• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran Jamur Tiram di Bogor

DAFTAR LAMPIRAN

5.2. Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran Jamur Tiram di Bogor

Lembaga pemasaran melakukan fungsi- fungsi pemasaran dalam proses penyampaian jamur tiram segar dari lokasi produsen sampai ke tangan konsumen. Fungsi- fungsi pemasaran yang mungkin dilakukan oleh lembaga pemasaran terkait adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fa silitas. Untuk lebih

jelasanya, fungsi- fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran jamur tiram di Bogor dapat dilihat pada Tabel 6.

Fungsi- fungsi pemasaran jamur tiram segar yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dapat diuraikan secara terperinc i sebagai berikut.

a. Produsen

Produsen jamur tiram segar umumnya melakukan fungsi pertukaran yaitu kegiatan penjualan dengan menjual produksi mereka ke pasar-pasar tradisional utama di wilayah Bogor. Produsen menjual jamur produksinya kepada pedagang besar dalam julah besar, dan kadangkala menjual langsung kepada pengecer dalam kuantitas yang tidak terlalu besar. Tujuannya adalah mendapatkan tingkat harga yang lebih baik.

Tabel 6. Fungsi-Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan Oleh Lembaga Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005

Lembaga Pemasaran Fungsi Pemasaran Aktifitas

Produsen

þ Pertukaran þ Penjualan

þ Fisik þ Pengangkutan

þ Fasilitas þ Penyortiran, Pengemasan Pengkelasan (grading)* Pengumpul þ Pertukaran þ Pembelian dan Penjualan

þ Fisik þ Pengangkutan

þ Fasilitas þ Pembayaran

Pedagang Besar þ Pertukaran þ Pembelian, Penjualan,

þ Fasilitas

þ Standarisasi, grading, pengemasan, pembayaran, dan penanggungan resiko Pedagang Menengah þ Pertukaran þ Pembelian dan Penjualan

þ Fasilitas

þ Pengemasan, pembayaran, dan penanggungan resiko*

Pedagang Pengecer þ Pertukaran þ Pembelian dan Penjualan

þ Fisik þ Pengangkutan *

þ Fasilitas þ Pengemasan, pembayaran, dan penanggungan resiko

Supplier þ Pertukaran þ Pembelian dan Penjualan

þ Fisik þ Pengangkutan

þ Fasilitas þ Standarisasi, pembayaran, penanggungan resiko. Keterangan: *) Tidak dilakukan oleh semua lembaga terkait

Dalam melakukan kegiatan pemasaran tersebut, produsen melakukan juga fungsi fisik pengangkutan, yakni dari lokasi produsen ke lokasi pedagang besar atau pengecer di pasar yang dituju. Namun ada juga produsen yang lebih mengandalkan peran pengumpul yang membeli jamur tiram dan mengangkutnya ke pasar. Dengan demikian, produsen tidak perlu melakukan kegiatan pengangkutan oleh mereka sendiri. Apabila produsen melakukan sendiri kegiatan pengangkutan, moda tranportasi yang mereka gunakan umumnya bervariasi tergantung pada kuantitas jamur yang diangkut. Umumnya, para produsen menggunakan kendaraan umum (angkutan kota), motor, hingga mobil bak terbuka (pick-up) untuk membawa jamur dalam jumlah besar ke pasar. Akan tetapi karena alasan praktis dan lebih hemat, motor menjadi pilihan utama sebagian besar responden dalam mengangkut produksinya.

Untuk fungsi fasilitas, seluruh responden produsen dalam penelitian ini melakukan sortasi terhadap seluruh hasil produksi jamur mereka. Sortasi yang dilakukan yaitu memisahkan jamur tiram yang sudah buruk dengan yang masih segar dan layak dijual. Setelah sortasi, aktifitas berikutnya adalah yang dilakukan

oleh sebagian produsen adalah pengkelasan (grading), yakni produksi jamur

dibagi kedalam beberapa tingkatan sesuai dengan tujuan lembaga pemasaran

selanjutnya. Perbedaan grade ini akan menyebabkan perbedaan harga jual. Setelah

sortasi dan grading, pengemasan, dimana jamur tiram dikemas kedalam kantung

plastik hitam atau bening kapasitas lima kg dan siap dijual. Untuk sasaran konsumen langsung, produsen mengemas jamur tiram mereka dalam kantong

