• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

E. Produk

1. Pengertian Produk

Produk juga merupakan titik pusat dari kegiatan perusahaan karena produk merupakan hasil dari perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, kemasan, pelayanann, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

Menurut Buchari Alma (2007: 139) yaitu “Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.”

Pengertian produk (product) menurut Kotler dan Armstrong, dalam Susatyo Herlambang, (2014: 35) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau kebutuhan. Secara konsepsual produk adalah pemahaman subyektif dalam produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan oganisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh perusahaan yang melalui hasil

produksinya.produksi dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Selain produk utama ada beberapa atribut yang menyertai produk, menurut Kotler dan Armstrong dalam susatyo herlambang (2014: 35) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk adalah:

a. Merek (branding)

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifisikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produr pesaing

b. Pengemasan (packing)

Pengemasan (packing) adalah kegiatan yang merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk.

c. Kualitas produk (product quality)

Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

2. Tingkatan Produk

Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:

a. Produk Inti (Core Product)

Produk inti terdiri manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa.

b. Produk Aktual (Actual Product)

Seorang perencana produk harus menciptakan produk actual disekitar produk inti.

c. Produk Tambahan

Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan. Kotler dan Armstrong dalam susatyo herlambang (2014:

37).

3. Perencanaan Produk

Perencanaan produk sebenarnya meliputi 3 hal yaitu:

a. Perencanaan produk yang sama sekali baru b. Redesain produk

c. Kemasan atau bungkus

Perencanaan produk yang sama sekali baru merupakan perancangan yang paling kompleks paling sulit, oleh karena itu kita akan membahas perencanaan ini. Pembahasan produk yang sama sekali baru akan sudah mencakup perncanaan yang kedua (redesain) maupun yang ketiga yakni merancang kemasan produk. Perencangan produk baru tentu saja akan menyangkut bentuk produk atau desain produknya, karena memang produk itu belum pernah ada. Masalah sering ini disebut sebagai perancangan atau pengembangan produk baru.

Agar produk baru tersebut dapat berhasil, maka haruslah dilakukan penelitian yang mendalam agar dapat diperoleh pengembangan produk baru yang sukses.

Persoalan pengembangan produk baru itu sebenarnya mencakup berbagai masalah terutama menyangkut 5 masalah yakni:

a. Daya saing produk baru itu.

b. Produk baru itu harus dapat memenuhi kebutuhan riil konsumen.

c. Produk baru itu harus dapat berperanan positif terhadap produk kita yang lain (produk yang lama).

d. Produk baru itu harus berperanan positif terhadap citra perusahaan.

e. Hak patent produk baru itu.

Daya saing produk tentu saja akan sangat ditentukan oleh harga jual produk itu. Harga jual akan di tentukan oleh harga pokok atau biaya produksinya.

Produk baru harus dapat memenuhi kebutuhan riil konsumen.

Apabila produk baru kita itu dapat betul-betul memenuhi kebutuhan riilnya konsumen, maka produk akan pasti akan terjadi produk yang akan berhasil.

Produk baru dapat berperanan negative terhadap produk kita yang lain yakni yang lama atau yang sudah dipasarkan sebelumnya.

Produk baru yang terdiversifikasi serta beraneka ragam akan membentuk citra produk yang baik bahkan akan menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau korporasi.

F. Kerangka pikir

Perusahaan PTPN X Pabrik Gula Camming yang berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen bergerak dalam bidang produksi dan pendistribusian menjadi objek penelitian penulis, dalam bidang industri.

Saluran distribusi sangatlah penting mengingat untuk mempermudah konsumen dengan produk yang mereka butuhkan , dan produk adalah suatu yang diperlukan oleh konsumen produk yang dekat dengan konsumen maka produk tersebut akan dipilih oleh konsumen. Uraian diatas akan di gambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut.

Gambar 1. Bagan Akur kerangka Pikir

PT. PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone.

