• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAKRAMEN TOBAT DAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA IPPAK

B. Tugas Pewartaan Mahasiswa IPPAK 1. Pewartaan Injil

2) Keterampilan berefleksi

Berefleksi berarti mengkomunikasikan pengalaman hidup dengan terang sabda Tuhan sehingga percaya bahwa segala yang terjadi pada hidupnya merupakan anugerah dan rahmat dariNya. Komunikasi iman bukanlah sekedar menyampaikan informasi tetapi lebih sebuah kesaksian iman. Oleh karena itu seorang katekis sudah seharusnya menyadari dan mampu memberi kesaksian tentang pengalaman imannya, keterampilan berefleksi ini adalah:

• Terampil menemukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari. • Terampil menemukan nilai-nilai Kristiani dalam Kitab Suci ataupun ajaran Gereja. • Terampil memadukan nilai-nilai Kristiani dengan nilai-nilai manusiawi dalam

pengalaman hidup sehari-hari.

e. Sejarah dan Perkembangan IPPAK

Berdirinya IPPAK merupakan sebuah proses yang cukup panjang. Menurut Heryatno (2004: 1-3) lahirnya IPPAK dikarenakan kebutuhan akan peningkatan pelayanan di bidang pendalaman hidup termasuk pembaharuan katekese. Pada tahun 1959 MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia) memberi tugas kepada Pater F. Heselaars, SJ dan Pater C. Carry, SJ. untuk menangani usaha peningkatan pelayanan tersebut.

Oleh karena itu pada tahun 1960 oleh P. Heselaars SJ merintis sebuah institusi. Saat itu nama institusi tersebut bukanlah IPPAK tetapi Pusat Kateketik atau

sering disingkat menjadi Puskat. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskat adalah menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok kategorial. Pada saat itu muncul kesadaran akan kurangnya tenaga-tenaga terdidik dalam upaya pembaharuan katekese. Kurangnya tenaga tersebut dapat mengakibatkan keterlambatan dalam mengupayakan pembaharuan katekese. Menanggapi hal tersebut pada tanggal 1 bulan Agustus 1962 didirikanlah AKKI (Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia) dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 03 April 1964 di Yogyakarta.

Pada tahun 1968 atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal Dormoyuwono Pr, Puskat dan AKKI berkantor di JL. Albubakar Ali 1 Yogyakarta. Tempat tersebut cukup memadai untuk ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor kerja staff, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula, ruang pameran dan rekreasi. Namun perlu diketahui bahwa awalnya kedua institusi tersebut berkantor di JL. P. Senopati 20 Yogyakarta.

AKKI memperoleh status terdaftar dari mentri PTIP dengan SK No. 108/B. Swt/P/65 pada tanggal 11 Mei 1965. Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui. Kemudian pada tanggal 31 Maret 1971 dengan akte notaris R.M. Soerjanto Partaningrat, SH, AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya dan pada tanggal 23 Juni 1971 sekolah tinggi ini memperoleh status terdaftar.

Pada tanggal 28 Januari 1985, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh telah berstatus sah menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Kemudian STFK Pradnyawidya memperoleh status disamakan pada tanggal 26 Desember 1991.

Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Perubahan tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah yang menyatakan bahwa hanya lulusan dari lembaga kependidikan atau yang memiliki akta mengajar boleh berkerja sebagai guru.

Empat tahun kemudian FIPA USD berubah menjadi program studi dengan nama Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (sekarang IPPAK) dan menjadi bagian FKIP USD dan pada tahun 2003 berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI IPPAK mendapat nilai akreditasi 393 dengan peringkat A.

Sebagai seorang calon katekis mahasiswa nantinya harus mampu menjadi tauladan bagi setiap nara didiknya ataupun umatnya baik dari segi perkataan maupun perbuatan. Oleh karena sejak awal mahasiswa IPPAK sudah dilatih untuk berbuat baik dan berkata jujur. Adapun hal itu juga tercermin di dalam misi IPPAK yakni membina dan menyiapkan ahli katekese yang terampil membantu sesama orang beriman dalam mengembangkan imannya dengan visi IPPAK adalah mewujudkan katekis yang bijaksana dan berilmu untuk membangun jemaat yang bermutu.

