• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data spesies lumut daun yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil identifikasi disajikan dalam bentuk tabel daftar spesies lumut . Spesies-spesies lumut yang ada di setiap lokasi pengambilan sampel dibandingkan berdasarkan frekuensi kehadirannya.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keragaman Bryoflora .

Identifikasi tumbuhan lumut epifit pada kulit batang kopi dan teh di lereng gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah diperoleh 40 jenis lumut yang termasuk dalam 19 famili, 2 Divisi. Divisi Bryophyta terdiri dari 23 spesies, 13 famili, 21 marga, sedangkan Divisi Marchantiophyta terdiri dari 17 spesies, 6 famili, 11 marga (Tabel 1). Lumut yang tumbuh pada kulit batang (kortikola) tersebut hanya merupakan bagian dari kekayaan lumut yang tumbuh di area penelitian. Jumlah jenis lumut epifit yang teridentifikasi tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah jenis lumut epifit di hutan alami lereng Gunung Ungaran [15].

Famili Hypnaceaea (4 spesies) & Brachyteciaceae (3 spesies) pada Divisi Bryophyta serta Lejeunaceae (8 spesies) dan Frullaniaceae & Plagiochilaceae masing-masing dengan 3 spesies merupakan famili dengan jumlah spesies terbanyak di area penelitian. Hypnaceaea merupakan tumbuhan lumut pleurokarp, ukuran sedang, daun biasanya mengkilat, batang merayap, bercabang tidak beraturan dan dapat berikatan kuat sehingga dapat membentuk hamparan yang menyelimuti pohon. Hypnaceaea merupakan lumut epifit fakultatatif yang dapat membentuk karpet yang luas pada bagian bawah batang. Total marga anggota famili Hypnaceaea di seluruh dunia berjumlah kurang lebih 50 marga [1].

Brachytheciaceae, merupakan tumbuhan lumut pleurokarp, sebagian besar menempati habitat yang lembab, berukuran sedang sampai besar, membentuk hamparan karpet yang longgar. Batang merayap, pada bagian distal menyebar, percabangan menyirip tidak beraturan. Daun halus atau plicate, bercostae tunggal, alar sel berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Terdiri dari 30 – 40 marga di seluruh dunia.

Familii Lejeuneaceae terdiri dari 8 spesies, merupakan famili yang memiliki jumlah spesies terbanyak pada penelitian ini. Menurut [16] anggota famili ini banyak ditemukan epifit di hutan tropis pegunungan. Faktor yang menyebabkan famili Lejeuneaceae banyak ditemukan, antara lain Lejeuneaceae merupakan famili dari divisi Marchantiophyta yang memiliki jumlah spesies terbesar [2]. Familii ini mudah dikenali karena daun – daunnya tersusun inkubus dengan lobule yang memanjang, memiliki kantung air yang memungkinkannya dapat beradaptasi untuk menyimpan air dan mengurangi resiko kekeringan, sehingga anggota famili ini dapat bertahan hidup dengan baik [17

.

Tabel 1. Jenis-jenis lumut epifit pada batang pohon kopi dan teh.

Divisi Familii Nama Jenis

Frekuensi (%) Kopi Teh

Bryophyta Bartramiaceae Philonotis gracilima 14.81 0

Brachytheciaceae Cirriphyllum piliferum 3.70 0

Cirriphyllum sp 3.70 0

Eurhynchium meridionale 3.70 0

Bryaceae Bryum capillare 14.81 11.11

Pohlia sp 3.70 0

Calymperaceae Octoblepharum albidum 3.70 0

Fissidentaceae Fissidens sp 22.22 0

Hypnaceae Ctenidium molluscum 0.00 5.56

Seminar Nasional Biologi 2013

Peran Biologi dalam Meningkatkan Produktivitas yang Menunjang Ketahanan Pangan

143

Pylaisia polyantha 3.70 0

Taxiphyllum taxirameum 3.70 0

Leucodontaceae Leucodon sp1 0.00 5.56

Leucodon sp2 3.70 0 Neckeraceae Himatocladium cyclophyllum 3.70 0

Neckera pumila 3.70 0

Pottiaceae Luisierella barbula 7.41 11.11

Scopelophila cataractae 33.33 0 Rhizogoniaceae Hymenodon pilifer 25.93 16.67 Sematophyllaceae

Rhaphidorrhynchium

amoenum 3.70 0

Sematophyllum sp 22.22 72.22 Stereophyllaceae Entodontopsis sp 14.81 5.56

Thuidiaceae Thuidium cymbifolium 7.41 0

Marchantiophyta Acrobolbaceae Lethocolea glossophylla 3.70 0 Frullaniaceae Frullania riojaneirensis 3.70 0

Frullania sp 3.70 5.56

Jubulla sp 11.11 11.11

Lejeuneaceae Cheilolejeunea mimosa 3.70 0

Lejeunea flava 0.00 16.67 Lejeunea obodensis 11.11 11.11 Lejeunea sp 0.00 5.56 Lopholejeunea applanata 11.11 0 Lopholejeunea sp 7.41 0 Mastigolejeunea sp 3.70 0 Taxilejeunea sp 7.41 0

