• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis sarana prasarana Jumlah Penduduk Kondisi Sarana prasarana Standart pelayanan minimal Tingkat kesesuaian 4 Penyediaan Air bersih Penyediaan PDAM dan sumur Pemenuhan

Kebutuhan air bersih 317.520 liter

perhari.

1 kran umum radius 100 m/ 250 jiwa Hidran kebakaran 1/ 100meter untuk kawasan komersil 1hidran / 200 meter untuk permukiman Tidak memenuhi 5 Sistem pengelolaan sampah  1 TPS  2 gerobak sampah

1 bak sambah besar / 2500jiwa (6m2)

1 gerobak sampah (2m2)

Tidak memenuhi

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Kondisi sarana peribadatan di Kampung Batik Kauman berdasarkan standart pemenuhan kebutuhan permukiman dianggap sangat memenuhi, apalagi dengan keberadaan Masjid Agung yang merupakan masjid skala kota dengan daya tampung jamaah yang cukup besar. Kondisi sarana peribadatan dinilai secara kuantitas cukup memenuhi standar, akan tetapi lokasi langgar atau mushola di Kampung Batik Kauman tidak didukung dengan aksesibilitas yang baik. Sarana peribadatan di Kampung Batik Kauman tidak hanya sebagai tempat ibadah semata melainkan juga untuk tempat berkumpul. Terlebih lagi, mushola atau langgar tersebut merupakan bagian dari sejarah Kampung Batik Kauman sebagai kampung ulama. Sarana peribadatan yang terdapat di Kampung Batik Kauman juga berpotensi sebagai objek wisata arsitetural dan wisata religi.

Kesesuaian sistem utilitas berdasarkan standart pelayanan minimum perkotaan, yang dianggap kurang mendukung adalah sistem drainase, air bersih, dan sistem pengolahan sampah. Kondisi drainase yang kurang baik, ditandai dengan daya tampung aliran yang kurang mencukupi sehingga muncul genangan di beberapa ruas jalan di Kampung Batik Kauman. Hal ini karena sistem drainase yang tertutup merupakan sekaligus berfungsi sebagai saluran pembuangan limbah harian.

commit to user

Kondisi air bersih, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa dikatakan cukup akan tetapi yang belum memenuhi adalah penyediaan hidran untuk kawasan permukiman dan kegiatan ekonomi. Sementara itu sistem pengelolaan sampah di Kampung Batik Kauman, kurang memenuhi karena hanya terdapat 1 (satu) bak penampungan sampah sementara di depan Pasar Cinderamata Kampung Batik Kauman. Hal ini menyebabkan sebagian aktivitas ekonomi melakukan sistem pengelolaan sampah mandiri sebesar 22,22% kegiatan industri dan 3,56% untuk kegiatan perdagangan.

Menurut konsep gravitasi bahwa sarana prasarana yang berbeda pada suatu lokasi akan menumbuhkan daya tarik bagi lokasi lain (Tarigan, 2005:104). Kondisi sarana prasarana yang tersedia di Kampung Batik Kauman, tidak seluruhnya mampu menjadi daya tarik kawasan. Sebagian besar bentuk prasarana yang ada, hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk aktivitas yang ada di dalamnya dan bukan merupakan faktor pembeda dengan kawasan atau daerah lain.

Faktor pembeda yang muncul di Kampung Batik Kauman sebagai daya tarik kawasan adalah furniture kawasan yang berupa kursi, papan pengumuman, penunjuk jalan, lampu jalan (Peta 4.13 halaman 87). Penanda (Signages) merupakan bentuk furniture kawasan yang dibangunan dengan menyesuaikan dengan arsitektur serta mampu merefleksikan karakter kawasan (Darmawan, 2003:22).

