• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan pada Tiap Jenis Kayu

IV. METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN KAYU PERUSAHAAN

7.5 Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT ALP

7.5.3 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan

7.5.3.1 Analisis Perbandingan pada Tiap Jenis Kayu

Perbandingan antar metode pada tiap jenis kayu yang dilakukan meliputi: perbandingan frekuensi pemesanan, kuantitas pesanan, biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya persediaan. Metode yang digunkan yaitu metode perusahaan dengan metode MRP teknik Lot for Lot, EOQ dan PPB. Kemudian dihitung perbandingan penghematan biaya persediaan pada tiap jenis kayu dengan keempat metode tersebut.

Tabel 28. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Keempat Metode

Metode Pengendalian Persediaan Kayu Metode Perusahaan Metode

Lot for Lot

Metode EOQ Metode PPB Jenis

Kayu

Frek Kuantitas Frek Kuantitas Frek Kuantitas Frek Kuantitas Meranti

20 100.205,75 21 100.350,09 20 108.606,96 24 118.294,99

Rimba

Campuran 1865 111.873,09 1778 106.669,59 1794 108.073,70 1790

107.672,32

Sumber: Bagian pembelian dan PPIC, (diolah)

Berdasarkan Tabel 28, frekuensi pemesanan kayu Rimba Campuran dengan perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Perusahaan melakukan pemesanan kayu Rimba Campuran setiap minggunya yang melebihi kebutuhan produksi, sehingga setahun perusahaan melakukan pemesanan 1865 kali. Hal ini dikarenakan kayu Rimba Campuran merupakan bahan baku yang mudah diperoleh dan lokasi pengambilan kayu tidak jauh. Sedangkan pemesanan kayu Meranti tertinggi adalah PPB sebanyak 24 kali yang lebih tinggi dari teknik lainnya, karena teknik ini melakukan pemesanan kayu Meranti berdasarkan gabungan beberapa periode yang dikumulatifkan. Selain metode perusahaan, frekuensi pemesanan kayu Rimba Campuran yang relatif tinggi adalah dengan metode EOQ, karena pada teknik ini pemesanan dilakukan sebesar kelipatan dari EOQ dan lebih besar dari kebutuhan bersihnya, sehingga setiap minggu dilakukan pemesanan jika persediaan ditangan minggu sebelumnya tidak mencukupi lagi.

Berdasarkan Tabel 28, kuantitas pesanan tiap metode relatif tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Kuantitas pesanan kayu Rimba campuran terbesar adalah dengan mengunakan teknik perusahaan. Sedangkan kuantitas pesanan terkecil terjadi pada teknik Lot for Lot sebanyak 106.669,59 m3. Kuantitas pesanan terbesar untuk kayu Meranti terjadi pada metode PPB, yaitu sebanyak 118.294,99 m3 dan terkecil terjadi pada perusahaan sebanyak 100.205,75 m3.

Kuantitas pesanan sangat berpengaruh pada besarnya biaya pembelian. Biaya pembelian merupakan hasil dari perkalian kuantitas yang dipesan dengan harga belinya per m3. Sehingga besarnya biaya pembelian sebanding dengan kuantitas pesanannya. Seperti halnya kuantitas pesanan, biaya pembelian terbesar pada kayu Meranti adalah dengan menggunakan teknik PPB dan EOQ. Biaya pembelian terkecil terjadi pada perusahaan. Sedangkan pada kayu Rimba Campuran, biaya pembelian terbesar terjadi pada perusahaan (Rp 95.092.126.500) dan terkecil pada teknik Lot for Lot (Rp 90.669.151.500). Secara terperinci, biaya pembelian dengan menggunakan keempat metode dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Perbandingan Biaya Pembelian Kayu Keempat Metode

Metode Pengendalian Persediaan Kayu Jenis

Kayu

Metode Perusahaan (Rp)

Metode

Lot for Lot (Rp)

Metode EOQ (Rp) Metode PPB (Rp) Meranti 90.185.175.000 90.315.081.000 97.746.264.000 106.465.491.000 Rimba Campuran 95.092.126.500 90.669.151.500 91.862.645.000 91.521.472.000

Besarnya biaya pemesanan bergantung pada frekuensi pemesanan dan biaya pemesanan per pesanan. Semakin sering melakukan pemesanan, biaya pemesanan yang timbul akan semakin besar. Karena biaya pemesanan per pesanan tidak dapat ditekan lagi, maka untuk memperkecil biaya pemesanan, perusahaan dapat mengurangi frekuensi pemesanan seefisien mungkin. Biaya pemesanan per pesanan kayu Meranti adalah Rp 239.929.500 per pesanan, sedangkan kayu Rimba Campuran sebesar Rp 16.589.500 per pesanan.