Metzgeriaceae Metzgeria furcata 7.41 11.11

Plagiochilaceae Plagiochila fordiana 3.70 0

Plagiochila multipinnula 7.41 0

Plagiochila sp 3.70 0

Porellaceae Porella campylophylla 14.81 0

Jumlah spesies 40 35 14

Frullaniaceae merupakan kelompok epifit dari lumut hati berdaun. Distribusinya luas dengan pusat keragaman terdapat di wilayah tropik yang lembab Banyak anggotanya merupakan komponen penting flora kryptogamic pada hutan hujan tropik. Beberapa spesies tidak hanya terdapat pada lingkungan lembab tetapi kadang juga pada vegetasi yang kering, sehingga beberapa diantaranya termasuk spesies xerophyte. Tumbuh pada batang atau batuan di habitat yang terbuka, di hutan yang menghijau sepanjang tahun, perkebunan maupun savana. Famlili ini juga mudah dikenali dengan pigmentasinya yang berwarna kemerahan, susunan daun inkubus, hampir berbentuk garis, daun – daun berlobus dua, lobule nya sering kali membentuk kantong air, seringkali terdapat tambahan keels pada lembaran daunnya. Marga Frullania merupakan karakteristik dari lumut sun epifit [1,2].

Perbandingan Komposisi lumut epifit di perkebunan kopi dan teh

Spesies lumut epifit di perkebunan kopi dan teh di lereng gunung Ungaran yang teridentifikasi adalah 40 spesies. Jumlah spesies tersebut kurang lebih 50% dari lumut yang ditemukan di hutan alam di lereng Gunung Ungaran [15]. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kekayaan spesies lumut epifit di perkebunan lebih rendah dari pada di hutan alami [18,19]. Perkebunan kopi dan teh di lereng gunung Ungaran merupakan habitat yang terbuka dan mempunyai vegetasi yang

Seminar Nasional Biologi 2013

Peran Biologi dalam Meningkatkan Produktivitas yang Menunjang Ketahanan Pangan

144

homogen, hanya terdapat beberapa pohon yang berfungsi sebagai pemecah angin. Sementara itu di hutan alam yang ada di sekitar perkebunan mempunyai vegetasi yang heterogen [20], dengan kanopi yang lebih tertutup. Perubahan tata guna lahan menjadi perkebunan akan mengubah kondisi mikroklimat, terutama cahaya, temperatur dan kelembaban. Perubahan mikroklimat menyebabkan perubahan distribusi yang berdampak pada komposisi dan keragaman jenis lumut.

Perbandingan jumlah dan komposisi jenis lumut epifit pada perkebunan kopi dan teh disajikan pada Tabel 1. Pada perkebunan kopi ditemukan 35 spesies, terdiri dari 15 spesies lumut hati dan 20 spesies lumut daun. Sementara itu di perkebunan teh ditemukan jumlah spesies yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang tumbuh di perkebunan kopi, yaitu14 spesies, terdiri dari 6 spesies lumut hati dan 8 spesies lumut daun. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa spesies dari lumut sejati (divisi Bryophyta) lebih banyak dari lumut hati (divisi Marchantiophyta). Hal tersebut karena Bryophyta lebih tahan terhadap kondisi kekeringan dibandingkan Marchantiophyta yang lebih menyukai tempat lembab atau teduh. Selain itu karena divisi Bryophyta memang mempunyai jumlah spesies lebih besar daripada Marchantiophyta.

Keberadaan lumut epifit pada batang sangat dipengaruhi kelembaban udara yang ada di sekitarnya. Kulit batang merupakan habitat yang lebih kering dibandingakan dengan tanah [21]. Jika kita bandingkan faktor lingkungan di perkebunan kopi dan teh (Tabel. 2), di perkebunan kopi kisaran kelembaban udara lebih tinggi, intensitas cahaya, temperatur udara dan kecepatan angin lebih rendah bila dibandingkan di perekebunan teh. Kondisi di perkebunan kopi tersebut lebih mendukung keberadaan berbagai spesies lumut lumut epifit dari pada di perkebunan teh. Oleh sebab itu kekayaan lumut epifit di perkebunan kopi lebih banyak dari pada di perkebunan teh. Sementara itu lumut yang tumbuh di perkebunan teh merupakan spesies yang tahan terhadap habitat yang lebih kering.

