adalah yang letak strategis dan aksesibilitas yang tinggi (Chapin dalam Irawan, 2005). Lokasi Kampung Batik Kauman yang sangat strategis memberikan arah perkembangan perekonomian yang sangat potensial bukan hanya pada pelayanan lokal, melainkan juga terhadap pelayanan regional. Selain itu, lokasi Kampung Batik Kauman merupakan lokasi yang diarahkan sebagai kawasan perdagangan berdasarkan RTRW Kota Surakarta,

commit to user

yang didukung dengan kedekatan dengan sarana prasarana lingkup Kota Surakarta.

Lokasi pusat kota merupakan kawasan potensial bagi pertumbuhan kegiatan hunian-usaha karena tingkat kemudahan transportasi (Turner & Fichter, 1972). Lokasi yang strategis, mengakibatkan nilai lahan di lokasi ini sangat tinggi, dengan potensi perkembangan perekonomian yang tinggi sehingga alih fungsi bangunan untuk kegiatan perdagangan muncul pada lingkungan permukiman di Kampung Batik Kauman. Perkembangan alih fungsi bangunan untuk kegiatan perdagangan mengarah pada bagian depan rumah yang menghadap dijalan dan bertujuan untuk meningkatkan tingkat produktivitas bangunan dan memanfaatkan nilai lahan yang tinggi. Hal tersebut juga dirasakan oleh pelaku usaha perdagangan yang merasa orientasi lokasi berperan 87.27% terhadap alih fungsi bangunan untuk kegiatan ekonomi.

Orientasi lokasi terhadap pusat kota mengarah pada perkembangan sebagai pusat pertumbuhan dengan skala pelayanan yang luas (Christaller dalam Tarigan, 2005:137). Orientasi lokasi Kampung Batik Kauman yang sangat strategis sangat potensial untuk pertumbuhan kegiatan perdagangan. Selain itu, lokasi kedudukan lokasi Kampung Batik Kauman yang menunjukkan pada tingkat kedekatan dan jangkauan keterkaitan antar lokasi strategis sangat potensial untuk perkembangan perekonomian. Kondisi ini menjadi pertimbangan 61,11% pelaku usaha untuk memilih lokasi Kampung Batik Kauman sebagai lokasi usaha. Pertumbuhan unit usaha perdagangan di Kampung Batik Kauman yang dipengaruhi oleh iklim usaha yang cukup baik, karena pengaruh keberadaan Pasar Klewer. Sehingga dapat dikatakan orientasi lokasi berperan positif atau mendukung dalam perkembangan kegiatan perdagangan.

Selain mendukung dalam pertumbuhan kegiatan usaha, orientasi Kampung Batik Kauman juga sangat potensial untuk peningaktan skala pelayanan. Peningkatan skala pelayanan yang ditunjukkan dengan peningkatan penjualan dan distribusi cukup signifikan, dipengaruhi oleh peningkatan jumlah konsumen akibat pencanangan Kampung Batik Kauman. Lokasi yang strategis dengan dukungan aksesibilitas yang baik, sangat mendukung kemudahan konsumen

commit to user

dalam menjangkau Kampung Batik Kauman, serta dalam mendukung sistem pemasaran.

Kedekatan lokasi dengan aktivitas perekonomian di sekitarnya mampu meningkatkan skala pelayanan serta memperkecil threshold (Christaller). Kampung Batik Kauman, merupakan lokasi yang dekat dengan kawasan perdagangan dalam lingkup Kota Surakarta, seperti PGS, Nonongan, Coyudan. Lokasi tersebut berperan dalam membentuk kawasan perekonomian yang saling mendukung, dengan komoditi yang beragam sehingga berkembang sebagai kawasan perekonomian dengan skala pelayanan regional. Selain itu, lokasi-lokasi yang memiliki komoditi yang sama menjadi lokasi distribusi bagi kegiatan perdagangan di Kampung Batik Kauman.

Untuk perkembangan kegiatan perdagangan, pelaku usaha berpendapat bahwa orientasi lokasi juga berperan dalam peningkatan skala kegiatan sebanyak 81,82%. Kawasan Ekonomi selalu memiliki kaitan dalam keberadaan kawasan ekonomi lain, baik yang memiliki komoditi yang sama maupun berbeda. Menurut Harris dan Ulman (Yunus, 2008:45-46), dan akan mempengaruhi adanya aglomerasi dan deaglomerasi kawasan. Kondisi orientasi lokasi Kampung Batik Kauman terhadap kawasan perdagangan di sekitarnya dianggap saling mendukung dimana kawasan perdagangan lain dijadikan sebagai lahan distribusi barang. Selain itu lokasi sebagai kawasan pusat kota yang identik dengan aksesibilitas yang baik cukup mendukung dalam pergerakan distribusi ke wilayah yang berjarak jauh sekalipun, seperti Bandung, Jakarta, Bali.