b. Pengumpul

Pengumpul akan membeli jamur tiram dari produsen, diangkut bersama-sama dengan beberapa komoditas pertanian lainnya dan kemudian dijual di pasar-pasar utama di Bogor. Pengangkutan dilakukan menggunakan sepeda motor atau mobil bak terbuka apabila mengangkut komoditas-komoditas lain. Untuk fungsi fasilitas, umumnya pengumpul akan melakukan pembayaran transaksi secara tunai dengan produsen jamur. Hal ini juga untuk mengikat kepercayaan produsen agar bersedia menjual jamur tiramnya kepada pengumpul itu lagi. Untuk aktifitas penanggungan resiko yang dimaksud adalah pihak pengumpul menanggung resiko

adanya jamur yang rusak, layu (pelayuan), selama proses pengangkutan dan

resiko barang yang diangkut tidak habis terjual.

c. Pedagang Besar

Pedagang besar melakukan fungsi pertukaran dengan kegiatan pembelian dari pihak pengumpul atau produsen, serta melakukan kegiatan penjualan kepada

pedagang menengah, pedagang pengecer, supplier, dan juga konsumen. Fungsi

fasilitas yang dilakukan oleh pedagang besar diantaranya adalah grading, yakni

membagi jamur tiram yang dijualnya kedalam beberapa kategori berdasarkan persyaratan tertentu. Setelah grading, kemudian pedagang besar akan melakukan aktifitas standarisasi, yakni dengan menetapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap kategori jamur tiram yang akan dijualnya. Pedagang besar juga melakukan pengemasan terhadap jamur tiram yang dijualnya kepada pembeli, umumnya dengan kantung plastik berwarna dengan ukuran satu kg dan lima kg. Fungsi penanggungan resiko yang dihadapi pedagang besar adalah resiko barang tidak

habis terjual, serta menur un kualitasnya (layu atau rusak), yangb erakibat kepada penurunan harga jual. Untuk aktifitas pembayaran, pedagang besar melakukan pembayaran secara tunai kepada penjual jamur tiram yang memasoknya.

d. Pedagang Menengah

Sama halnya dengan pedagang besar, pedagang menengah melakukan fungsi pertukaran dengan kegiatan pembelian dari pihak produsen atau pedagang besar, serta melakukan kegiatan penjualan kepada pedagang pengecer dan juga konsumen. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang menengah diantaranya adalah aktifitas pengemasan terhadap jamur tiram yang dijualnya kepada pembeli, umumnya dengan kantung plastik berwarna dengan ukuran satu hingga lima kg. Fungsi penanggungan resiko yang dihadapi pedagang menengah adalah resiko barang tidak habis terjual, serta menurun kualitasnya (layu atau rusak). Pada sebagian pedagang menengah yang dijadikan responden, karena memakai sistem ”anak buah” dari pedagang besar maka apabila jamur tiram tidak habis terjual dapat dikembalikan kepada pedagang besar. Dengan demikian, resiko barang tidak habis terjual tidak mereka tangani. Untuk aktifitas pembayaran, pedagang menengah melakukan pembayaran secara tunai kepada penjual jamur tiram yang memasoknya.

e. Pengecer

Pengecer melakukan fungsi pertukaran yakni kegiatan pembelian dari pihak produsen, pedagang menengah, atau pedagang besar, serta melakukan kegiatan penjualan langsung kepada konsumen. Fungsi fasilitas yang dilakukan

oleh pedagang menengah diantaranya adalah aktifitas pengemasan terhadap jamur tiram yang dijualnya kepada pembeli. Fungsi penanggungan resiko yang dihadapi pedagang menengah adalah resiko barang tidak habis terjual, serta menurun kualitasnya (layu atau rusak). Pengecer yang dimaksud melakukan aktifitas pengangkutan adalah pedagang sayur keliling, dimana pedagang sayur tersebut memindahkan jamur tiram dari pasar ke lokasi rumah konsumen. Untuk aktifitas pembayaran, pengecer melakukan pembayaran secara tunai kepada penjual jamur tiram.

