• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGHAYATAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA IPPAK-USD

A. Identitas Rekoleksi

3. Renungan Malam

a. Peserta diminta ke luar lapangan dan membuat lingkaran di halaman tanpa membawa penerangan apapun.

b. Pengantar

Di tengah-tengah lingkaran pendamping memberikan pengantar bahwa dunia ini begitu gelapnya apabila tidak ada cahaya.

c. Doa Tobat

Pendamping mengajak mahasiswa untuk mnyerukan doa tobat sebanyak tiga kali.dengan penuh penghayatan.

d. Pendamping membacakan sebuah ceritera mengenai manusia jatuh ke dalam dosa yang diambil dari Kitab Kej 3:1-24.

e. Renungan

Malam adalah saatnya orang untuk beristirahat sekaligus merefleksikan kembali akan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan seharian, apakah dalam seharian ini melukai perasaan teman, sirik, berbohong bahkan berkata kasar kepada orang tua? Perbuatan dosa membuat relasikita tida damai dengan Tuhan dan sesama, bahkan seperti saat ini berbuat dosa berarti ada dalam sebuah kegelapan. Betapa tidak menyenangkannya sekali dalam kegelapan, terasa panas dan tak mampu melihat hal-hal lain yang begitu indah. Semoga malam ini menjadi sebuah harapan untuk menyambut terangnya mentari esok hari.

f. Doa Bapa Kami

Seluruh mahasiswa diminta menuju kamar masing-masing dengan teratur dan hening sembari mendoakan satu bapa kami dan 3 salam maria.

(27)

c. Mahasiswa diminta untuk duduk di tempat sembari mendengarkan musik instrumen. d. Mahasiswa diminta untuk merasakan udara ataupun suara-suara yang ada.

e. Mahasiswa diminta untuk merenung sekaligus berdoa pribadi untuk mengucap syukur atas cahaya dan udara yang dapat dirasakan pagi ini setelah semalaman berada dalam kegelapan.

f. Renungan pagi ditutup dengan mengajak mahasiswa untuk mendoakan doa bapa kami. 5. Sessi II: Makna dan Unsur-unsur Sakramen Tobat

a. Pengantar dan Dinamika Kelompok

Salam mentari pagi! Semoga semangat pagi ini terus terpancar dalam semangat pertobatan. Pada hari pertama kita telah berefleksi mengenai dosa bahkan kita merasakan bersama-sama bagaimana tidak enaknya hidup dalam dunia gelap. Sebelum kita melanjutkan sessi berikutnya terlebih dulu kita akan mengasah pengetahuan para calon pewarta sabda Tuhan mengenai Kitab Suci. Langkah-langkah permainannya adalah:

1) Mahasiswa diminta berkelompok sesuai kelompok yang telah dibuat pada hari pertama.

2) Masing-masing kelompok diberi kertas flap dan spidol

3) Semua kelompok diberi pertanyaan yang sama dengan batas waktu menjawab setengah-satu menit. Adapun pertanyaan panduannya adalah:

a) Apakah Injil Yohanes termasuk kedalam Injil Sinoptik? b) Apa Lambang dari penginjil Matius?

c) Ada berapa bab dalam dalam Injil lukas?

d) Apakah yang dimaksud dengan deuterokanonika?

e) Apa yang dimaksudkan dengan Kitab Suci Perjanjian Baru? 4) Beberapa kelompok diminta untuk melaporkan hasil.

b. Pendamping meminta mahasiswa untuk membuka Kitab Suci, Luk 15:11-32.

c. Mahsiswa diminta untuk membacanya secara bergantian mahasiswa laki-laki membaca ayat ganjil sedangkan yang perempuan ayat genap.

d. Mahasiswa diberi waktu untuk hening sejenak sambil merenungkan dan mengendapkan bacaan Kitab Suci secara pribadi

e. Mahasiswa secara berkelompok diajak untuk menanggapi isi dari bacaan Kitab Suci, dengan dibantu beberapa pertanyaan sebagi berikut:

1) Ayat mana yang menunjukkan suatu bentuk sikap pertobatan?

2) Sikap tobat bagaimana yang dapat diambil/dipetik dari perikop Kitab Suci?

3) Setiap kelompok diminta membuat dramatisasi mengenai perumpamaan anak yang hilang.

f. Ditemani pendamping setiap kelompok mempraktekkan dramatisasi yang telah dibuat dan dipilih satu untuk ditampilkan pada misa penutup rekoleksi.

g. Peneguhan

Dramatisasi yang dilakukan oleh semua kelompok sungguh penuh dengan penghayatan ini menandakan bahwa masing-masing dari kita sudah memahami ceritera dari perikopa tersebut. Melalui perikopa tersebut kita juga diajarkan untuk selalu berani bertobat. Keberdosaan manusia dapat diampuni bila manusia bertobat atau berbalik kepada Allah sehingga dosanya dapat diampuni. Setiap manusia khususnya mereka yang telah

(28)

jumlahnya, yang dilakukan sesudah baptis dan belum secara langsung diampuni oleh kuasa kunci Gereja, serta belum diakukan dalam pengakuan pribadi, dan yang disadarinya setelah meneliti diri secara seksama.

