• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Utilitas Bangunan 1. Analisis Sistem Plumbing

commit to user b. pemilihan bahan

JL.   ADI   SUCIPTO

J. Analisis Sistem Utilitas Bangunan 1. Analisis Sistem Plumbing

Berdasarkan analisis desain bentuk bangunan, maka akan diterapkan sistem sub-struktur yang berupa:

Pondasi Bor Pail

Dengan dasar pertimbangan:

Sesuai untuk penerapan pada bangunan berlantai banyak Baik untuk menahan beban yang besar, terlebih lagi beban gempa

Merupakan perpaduan sistem struktur yang tepat dengan struktur rangka

J. Analisis Sistem Utilitas Bangunan 1. Analisis Sistem Plumbing

a. Jaringan Air Bersih Dasar pertimbangan:

• Kebutuhan akan air bersih

• Kemudahan sistem operasi dan perawatan • Hemat biaya

• Didapat dari sumber; PDAM/PAM

Analisa:

Up Feed Distribution: Kelebihan:

• Distribusi air melimpah

• Tekanan air yang sama untuk tiap lantai Kekurangan:

commit to user

 

• Boros; pompa bekerja terus menerus

• Jika terjadi kerusakan pada pompa, distribusi air terhenti • Down Feed Distribution

Kelebihan:

• Hemat; pompa tidak bekerja terus menerus

• Jika terjadi kerusakan pada pompa, distribusi air masih berjalan hingga persediaan di tangki habis

Kekurangan:

• Tekanan air pada tiap lantai tidak sama

Sumber: Bahan Mata Kuliah Utilitas, Ir. Hari Yuliarso,MT

Hasil:

Dari dua sistem distribusi air di atas, dipilih distribusi dengan sistem down feed untuk berbagai macam kebutuhan air bersih di dalam bangunan seperti:

- Air minum

- Kebutuhan lavatory

- Sitem pemadaman api (kebakaran) - Servis; Penyiraman tanaman

b. Jaringan Air Kotor Dasar pertimbangan:

- Pembuangan air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, dan mengganggu penciuman serta visual

- Memelihara sumber air tanah Analisis:

commit to user

 

Air kotor yang mengalir melalui bangunan dapat dibedakan menjadi:

- Air bekas lavatory/Toilet; yang berasal dari toilet maupun wastafel, dengan jenis kotoran padat maupun cair, serta berupa lemak

- Air bekas penyiraman tanaman yang berada di dalam bangunan (inner court)

- Air hujan yang berasal dari atap, sehingga harus dibuang ke bawah.

Air kotor tersebut harus dialirkan melalui shaft (pipa) menerus yang dapat meneruskan air buangan untuk mencapai bak kontrol yang kemudian dibuang menuju ke roil kota

Hasil:

- Air kotor bekas wastafel dan toilet dibuang melalui shaft, kemudian dialirkan ke bak kontrol melalui penyaring lemak ataupun langsung menuju septic tank (kotoran padat)

- Air bekas penyiraman tanaman dan air hujan dialirkan langsung ke bak kontrol, menuju ke riol kota

2. Analisis Sistem Jaringan Listrik Dasar pertimbangan:

• Pemenuhan seluruh kebutuhan listrik (penerangan, AC, komputer, dll) di dalam bangunan

• Kelancaran distribusi dari sumbernya

• Efektivitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan Analisis:

Macam sumber listrik pada bangunan: PLN

Kelebihan:

Daya listrik besar Biaya murah

commit to user

 

Kekurangan:

Terkadang terjadi pemadaman mendadak Voltage tidak stabil

Generator Set (Genset) Kelebihan:

Dapat digunakan kapan saja

Tegangan yang dikeluarkan dapat diatur Kekurangan:

Biaya pengadaan dan perawatan cukup besar Hasil:

Dari analisis sumber di atas, diambil keluaran bahwa kedua sumber tersebut dapat digunakan bersamaan dan saling melengkapi. Listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah automatic transfer dengan sistem ATS, yaitu suatu alat transfer yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN padam.

3. Analisis Persyaratan Ruang i. Penghawaan

Dasar pertimbangan:

Kenyamanan udara dalam ruang

Kebutuhan AC yang disesuaikan dengan ruang Respon iklim dan lingkungan

Keefektivan dan keefisienan penggunaan Analisis:

Terdapat beberapa jenis penghawaan

Jenis (+) (-) A.l.a.m.i. . .

