• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL PENILITAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Saluran Distribusi

Pada umumnya produsen bekerjasama dengan perantara pemasaran untuk membawaan produk mereka ke pasar. Para perantara membentuk suatu saluran pemasaran (disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi).

Fungsi saluran distribusi sangat penting artinya baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen karena fungsi itu bertugas menyampaikan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan kepada konsumennya.

Penggunaan perantara sebagian besar karena keunggulan efesiensi mereka dalam bentuk barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh pasar sasaran.

Dengan hubungan pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka biasanya menawarkan pada perusahaan lebih banyak dari pada mereka yang mereka capai.

Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan pemilihan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.

Dalam merancang saluran distribusi pemasaran, produsen harus memutuskan apa yang ideal, apa yang mungkin, dan apa yang tersedia.

Perusahaan baru biasanya memulai sebagian usaha local yang menjual di pasar tersebut, karena modalnya terbatas, biasanya perantara ini menggunakan perantara yang sudah ada.

Gambar 3. Sistem Saluran Distribusi Gula pada PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone

Pelabuhan (Line I)

Gudang Gudang

(Line II) (Line III)

Penyalur/

Agen

Konsumen

Sistem saluran distribusi gula yang digunakan oleh PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung. Sistem distribusi dengan cara langsung ini dilakukan dimana PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone menjula gula tersebut dipelabuhan (lini I) kepada konsumen (pembeli dalam jumlah besar).

Sedangkan cara tidak langsung justru dimana gula dari kapal dibawa kegudang besar (lini II) yang berlokasi di kota Makassar, Takalar, yang kemudian disalurkan melalui agen-agen tertentu di daerah yang kemudian menyalurkan kepada para konsumen, atau gula yang berasal dari kapal/pelabuhan (lini I) atau dari gudang besar (line II) disalurkan ke gudang-gudang yang ada di kabupaten (line III) yang disalurkan kepada konsumen.

Jadi pada dasarnya sistem saluran distribusi gula yang di lakukan oleh PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone secara langsung ke konsumen dan dapat melalui agen atau penjual gula camming.

Agen penyalur yang digunakan PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone dibantu oleh sub agen yang disebar disetiap daerah yang dengan jumlah mencapai 196 agen. Adapun perkembangan jumlah penyalur pada sumber : PTPN X Pabrik gula camming dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Perkembangan Jumlah Penyalur (Agen) Pada PTP Nusantara X yang digunakan oleh PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone selalu meningkat. Peningkatan jumlah penyalur terbesar terjadi pada tahun 2012 yang naik sekitar 13,01 % dari tahun sebelumnya dari peningkatan terkecil terjadi pada tahun 2014 yang naik sekitar 8,29 % dari tahun sebelumnya.

Demikian pula dengan rata-rata jumlah distribusi mengalami kenaikan dengan rata-rata 15,75 % dalam prosentase 9,75 % pertahun.

E. Uji Korelasi Sederhana

Untuk mengetahui adakah hubungan antara harga pokok produksi terhadapa harga jual, maka penulis menggunakan alat analisis kolerasi linier sederhana sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Sebelumnya uji kolerasi linier sederhana untuk mengetahu adakah hubungan antara harga pokok produksi dan harga jual gula pasir lima tahun

terakhir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming dapat dilihat dari tabel Harga Pokok Produksi dan Harga Jual di bawah ini :

Tabel 8. Harga Pokok Gula Pasir (Kg) Lima Tahun Terakhir Tahun Total Biaya (Rp) Jumlah Produki

(Kg)

Harga Pokok Produksi (Rp) 2010 88.523.624.060 9.441.000 9.376,5 2011 74.796.796.601 9.204.610 8.126,02 2012 81.653.501.240 8.228.990 9.922,66 2013 94.416.735.810 12.378.780 7.627,31 2014 98.270.394.522 12.171.720. 8.073,67

Tinggi rendahnya harga pokok produksi yang telah ditentukan perusahaan dipengaruhi oleh besarnya biaya-biaya terutama biaya variable dan jumlah produksi gula. Meningkatnya jumlah produksi gula yang dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas bahan baku utama gula pasir yaitu tebu.