Atas dasar visi dan misi tersebut mahasiswa IPPAK diharapkan menjadi seorang guru ataupun katekis yang mempunyai kepribadian utuh dan dewasa dalam iman. Lembaga Kateketik akhirnya diharapkan mampu mendidik dan mencetak katekis atau pewarta secara utuh dan menyeluruh, artinya selain memberikan banyak pemahaman dan pengetahuan, termasuk pengelolaan katekese tetapi juga mematangkan motivasi dan semangatnya sehingga katekis yang sekaligus pewarta mempunyai komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam melakukan tugas pewartaan baik di paroki, lingkungan maupun di sekolah.

f. Gambaran Umum Mahasiwa IPPAK tahun ajaran 2008/2009

Mahasiswa IPPAK merupakan mahasiswa calon katekis yang terdiri dari kaum awam dan kaum biarawan/biarawati. Adapun jumlah mahasiswa awam pada semester gasal berjumlah 157 dan mahasiswa biarawan/wati sejumlah 78 sedangkan untuk semester genap jumlah mahsiswa awam sebanyak 147 dan mahasiswa biarawan/wati sejumlah 66. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Mahasiwa IPPAK Tahun Ajaran 2008/2009

No Tahun Angkatan Semester Suster Bruder Frater Awam Jumlah 01 2008/2009 GAS I 11 1 1 46 59 GEN II 11 1 1 45 58 02 2007/2008 GAS III 10 - - 25 35 GEN IV 10 - - 25 35 03 2006/2007 GAS V 17 3 - 35 55 GEN VI 14 3 - 33 50 04 2005/2006 GAS VII 14 - 1 31 46 GEN VIII 13 - - 31 44 05 2004/2005 GAS IX 10 3 1 12 26 GEN X 7 1 - 9 17 06 2003/2004 GAS XI 2 - 1 5 8 GEN XII 2 - 1 3 6 07 2002/2003 GAS XIII 2 - 1 3 6 GEN XIV 1 - 1 1 3 08 2008/2009 GAS Jml 66 7 5 157 235 GEN Jml 58 5 3 147 213 g. Tujuan IPPAK

Kelulusan mahasiswa IPPAK dapat tercapai apabila telah menyelesaikan tugas akhirnya yaitu pembuatan skripsi pada semester VIII. Sebelum menulis tugas akhir mahasiswa harus terlebih dahulu menyelesaikan teori-teori yang ada pada semester I, II,III, IV, V, VI dan VII.

Tujuan IPPAK adalah menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh, mampu berefleksi atas imannya dan berkualitas untuk mengembangkan misi IPPAK. Tujuan ini diwujudkan melalui proses pembentukan

kepribadian serta wawasan mahasiswa dari tingkatan ke tingkatan, yang dimulai dari tingkat pertama hingga tingkat keempat. Masing-masing tingkatan mempunyai target masing-masing demi tercapainya tujuan IPPAK.

Pada tingkat pertama ini mahasiswa diperkenalkan pada hakikat pancasila, konsep-konsep dasar pendidikan, Kitab Suci menurut iman Katolik, wahyu dan iman dalam hidup sehari-hari, liturgi yang yang baik dan benar, pokok-pokok katekese, audio visual dalam katekese, bahasa indonesia yang baik dan benar, teks bahasa inggris dan kekayaan agama secara umum yang biasanya dilakukan dengan berkunjung ke Candi Borubudur, dilatih berekpresi dengan praktek pidato dan juga menggali panggilannya sebagai seorang calon katekis. Adanya pekan teater beserta pementasannya yang bertujuan memperkembangkan keterampilan komunikasi mahasiswa, menemukan jati diri sehingga mendukung mereka dalam melaksanakan tugas pewartaan. Selain itu mahasiswa juga diminta untuk melakukan observasi di sekolah guna mengetahui hal-hal pokok sekolah sehingga memotivasi mereka untuk menjadi katekis sekolah (Staf Dosen IPPAK, 2008: 38-45).