PEMASARAN

SALURAN DISTRIBUSI

PRODUK

REKOMENDASI

G. Hipotesis

Berdasarkan pada masalah pokok yang diajukan, maka yang menjadi hipotesis adalah : diduga bahwa “saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan produk gula pada PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Daerah dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan dan melakukan penelitian ini, penulis memiliki lokasi objek penelitian pada PTPN X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone. Adapun waktu yang dipergunakan penulis dalam melakukan peneitian kurang lebih tiga ( 3 ) bulan lamanya yaitu bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Metode obsevasi yaitu penelitian awal dimaksud memperoleh data melalui pengamanan tentang kondisi perusahaan yang akan menjadi obyek penelitian.

2. Metode wawancara yaitu melakukan wawancara secara lasung terhadap pemimpin maupun karyawan yang diberi wewenang untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dan cara mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan yang ada kaitannya dengan masalah seluruh distribusi.

C. Jenis Dan Sumber Data

Dalam hubungan dengan pengumpulan data, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dan memcatat hasil obsevasi dan wawancara dengan turun langsung kelapangan. Jenis data yang digunakan berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang ada kaitannya dengan laporan keuangan perusahaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa informasi lainnya terutama mengenai harga pokok dan harga jual gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming.

D. Metode Analisi Data

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode analisis, sebagai berikut :

1. Metode analisis deskriptif yaitu menguraikan metode penhitungan harga pokok produksi yang digunakan perusahaan.

2. Analisis penetapan harga pokok produksi secara full costing

3. Analisi korelasi Linier Sederhana

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

4. Analisis koefisien determinasi

E. Definisi Operasional

Adapun defenisi operasional yang dikemukakan, sebagai berikut : 1. Bahan baku adalah bahan yang akan dikelolah dalam proses produksi

Menjadi barang siap jual.

2. Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang siap pakai dan telah menpunyai keterampilan tersendiri.

3. Biaya overhead adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja;

4. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berpengaruh walaupun tingkat produksi meningkat atau menurun tidak mengikuti perkembangan biaya yang digunakan.

5. Biaya variable adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi berpengaruh terhadap perkembangan produksi, artinya biaya ini ada kalanya berubah-ubah karena mengikuti perkembangan aktivitas pada perusahaan bila meningkat biaya turut berubah dan bila aktivitas menurun juga biaya berkurang.

6. Harga jual dalam arti sempit adalah merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti luas, harga jual adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.

BAB IV

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Pabrik

PTP XX (Persero) berkerja sama dengan PT. Tanindo Jakarta dan Victorias Milling Company, inc, Philippines, melakukan studi kelayakan proyek gula Camming Sulawesi Selatan. Penguasaan lahan bukan merupakan problem setelah Bupati KDH Tk.II Bone mengeluarkan SK No.

84/DnY/Kpts/V/1981 tanggal 18 mei 1981 yang memutuskan alokasi untuk perkebunan tebuh seluas 9.000 Hektar. Setelah disurvey hanya 7.200 Hektar yang layak ditanami ebu sisanya dapat digunakan sebagai pemukiman penduduk, infrastruktur, kompleks pabrik dan lain sebagainya.

Pabrik gula camming secara resmi dibangun dengan ditandai keluarnya SK Mentan No. 668/Kpta/org/1981 tanggal 11 Agustus 1981 yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri. Untuk mencapainya maka PTP XX (Persero) selaku pengembang SK melakukan penanaman tebu di wilayah Camming.

Pada awal tahun 1985 PTP XX (Persero) bekerja sama dengan The Triveni E.W India melakukan pembangunan Pabrik Gula berkapasitas 3.000 TCD dan pada tanggal 2 Agustus 1968 dilakukan giling perdana Pabrik Gula Camming.