(2) Dianjurkan kepada umat beriman kristiani agar juga mengakukan dosa-dosa ringan.

Sebagai seorang calon katekis tentunya kita juga harus berani merayakan Sakramen Tobat. Seorang katekis harus mampu mengajak orang lain untuk mampu menghayati misteri penyelamatan Kristus sehingga jemaat menjadi seorang yang beriman mendalam yang selalu mengalami pertobatan secara terus-menerus. Sakramen Tobat dirayakan bukan hanya sekedar syarat untuk dapat menjadi pengikut Kristus namun lebih pada suatu dinamisme kehidupan agar umat Katolik semakin dapat menghayati kehidupan dan melaksanakan tobat setiap hari dalam misteri wafat dan kebangkitan Kristus.

Orang beriman yang menghayati Sakramen Tobat berarti telah memahami makna sekaligus manfaat merayakan Sakramen Tobat sekaligus melaksanakan unsur-unsur yang ada di dalam Sakramen Tobat. Adapun unsur-unsur itu adalah:

1. Manusia Berhadapan dengan Dosa

Meskipun orang Kristiani telah dibaptis tetapi didalam perjalanan hidup pasti mengalami dan melakukan dosa. Dosa tersebut dapat berupa dosa kecil ataupun dosa besar. Dosa kecil merupakan dosa yang berkenaan dengan hal-hal yang kecil sedangkan dosa besar merupakan perbuatan-perbuatan yang dilakukan merugikan dan membuat orang banyak menderita.

2. Peyesalan si peniten

Penyesalan merupakan sebuah kesadaran akan rasa derita atas dosa yang telah dilakukan. Kesadaran dapat dikatakan sempurna apabila lahir berdasarkan kesadaran dari dirinya sendiri bukan karena paksaan ataupun aturan. Penyesalan dapat dibedakan antara sesal yang sempurna dan sesal kurang sempurna. Sesal sempurna adalah penyesalan atas dosa yang muncul karena atas dasar kasih pada Allah. Sedangkan sesal kurang sempurna adalah penyesalan yang yang muncul dikarenakan rasa takut akan hukuman dari Allah. 3. Pengakuan dosa

Sebagaimana perumpamaan mengenai anak yang hilang dalam Injil Lukas, anak bungsu menyatakan pertobatan kepada bapanya. Oleh karena itu dalam Sakramen Tobat si pendosa juga perlu mengungkapkan pertobatannya. Pengakuan dilakukan dihadapan imam tanpa berbelit-berbelit. Dosa harus diungkapkan dengan jelas dan tidak ada yang perlu ditutupi. Pengakuan bersifat pribadi artinya tidak berkelompok supaya tidak ada perasaan malu ataupun saling curiga dan akhirnya menaruh dendam. Adapun dosa-dosa yang wajib diakukan adalah dosa-dosa berat yang disadari setelah pemeriksaan batin sedangkan untuk dosa-dosa ringan tidaklah wajib diakukan tetapi dianjurkan supaya si pendosa menyadari belas kasih Allah yang melimpah pada manusia dan semakin mengakui kerahiman Allah dan mohon belas kasih kepadaNya.

4. Absolusi

Absolusi sering juga disebut dengan pengampunan dosa. Penyesalan memberikan makna bahwa manusia memohon kepada Allah untuk melimpahkan pengampunannya. Allah mengampuni manusia melalui imam. Imam menghadirkan tindakan pengampunan Allah dan sekaligus tindakan Gereja menerima seseorang pendosa kembali menjadi anggota komunitas. Jadi absolusi merupakan gambaran akan jawaban Tuhan atas permohonan manusia, yang mendambakan pembebasan dari derita dosa.

(29)

saja. Penitensi yang diberikan oleh Gereja merupakan suatu bantuan bagi peniten untuk bertobat secara sungguh-sungguh. Kesungguhan niat bertobat ini dibebani sanksi tindakan yang konkrit pula. Dahulu, penitensi lebih dipahami sebagai hukuman atas dosa-dosa karena dosa telah merusak hubungan dengan Allah dan dengan sesama. Oleh karena itu penitensi dianggap sebagai silih atau mengganti kerugian. Tetapi saat ini penitensi lebih dipahami sebagai ungkapan syukur atas pengampunan Allah yang telah diterima oleh si peniten. Kita meyakini bahwa semakin besar dosa yang diampuni semakin besar pula rahmat kasih Allah yang diterima oleh si pendosa.

Dokumen terkait