• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rubrik Fashion Referensi Gaya Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Analisis Rubrik Fashion Referensi Gaya Pertama

Analisis Rubrik ‘Kotak Katik’ Majalah KawanKu No. 02/2016

Gambar 4.1

Ilustrasi Rubrik 1

65

Rubrik 1 berisikan foto enam orang berbeda yang mengenakan padanan busana yang juga berbeda. Posisi orang yang terdapat dalam gambar secara keseluruhan berdiri dan menampilkan busana dikenakan. Foto diambil secara portrait dan memiliki latar belakang yang blur. Keenam foto yang terdapat dalam rubrik berbentuk persegi panjang dan disusun menjadi tiga kolom dan dua baris. Terdapat keterangan di tiap foto yang menjelaskan busana yang dipakai oleh orang dalam foto tersebut. Cahaya saat gambar diambil cukup cerah dan mengindikasikan waktu pengambilan berlangsung dari pagi hingga siang. Sesuai keterangan pada rubrik, pakaian yang menjadi ikon utama dalam rubrik ini ialah pakaian bermotif kotak-kotak yang dipadu padankan dengan gaya yang berbeda di tiap model. Foto di dalam rubrik berlatar belakang jalan raya, gedung tua serta tembok dan identic dengan perkotaan. Penjelasan yang terdapat dalam rubrik mengindikasikan pakaian motif kotak-kotak yang menjadi ikon utama terbuat dari material flannel.

66

Gambar 1

Gambar 4.2

Penanda Petanda

-Kacamata Perangkat yang terdiri dari kaca atau lensa plastik keras yang dipasang pada bingkai yang menahannya di depan mata seseorang, biasanya menggunakan jembatan di atas hidung dan lengan yang bersandar di telinga. Kacamata biasanya digunakan untuk membantu penglihatan.

-Jaket Pakaian yang biasanya dipakai di atas pakaian atau barang pakaian lainnya

67

(menjadi luaran) dengan panjang hingga pinggang atau pinggul, dipakai untuk menahan angin dan cuaca dingin

-Gaun Pakaian yang terdiri dari atasan dan bawahan dalam bentuk rok dan baju dimana keduanya senyawa sehingga membentuk satu kesatuan dan merupakan pakaian yang hanya sepotong.

-Sepatu Jenis alas kaki yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan menutupi punggung kaki

Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)

Seorang perempuan sedang berdiri tegak di pinggir jalan. Terdapat deretan beberapa gedung juga beberapa mobil di jalanan di belakang perempuan dalam gambar.

Perempuan di dalam gambar bertubuh langsing dan tinggi, berhidung mancung dan berkulit putih. Rambut perempuan di dalam gambar berwarna hitam dan diikat.

Perempuan di dalam gambar memakai kacamata dengan bingkai berwarna hitam dan lensa transparan. Perempuan di dalam gambar mengenakan pakaian yang menyambung dari atas sampai bawah, mengembang dan menutupi sampai pertengahan kaki. Pakaian tersebut berwarna merah bermotif kotak-kotak dengan garis hitam dan hijau. Kemudian terdapat luaran berwarna hitam yang menutupi sampai pinggang dan berlengan panjang.

Perempuan dalam gambar mengenakan alas kaki yang menutupi bagian punggung kaki sampai ke atas mata kaki.

Tataran tingkat Kedua (Konotasi)

Berdasarkan ikon fashion yang terdapat dalam gambar, maka ikon fashion akan dijelaskan berdasarkan urutan pemakaian dari atas (kepala) ke bawah (kaki). Dimulai dari

68

perangkat pertama yakni kacamata. Kacamata adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak).

Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus tiga dimensi (https://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata#cite_note-definisi1).