f. Supplier

Seorang supplier akan melakukan aktifitas pembelian dan penjualan

seperti pedagang pada umumnya, yakni melakukan pembelian dari produsen atau pedagang besar untuk kemudian dipasok ke lokasi penjualan seperti pasar swalayan atau supermarket. Fungsi fisik yakni aktifitas pengangkutan sudah tentu

dilakukan oleh supplier ini, sementara untuk fungsi fasilitas, supplier juga

melakukan standarisasi, yakni melakukan pembelian jamur tiram dengan

persyaratan tertentu. Sementara untuk pembayaran, umumnya supplier melakukan

pembayaran tunai baik kepada produsen maupun kepada pedagang besar yang menjual jamur kepadanya. Penanggungan resiko juga dilakukan mengingat kemungkinan jamur mengalami degradasi fisik dapat terjadi selama proses pengangkutan. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dan terperinci mengenai fungsi- fungsi serta aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh masing- masing lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran jamur tiram segar di Bogor, dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 7. Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan oleh Lembaga Pemasaran pada Setiap Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005

Saluran dan Lembaga Pemasaran

Fungsi Fungsi Pemasaran

Pertukaran Fisik Fasilitas

Jual Beli Angkut Simpan Kemas Resiko Bayar Grading Standar Saluran I. Produsen ü - ü - ü - - ü ü Saluran II. Produsen ü - - - - - - ü ü Pengumpul ü ü ü ü ü ü ü ü Saluran III. Produsen ü - - - ü - - ü ü Pengumpul ü ü ü - ü ü - - ü P. Besar ü ü - - ü ü - ü ü Saluran IV Produsen ü - - - - - - ü ü Pengumpul ü - ü - ü ü ü - - P. Besar ü ü - - ü þ ü ü ü P. Menengah ü ü - - ü þ ü ü ü Saluran V. Produsen ü - - - ü - - ü ü Pengumpul ü ü ü - ü ü - ü ü P. Besar ü - - - - - - ü þ P. Menengah ü ü - - ü þ ü ü ü P. Pengecer ü ü ü - ü þ ü - - Saluran VI. Produsen ü - - - ü - - -- ü P. Pengecer ü ü ü - ü ü ü - ü Saluran VII Produsen ü - - - ü - - ü ü Supplier ü ü ü - ü ü ü ü ü Supermarket ü ü - ü ü - ü - ü Saluran VIII Produsen ü - ü - ü - - - ü P. Besar ü ü - - ü ü ü - ü Supplier ü ü ü - ü ü ü - ü Supermarket ü ü - ü ü - ü - ü

Keterangan : ü : Melakukan Aktifitas tersebut

5.3. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar

Analisis perilaku pasar dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi terhadap proses transaksi (pembelian dan penjualan) jamur tiram segar yang terjadi di pasar maupun di produsen. Fokus yang diamati dalam saluran pemasaran jamur tiram ini adalah sistem penentuan harga dan sistem pembayaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat. Informasi yang didistribusikan antar lembaga pemasaran yang diamati dalam penelitian ini adalah berita mengenai harga, permintaan, sementara kerjasama yang diamati adalah kerjasama yang terjadi antara lembaga- lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran yang ada dalam usaha penentuan harga jamur tiram yang diperjualbelikan. Struktur pasar yang terjadi dalam pemasaran jamur tiram segar di Bogor dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Produsen dengan Pengumpul

Struktur pasar yang terjadi antara produsen jamur tiram dengan pengumpul cenderung mendekati struktur pasar persaingan sempurna. Hal ini dapat dilihat dari kebebasan produsen untuk menentukan pilihan apakah menjual ke satu pengumpul saja atau ke pengumpul yang lain. Bahkan mungkin saja produsen melakukan penjualan tidak melalui pengumpul tersebut. Dengan kata lain, produsen tidak terikat dalam melakukan penjualan kepada pihak pengumpul.

Pihak pengumpul juga tidak memiliki ikatan dalam melakukan pembelian dari produsen tertentu. Pengumpul dapat saja membeli jamur tiram dari beberapa produsen jamur yang bersedia menjual kepadanya. Meskipun terjalin hubungan kedekatan yang baik antara pengumpul dan produsen, namun tetap saja kedekatan

tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan jual beli produsen terhadap pengumpul.

Menge nai sifat produk yang diperjualbelikan, tidak ada perbedaan yang spesifik, misalnya dari segi warna, ukuran jamur, jumlah anakan, serta kondisi fisik jamur. Karena sifat produk yang homogen tersebut, maka pengumpul dapat dengan bebas melakukan pembelian dari produsen yang ada dan bersedia menjual jamurnya. Hambatan bagi produsen untuk memasuki pasar adalah pada segi modal, kapasitas produksi, serta kondisi lingkungan lokasi produksi yang sangat menentukan kualitas produksi jamur. Sementara itu, hambatan dari segi pengumpul untuk memasuki pasar ditentukan dari modal, kesediaan petani menjual jamurnya, serta kemampuan penetrasi pasar. Kemampuan penetrasi pasar menjadi masalah karena kadangkala pedagang besar di pasar memberikan harga yang kurang menguntungkan, sehingga pengumpul harus mencari pasar baru atau mencari pedagang besar lain jika ada.