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 51 thn 1991 dan SK Menteri Keuangan RI No. 950/KMK-013/1991 dan No. 51/KMK-013/1991. Dibentuk PTP XXXII (Persero) yang berkedudukan di Ujung Pandang untuk mengelolah Pabrik-Pabrik Gula di Sulawesi Selatan, yang terdiri Pabrik Gula Bone, Pabrik Gula Takalar dan Pabrik Gula Camming.

Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No. 361/KPTS/07.210/5/1994 tanggal 9 Mei 1994 dilakukan Restrukturisasi BUMN sector Pertanian.

Kemudian PTP XXXII (Persero) merupakan Badan Usaha Group Sulawesi- Maluku- NTT- Irian yang terdiri dari 3 kelompok usaha di Kawasan Timur Indonesia yaitu: PTP XXXII (persero), PTP XXVII (Persero) dan Bina Mulya Ternak. tanggal 3 mei 1994. Himgga saat ini Pabrik Gula Camming merupakan salah satu unit produksi PTP Nusantara XIV (Persero). Namun berdasarkan surat Menteri BUMN No. S-702/MBU/2007 sejak 1 Oktober 2007 PTPN XIV (Persero) bekerja sama dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dalam rangka peningkatan kinerja pabrik gula dengan membentuk suatu badan pengelola 3 unit pabrik gula milik PTPN XIV (Persero) yang disebut BPPG- PTPN XIV.

Sesuai SK meneg BUMN No. 363 tanggal 29 Juli 2009 pengelola PG Camming dan PG Bone dialihkan ke PTPN X (Persero).

Pada tanggal 7 Desember 2011 dikeluarkan SK Meneg BUMN No.563 tentang pengelolaan 3 pabrik gula yaitu: PG Bone, PG Camming, dan PG Takalar oleh PTPN X (Persero).

Pabrik gula Camming terletak di Desa Wanuawaru Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak 170 Km dari ibu kota Propinsi dan 85 Km dari ibu kota kabupaten.

B. Struktur Organisasi

Dalam menunjang aktivitas suatu perusahaan, maka usaha bentuk apapun tentu digerakkan oleh 2 (dua) orang atau lebih selalu membutuhkan saling pengertian dan kerja sama antara mereka itu. Bila tidak demikian maka dapatlah dipastikan usaha akan mengalami kegagalan yang tidak mungkin memberikan hasil sesuai yang diharapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu syarat untuk menunjang suksesnya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Tanpa adanya struktur organisasi yang baik dan mantap, maka ada kemungkinan terjadi suatu kesimpulan siuran dalam menjalankan tugasnya masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini diperlukan adanya struktur organisasi yang baik untuk dapat mengatur tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian yang terdapat dalam lingkungan perusahaan.

Agar Nampak lebih jelas dan mudah mengerti mengenai stuktur organisasi dari perusahaan, sebaiknya kita lihat gambar 1 mengenai struktur organisasi PTP Nusantara X Gula Camming di Kabupaten Bone sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi PTP Nusantara Pabrik Gula

Struktur organisasi PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming sebagai berikut:

1. Administratur

Pabrik Gula dipimpin oleh seorang Administratur yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan Direktur PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) dab bertanggung jawab kepada Direktur atas kelancaran pelaksanaan tugas pengelolah Pabrik Gula. Administratur mempunyai tugas pokok :]

a. Melaksanakan dan melakukan program kegiatan secara keseluruhan yang telah ditetapkan Direktur dalam pengelolah Pabrik Gula.

b. Memimpin dan mengkoordinir tugas para Manager di Pabrik Gula agar terdapat kesatuan tindak dalam melaksanakan kegiatan operasional yang terpadu guna mencapai target produksi secara efektif dan efesien.

c. Mengelola serta mempertanggung-jawabkan penggunaan sumber daya manusia, sumber dana dan sarana/peralatan pabrik termasuk pengadaan bahan, barang dan jasa sesuai norma yang berlaku.

2. Manager TUK/Umum Tugas pokok:

Bagian TUK/Umun membantu Administratur dalam merencanakan, mengatur dan mengkoordinasikan serta mengawasi kegiatan-kegiatan di Sub.