Kacamata dalam perkembangannya di dunia fashion dimuat dalam buku The Meaning of Sunglasses: And a Guide to Almost All Things Fashionable. Dalam buku ini dikatakan bahwa terdapat stigma terhadap wanita yang memakai kacamata dimana kaum pria menghindar dari wanita tersebut. Dikatakan bahwa wanita yang memakai kacamata merupakan sosok yang pintar sehingga membuat kaum pria takluk sekaligus merasa rendah diri. Hal ini bermula dari pemakaian kacamata oleh Marilyn Monroe di film How to Marry a Millionaire ketika seorang wanita biasa yang tidak memiliki tujuan hidup akhirnya merubah hidupnya ketika ia memakai kacamata dengan model luar biasa sehingga memikat hati seorang kaya. Terdapat pula kesan atraktif secara seksual dibalik penggunaan kacamata. Bahwa pada momen-momen tertentu, ketika kacamata dilepaskan oleh wanita, hal ini akan sangat mempengaruhi penampilannya. Kacamata juga dianggap dapat memperbaiki tampilan bentuk wajah dimana kacamata dianggap sama perannya dengan riasan. Hal ini dapat diketahui ketika tren para sekretaris centil tahun 1950an digambarkan melalui pernyataan “Ya, aku butuh kacamata! Lihatlah bagaimana manis dan femininnya benda ini? Padahal aku tidak begitu suka membaca.” (Freeman, 2008:27) Hal Ini menunjukkan bahwa penggunaan kacamata memang tidak semata sebagai perangkat alat bantu penglihatan namun dipakai untuk memunculkan kesan wanita yang cerdas.

Kemudian terdapat luaran berwarna hitam dimana sesuai cirinya, luaran tersebut adalah jaket. Jaket yang terlihat kilat di dalam gambar diyakini terbuat dari bahan kulit

69

ataupun mengesankan bahwa material jaket ialah dari kulit. Terdapat kemungkinan bahwa bahan kulit pembuat jaket berasal dari kulit binatang asli ataupun sintetis yakni dari bahan latex. Bahan latex merupakan bahan yang dikenal sebagai faux leather (kulit palsu) dan harganya lebih murah dibanding kulit asli namun sangat mendekati tampilan kulit asli sehingga tetap menampilkan kesan mewah. Sesuai dengan analisis, maka ikon fashion yang terdapat dalam gambar ialah jaket kulit.

Sebagaimana dimuat dalam Buku Fashion and Costume in American Popular Culture: A Reference Guide, Volume 45 dinyatakan bahwa jaket kulit merupakan produk paling populer dari material kulit. Jaket kulit dapat digunakan baik pria maupun wanita seperti digambarkan dalam iklan “Merit (cigarette) Awards” yang dibuat oleh Philip Morris Co. dalam Parade Magazine Edisi 3 September 1995. (Oliver, 1996: 66) Namun jaket ini berwarna coklat, berbeda dengan jaket yang dipakai dalam gambar yang berwarna hitam. Jaket kulit berwarna hitam kemudian diiklankan oleh Willabee & Ward of Norwalk, Connecticut, dan dibuat oleh Cooper Sportswear dimana terdapat pernyataan dalam iklan yaitu “potongan sejarah Amerika …. Dijual.” Ulasan paling banyak mengenai jaket kulit terdapat dalam buku karangan Mick Farren berjudul “The Black Leather Jacket” tahun 1985 dimana banyak dimuat perkembangan jaket kulit hitam di negara-negara Barat. Tidak dapat disangkal bahwa kesan yang ditinggalkan oleh jaket kulit hitam ini adalah kesan nakal dan jahat. (Farren, 1995: 20). Penggunaan jaket kulit hitam menunjukkan bahwa pemakainya tertarik dengan budaya pop Amerika, dan ingin menampilkan sisi kejahatan dari dirinya.

Ikon fashion berikutnya adalah pakaian yang menyambung dari atas ke bawah.

Berdasarkan gambaran yang terdapat di atas, maka pakaian tersebut adalah gaun.

Menurut Conrad Jill dalam The Greenwood Encyclopedia of Clothing Through World

70

korset yang serasi yang memberi efek pada pakaian satu potong. Perkembangan dress dimulai jaman Victoria dimana dress tidak lagi terikat dengan korset disebut dengan Aesthetic Dress. Konsep ini berkembang dengan adanya berbagai macam atasan yang tidak hanya berbentuk korset saja dan rok sebagai bawahan juga tidak lagi tegang namun tetap mengembang. Perkembangan ini menjadikan gaun sebagai symbol keanggunan, kenyamanan, dan sensualitas. (Jill, 2008: 82) Sesuai dengan panjang gaun dalam gambar, maka gaun tersebut dikategorikan sebagai gaun midi. Gaun midi merupakan gaun yang panjangnya mencapai lutut sampai dengan 5 centimeter di atas mata kaki. Gaun midi menimbulkan kesan feminin dan sopan.