Tabel 30. Perbandingan Biaya Pemesanan Kayu Keempat Metode

Metode Pengendalian Persediaan Kayu Jenis

Kayu

Metode Perusahaan (Rp)

Metode

Lot for Lot (Rp)

Metode EOQ (Rp) Metode PPB (Rp) Meranti 4.798.590.000 5.038.519.500 4.798.590.000 5.758.308.000 Rimba Campuran 31.005.775.500 29.496.131.000 29.761.563.000 29.695.205.000

Sumber: Bagian pembelian, Keuangan dan PPIC, (diolah)

Berdasarkan Tabel 30, biaya pemesanan kayu Meranti terbesar terjadi pada teknik PPB, sedangkan terkecil terjadi pada perusahaan dan teknik EOQ. Besarnya biaya pemesanan pada teknik PPB dikarenakan pada metode tersebut melakukan pemesanan dua minggu sekali pada tahun 2007, jadi total pemesanaan adalah 24 kali. Sedangkan pada perusahaan dan teknik EOQ, pada tahun 2007 hanya melakukan pemesanan kayu Meranti sebanyak 20 kali. Biaya pemesanan kayu Rimba Campuran terbesar terjadi pada perusahaan dan terkecil terjadi pada teknik Lot for Lot. Seperti halnya kayu Meranti, besarnya biaya pemesanan kayu Rimba Campuran pada metode perusahaan disebabkan frekuensi pemesanan yang tinggi yaitu sebanyak 1865 kali. Begitu pula dengan biaya pemesanan terkecil terkecil yang terjadi pada teknik Lot for Lot dikarenakan kecilnya frekuensi

pemesanan pada metode tersebut yaitu sebanyak 1778 kali. Setelah biaya pemesanan, selanjutnya akan dibandingkan biaya penyimpanan antara keempat metode yang digunakan. Biaya penyimpanan dengan menggunakan keempat metode dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Perbandingan Biaya Penyimpanan Kayu Keempat Metode

Metode Pengendalian Persediaan Kayu Jenis

Kayu

Metode Perusahaan (Rp)

Metode

Lot for Lot (Rp)

Metode EOQ (Rp) Metode PPB (Rp) Meranti 600.000 0,00 600.000 600.000 Rimba Campuran 384.000 0,00 384.000 384.000

Sumber: Bagian manajemen bahan baku, Keuangan dan PPIC, (diolah)

Biaya penyimpanan kayu Meranti sama besarnya untuk metode perusahaan, EOQ, dan PPB yaitu sebesar Rp 600.000 dan terkecil terjadi pada teknik Lot fot Lot yaitu Rp 0,00. Tidak adanya biaya penyimpanan pada teknik Lot for Lot disebabkan oleh tidak adanya bahan baku yang disimpan di log pond, karena pada teknik Lot for Lot perusahaan memesan bahan baku sebesar kebutuhan kotor. Biaya penyimpanan pada kayu Rimba Campuran terjadi pada metode perusahaan, EOQ, dan PPB dengan nilai yang sama juga yaitu sebesar Rp 384.000, sedangkan terkecil terjadi pada teknik Lot for Lot yaitu Rp 0,00. Biaya penyimpanan yang dikaluarkan berupa biaya listrik dan keamanan. Tidak adanya biaya penyimpanan pada teknik Lot for Lot dan PPB dikarenakan perusahaan memesan tepat sebesar kebutuhan kotornya dan tidak memiliki persediaan awal pada bulan Januari tahun 2007.

Selanjutnya akan dibandingkan besarnya biaya persediaan dengan menggunakan keempat metode. Biaya persediaan ini merupakan penjumlahan dari

biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. Sehingga besarnya tergantung kepada kedua komponen biaya tersebut. Perbandingan biaya ini dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Perbandingan Biaya Persediaan Kayu Keempat Metode

Metode Pengendalian Persediaan Kayu Jenis

Kayu

Metode Perusahaan (Rp)

Metode

Lot for Lot (Rp)

Metode EOQ (Rp) Metode PPB (Rp) Meranti 4.799.190.000 5.518.378.500 4.799.190.000 5.758.908.000 Rimba Campuran 31.006.159.500 29.496.131.000 29.761.563.000 29.695.589.000

Sumber: Bagian manajemen bahan baku, Keuangan dan PPIC, (diolah)

Biaya persediaan kayu Meranti terbesar terjadi pada metode PPB yaitu sebesar Rp 5.758.908.000, sedangkan yang terkecil terjadi pada perusahaan dan teknik EOQ yaitu sebesar Rp 4.799.190.000. Besarnya biaya persediaan pada teknik PPB karena sering melakukan pemesanan bahan baku kayu tersebut dalam jumlah yang besar. Walaupun biaya penyimpanan kayu Meranti dan Rimba Campuran kecil, tetapi karena pemesanan dilakukan dalam jumlah besar dan sering sehingga biaya persediaannya menjadi besar. Kecilnya biaya persediaan dengan menggunakan teknik EOQ disebabkan oleh sedikitnya pemesanan yang dilakukan sehingga biaya yang dikeluarkan juga rendah. Sedangkan untuk kayu Rimba Campuran persediaan terbesar tetap pada metode perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi jika tidak adanya persediaan kayu pada suplier. Biaya persediaan terkecil pada kayu Rimba Campuran terjadi pada teknik Lot for Lot, kecilnya biaya persediaan ini disebabkan oleh kecilnya biaya pemesanan yang hanya dilakukan sebanyak 1778 kali.

Dokumen terkait