• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Uji Persyaratan

3. Analisis Regresi

Pada lampiran 5, kita dapat melihat data keluaran analisis regresi melalui program SPSS yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

• Nialai R Square dari tabel model Summary [Lampiran 5: (13)], menunjukkan bahwa nilai 0.594. hal tersebut mempunyai arti bahwa 59% dari varian penghayatan tugas pewartaan dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel penghayatan sakramen tobat.

• Tabel Anova [Lampiran 5: (13)], menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 85.018 dengan derajad kebebasan k=1 sehingga n-k-1=60-1-1=58 dan P-value = 0.000 yang jauh lebih kecil dari α = 0.05. oleh karena itu dapat diartikan bahwa regresi secara statistik sangat signifikan dengan persamaan linearnya adalah Y = a + bX. • Uji F [Lampiran 5: (13)], menguji hipotesis H01 = 0 terhadap H1: β1≠0. Dan

didapatlah bahwa P-value = 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka Ho:X1 = 0 ditolak secara signifikan

• Pada tabel coefficient [Lampiran 5: (13)-(14)], menunjukkan bahwa nilai constant = -2.593 dan nilai penghayatan sakramen tobat sebesar 0.703 sehingga diperolehlah persamaan regresi dengan metode kuadrat terkecil kreteria (least squares creterion) yakni

Y : -2.5930+0.703X

• Uji statistik t [Lampiran 5: (15)], digunakan untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi. Adapun nilai t adalah 9.221 dengan derajad kebebasan k=1 dan n-k-1-60-1-1=58 dan P-Value=0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05. Oleh karena itu dapat dibuktikan secara kuat bahwa H01=0 ditolak yang artinya penghayatan Sakramen Tobat berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap penghayatan tugas pewartaan.

• Dari keluaran correlation [Lampiran 5: (13)], menunjukkan nilai 0.771 yang merupakan nilai rhitung dengan P-value 0.000 lebih kecil α = 0.05 maka dapat diartikan bahwa antara variabel penghayatan sakramen tobat mempunyai hubungan positif dengan variabel penghayatan tugas pewartaan. Oleh karena itu variabel penghayatan sakramen tobat dapat mempengaruhi 77.1% terhadap penghayatan tugas pewartaan beriman mahasiswa IPPAK secara signifikan.

C. Pembahasan

Pada bab satu dan dua penulis telah memberikan gambaran dan kajian teori mengenai Sakramen Tobat dan tugas pewartaan. Mahasiswa IPPAK merupakan seorang calon katekis yang dipanggil dan diutus oleh Allah menjadi seorang pewarta sabda Allah sehingga, ketika manusia menghayati pertobatan secara terus menerus maka kabar gembira akan dapat diwartakan dengan penuh kesadaran dan dedikasi

yang tinggi tidak sekedar kata-kata tetapi juga di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini telah dibuktikan kebenarannya melalui penelitian ini.

Pada analisis deskriptif nampak bahwa rata-rata mahasiswa IPPAK mempunyai penghayatan terhadap Sakramen Tobat dengan kategori cukup. Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa IPPAK sebagai seorang calon katekis belum mempunyai penghayatan yang baik terhadap Sakramen Tobat. Sakramen Tobat cukup jauh dari kehidupan mahasiswa yang hanya dirayakannya rata-rata 2 tahun sekali.

Dari empat aspek yang diungkap pada penghayatan Sakramen Tobat, mahasiswa mempunyai kriteria baik pada aspek peyesalan, pengakuan dan pelaksanaan penitensi sedangkan pada aspek pemahaman mahasiswa IPPAK masih pada kriteria cukup. Aspek pemahaman ini dilihat dari pemaknaan mahasiswa terhadap Sakramen Tobat serta dari kuantitas mahasiswa dalam menerima sakramen. Ternyata diketahui bahwa mahasiswa IPPAK masih jarang menerima Sakramen Tobat, mahasiswa menerima Sakramen rata-rata hanya 2 kali setahun yakni pada masa pra paska dan masa natal itupun dikarenakan kebiasaan. Selain itu pada mahasiswa tingkat pertama dan kedua diketahui ada beberapa mahasiswa yang tidak mengetahui arti dan manfaat dari Sakramen Tobat.