Sesuai dengan keterangan pada rubrik gaun midi tersebut berbahan flannel.

Flanel adalah jenis kain yang dibuat dari serat wol tanpa ditenun, dibuat dengan proses pemanasan dan penguapan sehingga menghasilkan kain dengan beragam tekstur dan jenis. Flannel pertama kali muncul pada abad ke 17 dimana perkembangannya terdapat di Wales. Bahan flannel terbuat dari benang wol dan menjadi pakaian para penduduk Wales karena memberi perlindungan terhadap cuaca Wales yang basah dan berangin. Karena harga bahan ekonomis, pembuatan flannel dilanjutkan dan dapat diproduksi massal. Pada awalnya flannel dijadikan sebagai bahan pakaian orang-orang yang berperang di Eropa karena ringan dan menjaga suhu tubuh saat berada di luar (Jenkins, 1969).

Flanel dengan motif kotak-kotak ini erat kaitannya dengan pakaian tradisional Skotlandia yakni Kilt. Kilt merupakan rok yang dipakai sehari-hari oleh para pria di Skotlandia dengan motif kotak-kotak. Kilt diyakini sebagai ikon pertama di bidang fashion yang memiliki motif kotak-kotak dan menjadi pelopor berkembangnya motif kotak-kotak tersebut sampai dengan hari ini.

71

Adapun motif kotak-kotak yang terdapat dalam sebagian besar bahan flannel dinamakan tartan. Tartan ialah pola yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal berselang-seling dalam berbagai warna. Secara etimologis kata tartan ini berarti silang.

Jika sekedar dilihat bentuk motif tartan ini membentuk motif kotak-kotak, namun motif tartan ini merupakan motif dengan garis lurus yang melintang dan membujur sejajar sehingga bertemu di kordinat tertentu sesuai jarak garis-garis tersebut dibuat. Warna-warna motif tartan mengandung arti tersendiri dimana Warna-warna merah merupakan Warna-warna yang paling sering menjadi warna dasar tartan karena melambangkan darah.. (Macdonald, 1995: 48). Pada tahun 1960, tartan diresmikan sebagai motif baju nasional Skotlandia.

Hal ini menunjukkan bahwa kain yang kini secara resmi menjadi pakaian nasional Skotlandia, merupakan alat penyebaran budaya Skotlandia. Flannel motif tartan ini terbukti berhasil mendunia karena tidak hanya dipakai sehari-hari oleh masyarakat Skotlandia.

Kemudian sepatu yang digunakan dalam gambar yang menutupi hingga mata kaki dikategorikan sebagai sepatu boots. Sepatu boots merupakan sepatu dengan penutup punggung kaki mencapai pergelangan kaki hingga lutut. Sepatu ini memberikan perlindungan pergelangan kaki lebih besar dari pada sepatu jenis lainnya sehingga sepatu ini menjadi perangkat yang digunakan para pekerja yang banyak melakukan aktvitas fisik di luar ruangan yang permukaan tanahnya tidak rata (McDonald, 2006).

Berkembang di dunia fashion, sepatu boots tidak lagi diutamakan fungsinya sekedar pelrindungan kaki. Seperti dalam gambar, sepatu boots memiliki tumit tinggi sehingga tidak lagi ideal untuk dipakai di permukaan tanah yang tidak rata sebagaimana awal keberadaan sepatu ini. Sepatu boots dengan tumit tinggi ini populer di kalangan wanita sejak dipopulerkan oleh Nancy Sinatra melalui lagunya yaitu “These boots are

72

made for walking” di pertengahan 1960-1970an. Sepatu boots bertumit ini diyakini sebagai sepatu yang paling layak dikenakan perempuan serta meninggalkan kesan modis dan aktif..

Latar belakang gambar menunjukkan keberadaan di luar ruangan dan memperlihatkan kesan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya deretan gedung yang, mobil-mobil di jalanan, serta adanya tiang-tiang lampu jalan. Dilihat dari suasana dan pencahayaan yang cerah, maka waktu pengambilan gambar dilakukan pada siang hari. Dikaitkan dengan paduan pakaian, selain berdasarkan kesan-kesan yang sudah dijelaskan dapat diartikan bahwa penggunaan ikon fashion ialah untuk menjaga kehangatan tubuh, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lokasi pengambilan gambar memiliki cuaca yang dingin ataupun berangin. Berdasarkan karakteristik lokasi pengambilan gambar, tempat tersebut jauh kesannya dari tempat di Indonesia. Perkotaan di Indonesia yang beriklim tropis umumnya tidak berangin apalagi di siang hari. Secara keseluruhan, gambar 1 menampilkan budaya di luar Indonesia.