Bagian pembukuan, Gudang, Keuangan, dan HAK/Umum, untuk memenuhi sistem, tata cara dan ketentuan yang digariskan Direktur.

3. Manager Tanaman Tugas Pokok

Pimpinan/coordinator pengolahan produksi tanaman tebu dan pembinaan produktivitas kerja Bagian Tanaman.

4. Manager Instalasi Tugas Pokok

a. Memimpin bagian instalasi

b. Mengkordinir kegiatan masinis dalam melaksanakan tugas agar lebih efektif dan efesien

c. Mengendalikan semua aktifitas bidang Instansi 5. Manager Pengolahan

Tugas Pokok

a. Memimpin, merencanakan, mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan semua kegiatan bidang pengolahan sesuai kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan administrates Administratur sesuai penggarisan Direktur.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi pabrikasi, mulai tebu terambang sampai pengarungan gula agar dapat mencapai mutu produksi secara efektif serta pengolahan Water Treatment plant dan effluent treatment plant.

BAB V

HASIL PENILITAN DAN PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Biaya

Dalam pengelolahan pabrik gula memang memerlukan waktu uang cukup, karena melalui pengolahan bahan baku, seperti penanaman tebu, hingga bahan tambahan lainnya yang sering menghambat percepatan.

Selanjutnya perlu ditambahkan bahwa perusahaan yang tentram terus menerus, perusahaan membeli bahan baku, membayar upah buruh untuk mengelolah bahan baku tersebut dan mengeluarkan biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan sehinggah bahan baku tersebut dapat diubah menjadi barang jadi.

Proses ini berulang kali karena setelah produk jadi akan digunakan untuk membeli bahan baku membayar upah buruh dan seterusnya.

Kemudian dalam menetapkan unsure-unsur biaya menurut jenis biaya selama proses produksi berlangsung yang dikorbankan pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone sebagai berikut :

1. Biaya bahan baku yang berupa tebu 2. Biaya tenaga kerja langsung

a. Gaji dan upah karyawan b. Biaya kesejahteraan c. Biaya lembur 3. Biaya overhead pabrik

a. Biaya tenaga kerja tidak langsung b. Bahan pengolahan

c. Bahan kantong

d. Bahan bakar dan listrik e. Minyak pelumas f. Biaya angkut g. Jalan dan jembatan

h. Biaya pemeliharaan mesin dan instalasi i. Biaya penyusutan gedung

PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan gula pasir dalam melaksanakan fungsinya sebagai produk hingga ke tangan konsumen, sehingga segala sesuatu yang perlu dipersiapkan perusahaan utamanya dalam pengolaan dengan memperhitungkan harga pokok yang perlu diketahui oleh pihak pengelola agar harga jual segera diketahui dan harga untuk agen dan pengecer sudah diperhitungkan secara seksama.

Adapun unsure-unsur biaya yang diterapkan pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming sebagai berikut :

1. Biaya produksi terdiri dari:

a. Pimpinan dan Tata Usaha b. Pembibitan

c. Tebu Giling

d. Tebang dan Angkut Tebu e. Pabrik

f. Pengolahan g. Penyusutan

2. Biaya non produksi terdiri dari : a. Administrasi dan Umum b. Pengemasan Gula

Jenis-jenis biaya yang diterapkan pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming untuk periode tahun 2014, tabel dibawah ini:

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh dengan adanya perubahan volume atau aktivitas perusahan dalam suatu periode. Unsur-unsur biaya tetap pada PTO Nusantara X Pabrik Gula Camming, yaitu : a. Pimpinan dan Tata Usaha

b. Penyusutan

Perincian jumlah biaya tetap pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming untuk periode tahun 2014, tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Perincian Jumlah Biaya Tepat Untuk periode tahun 2014

Unsur-unsur biaya Jumlah (Rp) Pimpinan dan Tata Usaha 6.416.086.426 Penyusutan 4.172.192.924

Total 10.588.279.350

Sesuai dengan aktivitas perusahaan produksi gula pasir PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming, bahwa ada dua komponen biaya tetap yang sangat dominan yaitu, pembayaran gaji pimpinan dan tata usaha sebesar Rp.