Jendela dan bukaan

Hemat listrik Tidak dapat diatur dg presisi Lebih sehat bagi

paru-paru dan

Debu juga ikut masuk

Gambar IV.

commit to user

 

kulit Ramah lingkungan

Noise dari luar ikut masuk B.u.a.t.a.n. . . AC Central Scope pelayanannya besar Apabila kalor besar, kapasitas AHU juga harus besar Udara segar terdistribusi secara meratake beberapa zone dan dapat dikontrol

Jika pusat mati, keseluruhan area penghawaan akan terkena AC Split Kondisi penghawaan tiap ruang tidak saling terkait Scope pelayanan kecil

Exhaust Fan Membantu

pembuangan dan pergantian udara kotor Biasa digunakan pada area servis, beban kalor besar Hasil:

Berdasarkan data dan analisa penghawaan tersebut, digunakan penghawaan dengan sistem:

Penghawaan alami; sebagai sistem penghawaan yang ramah lingkungan dan hemat. Digunakan pada bagian ruangan yang tidak memerlukan kekedapan suara yang tinggi (misalkan: area santai)

AC Central; sebagai sistem penghawaan yang mudah diatur Exhaust Fan; dipergunakan pada area servis; toilet, dapur, parker basement.

ii. Pencahayaan Dasar pertimbangan:

Tabel IV.22. Jenis-Jenis Penghawaan

commit to user

 

Kebutuhan akan penerangan untuk melakukan aktivitas normal

Kebutuhan penerangan untuk ruangan tertutup Kebutuhan penerangan untuk penambah estetika Analisis:

Macam Pencahayaan

Sumber (+) (-)

A.l.a.m.i. Matahari; melalui

jendela, skylight, ventilasi Hemat biaya Diperlukan oleh vegetasi di dalam bangunan Menimbulkan masalah panas dan silau

B.u.a.t.a.n. Berbagai jenis

lampu; wall, ceiling, spot light, dsb Penunjang aktivitas malam hari Pemberi karakter & suasana Menunjang estetika bangunan Biaya pengadaan tinggi Biaya perawatan cukup tinggi

Sumber: Bahan Mata Kuliah Fisika Bangunan

Hasil:

Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka pencahayaan yang akan diterapkan ialah:

- Pencahayaan alami; dengan penggunaan bukaan-bukaan yang berupa ventilasi pada area dimana dipergunakan sebagai area santai, luas (hall), terdapat vegetasi. Untuk mengurangi panas dan glare, dipergunakan desain yang mampu mengurangi panas dan glare, missal menggunakan

clerestosis atau menerapkan desain dengan menggunakan

secondary skin.

- Pencahayaan buatan; dengan penggunaan lampu penerangan biasa, pada ruangan-ruangn yang dipergunakan untuk fungsi-fungsi umum. Penggunaan spot light pada area

Tabel IV.23. Jenis-Jenis Pencahayaan

commit to user

 

pameran, galeri, dan museum. Wall light dan down light

sebagai pemberi karakter ruangan dan bangunan.

4. Analisis Terhadap Bahaya Kebakaran Dasar pertimbangan:

Keselamatan pengguna bangunan Kecepatan evakuasi bangunan

Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran Pemilihan alat pemadam kebakaran yang efektif Analisis:

Peralatan pemadam kebakaran dapat dibedakan menjadi: Sistem deteksi awal (fire-alarm system)

Sistem ini memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam. Cara kerjanya dapat secara otomatis atau semi otomatis. Terdiri atas detector asap (smoke detector) dan detector panas (heat detector)

Sistem Semi Otomatis

Sistem Otomatis

   

  Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, MT

Smoke detector memiliki kepekaan yang tinggi dalam mendeteksi asap dalam suatu ruangan. Angka 4% asap/m2 dalam sebuah ruang akan secara otomatis membunyikan alarm.

Api Detector Panel

Alarm Diaktifkan oleh manusia Sistem Start Pemadam Aktif

Api Detector Panel

Alarm Sistem Start Pemadam Aktif Bagan IV.15. Sistem Pemadam Kebakaran

commit to user

 

Sedangkan alat pendeteksi panas juga akan membunyikan alarm dan sprinkler jika terjadi kenaikan suhu 10%/menit atau suhu ruang 600.

Sistem pemadam kebakaran: - Fire Extinguisher

Berupa tabung pemadam kebakaran yang berisi gas CO2, yang diletakkan ditempat-tempat strategis dan mudah dilihat - Hydrant

Berupa kran air danselang panjang yang fleksibel dan diletakkan di dekat alarm kebakaran

- Sprinkler Otomatis

Merupakan alat pemadam kebakaran yang berupa penyemprot, yang memancarkan air secara pengabutan dan bekerja secara otomatis apabila terjadi suatu tanda kebakaran. Memiliki jarak jangkauan + 4,6 m.