Tabel 9. Harga Jual Rata-rata/ per Unit Gula Pasir LimaTahun 2010 115.570.768.675 18.511.000 6.243,288 2011 70.791.395.405 8.520.760 8.308,113 2012 69.022.529.089 9.005.950 7.664,103 2013 64.498.141.000 7.315.390 8.816.774 2014 67.225.150.455 7.682.680 8.750.221

Meskipun PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming menggunakan analisisnya harga pokok produksi sebagai standar penentuan harga, penetapan harga jual gula pasir selalu dimenangkan oleh harga jual tender sehingga besar kecilnya harga pokok produksi gula pasir yang telah diperhitungkan perusahaan tidak ada hubungannya antara penentuan harga penjualan gula pasir tersebut baik tertimbang per ton maupun per kg.

Apabilan harga pokok produksi lebih tinggi daripada harga jualnya maka tetap perusahaan menderita rugi seperti yang terjadi pada tahun 2010 dan 2012 akan tetapi perusahaan tetap menjual gula pasir hasil produksinta dengan harga yang telah dimenangkan berdasarkan tender tersebut meskipun harganya lebih rendah dari standar perusahaan yaitu harga pokok produksi gula pasir.

Berdasarkan tabel di atas maka selanjutnya perhitungan analisis uji korelasi sebagai berikut :

X = Harga Pokok Produksi Y = Harga Jual

Tabel 10. Perbandingan Harga Pokok Produksi Terhadap Harga Jual

Tahun X Y XY

2010 9.376,5 6.243,5 87.918.752,25 38.977.546,24 58.539.364,8 2011 8.126,02 8.308,1 66.032.201,04 69.024.525,61 67.511.786,762 2012 9.922,6 7,664,1 98.457.990,76 58.738.428,81 76.047.798,66 2013 7.627,3 8.816,7 58.175.705,29 77.734.198,89 67.247.615,91 2014 8.073,6 8.750,2 65.183.016,96 76.566.000,04 70.645.614,72 ∑ 43.126,02 39.783,3 375.767.666,3 321.040.699,5 339.992.180,852

Berdasarkan tabel 9 di atas maka diperoleh :

n = 5 ∑ = 375.767.666,3

∑X = 43.126,02 ∑ = 321.040.699,59

∑Y = 39.782,3 ∑ XY = 339.992.180.852

Analisi statistic uji dengan menggunakan korelasi linier sederhana sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Berdasarkan uji statistic di atas dengan menggunakan analisis uji korelasi linier sederhana maka terhadap korelasi negative antara X dan Y. Apabila koefisien korelasi dikuadratkan ( atau menjadi koefisien diterminasi sebesar = (-0,758 = 0,574564, artinya tidak dapat ada hungungan yang signifikan antara pokok produksi dengan harga jual sebesar 0,5745 atau 57,45

%

Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, upah buruh dan biaya pabrik.

Harga jual biaya produksi ditambah laba yang di inginkan. Saluran distribusi panjang pendeknya di pengaruhi oleh sipat barang yang di perdagangkan.

Jadi antara variavel X (harga pokok produksi) dan variable Y (harga jual) terjadi korelasi negative. Artinya bawha antara harga pokok produksi dengan harga jual berkorelasi terbaik, apabila harga pokok produksi meningkat maka harga jual tidak selamanya ikut meningkat pula.

Berdasarkan hasil analisi uji korelasi linier sederhana di atas maka tidak terdapat hubungan yang tinggi/rendah atau signifikan antara harga pokok produksi terhadap biaya produksi jual gula pasir pada PTN Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone.

Pada kenyataanya harga jual yang diteraokan PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yaitu berdasarkan harga jual yang dimenangkan oleh harga hual tender. Apabila harga pokok produksi gula pasir lebih tinggi dari harga jual, perusahaan tetap menjual berdasarkan harga tender untuk menutupi biaya operasional meskipun perusahaan tahu akan mengalami kerugian.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian pada pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem saluran distribusi yang digunakan oleh PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone adalah dengan cara langsung dan tidak langsung. Sistem distribusi dengan cara langsung ini dilakukan di mana oleh PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone, menjual gula tersebut di pelabuhan kepada konsumen. Sedangkan cara tidak langsung yaitu dimana gula yang dari kapal dibawa ke gudang besar (lini II) yang berlokasi di kota Makassar, yang kemudian disalurkan melalui agen tertentu di daerah yang kemudian disalurkan kepada konsumen.

2. Dalam upaya perusahan untuk meningkatkan volume penjulaan adalah dengan cara menambah jumlah saluran distribusi (penyalur) disamping itu juga menggunakan unsure marketing yang lain seperti kebijaksanaan dan promosi.