Informasi mengenai harga dan kondisi pasar sangat terbuka diantara produsen dan pengumpul. Informasi mengenai kualitas jamur yang diminati konsumen, harga jual dan kuantitas yang ditransaksikan oleh pengumpul akan diberikan kepada produsen bila ditanyakan. Umumnya harga yang terjadi dilakukan berdasarkan kisaran harga yang terjadi di pasar terdekat atau pasar yang biasa dituju produsen. Apabila harga beli dinilai terlalu rendah, maka produsen dapat menolak menjual ke pengumpul. Sistem pembayaran yang terjadi diantara antara produsen dan pengumpul adalah secara tunai.

b. Produsen dengan Pedagang Besar

Struktur pasar yang terjadi antara produsen dengan pedagang besar mendekati struktur pasar oligopsoni, dimana dalam suatu pasar jumlah pedagang besar yang hanya beberapa orang saja mampu membeli dari banyak penjual (produsen) jamur tiram. Bagi produsen yang telah memasukkan jamur ke salah satu pedagang besar selama beberapa waktu, maka produsen tersebut tidak bisa menjual ke pedagang besar lainnya. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa produsen terikat dengan salah satu pedagang besar yang ada di pasar.

Mengenai sifat produk yang diperjual belikan, ada beberapa perbedaan kualitas jamur yang diterima pedagang besar. Walaupun cenderung homogen dari segi ukuran, dan bentuk, akan tetapi perbedaan kualitas akan nampak dari segi warna, tingkat kele mbaban atau kebasahan, serta kemulusan tudung. Perbedaan kualitas ini akan menentukan harga beli jamur dari produsen. Hambatan untuk memasuki pasar di tingkat pedagang besar adalah modal, kesediaan produsen untuk memasok jamurnya, serta tekanan-tekanan dari pedagang besar pesaing yang telah lebih dahulu ada di pasar tersebut. Tekanan-tekanan tersebut dapat berupa intimidasi dari pesaing baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembahasan mengenai tekanan dan intimidasi tidak dibahas disini karena beberapa macam intimidasi diantaranya bukan hal yang dapat dianalisis secara ilmiah.

Informasi mengenai harga dan kondisi pasar tidak terbuka diantara pedagang besar dengan produsen. Harga yang terjadi dapat berubah-ubah dalam waktu ke waktu tergantung waktu produsen memasok jamurnya. Apabila produsen memasok jamurnya kepada pedagang besar sebelum ada banyak

pasokan dari produsen lain, maka harga akan relatif tinggi. Sebaliknya, juka produsen memasok jamurnya ketika mendekati pagi, maka kemungkinan besar pedagang besar tersebut sudah cukup memiliki pasokan, dan harga dapat ditawar rendah. Sistem pembayaran antara produsen dengan pedagang besar adalah tunai, namun adakalanya beberapa pedagang besar menunda pembayaran hingga barang yang dipasok produsen habis atau tidak. Umumnya ini terjadi pada produsen yang baru memasok ke pedagang tersebut. Informasi mengenai jumlah permintaan disampaikan merata oleh pedagang besar ke setiap produsen yang memasoknya, dengan demikian setiap produsen akan memiliki gambaran yang cukup jelas mengenai peluan permintaan yang belum tercukupi.

c. Produsen dengan Pengecer

Struktur pasar yang terjadi antara produsen dengan pengecer mendekati struktur pasar persaingan sempurna, dimana dalam suatu pasar jumlah pengecer lebih banyak dari produsen dan produsen bebasr menjual ke pengecer mana saja. Akan tetapi tidak seluruh pengecer mau menerima langsung dari produsen karena khawatir akan berdampak buruk pada hubungan dengan pedagang diatasnya.

Tidak ada ikatan antara pengecer dengan produsen jamur dalam melakukan transaksi, dan produsen bebas menjual ke pengecer manapun yang bersedia menampung jamur produksinya.