Pembuatan furmiture kawasan yang ada di Kampung Batik Kauman juga menggunakan pola yang menunjukkan karakteristik kawasan dengan memasukkan elemen ukiran dan batik dalam desain furniture. Selain itu, untuk semakin menguatkan unsur tradisional maka setiap penanda untuk pusat kegiatan ekonomi kreatif batik ditulis dengan huruf jawa. Kondisi ini dianggap cukup merepresentasikan kondisi dan karakteristik kawasan, bukan hanya dari segi fisik akan tetapi juga sosial dan ekonomi.

commit to user

5.1.5. Analisis Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan untuk mencapai lokasi, menunjukkan jarak antar lokasi dengan lokasi yang lain. Lokasi dengan tingkat aksesibilitas yang baik cenderung berkembang sebagai pusat aktivitas. Semakin baik aksesibilitas suatu lokasi maka daya tarik lokasi akan lebih tinggi. Aksesibilitas dapat dilihat berdasarkan jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut (Tarigan, 2005). Kondisi aksesibilitas Kampung Batik Kauman, ditunjukkan sebagai berikut :

5.1.5.1.Kondisi Jalan

Kondisi jalan di Kampung Batik Kauman, memiliki kondisi yang beragam. Berdasarkan Penentuan Teknis Klasifikasi Jalan Perkotaan Nomor 10 Tahun 1990 dan SNI 03-1733-2004, dapat diketahui tingkat kesesuaian kondisi jalan, sebagai berikut:

Tabel 5.3 Analisis Klasifikasi Jalan Kampung Batik Kauman

No Lokasi Kelas Jalan Lebar Jalan (m)

Standart

lebar Keterangan

1 Jalan Slamet

Riyadi Arteri Sekunder 8 8

Memenuhi standart 2 Jalan Jl.Yos sudarso Kolektor 5 7 Tidak memenuhi 3 Jalan Dr. Radjiman Kolektor 5 7 Tidak memenuhi 4 Jalan Hasyim

Asyari Lokal Sekunder 3-4 5

Tidak memenuhi

5 Jalan Trisula Lokal Sekunder 3 3-6 Memenuhi

standart

6 Jalan Trisula 1 Lingkungan 1,5 1,5-2 Memenuhi

standart

7 Jalan Trisula 2 Lingkungan 1,5 1,5-2 Memenuhi

standart 8 Jalan Masjid Agung Kolektor Sekunder 3 3 Memenuhi standart

9 Jalan Kalimosodo Lokal Sekunder 3 3 Memenuhi

standart 10 Jalan Wijaya

Kusuma Lokal Sekunder 2,5 3-6

Tidak memenuhi 11 Jalan Wijaya Kusuma 2 Lingkungan 1,5 1,5-2 Memenuhi standart

commit to user

No Lokasi Kelas Jalan Lebar Jalan (m) Standart lebar Keterangan 12 Jalan Wijaya Kusuma 3 Lingkungan 1,5 1,5-2 Memenuhi standart 13 Jalan Wijaya Kusuma 4 Lingkungan 1,5 1,5-2 Memenuhi standart

14 Jalan Cakra Lingkungan 1,5-2 1,5-2 Memenuhi

standart

15 Jalan Cakra 1 Lingkungan 2 1,5-2 Memenuhi

standart

16 Jalan Cakra 2 Lingkungan 2 1,5-2 Memenuhi

standart

Sumber : Hasil Analisi, 2011

Berdasarkan standart yang berlaku kondisi jalan di Kampung Batik Kauman, ada yang memenuhi standart dan tidak sesuai dengan standart yang berlaku. Ketidaksesuaian standart terdapat pada jalan Yos Sudarso dan Jalan Dr. Radjiman, sehingga menimbulkan beberapa permasalahan seperti kemacetan. Jalan lingkungan di Kampung Batik Kauman memenuhi standart jalan lingkungan skala kelurahan sesuai dengan kemampuan lalulintas jalan.

Berdasarkan standart teknis kawasan industri, ditetapkan bahwa lokasi yang mendukung kegiatan industri dan distribusi, didukung dengan jaringan jalan dengan sistem sirkulasi oneway, terdiri dari 2 (dua) arah dengan lebar masing- masing 8 (delapan) meter. Dengan melihat kondisi di Kampung Batik Kauman, lokasi ini cukup mendukung dilihat dari kondisi jalan, dimana terdapat 2 (dua) jaringan jalan dengan pola sirkulasi searah yaitu Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Dr. Radjiman. Akan tetapi lokasi sebagai kawasan pusat kota menjadikan jalan tersebut tidak diperkenankan untuk dilewati angkutan barang berukuran berat. Sehingga jalan yang secara kondisi fisik sesuai dengan standart, akan tetapi tidak dapat mendukung aktivitas ekonomi secara optimal.

commit to user

commit to user