3. Tidak terdapat hubungan yang tinggi/rendah atau signifikan antara harga pokok produksi terhadap biaya produksi gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sebagai masukan kepada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat meningkatkan volume penjualan dimana yang akan datang, maka sebaiknyan perusahaan menambah jumlah saluran distribusi (penyalur).

2. Dalam pemilihan penyalur ini, maka perusahaan juga sebaiknya menggunakan toko-toko pengecer sebagai penyalur utamanya untuk daerah yang jangkauannya cukup jauh.

3. Sistem pengendalian kualitas pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone masih belum berjalan secara efektif sehingga perlu ditingkatkan terutama pengolahan tebu. Mutu tebu yang baik akan menghasilkan produk gula pasir yang berkualitas pula.

63 Pertama. Alfabeta: Bandung .

Assauri Sofjan, 2008. Manajemen Pemasaran, edisi kesatu, cetakan kesembilan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Basu Swastha dan Irawan, 2005. Asas-asas Marketing, Liberty, Yogyakarta.

Bustami, Bastian dan Nurlela, 2009. Akuntansi Biaya. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Fandi Tjiptono, 2005. Strategi Pemasaran Andi Offest, edisi ketiga, Yogyakarta.

Gitosudarmo, Indriyo, 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan keenam, Penerbit : BPFE – Yogyakarta.

Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua. BPFE-Yogyakarta.

Griffin W. Ricky dan Ronald J. Ebert, 2006. Bisnis, Terjemahan Benyamin Molan, Prenhallindo. Jakarta.

Herlambang, Susatyo. 2014. Basic marketing ( Dasar-dasar Pemasaran ).

Pustaka Baru: Yogyakarta.

Iman Ghozali, 2009, Aplikasi Multivariate program SPPS, badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13, Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Lupiyoadih Rahmat, et al, 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Selemba Empat, Jakarta.

Machfoedz Mahmud, 2010. Komunikasi Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Cakra Ilmu, Yogyakarta.

.

Mulyadi, 2005. Akutansi Biaya, Edisi Kelima Cetakan Ketujuh. UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

Saladin, Djaslim, 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi IV. Linda Karya: Bandung .

64

Sugiono, 2010. Statistik Untuk Penenelitian, Jilid II, Alfabeta: Bandung Utami Cristina Whidya, 2010. Manajemen Ritel, Salemba Empat, Jakarta.

SURAT KETERANGAN No. BA-SURKT/14.014

Yang Bertanda tangan di bawah ini General Manager Pabrik Gula Camming menerangkan bahwa:

Nama : Risal Sulmi

Nim : 105720333111

Alamat : Parigi

Telah melakukan penelitian pada pabrik gula camming tentang “Analisis Saluran Distribusi Produk Gula Pasir Pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik gula Camming di Kabupaten Bone”. Tanggal 24-05-2015 s/d 14-06-2015

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Camming, 22 Juni 2015 PABRIK GULA CAMMING

Ir. Priyono Utomo General Manager

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 0411-866972 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Menara Iqra Lantai VII Kampus Talassalapang Makassar – Sulawesi Selatan

Nomor : 86/05/C.4-II/III/36/2015 Lamp. : -

H a l : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Pimpinan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk.

di -

Makassar

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan hormat,

Dalam rangka proses penelitian dan penulisan Skripsi Mahasiswa di bawah ini : N a m a : Rahmad Sikki

Stambuk : 10572 03350 11 Jurusan : Manajemen

Judul Penelitian : Analisis Penggunaan Modal Kerja TerhadapTingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Bulog Di Makassar Dimohon kiranya mahasiswa tersebut dapat diberikan izin untuk melakukan penelitian sesuai tempat mahasiswa tersebut melakukan penelitian.

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuannya diucapkan terimah kasih.

Makassar, 11 J. Awwal 1436 H.

03 Maret 2014 M.

65

Januari 1992. Anak kedua dari dua bersaudara pasangan Jalam dan Sitti S. Mulai masuk jenjang pendidikan pada tahun 1998 di SD/Infers Waekecce’e Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone dan tamat pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Lappariaja dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan di MAN 1 Lappariaja dan tamat pada tahun 2010. Dan pada tahun 2011 saya melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen sampai tahun 2015.

Dokumen terkait