73

Gambar 2

Gambar 4.3

Penanda Petanda

-Topi Suatu jenis penutup kepala

-Mantel Pakaian yang memiliki lengan panjang dan terbuka di bagian depan, ditutup dengan kancing, ritsleting, ikat pinggang, atau kombinasi dari ketiganya. Pakaian ini juga biasanya dilengkapi kerah, tali bahu atau tutup kepala. Dapat digunakan oleh pria

74

maupun wanita.

-Gaun Pakaian yang terdiri dari rok dengan atasan yang menyatu sehingga merupakan kesatuan dan berupa pakaian sepotong.

-Tas Wadah tertutup yang dapat dibawa bepergian

-Sepatu Jenis alas kaki yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan menutupi punggung kaki

Tataran tingkat pertama (denotasi)

Seorang perempuan sedang berdiri di suatu tempat. Perempuan dalam gambar berkulit putih, berrambut lurus berwarna pirang dengan panjang sebahu. Perempuan dalam gambar memakai lipstick berwarna ungu. Perempuan dalam gambar mengenakan sesuatu yang menutupi kepalanya, dan benda tersebut berwarna hitam dengan lingkar yang lebar, Perempuan dalam gambar memakai dalaman berupa pakaian pendek berwarna hitam yang ditutupi oleh luaran bermotif kotak-kotak berwarna hitam putih.

Alas kaki yang dipakai perempuan dalam gambar berwarna hitam dan menutupi bagian kakinya hingga lutut. Perempuan dalam gambar memegang benda berwarna hitam.

Tataran tingkat kedua (konotasi)

Ikon fashion pertama dalam gambar yang terdapat di kepala perempuan adalah topi. Topi berwarna hitam dengan lingkar lebar tersebut diidentifikasi sebagai topi koboi.

Lingkar lebar yang terdapat pada topi dimaksudkan untuk menghalau sinar matahari dan menjadi perangkat yang dibutuhkan para koboi pada umumnya saat mereka mengendarai kuda ataupun banteng. Topi koboi merupakan perangkat yang menentukan tampilan koboi dimana topi koboi ini dipengaruhi oleh budaya Meksiko abad ke-19. Seiring perkembangannya, dewasa ini topi koboi banyak dipakai utamanya sehari-hari oleh

75

pekerja peternakan di Amerika Serikat bagian barat dan selatan, penyanyi country-western di Meksiko dan peserta sirkuit rodeo Amerika Utara. Meski demikian, ikon fashion ini mendapat pengakuan sebagai bagian dari budaya koboi Amerika Utara.

(Reynolds & Rand, 2003: 8). Karena fungsi utamanya menghalau matahari, topi koboi memiliki diameter lebar dan terbuat dari material yang kuat seperti kulit.. Selain dari fungsinya itu, dalam kata pengantar The Book of Cowboy Hat (1995), topi koboi dikatakan merupakan simbol budaya Barat dimana dengan memakai topi koboi, pemakainya tidak sekedar merasa berada di tengah wilayah Barat namun Barat sendiri lebih merupakan konsep petualangan dan membawa pemakainya ke dimensi ruang dan waktu yang lain. Hal ini menyatakan bahwa keberadaan topi koboi dimanapun pemakainya, akan membawanya ke dalam budaya Barat itu sendiri tanpa kesadaran secara langsung.

Kemudian terdapat luaran dalam bentuk mantel. Mantel merupakan pakaian baik untuk wanita maupun pria. Mantel umumnya dibeli dengan pemikiran dan pertimbangan antara bahan dan juga bentuknya. Mantel buatan para desainer ternama didesain untuk pemakaian dengan jangka waktu lama, dimana pemakaian mantel secara intensif hanya untuk beberapa waktu dalam setahun dan lebih lama disimpan. Diasumsikan bahwa mantel dibuat dari material wool (Fletcher, 2014: 214). Pemakaian mantel menjadi tidak hanya sekedar melindungi pakaian ataupun menjaga kehangatan semenjak berbagai desain dibuat oleh desainer ternama dan menjadikan mantel sebagai ikon fashion yang memberi kesan bagi pemakainya. Dengan adanya mantel yang bagus, pemakainya bahkan bisa menjadi tidak peduli dengan pakaian yang dipakai di dalamnya. Mantel yang mencolok dan akan menarik perhatian dan menjadi sorotan utama sehingga menjadi pernyataan gaya yang kuat dari seseorang. (Martin dan Lehu, 2009: 212). Mantel yang umumnya dibuat dari bahan wool mengindikasikan mantel sebagai ikon fashion yang