Karena pengecer langsung membeli dari produsen, maka sifat produk menjadi homogen. Informasi mengenai harga dan kondisi pasar tidak terlalu terbuka antara produsen dan pengecer. Sama halnya dengan memasok ke pedagang besar, harga yang terjadi dapat berubah- ubah dalam waktu ke waktu

tergantung waktu produsen memasok jamurnya. Apabila produsen memasok jamurnya kepada pengecer sebelum pengecer membeli dari pedagang besar atau menengah, maka harga akan relatif lebih tinggi. Sebaliknya, jika produsen memasok jamurnya ketika mendekati pagi, maka kemungkinan besar pengcer tersebut sudah cukup memiliki pasokan, dan harga dapat ditawar rendah atau bahkan menolak membeli. Sistem pembayaran antara produsen dengan pengecer adalah tunai, dimana setiap transaksi yang terjadi langsung dibayar tunai.

d. Pedagang Besar dengan Pedagang Menengah

Struktur pasar yang terjadi antara pedagang besar dengan pedagang menengah mendekati struktur pasar oligopoli dan oligopsoni, dimana dalam suatu pasar beberapa pedagang besar menjual ke beberapa pedagang menengah. Adakalanya terdapat ikatan antara pedagang besar dengan pedagang menengah yang membeli jamur darinya.

Karena pedagang menengah membeli dari pedagang besar, maka sifat produk dapat menjadi tidak homogen. Adakalanya pedagang menengah juga membeli jamur berdasarkan perbedaan kualitas yang ditetapkan di pedagang besar. Informasi mengenai harga dan kondisi pasar terbuka antara pedagang besar dengan pedagang menengah. Tingkat harga terjadi berdasarkan kesepakatan antara kedua tingkat pedagang ini. Sistem pembayaran antara pedagang besar dengan menengah adalah tunai, dimana setiap transaksi yang terjadi langsung dibayar tunai. Akan tetapi ada pula pedagang menengah yang melakukan konsinyasi dengan pedagang besar, dengan sistem penitipan, maka uang akan

dibayarkan ke pedagang besar sejumlah jamur yang habis terjual saat waktu pasar berakhir, dan jamur yang tersisa akan dikembalikan.

e. Pedagang Menengah dengan Pengecer

Struktur pasar yang terjadi antara pedagang menengah dengan pengecer mendekati struktur pasar oligopoli, dimana dalam suatu pasar beberapa pedagang menengah menjual ke pengecer yang lebih banyak jumlahnya. Adakalanya terdapat ikatan antara pedagang menengah dengan pengecer yang membeli jamur darinya.

Hambatan masuk pasar bagi pengecer relatif mudah. Hambatan yang berarti hanya terletak pada modal untuk membeli barang dari pedagang yang lebih besar, dan juga kekuatan untuk mendapatkan lokasi berjualan. Untuk pedagang pengecer, umumnya tidak terlalu mempermasalahkan jumlah pesaing asalkan tidak merebut wilayah atau lokasi penjualan mereka. Informasi mengenai harga dan kondisi pasar terbuka antara pedagang menengah dengan pengecer. Tingkat harga terjadi berdasarkan kesepakatan antara kedua tingkat pedagang ini. Sistem pembayaran antara pedagang menengah dengan pengecer adalah tunai, dimana setiap transaksi yang terjadi langsung dibayar tunai. Akan tetapi ada pula pedagang menengah yang melakukan konsinyasi dengan pengecer. Dengan sistem konsinyasi ini, maka uang akan dibayarkan ke pedagang menengah saat waktu pasar berakhir sejumlah jamur yang habis terjual, dan jamur yang tersisa akan dikembalikan.

f. Pengumpul dengan Pedagang Besar

Struktur pasar yang terjadi antara pengumpul dengan pedagang besar adalah ologopsoni pada suatu pasar tertentu, dan mendekati pasar bersaing sempurna pada beberap pasar yang dituju. Dalam suatu pasar seorang pengumpul dapat menjual barangnya hanya ke beberapa pedagang besar. Apabila pengumpul menjual jamur ke pedagang menengah atau pedagang lain, maka akan menghilangkan kepercayaan yang telah terjalin dengan pedagang besar tersebut. Bila pengumpul sudah mendapat masalah dengan seorang pedagang besar, maka kemungkinan pengumpul tersebut mendapat masalah di pasar tersebut, dan harus mencari pasar lain.

