• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Saluran Pemasaran Pada Masing-masing Kategori Produsen

DAFTAR LAMPIRAN

5.1. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran

5.1.2. Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor

5.1.2.1. Analisis Saluran Pemasaran Pada Masing-masing Kategori Produsen

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa produsen jamur tiram melakukan pemasaran produksi mereka melalui berbagai macam saluran. Perbedaan saluran yang mereka pilih lebih ditentukan karena faktor kapasitas produksi mereka, harga jual yang berbeda, serta kemampuan saluran tersebut menyerap produksi mereka. Penelitian ini menggolongkan responden produsen yang diteliti kedalam tiga kategori produsen, yakni skala usaha kecil, menengah, dan besar. Penggolongan ini berdasarkan jumlah baglog yang mereka miliki saat penelitian berlangsung, dan didukung rencana responden untuk minimal satu tahun mendatang. Tabel 4. menjelaskan mengenai kegiatan pemasaran yang

ditempuh masing- masing kategori produsen berdasarkan skala usaha yang mereka miliki.

Tabel 4. Saluran Pemasaran Yang Dilakukan Produsen Berdasarkan Kategori Skala Usaha, 2005

Kategori Produsen Saluran Pemasaran

I II III IV V VI VII* VIII*

Kecil ü - ü - - ü - -

Menengah ü - ü ü ü ü - -

Besar ü ü ü ü ü ü ü ü

Keterangan: ü : Melakukan saluran pemasaran yang dimaksud

* : Saluran ini tidak dibahas lebih lanjut

Berdasrkan Tabel 4. diatas, dapat disimpulkan bahwa masing- masing kategori produsen memang melakukan pemasaran produksi mereka melalui saluran yang berbeda-beda. Produsen jamur tiram skala usaha kecil (> 10.000 baglog) melakukan pemasaran hanya melalui tiga saluran pemasaran, yakni saluran pemasaran I, III, dan VI. Produsen yang memiliki skala usaha menengah (10.000 sampai 30.000 baglog) melakukan hampir seluruh saluran pemasaran, kecuali pemasaran II, VII, dan VIII. Sementara produsen dengan skala usaha besar (> 30.000 baglog) dapat memasuki seluruh saluran pemasaran yang ada. Seperti yang telah diungkapkan, keterbatasan saat penelitian membatasi analisis lebih lanjut terhadap saluran pemasaran VII dan VIII.

a. Produsen Skala Usaha Kecil

Seluruh responden yang tergolong dalam produsen skala kecil ini memang melakukan pemasaran hanya melalui saluran tersebut. Alasan utama para produsen jamur tiram skala kecil dalam memilih saluran ini adalah karena faktor kapasitas produksi mereka yang masih rendah. Selain kapasitas produksi, faktor

harga yang lebih baik juga menjadi pertimbangan penting, karena pada saluran-saluran ini, mereka mendapat tingkat harga jual yang relatif lebih baik. Selain kedua faktor tersebut, kedekatan pribadi yang telah terjalin dengan pedagang besar di pasar juga membuat mereka tetap menjual jamur tiram ke pedagang besar, dan tidak langsung ke pedagang menengah atau pengecer pasar.

b. Produsen Skala Usaha Menengah

Produsen dengan skala usaha menengah memiliki kemampuan untuk menjalani saluran pemasaran I sampai saluran pemasaran VI. Produsen yang dijadikan responden dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa kapasitas produksi mereka yang masih belum cukup besar yang membuat mereka tidak memiliki akses ke saluran pemasaran VII dan VIII yakni dengan tujuan akhir konsumen di swalayan atau supermarket. Keterbatasan modal serta kebutuhan modal harian membuat produsen ini tidak melakukan pemasaran pada saluran VII

dan VIII. Juga karena tidak ada supplier yang melakukan kedua saluran

pemasaran tersebut. Untuk saluran II, responden yang diteliti tidak melakukan saluran ini, alasannya karena produksi sudah cukup terserap oleh saluran pemasaran yang selama ini mereka jalankan.

c. Produsen Skala Usaha Menengah

Produsen dengan skala usaha besar memiliki kemampuan yang memadai baik dari segi modal, kapasitas, maupun kontinuitas produksi untuk menjalani semua saluran pemasaran jamur tiram segar yang ada. Produsen skala usaha besar yang dijadikan responden dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa kapasitas

produksi mereka sebenarnya sudah cukup memadai untuk memasok ke saluran pemasaran yang melewati supermarket atau pusat perbelanjaan modern.