76

dominan dari negara empat musim (negara-negara Barat) dimana fungsi utamanya adalah memberi kehangatan. Namun kemudian kepentingan bergaya juga terdapat di balik fungsi sekedar menjaga kehangatan yang membuat industry fashion gencar membuat mantel dengan berbagai macam gaya. Disini dapat terlihat imperialisme budaya ketika industri fashion akhirnya membuat tren mantel ke negara-negara lain yang bahkan tidak membutuhkan fungsi dari mantel itu sendiri. Motif tartan pada mantel dan kain flannel yang menjadi material penyusunnya sudah diterangkan pada analisis sebelumnya. Hitam dan putih yang menjadi warna mantel menjadi simbol keadaan cahaya paling terang beriringan dengan bayangan paling gelap. Hal ini dapat diartikan sebagai keseimbangan, ataupun netral sehingga dikaitkan dalam fashion, pemakai busana dengan warna ini tidak ingin terlihat mencolok atau ingin bermain aman saja dalam padu padan pakaiannya.

Beralih ke dalaman yang dipakai model dalam gambar. Pakaian yang dipakai di dalam mantel tersebut tidak begitu jelas terlihat namun diidentifikasi sebagai gaun.

Melihat panjang gaun yang tidak sampai mencapai lutut, gaun tersebut dikategorikan sebagai gaun mini. Gaun mini identik dengan budaya pop dimulai tahun 1960an dimana desainer asal Wales, Mary Quant memperkenalkan rok mini dalam sejarah. Terinspirasi dari konsep pakaian anak-anak perempuan di film-film barat dengan gaun pendek dan, Quant mendesain gaun mini bagi perempuan dewasa sehingga kesan paling kuat dari gaun mini ini adalah keremajaan dan kesan feminim. (Connikie, 2006: 18). Desain gaun mini seperti dalam gambar juga mengikuti model gaun mini rancangan Quant untuk Ginger Group tahun 1966 yakni gaun hitam pendek dengan kerah putih. Makna warnanya juga dapat diartikan sama dnegan keterangan warna hitam putih seperti penjelasan sebelumnya.

Dilihat dari bentuknya, benda berwarna hitam dan memiliki tali dalam gambar ialah tas. Tas yang dipakai dalam gambar merupakan tas model satchel. Meski hanya

77

terlihat dari samping, namun garis-garis yang menjadi batas di sisi tas mengindikasikan adanya kompartemen di dalam tas sebagaimana model tas satchel. Tas satchel ini merupakan tas yang dipakai para siswa Cambridge atau Oxford yang mengindikasikan budaya Inggris yang kuat pada tas ini. Memiliki kompartemen didalamnya, membuat barang bawaan didalamnya dapat terorganisir. Terdapat pula tali sandang serta tali pegangan yang menjadi tumpuan yang kuat bilamana isi dalam tas tersebut berat.

Mengingat penggunaannya dalam dunia sekolah, menjadi tidak sulit menempatkan buku, alat tulis dan benda lain yang dibutuhkan di dunia persekolahan. Dalam dunia fashion, tren yang menggambarkan anak sekolah Inggris ini dimulai tahun 2008 dengan keberadaan Cambridge Satchel Company yakni produsen tas satchel dan dimuat dalam majalah The Guardian bahwa tas satchel telah menjadi tren bagi wanita umur 20-an.

Adapun pemakaian tas satchel menyiratkan kepraktisan dan kecerdasan.

