• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

4. Analisis Product

a. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar ini peneliti bandingkan dari data hasil nilai kelulusan tahun pelajaran 2010/2011 dengan data hasil nilai kelulusan tahun pelajaran 2011/2012. Karena pada tahun pelajaran 2010/2011 pada saat itu SMM ISO

9001:2008 masih baru saja diterapkan di sekolah sehingga pengaruh

penerapannya masih belum matang, sedangkan pada tahun pelajaran ini SMM ISO 9001:2008 sudah diterapkan selama satu tahun tentunya sudah lebih matang dalam pelaksanaannya.

Data hasil nilai kelulusan tersebut secara rinci ditampilkan pada lampiran 16 dan 17. Pada deskripsi temuan penelitian ini peneliti hanya akan menampilkan perbandingan persentase keberhasilan dan rata-rata hasil Nilai Akhir (NA). Peneliti memutuskan untuk membandingkan NA sebagai pertimbangan penentuan perbandingan karena penentuan lulus atau tidaknya

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Sangat tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

rendah

Indikator Kedisiplinan, Kerajinan, Motivasi Belajar, dan Keaktifan Siswa

commit to user

siswa berdasarkan perhitungan gabungan dari hasil Ujian Nasional (UN) dan Nilai Sekolah (NS). Berikut adalah rumus penentuan NA.

NA = 0,6 × Hasil UN + 0,4 Hasil US

Persentase keberhasilan kelulusan tahun pelajaran 2010/2011 adalah 100% sedangkan untuk tahun pelajaran 2011/2012 adalah 99,55%.

Tabel 4.5. Data Hasil Nilai Rata-Rata NA Tahun Pelajaran 2010/2011

Nilai Ujian Bahasa

Indo. Bahasa Inggris Mate- matika Kom- petensi Jumlah Nilai Klasifikasi A B B A A Rata-Rata 7,55 7,49 7,44 8,03 30,51 Terendah 5,30 5,40 4,30 7,50 23,40 Tertinggi 8,70 8,90 9,60 8,40 34,30 Standar Deviasi 0,57 0,74 0,98 0,15 1,68

Tabel 4.6. Data Hasil Nilai Rata-Rata NA Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Ujian Bahasa

Indo. Bahasa Inggris Mate- matika Kom- petensi Jumlah Nilai Klasifikasi B B B A B Rata-Rata 7,04 6,94 6,61 8,05 28,64 Terendah 4,30 4,60 3,70 7,50 22,40 Tertinggi 8,80 9,00 9,00 8,80 33,80 Standar Deviasi 0,81 1,02 1,18 0,26 2,34

Untuk memudahkan melihat perbandingan dari kedua hasil NA tersebut peneliti juga menampilkannya dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

commit to user

Gambar 4.7. Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-Rata NA Keterangan :

Biru : Tahun pelajaran 2010/2011 Merah : Tahun pelajaran 2011/2012

Seperti yang terlihat pada tabel dan diagram batang perbandingan rata NA tersebut semua mata pelajaran mengalami penurunan nilai rata-rata NA kecuali mata pelajaran kompetensi. Mata pelajaran bahasa indonesia mengalami penurunan sebanyak 0,51 atau sebesar 6,75%. Mata pelajaran bahasa inggris mengalami penurunan sebanyak 0,55 atau sebesar 7,34%. Mata pelajaran matematika mengalami penurunan sebanyak 0,83 atau sebesar 11,16%. Sedangkan mata pelajaran kompetensi mengalami kenaikan sebanyak 0,02 atau sebesar 0,25%.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahasa Indonesia

commit to user

C. Pembahasan

Pada pembahasan penelitian ini peneliti akan menampilkannya dengan susunan berdasarkan pendekatan model CIPP agar hasil deskripsi temuan penelitian yang sudah diungkapkan sebelumnya dapat dievaluasi dengan lebih cermat tiap lininya. Berikut adalah pembahasannya. Untuk menghidari subyektivitas peneliti dalam menulis pembahasan ini, pada pengumpulan data peneliti melakukan triangulasi baik metode maupun data. Sehingga pembahasan ini sudah melalui pertimbangan dari banyak sudut pandang baik informan, responden, hasil observasi dan data dokumentasi. Diharapkan pembahasan ini menghasilkan sebuah kesimpulan yang benar-benar menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan secara faktual dan akurat.