Tabel 2. Faktor lingkungan di perkebunan kopi dan teh. Faktor lingkungan Perkebunan kopi Perkebunan teh Kelembaban udara (%) 55 – 58,9 51 – 57,3 Intensitas cahaya (lux) 1055 - 7400 3550 - 7680 Temperatur udara (oC) 27,5 – 30,6 30,9 – 31,9 Kecepatan angin 0 0,6 – 2,8

Beberapa spesies lumut epifit hanya dapat dijumpai di salah satu perkebunan saja, sementara jenis yang lain dapat ditemukan di perkebunan kopi dan teh. Kompoosisi jenis di kedua perkebunan mempunyai kesamaan 36,73%. Hal tersebut terjadi karena setiap spesies mempunyai tanggapan berbeda terhadap lingkungannya. Keberadaan lumut epifit selain dipengaruhi oleh kondisi mikroklimate juga dipengaruhi oleh spesies pohon inang, Distribusi dan kemelimpahan tumbuhan lumut dapat dipengaruhi oleh karakter fisik dan kimia pohon inang [22]. diameter batang, tekstur kulit batang, daya serap air dan tingkat keasaman kulit batang [16,23]. Berdasarkan hasil pengamatan diameter batang, pohon kopi berdiameter lebih besar dari pada pohon teh. Hal tersebut menyebabkan jumlah spesies lumut epifit yang tumbuh pada batang kopi lebih banyak dibandingkan dengan batang teh. Pohon berukuran besar mempunyai mikrohabitat yang heterogen sehingga dapat memberikan habitat untuk spesies yang yang berbeda pula [23].

Persentase kehadiran masing-masing spesies di perkebunan kopi dan teh disajikan pada Tabel 1. Sematophyllum sp mempunyai nilai frekuensi tertinggi di perkebunan teh (72,22%) sedangkan di perkebunan kopi frekuensinya 22,22 %. Sementara itu Scopelophila cataractae merupakan spesies yang nilai frekuensinya tertinggi di perkebunan kopi (33,33%) dan tidak ditemukan di perkebunan teh.

Sematophyllum sp termasuk dalam famili Sematophylaceae, sedangkan Scopelophila cataractae merupakan bagian dari famili Pottiaceaea. Famili Sematophylaceae merupakan famili yang kehadirannya paling sering di area penelitian, 72,22% di perkebunan teh dan 25,93% di

Seminar Nasional Biologi 2013

Peran Biologi dalam Meningkatkan Produktivitas yang Menunjang Ketahanan Pangan

145

perkebunan kopi (Tabel 3). Selanjutnya disusul famili Lejeunaceae dan Pottiaceae. Pada perkebunan kopi, famili Lejeunaceae frekuensinya 40,74% dan 27,78% di perkebunan teh. Berdasarkan kondisi habitat yang terbuka dan tertutup, jenis lumut menurut Gradstein (2001) dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu ―shade epifit‖, ―sun epifit‖ dan ―generalist epifit‖.

Tabel 3. Frekuensi famili pada perkebunan kopi dan teh.

Divisi Familii Frekuensi (%)

Kopi Teh Bryophyta Bartramiaceae 14.81 0 Brachytheciaceae 11.11 0 Bryaceae 18.52 11.11 Calymperaceae 3.70 0 Fissidentaceae 3.70 0 Hypnaceae 25.93 11.11 Leucodontaceae 3.70 5.56 Neckeraceae 7.41 0 Pottiaceae 37.04 11.11 Rhizogoniaceae 25.93 16.67 Sematophyllaceae 25.93 72.22 Stereophyllaceae 14.81 5.56 Thuidiaceae 7.41 0 Marchantiophyta Acrobolbaceae 3.70 0 Frullaniaceae 18.52 16.67 Lejeuneaceae 40.74 27.78 Metzgeriaceae 7.41 11.11 Plagiochilaceae 11.11 0 Porellaceae 14.81 0 Jumlah Famili 19 19 10

Shade epifit adalah kelompok tumbuhan lumut yang lebih menyukai habitat yang ternaungi. Sun epifit adalah lumut yang menyukai habitat dengan intensitas tinggi. Sementara itu lumut yang hidup di kedua habitat tersebut merupakan kelompok generalist. Semtophylaceae dan Lejeunaceae merupakan kelompok generalist yang menyukai kedua tipe habitat. Pada kondisi iklim mikro yang berbeda jenis-jenis lumut yang ada dapat mengembangkan berbagai adaptasi struktural. Perkebunan teh dan kopi yang relative terbuka dibanding hutan alam menyebabkan lumut harus dapat beradaptasi dengan intensitas cahaya yang tinggi. Sematophyllum sp merupakan lumut sejati yang memiliki dinding sel tebal, permukaan daun berpapila dan mempunyai alar sel. Sedangkan Lejeunaceae merupakan lumut hati yang tepi daunnya mempunyai hyaline, daunnya membentuk kantong air. Adanya srtuktur trsebut mungkin merupakan karakter yang berhubungan dengan adaptasi supaya dapat memanfaatkan kelembaban udara secara lebih baik.

SIMPULAN

Pada perkebunan kopi dan teh di lereng gunung Ungaran dapat diidentifikasi 40 spesies lumut epifit. Lejeunaceae merupakan famili yang mempunyai jumlah spesies terbanyak di area penelitian. Komposisi jenis tumbuhan lumut di perkebunan kopi berbeda dan lebih beranekaragam daripada yang tumbuh di perkebunan teh.

Seminar Nasional Biologi 2013

Peran Biologi dalam Meningkatkan Produktivitas yang Menunjang Ketahanan Pangan

146