Sesuai dengan ciri yang digambarkan, alas kaki yang dipakai perempuan dalam gambar ialah sepatu. Model sepatu yang digunakan didalam gambar sama seperti dalam gambar 1 yaitu, sepatu boots. Dikaitkan dengan topi koboi yang dikenakan, maka penggunaan sepatu boots dianggap sesuai karena sepatu para koboi pada umumnya ialah boots. Karena sepatu boots dalam gambar 2 mencapai lutut, maka sepatu boots tersebut dikategorikan sebagai knee boots (sepatu boot selutut). Sepatu boot dengan model ini menurut perkembangannya erat kaitannya dengan fantasi seksual. Dimulai dari abad 19 ketika sepatu ini digambarkan menjadi penarik dalam busana di dunia pornografi (Gammon dan Makinen, 1994). Pemakaian sepatu boots ini biasanya dengan busana lain yang berukuran mini. Sesuai dengan perpaduan ikon fashion dalam gambar, maka boots selutut ini membuat kesan seksi yang lebih mendalam.

Perempuan dalam gambar berkulit putih dan berambut pirang. Tidak terlihat jelas ciri fisik yang lain, namun kedua ciri fisik diatas dekat kesannya dengan ras kaukasoid.

78

Penggunaan tiap ikon fashion dalam gambar 2 bersifat kontradiktif. Pemakaian mantel mengindikasikan cuaca yang dingin namun perempuan dalam gambar memakai gaun mini yang tidak menutupi bagian kaki secara keseluruhan. Begitu pula pemakaian topi koboi yang mengindikasikan terdapatnya sinar matahari yang cukup sehingga cuaca seharusnya tidak dingin. Secara keseluruhan, pemakaian ikon fashion pada gambar dua hanya untuk membuat pernyataan gaya yakni gadis koboi yang seksi.

79

Gambar 3

Gambar 4.4

Penanda Petanda

-Mantel Pakaian yang memiliki lengan panjang dan terbuka di bagian depan, ditutup dengan kancing, ritsleting, ikat pinggang, atau kombinasi dari ketiganya. Pakaian ini juga biasanya dilengkapi kerah, tali bahu atau tutup kepala. Dapat digunakan oleh pria maupun wanita.

-Jumpsuit Pakaian satu potong yakni celana dan baju yang tidak terpisahkan untuk kaki, tangan atau kepala.

80

-Tas Wadah tertutup yang dapat dibawa bepergian

-Sepatu Jenis alas kaki yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan menutupi punggung kaki

Tataran tingkat pertama (denotasi)

Seorang perempuan sedang berdiri di pinggir jalan dengan bangunan yang memiliki banyak jendela terdapat di belakangnya. Terlihat juga beberapa mobil sedang berada di jalanan di belakang perempuan tersebut. Perempuan dalam gambar berrambut hitam lurus dengan panjang sebahu dan memiliki mata yang sipit. Perempuan dalam gambar memakai pakaian yang menyambung dari atasan hingga bawah berwarna biru muda disertai luaran berwarna merah dan putih bermotif kotak-kotak. Perempuan tersebut mengenakan alas kaki berwarna hitam dan memiliki tali. Tangan kanan perempuan dalam gambar dimasukkan ke saku sedangkan tangan kanannya memegang sesuatu dengan pegangan dan berwarna hitam putih.

Tatanan tingkat kedua (konotasi)

Pakaian yang dikenakan oleh perempuan dalam gambar menyambung dari atas ke bawah dengan bawahan bentuk celana. Pakaian ini dinamakan jumpsuit. Jumpsuit merupakan pakaian sepotong dengan model sederhana yang di desain untuk para skydiver untuk melindungi tubuh dari dinginnya ketinggian dan meminimalkan resiko menutupi pegangan-pegangan yang penting ketika akan melayang.

(https://en.wikipedia.org/wiki/Jumpsuit)

Jumpsuit dianggap menjadi pakaian kenyamanan dan simbol keleluasaan karena mudah dicuci, dan mudah dipasang. Adapun profesi lain yang mengenakan jumpsuit sebagai kostum sehari-hari ialah pilot, olahragawan, dan pekerja bengkel. Kemudian

81

jumpsuit berkembang dalam dunia fashion dimana modelnya menarik bagi para perancang karena memiliki garis tak terputus yang melintang dari leher ke kaki dan menonjolkan bentuk tubuh lebih dari gaun. (Watson, 2004). Kemudian sebagaimana arti

jumpsuit berkembang dalam dunia fashion dimana modelnya menarik bagi para perancang karena memiliki garis tak terputus yang melintang dari leher ke kaki dan menonjolkan bentuk tubuh lebih dari gaun. (Watson, 2004). Kemudian sebagaimana arti