Akan tetapi walaupun seperti yang telah sedikit dibahsa pada analisis sebelumnya, bahwa memasok untuk supermarket tampaknya memiliki banyak keunggulan, sebenarnya produsen masih enggan untuk melakukan pasokan

langsung tanpa adanya seorang supplier. Faktor resiko apabila tidak habis, sistem

penundaan pembayaran, serta kewajiban pemeriksaan dan rotasi jamur segar yang diterapkan pengelola supermarket sangat memberatkan produsen. Dan lagipula, sebenarnya tanpa harus ke supermarket pun produksi mereka sudah habis terserap oleh saluran pemasaran lainnya.

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa produsen skala kecil memiliki saluran pemasaran I, III, dan VI. Berdasarkan analisis terhadap kriteria efisensi pemasaran terlihat bahwa saluran yang dijalani produsen skala kecil memiliki kriteria efisiensi yang tinggi. Dengan kata lain, produsen skala kecil memiliki hanya tiga saluran, akan tetapi saluran-saluran pemasaran tersebut memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam pemasaran jamur tiram segar. Produsen jamur tiram skala kecil memasok 82,8 persen hasil produksinya melalui saluran pemasaran III, diikuti oleh pemasaran melalui saluran I sebanyak 10,7 persen, dan sisanya sebanyak 6,4 persen dijual melalui saluran pemasaran VI.

Tabel 5. Perbandingan Persentase Pasokan Pada Setiap Saluran Pemasaran berdasarkan Kategori Produsen di Bogor, 2005

Kategori Produsen Saluran Pemasaran I (%) II (%) III (%) IV (%) V (%) VI (%) Kecil 10,7 - 82,8 - - 6,4 Menengah 2,2 - 81,8 - - 16 Besar 2,725 3,68 11,545 75,7 - 6,35

Produsen skala usaha menengah memasok ke seluruh saluran pemasaran yang dapat diteliti, kecuali saluran pemasaran II. Tidak adanya pengumpul atau perantara yang melakukan saluran pemasaran II membuat produsen tidak memiliki akses terhadap saluran II ini. Saluran pemasaran V tidak dapat dibedakan dengan saluran pemasaran VI dari segi produsen karena setelah sampai di pasar, barang tidak dapat dipisahkan apakah kemudian dijual melalui pengecer ataukah hanya sampai ke pedagang menengah. Dilihat dari persentase pasokan, sebanyak 81,8 persen produksi jamur tiram produsen skala menengah ini dijual melalui saluran pemasaran III, sementara saluran pemasaran VI mendapat pasokan sebanyak 16 persen, dan penjualan langsung ke konsumen melalui saluran I hanya 2,2 persen.

Produsen skala usaha besar mampu memasok ke seluruh saluran pemasaran yang dapat diteliti. Sama halnya dengan produsen skala menengah, Saluran pemasaran V tidak dapat dibedakan dengan saluran pemasaran VI dari segi produsen karena setelah sampai di pasar, barang tidak dapat dipisahkan apakah kemudian dijual melalui pengecer ataukah hanya sampai ke pedagang menengah. Dilihat dari persentase pasokan, sebanyak 75,7 persen produksi jamur tiram produsen skala besar dijual melalui saluran pemasaran IV, diikuti oleh penjualan melalui saluran pemasaran III sebesar 11,545 persen. Saluran pemasaran VI mendapat pasokan sebanyak 6,35 persen, penjualan melalui pengumpul untuk ke konsumen langsung sebesar 3,68 persen, dan untuk penjualan langsung ke konsumen melalui saluran I sebesar 2,725 persen.

Berdasarkan analisis persentase jumlah penjualan melalui saluran tertentu tersebut, dapat diketahui bahwa produsen skala kecil sesungguhnya memiliki

saluran pemasaran yang paling efisien. Dilihat dari prioritas saluran dan jumlah penjualan yang dilakukan, produsen skala kecil melakukan persentase penjualan di saluran-saluran pemasaran yang paling efisien. Persentase penjualan ini lebih besar dari persentase penjualan di saluran yang sama oleh produsen skala usaha lain.

Dari Tabel 5. tersebut diketahui pula bahwa produsen skala usaha besar melakukan saluran pemasaran yang relatif lebih efisien dari produsen skala usaha menengah. Keunggulan produsen skala besar dalam hal kapasitas produksi membuat mereka mampu untuk melakukan pemasaran ke berbagai saluran pemasaran. Produsen skala besar memasok pada saluran IV lebih sedikit dibandingkan produsen skala menengah, dan diantara saluran-saluran yang dipasok kedua skala produsen ini, saluran IV merupakan saluran yang paling tidak efisien. Produsen skala besar juga memiliki persentase penjualan lebih besar dalam saluran I, dan juga mampu menjual pada saluran pemasaran II, dimana produsen skala menengah tidak melakukan penjualan pada saluran ini. Berdasarkan analisis pada kriteria-kriteria tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa produsen skala usaha besar memiliki efisiensi saluran pemasaran yang lebih baik dari produsen skala usaha menengah.

Dokumen terkait