- Dry Chemical

Memiliki jarak jangkauan pemadaman + 9 m dan dipasang di langit-langit ruangan. Bekerja secara otomatis dengan menyemprotkan bahan dry chemical apabila suhu ruangan mencapai 720.

Sistem Keamanan Bangunan:

Merupakan rangkaian sistem evakuasi bangunan yang terdiri dari:

- Tangga darurat menuju ke luar bangunan - Penggunaan bahan yang tidak mudah terbakar - Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur

- Perletakan pada setiap lantai denah bangunan, letak alat pemadam kebakaran, tangga darurat, dan entrance.

- Tanda kebakaran secara visual untuk pengunjung yang menderita kelainan pendengaran

commit to user

 

Hasil:

Berdasarkan data dan analisa, maka dipergunakan: - Sistem penanda kebakaran otomatis

- Sitem pemadam kebakaran; fire extinguisher, sprinkle, hydrant

- Sistem keamanan bangunan yang lengkap; tangga darurat dan tanda bahaya (gambar)

5. Analisa Penangkal Petir Dasar pertimbangan:

- Kamanan bangunan secara teknis tanpa mengabaikan penampilan bangunan

- Ketahanan mekanis dan juga terhadap korosi - Bentuk dan ukuran banguann yang dilindungi - Ekonomis

- Kemudahan pengadaan dan perawatan

Analisa:

Penangkal petir yang biasa digunakan ialah sistem Faraday, yang berupa tongkat sepanjang 50 cm dipasang di atas atap dan diisolasi agar tidak mengalirkan listrik ke dalam bangunan. Listrik yang ditangkap tongkat dimasukkan ke dalam tanah sedalam 2-6m.

Hasil:

Difungsikannya penangkal petir yang dipasang diatap tertinggi agar dapat menangkap aliran listrik yang berasal dari petir untuk diteruskan ke tanah tanpa merusak penampilan fisik bangunan.

6. Analisa Telekomunikasi dan Tata Suara Dasar pertimbangan:

commit to user

 

- Kebutuhan akan komunikasi dalam dan luar bangunan - Tata suara yang menunjang aktivitas di dalam bangunan - Kemudahan perawatan dan operasional

Analisis:

Sistem Telekomunikasi Sistem Tata Suara

Terdiri atas:

- Sistem telekomunikasi internal yang berupa intercom untuk menghubungkan komunikasi antar ruang tertentu dalam bangunan

- Sistem telekomunikasi dari TELKOM yang dapat digunakan untuk panggilan ke luar bangunan

- Berupa pengeras suara yang berfungsi untuk menyuarakan informasi kepada pengunjung bangunan

Hasil:

- Menggunakan sistem telekomunikasi yang dapat digunakan sebagai intercom dan sebagai komunikasi dengan pihak lain di luar bangunan

- Menggunakan sistem tata suara diperuntukkan

menginformasikan seseuatu kepada khalayak ramai yang sedang mengunjungi bangunan sehingga informasi dapat tersiar dengan cepat dan merata.

7. Analisis Sistem Transportasi Vertikal Dasar pertimbangan:

- Kemudahan, keamanana, kenyamanan bangunan - Efisiensi waktu dan tenaga

Analisis:

Jenis Kelebihan Kekurangan

Eskalator -Dapat memindahkan banyak pengguna dalam sekali jalan - Mudah digunakan

- Tidak dapat diakses untuk pengguna kursi roda

Tabel IV.24.

commit to user

 

-Tidak membutuhkan waktu tunggu

-Dapat digunakan untuk bangunan bertingkat rendah sebagai penghubung antar lantai Elevator - Dapat digunakan untuk

penyandang cacat fisik - Dapat digunakan sebagai penambah estetika interior

- Biaya pengadaan dan perawatan tinggi

Tangga - Murah

- Sebagai akses alternatif apabila listrik padam/escalator dan elevator rusak

- Tidak cocok digunakan pada bangunan bertingkat tinggi sebagai akses utama

Ramp -Dapat memindahkan banyak

pengguna dalam sekali jalan - Mudah digunakan oleh pengguna kursi roda

- Tidak membutuhkan waktu tunggu

- Dapat digunakan untuk bangunan bertingkat rendah sebagai penghubung antar lantai

- Membutuhkan luasan yang lebih besar dalam pemasangannya

Hasil:

Bangunan akan menggunakan sistem transportasi pengunjung berupa tangga dan lift, serta tangga darurat sebagai akses darurat menuju ke luar bangunan apabila terjadi bahaya gempa maupun api.

Tabel IV.25.

commit to user

   

BAB V