6.416.086.426, penyusutan sebesar Rp. 4.172.192.924, sehingga biaya tetap berjumlah sebesar Rp. 10.588.279.350,-.

2. Biaya variable (variable cost)

Biaya variable adalah biaya yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan mengikuti perkembangan aktivitas perusahaan. Unsur-unsur biaya variable pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming, yaitu :

a. Pembibitan b. Tebuh giling

c. Tebang dan angkut tebu d. Pabrik

e. Pengolahan

Tabel 2. Perincian Jumlah Biaya Variabel Untuk Priode Tahun 2014

Unsur-unsur biaya Jumlah (Rp) Pembibitan 3.934.328.305 Tebu giling 35.110.528.-049 Tenag dan Angkut Tebu 22.340.357.009 Pabrik 17.550.281.427 Pengolahan 4.635.585.580 Total 83.571.080.370

Berdasarkan tabel diatas sesuai dengan aktivitas perusahaan bahwa ada beberapa ada beberapa komponen biaya variable mulai dari pembibitan, tebugiling, tebang dan angkut tebu, pabrik, sampai pengolahan. Sehingga total biaya variable sebesar Rp. 83.571.080.370.

Perincian biaya tetap dan biaya variable yang tadinya terpisah, maka pada halaman ini akan akan digunakan untuk diketahui berapa sebenarnya jumlah keseluruhan yang digunakan perusahaan selama proses produksi, sehingga dapat diketahui harga pokok produksi.

Penggabungan antara biaya tetap dan biaya variable yang terperinci dari masing-masing alokasi baiaya yang dikeluarkan berdasarkan aktivitas perusahaan alat tulis menulis pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Rekapitulasi Perincian Biaya Secara Keseluruhan Antara Biaya Tetap dan Biaya Variabel Untuk Periode Tahun 2014

Rekapitulasi Biaya Jumlah (Rp) Biaya tetap 10.588.279.350 Biaya variable 83.571.080.370 Total 94.159.359.720

Sesuai dengan aktivitas perusahaan produksi gula pasir PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming, biaya tetap periode tahun 2014 sebesar Rp.

10.588.279.350,- dan biaya variable untuk periode tahun 2014 sebesar Rp.

83.571.080.370,- sehingga jumlah biaya produksi sebesar Rp.

94.159.259.370,-.

B. Analisis Harga Pokok Produk Gula

Dalam meningkatkan volume penjualan haraga mempunyai peranan penting memainkan peran politik harga yang terbentuk di pasar dalam melaksanakan jasa yang mensukseskan hasil penjualan gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone.

Haraga merupakan suatu alat distribusi yang menghubungkan konsumen atau pengguna jasa yang melakukan transaksi antara pembelian dan penjual.

Pada dasarnya harga merupakan sebagai salah satu sarana untuk mempertemukan antara konsumen dan produsen sehingga terjadi terjadi

transaksi jual beli antara pembeli dan penjuak. Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh atas harga jual yaitu :

1. Mutu dan kualitas barang 2. Harga dapat bersaing

3. Pelayanan dan service menjadi prioritas utama

4. Memberikan potongan harga bila membeli dalam jumlah besar

Perusahaan PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming dalam perhitungan harga pokok perjualan (HPP) atau harga jual per unit atau per kilogram tentu secara keseluruhan biaya-biaya yang akan diakumulasi, agar jumlah pengeluaran Nampak diantaranya biaya-biaya produksi serta biaya administrasi perusahaan.