1. Context

a. Kekuatan dan Kelemahan SMM ISO 9001:2008

Berdasarkan deskripsi temuan penelitian mengenai analisis context yang peneliti paparkan sebelumnya, kekuatan atau kelebihan SMM ISO

9001:2008 yang diterapkan di SMK Pancasila Surakarta adalah perencanaan,

pelaksanaan, pengelolaan, pengorganisasian, dan dokumentasi seluruh kegiatan di sekolah yang lebih baik. Hal ini meliputi seluruh lini di sekolah yang harus terdokumentasi dan teradministrasi dengan baik. Yang dimaksud dengan perencanaan di sini adalah seluruh program yang direncanakan oleh sekolah baik yang bersifat pengembangan ataupun perbaikan haruslah direncanakan dengan tertib dan cermat. Perencanaan ini juga meliputi analisis mengenai pengembangan dan perbaikan yang harus dilakukan. Kemudian dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Yang dititik beratkan pada pelaksanaan ini tidak harus mencapai keberhasilan sepenuhnya namun yang terpenting memberi dampak positif dan bagaimana dalam pelaksanaan tersebut tetap terus melakukan analisis serta kontrol penuh dalam menjalani prosesnya. Hal ini dimaksudkan, perencanaan yang sudah disepakati bersama dan kemudian dilaksanakan bukanlah keputusan akhir yang harus digunakan secara baku, namun pelaksanaan tersebut juga digunakan sebagai analisis terhadap perencanaan yang telah dibuat. Ini

commit to user

membuat proses pelaksanaan tersebut bukanlah sekadar menjalankan apa yang sudah direncanakan melainkan ada tujuan lain yaitu perbaikan secara terus-menerus continuous improvement. Di dalam pelaksanaan ini juga terdapat pengelolaan dan pengorganisasian yang wajib dilakukan. Untuk melihat bagaimana pengelolaan dan pengorganisasian ini dilaksanakan peneliti memfokuskan mengenai pengelolaan di bengkel mesin dan otomotif. Pengelolaan baik di bengkel mesin maupun otomotif pada dasarnya sama. Pengelolaan ini meliputi keseluruhan manajemen bengkel yang harus diadministrasikan dengan tertib yaitu: kelengkapan alat peraga, ketersediaan alat ukur, dan alur pengadaan barang. Pengelolaan tentunya tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya SDM yang menjalankannya. Maka perlunya pengorganisasian mengenai pembagian tugas mengelola bengkel ini. Setelah semua tahap tersebut dijalankan masih ada tahap akhir yang penting yaitu dokumentasi. Dari keseluruhan proses pelaksanaan yang dijalankan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat semua proses yang dijalankan tersebut haruslah didokumentasikan sebagai laporan perkembangan dan analisis untuk melakukan perencanaan selanjutnya. Kesimpulan dari kekuatan dari SMM ISO 9001:2008 ini adalah setiap yang akan dikerjakan haruslah direncanakan terlebih dahulu dan setiap yang sudah dikerjakan haruslah didokumentasikan sebagai laporan dan bahan pertimbangan analisis untuk melakukan perencanaan selanjutnya. Sirkulasi antara perencanaan, pelaksanaan, dan dokumentasi ini bersinergi dengan sangat baik dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas mutu sekolah.