Pada tingkat kedua ini mahasiswa ditugaskan untuk mengajar PIA di lingkungan atau paroki masing-masing sehingga mahasiswa mampu membuat perencanaan, evaluasi serta pengembangan PIA. Mahasiswa juga harus praktek menjadi seorang guru PAK di depan teman mahasiwa dan dosen sendiri hal ini bertujuan supaya mampu memahami cara-cara mengembangkan keterampilan dasar keguruan (Staf Dosen IPPAK, 2008: 45-52).

Pada tingkat ketiga mahasiswa diberi tugas untuk membuat proposal penelitian pendidikan dan juga dipersiapkan untuk dapat melaksanakan PPL SMA dan PPL Kader pada semester VII. Selain itu mahasiswa diberi tugas untuk membuat penelitian sehingga dapat mengembangkan tugasnya sebagai pendidik PAK. Pada tingkat

ini pula mahasiswa diberi tugas untuk melasanakan PPL PAK Paroki dan PPL PAK PD. PPL PAK paroki yakni memimpin katekese umat sehingga mahasiswa dapat terampil membuat persiapan sekaligus melaksanakan katekese, PPL ini mempunyai batas minimum yakni 4 kali praktek sedangkan PPL PAK PD mahasiswa diberi tugas untuk membuat persiapan dan mengajar PAK SD ataupun PAK SMP selama satu semester. PPL PAK PD bertujuan mengembangkan kemampuan ataupun keterampilan mahasiswa dalam mengelola proses belajar mengajar pendidikan agama Katolik di SD atau SMP (Staf Dosen IPPAK, 2008: 52-60).

Pada tingkat keempat atau terakhir mahasiswa melaksanakan PPL PAK Pendidikan Menengah selama satu semester yang bertujuan supaya mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan pendidikan agama Katolik pada tingkat pendidikan menengah, PPL pendidikan Kader yang bertujuan supaya mahasiswa mampu memberi bekal dan mendampingi pada katekis paroki ataupun sekolah sehingga dapat mengembangkan karya katekese dalam Gereja, Persiapan Karya Bakti Paroki yakni mempersiapkan segala materi guna KBP yang didahului dengan survei paroki tempat tujuan selama 2 minggu, Pelaksanaan KBP selama 50 hari serta evaluasi KBP. Istilah KBP sepadan dengan KKN hal ini bertujuan supaya mahasiswa mampu dan terampil dalam melaksanakan dan mengevaluasi karya-karya pastoral Gereja dalam lingkup paroki. Selain itu pada tingkat ini mahasiswa harus mempresentasikan karya tulisnya. Pada tingkat ini pula mahasiswa menempuh satu mata kuliah yakni tugas akhir atau skripsi sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Staf Dosen IPPAK, 2008: 60-63).

Secara sederhana setiap tingkatan di IPPAK mempunyai sasarannya masing-masing yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tingkat Sasaran Pertama Memperkenalkan mahasiswa pada Kitab Suci, Liturgi, kakayaan

agama lain, pokok-pokok katekese serta dilatih berekpresi sehingga pada akhirnya dapat memurnikan serta memotivasi panggilan sebagai seorang katekis dan membantu menemukan jati diri untuk mendukung tugas pewartaan.

Kedua Mahasiswa dajak langsung untuk terjun ke lapangan dengan praktek mengajar PIA dan mikro teaching sehingga mereka dapat membuat perencanaan sekaligus melaksanakannya.

Tiga Mahasiswa diajarkan untuk mampu membuat proposal penelitian, penelitian sekaligus laporannya sehingga terlatih untuk mengkritisi PAK sekaligus memperkembangkannya selain itu mahasiswa melakukan praktek memimpin katekese umat sehingga mereka terlatih untuk membuat perencanaan sekaligus melaksanakan katekese umat bahkan sebagai seorang fasilitator. Mahasiswa juga dikembangkan kemampuaanya dalam hal mengelola proses pembelajaran PAK SD dengan melaksanakan PPL PAK PD.

Keempat Pada tingkat terakhir ini mahasiswa diharapakan mampu mengapresiasikan segala teori dan praktek lapangan yang telah dilalui dengan melaksanakan KBP (Karya Bakti Paroki) di paroki luar Keuskupan Agung Semarang selama 50 hari dan PPL Kader yakni mendanpingi pendamping katekese. Serta pada tingakatan ini diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan tugas akhirnya.

Dokumen terkait