Hasil penjualan perusahaan yang dikurangi dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan, untuk mengetahui laba (keuntungan) yang diperoleh perusahaan, maka untuk mengetahui perhitungan rugi laba perusahaan untuk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Perhitungan Laba (Rugi) yntuk Tahun 2014 Berdasarkan Produk Gula

Uraian Produk Gula

I Volume Penjualan 7.682,68 Ton

II Harga Rata-rata 8.750,221

III Nilai Penjualan 67.225.150.455

IV Harga Pokok Penjualan Persedian Awal

- Gula SHS 5.342,36 Ton 40.747.811.394 - Gula sisan 125.00 Ton 953.413.178

Jumlah 41.701.224.572

Biaya produksi

- Pimpinan & Tata Usaha 6.416.086.426

- Pembibitan 3.934.328.305

- Tebu Giling 35.110.528.049

- Tebang & Angkut Tebu 22.340.357.009

- Pabrik 17.550.281.427

VI Biaya Umum & Administrasi (3.326.396.367) VII Pendapatan Lain-lain & Biaya Luar Usaha

- Pendapatan Lain 379.272.903

- Pendapatan Raw Sugar _ - Biaya di Luar Usaha (6.356.813.826)

Pendapatan di LU (5.877.540.923)

VIII Laba / (Rugi) Sebelum Pajak 5.934.332.431

Perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone Berdasarkan alokasi baiaya produksi bersama (joint cost) tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 5. Alokasi Biaya Produksi Bersama (joint cost)

Uraian Produk Gula

1 Penjualan 7.682,68 Ton

2 Pesediaan Awal 5.467,36 Ton

3 Produksi Tahun 2014 12.171,72 Ton

4 Alokasi Biaya Produksi Bersama

- Pimpinan & Tata Usaha 6.416.086.426

- Pimpinan 3.934.328.305

- Tebu Giling 35.110.528.049

- Tebang & Angkut Tebu 22.340.357.009

- Pabrik 17.550.281.427

- Pengolahan 4.635.585.580

- Penyusutan 4.172.192.924

Biaya Administrasi & Umum 3.326.396.367

Jumlah 97.485.756.088

Pengemasan Gula 784.638.434

98.270.394.522 5 Harga Pokok produksi per Kg 8.073,67

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming, dengan perincian berdasarakan data tabel 5 sebagai berikut :

Analisis Full Costing :

Produksi gula tahun 2014 = 12.171,72 Ton = 12.171.720 Kg Jumalah biaya sebesar = 98.270.394.522

= Rp. 8.073,67 / Kg

Jadi harga pokok produksi gula pasir per kilogram pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming Tahun 2014 adalah Rp. 8.073,67,-

Jumlah produksi gula pasir pada tahun 2014 sebesar 12.171,72 Ton sedangkan volume penjualan sebesar 7.682,68 Ton sehingga terdapat selisih sebesar 4489,04 Ton yang tidak terjual. Berarti gula pasir yang tidak laku terjual memang ada, karena perusahaan ini milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Tinggi rendahnya jumlah produksi gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula Camming pada periode tertentu dipengaruh oleh kualitas bahan baku yaitu tebu yang digunakan untuk memproduksi gula pasir. Semakin tinggi kualitas tebu maka produksi gula pasir akan meningkat pula.

C. Analisi Harga Jual Gula

Dalam hal penentuan harga jual memang tidak semudah itu, karena harus disesuaikan dengan harga pasar, sehingga barang yang akan dipasarkan bisa bersaing. Kalau ditinjau segi perkembangan penjualan memang tergantung daripada jenis produk keadaan pasar, misalnya timbulnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah konsisten dengan jenis barang yang akan dipasarkan, di mana perisahaan tersebut paling tidak melakukan penjualan.

Selanjutnya analisis harga jual rata-rata atau harga jual per unit gula pasir dapat dilihat tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Nilai penjualan 2014

Analisis harga jual per unit gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula

Analisis harga jual per unit gula pasir pada PTP Nusantara X Pabrik Gula

Dokumen terkait