Pada aspek pelaksanaan penitensi dapat dikatakan mahasiswa IPPAK pada kriteria baik namun masih juga terdapat 10% mahasiswa yang ada pada kriteria sangat kurang. Hal ini berarti ada mahasiswa IPPAK yang tidak melaksanakan penitensi sebagai rasa syukur atas pembebasan dosa.

Dari penelitian ini juga mendapatkan gambaran dari penyebab-penyebab mahasiswa hanya merayakan Sakramen Tobat 2 kali setahun yakni penyebab utamanya adalah rasa malu terhadap imam dan juga tidak adanya kesadaran akan kesalahan yang dilakukan. Penyebab lainnya adalah tidak adanya waktu, tidak

terbiasa menerima Sakramen Tobat dan juga karena tidak suka dengan pastorya. Penyebab utama tersebut dikarenakan pemahaman mahasiwa akan Sakramen Tobat belum baik sehingga imam yang merupakan perantara Allah dijadikannya penghambat untuk menerima pembebasan dosa dari Allah. Sedangkan tidak adanya kesadaran mahasiswa atas dosa yang dilakukan dikarenakan kurangnya melakukan refleksi diri atau pemerikasaan batin.

Pada analisis deskriptif juga memberikan gambaran bahwa penghayatan tugas pewartaan pada mahasiswa IPPAK dapat dikatakan cukup sehingga masih memerlukan peningkatan sehingga penghayatannya dapat menjadi baik bahkan sangat baik. Dari segi aspek yang terdapat pada penghayatan tugas pewartaan, aspek pengetahuan dapat dikategorikan baik, aspek spiritualitas dikategorikan cukup dan aspek keterampilan dikategorikan sangat baik. Namun, dari aspek pengetahuan dan spiritualitas masih terdapat 3.3% dan 6.6% mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan spiritualitas sangat kurang. Aspek pengetahuan diindikasikan dengan menggunakan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) semakin IPK mendekati 4 berarti mahasiswa mempunyai pengetahuan sangat baik sedangakan IPK semakin menjauh dari nilai 4 berarti semakin kurang pengetahuannya.

Pada aspek spiritualitas diindikasikan dari semangat mahasiswa dalam mengikuti perkulihan dan keterlibatan di dalam kegiatan-kegiatan serta dari kehidupan rohani. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa masih ada mahasiswa yang tidak aktif di lingkungan, mengikuti kegiatan di lingkungan ataupun di paroki hanya sebatas melaksanakan tugas dari kampus bahkan beberapa mahasiswa ada yang membolos kuliah sehingga presensinya tidak mencapai 75%.

Penelitian ini mempunyai hipotesis sebagai berikut; H0: Penghayatan Sakramen Tobat tidak mempengaruhi penghayatan tugas pewartaan dan H1:

penghayatan Sakramen Tobat mempengaruhi penghayatan tugas pewartaan. Dari hasil penelitian melalui analisis regresi membuktikan bahwa penghayatan Sakramen Tobat secara signifikan mempengaruhi penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK. Pengahayatan terhadap Sakramen Tobat secara signifikan dapat mempengaruhi penghayatan tugas pewartaan sehingga hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.

Hal tersebut dapat dilihat secara rinci pada output regresi yang terdapat pada lampiran yang menunjukkan bahwa P-valuenya sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05. P-value atau probabilitas yang mempunyai makna peluang munculnya kejadian menunjukkan angka yang lebih kecil dari angka standar penelitian 0.05, maka disebutlah signifikan. Oleh karena itu apabila ada peningkatan dalam penghayatan terhadap Sakramen Tobat maka akan mempengaruhi peningkatan terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK demikian pula sebaliknya yakni apabila terjadi penurunan terhadap penghayatan akan Sakramen Tobat maka mempengaruhi pula penurunan terhadap penghayatan tugas pewartaan.

Dokumen terkait