Hambatan masuk pasar bagi pengumpul tidaklah sulit. Hambatan yang berarti hanya terletak pada modal untuk membeli jamur dari produsen, serta kemampuan kontinuitas pengiriman. Kontinuitas pengiriman menjadi masalah pokok karena akan mempengaruhi pedagang besar untuk memperkirakan jumlah pasokan serta harga jual jamur pada hari- hari berikutnya. Informasi mengenai harga dan kondisi pasar terbuka antara pengumpul dengan pedagang besar. Tingkat harga terjadi berdasarkan kesepakatan antara pengumpul dan pedagang besar. Sistem pembayaran antara pedagang menengah dengan pengecer adalah tunai, dimana setiap transaksi yang terjadi langsung dibayar tunai. Informasi mengenai jumlah permintaan yang dihadapi pedagang besar di sebuah pasar didistribusikan merata ke setiap pengumpul yang menasoknya. Dengan demikian akan muncul informasi mengenai peluang yang belum tercukupi di beberapa pasar.

g. Lembaga-Lembaga Pemasaran dengan Konsumen Akhir

Hubungan antara lembaga- lembaga pemasaran dengan konsumen akhir dilihat dari strukturnya mendekati pasar persaingan sempurna. Masing- masing lembaga pemasaran di pasar (selain produsen) menghadapi jumlah pembeli (konsumen akhir) yang jumlahnya lebih banyak. Harga yang terbentuk umumnya berlaku sama pada satu pasar tertentu dan tidak berbeda jauh antar pasar, kecuali antar pasar yang memiliki perbedaan jarak yang cukup jauh. Pembentukan harga terkait hanya pada tawar menawar, dan konsumen perorangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan harga di suatu pasar tertentu. Hubungan antara lembaga pemasaran dengan konsumen relatif tidak ada ikatan, hanya sebatas langganan tetap. Secara umum, tidak ada pertukaran informasi baik dalam segi permintaan, ataupun informasi lainnya antara konsumen dengan lembaga- lembaga pemasaran.

Harga jual jamur tiram segar juga dipengaruhi pertimbangan banyaknya pasokan pada hari tersebut, kondisi permintaan dan penawaran pada hari sebelumnya, kondisi cuaca pada saat pasokan, kondisi cuaca pada pagi hari saat transaksi dengan konsumen berlangsung, dan situasi antara jumlah persediaan dengan waktu pasar.

Apabila pada saat pagi hari cuaca hujan, maka sudah dipastikan harga jual jamur tiram di tangan konsumen akan turun. Karena kalau hujan, maka pasar akan tergenang dan konsumen enggan berbelanja ke pasar. Dengan demikian permintaan akan turun. Terlebih lagi jika hujan sudah turun dari malam sebelumnya, maka harga jual jamur akan turun drastis dari tingkat produsen, pedagang besar, hingga ke tingkat pengecer. Kondisi lain yang mempengaruhi

harga adalah situasi antara jumlah persediaan dengan waktu pasar. Bila hari semakin siang sementara jumlah persediaan jamur tiram di pedagang masih relatif banyak, maka harga akan turun, dengan kondisi sebagian jamur mengalami pelayuan

.

h. Kerjasama Antara Lembaga-Lembaga Pemasaran

Proses pembentukan harga pada saluran pemaran jamur tiram di Bogor lebih banyak ditentukan oleh lembaga pemasaran ya ng lebih tinggi serta memiliki jumlah jamur tiram yang lebih banyak. Fluktuasi harga yang terjadi dalam sebuah pasar juga selain faktor- faktor yang telah disebutkan, juga ditentukan oleh persaingan antara pedagang dalam satu pasar. Persaingan antara pedagang besar dalam satu pasar kadangkala berimbas ke persaingan di tingkat pedagang selanjutnya, juga kepada produsen. Persaingan dapat terjadi dengan penurunan harga yang cukup drastis, penyebaran anak buah untuk menangkap konsumen lebih banyak, hingga monopoli produsen dan pengumpul. Pada pihak-pihak yang berseteru, nyaris tidak ada kerjasama dalam penyebaran informasi mengenai harga dan juga permintaan, bahkan juga tidak ada kerjasama dalam saluran pemasaran jamur tiram ini.

Fluktuasi harga yang cukup besar juga terjadi saat hari- hari raya seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan juga Hari Kemerdekaan RI. Pada hari- hari tersebut sebagian pedagang, terutama pengecer dan tukang sayur, tidak berjualan karena pulang kampung, dan membuat harga jual jamur tiram turun drastis. Untuk permintaan terbanyak tidak daapat diprediksi dengan baik, karena

lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat mengakui bahwa selama ini permintaan jamur tiram relatif stabil tanpa ada lonjakan permintaan pada waktu-waktu tertentu.

Dokumen terkait