Kondisi orientasi lokasi sebagai kawasan pusat kota dan kedekatan dengan lokasi strategi lingkup kota dianggap berperan positif terhadap pertumbuhan investasi sarana prasarana sebesar 72,73% menurut pelaku usaha. Akan tetapi, kondisi orientasi lokasi terhadap kawasan pusat kota menyebabkan pembangunan identik dengan pola vertikal dan berkepadatan tinggi (Yunus, 2008: 16). Kampung Batik Kauman saat ini berkembang sebagai kawasan dengan kepadatan tinggi, serta ketersediaan lahan yang terbatas untuk mendukung pembangunan horizontal. Kondisi ini menunjukkan bahwa orientasi lokasi bisa menjadi penghambat dalam

commit to user

pengembangan dan investasi sarana prasarana pendukung, dikarenakan ketersediaan lahan yang minimum serta tingkat intensitas bangunan yang tinggi.

Dalam menetapkan lokasi suatu kegiatan secara komprehensif diperlukan pertimbangan dari berbagai faktor antara lain fasilitas penunjang, daya serap pasar lokal, dan sarana transportasi dari tempat produksi ke wilayah pemasaran yang dituju, terutama aksesibilitas pemasaran ke luar negeri (Tarigan 2005 : 95). Dilihat dari orientasi lokasinya, kedudukan Kampung Batik Kauman mampu mendukung pertumbuhan aktivitas kawasan, dengan kedekatan dengan kawasan perdagangan yang menjadi pasar lokal pemasaran dan aksesibilitas serta daya dukung sarana transportasi mempermudah perkembangan pasar perdagangan di Kampung Batik Kauman.

Berdasarkan seluruh kondisi diatas dapat dikatakan bahwa kondisi orientasi lokasi sebesar 80,45% berperan terhadap perkembangan kegiatan perdagangan. Meskipun, beberapa indikator menunjukkan sebagai penghambat terhadap beberapa bentuk pengembangan aktivitas perdagangan. Lokasi yang strategis merupakan pertimbangan pemilihan Kampung Batik Kauman sebagai lokasi perdagangan oleh 74,55% pelaku usaha. Kondisi lokasi Kampung Batik Kauman sangat mendukung dalam perkembangan kegiatan perdagangan, terebih lagi karena arahan fungsi kawasan yang memang diperuntukkan untuk kawasan perdagangan dalam RTRW Kota Surakarta tahun 2007-2026.

5.3.1.3.Peran Orientasi Lokasi dalam Perkembangan Pariwisata

Lokasi objek wisata merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pengembangan kegiatan pariwisata (Karyono, 1997: 11). Lokasi Kampung Batik Kauman dilihat dari lokasi yang lebih luas menunjukkan letak yang strategis dimana dekat dengan pusat kota dan sarana prasarana lingkup kota. Perkembangan kegiatan pariwisata Kampung Batik Kauman, ditandai dengan alih fungsi bangunan untuk kegiatan akomodasi serta muncul karena potensi pengembangan pariwisata di Kampung Batik Kauman. Orientasi lokasi mendukung dalam penumbuhan potensi pariwisata dilihat dari kedekatanyya dari kawasan segitiga budaya, dimana potensi pariwisata di Kampung Batik Kauman merupakan pengembangan dari kondisi fisik, social dan ekonomi masyarakat

commit to user

Lokasi Kampung Batik Kauman juga berada pada lingkungan kawasan segitiga budaya antara Keraton Kasunanan Surakarta, Puro Mangkunegaran dan Pasar Gedhe yang merupakan objek pariwisata Kota Surakarta. Kedekatan dengan lokasi tersebut menjadikan Kampung Batik Kauman mengalami peningkatan skala kegiatan yang ditandai dengan peningkatan jumlah pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi lokasi tersebut menjadi jangkauan yang tidak terpisahkan dari pariwisata Kota Surakarta, ditandai dengan diikutsertakannya Kampung Batik Kauman dalam Solo City Tour, sebagai kawasan pendukung Keraton Kasunanan Surakarata.

Fasilitas perbelanjaan tidak dapat dipisahkan dari sebuah perjalanan wisata adalah kegiatan belanja souvenir yang menjadi cirikhas suatu objek wisata (Pendhit, 2002: 10). Kampung Batik Kauman dikelilingi oleh kawasan komersial yang menjadi pendukung aktivitas pariwisata Kampung Batik Kauman. Akan tetapi, Kampung Batik Kauman sendiri merupakan kawasan komersial dengan atraksi utama berupa kegiatan indutri dan perdagangan komoditi ekonomi kreatif berbasis budaya. Pertumbuhan aktivitas perdagangan di Kampung Batik Kauman mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama dalam bentuk skala pelayanan sebagai dampak dari pencanangan Kampung Batik Kauman sebagai kawasan pariwisata.

Kemajuan dan kedekatan dengan sarana angkutan terutama untuk angkutan udara menjadi pengaruh yang mempermudah jangkauan daya tarik wisata (Karyono, 1997: 55). Kampung Batik Kauman memiliki jarak yang relatif dekat dengan sarana transportasi lingkup kota, seperti landasan udara, terminal maupun stasiun kereta dan disisi lain mengalami peningkatan skala kegiatan yang cukup potensial. Dengan kondisi menunjukkan bahwa orientasi lokasi mendukung dalam peningkatan skala kegiatan, dimana kondisi tersebut mempermudah jangkauan Kampung Batik Kauman dalam mengembangkan peluang yang semakin besar untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kampung Batik Kauman. hal ini ditandai dengan peningkatan pengunjunng dan pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan Kampung Batik Kauman.

commit to user