Sedangkan mengenai kelemahan atau kekurangan SMM ISO

9001:2008 setelah peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan

peneliti menyimpulkan sebenarnya kelemahan atau kekurangan bukan terletak pada SMM ISO 9001:2008 namun pada proses pelaksanaan yang tentunya melibatkan SDM di SMK Pancasila Surakarta dan SDM yang dimaksud ini tentunya adalah para guru yang tidak hanya menjadi fokus dalam peningkatan kinerjanya melalui SMM ISO 9001:2008 namun juga

commit to user

sebagai pelaku. Berdasarkan wawancara dengan para informan terlihat para guru di sekolah masih belum siap menerima perubahan-perubahan signifikan yang diakibatkan oleh penerapan SMM ISO 9001:2008 di sekolah. Karena memang tidak dipungkiri dengan penerapan SMM ISO 9001:2008 ini banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai seorang pendidik. Selama kurun waktu setahun belakangan ini tidak dipungkiri para guru seolah-olah ditambah tugasnya mengenai pengelolaan administrasi yang lebih banyak dibandingkan sebelum sekolah ini menerapkan SMM ISO

9001:2008. Namun, sebenarnya tugas-tugas administrasi yang harus

dilakukan oleh para guru tersebut adalah memang sudah kewajiban seorang pendidik untuk mengerjakannya. Hanya saja sebelum SMM ISO 9001:2008 mengenai harus tertibnya mengenai administrasi ini terlihat bukan sebagai sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan.

Seharusnya sebagai seorang guru memiliki tugas keprofesioanlan yang secara detail ditampilkan pada kajian teori. Namun, selama ini yang menjadi kebiasaan guru hanyalah melaksanakan dan melakukan penilaian. Namun, setelah penerapan SMM ISO 9001:2008 para guru dituntut harus melaksanakan tugas keprofesionalan tersebut terutama mengenai harus tertibnya urusan administrasinya. Memang, ketika melakukan wawancara terstruktur mengenai latar belakang seorang pendidik setiap guru mengungkapkan jawaban yang berbeda mengenai tugas keprofesionalan tersebut, namun peneliti menangkap maksud tersirat dari hasil wawancara tersebut bahwa para guru sebenarnya kewalahan dalam melaksanakan tuntutan dari SMM ISO 9001:2008 yang mewajibkan tertibnya urusan admininistrasi yang menjadi bagian wajib dari tugas keprofesionalan seorang guru. Berdasarkan wawancara dengan salah satu informan, dalam waktu dekat untuk penerapan SMM ISO 9001:2008 secara sempurna dengan proses dan hasil yang benar-benar baik masih belum bisa dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan proses. Karena yang tersulit dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 ini sebenarnya adalah merubah pola lama yang sudah menjadi kebiasaan para guru di sekolah. Pihak sekolah tetap

commit to user

berusaha terus untuk mensosialisasikan bahwa memang tertibnya urusan secara administrasi tersebut bukanlah hanya tuntutan dari penerapan SMM

ISO 9001:2008 tetapi memang sudah tugas keprofesionalans seorang guru.

Berdasarkan pemaparan mengenai kekuatan dan kelemahan SMM

ISO 9001:2008 peneliti dapat menyimpulkan sebenarnya kekuatan dan

kelemahan ini saling mendukung satu sama lain. Dengan kekuatan SMM ISO

9001:2008 sekolah mendapatkan gambaran bagaimana alur yang jelas untuk

meningkatkan kualitas mutu sekolah. Sedangkan kelemahan yang peneliti paparkan mengenai SDM yang menjalankannya sebenarnya sebagai sebuah evaluasi secara tidak langsung mengenai kinerja guru di sekolah. Oleh karena itu, jika SMM ISO 9001:2008 diterapkan secara terus-menerus sebenarnya kelemahan mengenai SDM yang menjalankannya ini suatu saat akan menjadi kekuatan dalam menunjang peningkatan kualitas mutu sekolah melalui penerapan SMM ISO 9001:2008.

2. Input

a. Latar Belakang Pendidik