• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user b. pemilihan bahan

TINJAUAN MAKRO KOTA SOLO

III.2. SOLO DAN KARTUN-ANIMASI

Selain sebagai Kota Budaya dan kota bisnis, ternyata Solo juga merupakan kota seni. Terbukti dengan hidupnya pembuatan batik secara turun temurun di Daerah Laweyan dan Kauman. Dari segi pendidikan seni, Solo memiliki sebuah institut seni, yakni ISI (Institut Seni Indonesia) yang terletak di sebelah Universitas Sebelas Maret Solo. Pada ISI tersebut, terdapat berbagai macam kesenian yang dipelajari; dari seni gambar, tari, perfilman, dan sejenisnya.

Apabila dicermati lebih jauh, ternyata sebenarnya tak hanya kesenian-kesenian formal saja yang terdapat di Solo. Seni yang merupakan hobi hingga menjadi lahan pencaharian pun juga ada. Salah satunya ialah seni membuat gambar, lebih spesifiknya, seni pembuatan gambar kartun.

Kartun sendiri merupakan suatu art (seni) yang sangat dikenal dalam dunia

internasional dan mendunia sejak Disney memperkenakan karya mereka

kepada publik melalui Animasi sederhananya; Mickey Mouse.

Walaupun terlihat lesu atau mati, tetapi secara tak tereksploitasi, keeksistensian dan perkembangan kartun di Solo masih tetap ada hingga sekarang sejak era 80-an. Namun, karena kurangnya apresiasi masyarakat luas, dan kurangnya daya dukung pemerintah yang didapatkan oleh kesenian pembuatan kartun di Solo ini, maka perkembangannya antara hidup dan mati. Banyak dari perkumpuan-perkumpulan kartun yang lahir dan kemudian hanya berkumpul di rumah para ketua, sedangkan kegiatannya hanya biasa saja dan seadanya. Hanya sedikit sekali kegiatan inovatif dan segar yang bermunculan.

Sebenarnya, kemunculan perkumpulan kartun di Solo sendiri dimulai sejak tahun 1984. Muncul perkumpulan kartunis di Solo; Paguyuban Kartunis Solo (PAKARSO), pada 1994 muncul perkumpulan Solo Kartunis (Sloki) yang ketuanya berasal dari jebolan PAKARSO. Hingga saat ini, Sloki memiliki 15 kartunis yang telah berpengalaman. Perkumpulan kartunis Solo yang telah lahir hingga sekarang ialah Bengkel Qomik, Studio Sempit, Studio TAwon, Ontong Abung, dll. Yang paling baru ialah munculnya KOMISI (Komunitas Komik ISI) yang berusaha memicu gairah dunia

komik dan animasi di Solo yang diketuai oleh Arum Mekar Sari (dari ISI) dan sejumlah komikus dari luar ISI.

Apakah festival atau event yang telah diikuti maupun diselenggarakan oleh perkumpulan kartunis Solo tersebut? Apakah mereka hanya pasif dan hanya berkarya sebagai hobi?

III.2.1. Event Kartun dan Animasi di Solo

Selama beberapa tahun terakhir ini, sepertinya gelora semangat para kartunis dan animator Solo semakin meluap seiring dengan munculnya berbagai kartun dan animasi negara lain yang dapat dengan mudahnya dapat diterima oleh konsumen Indonesia.

Terbukti dengan diadakannya beberapa event yang mengambil lokasi

di Kota Solo, seperti; Festival Komik dan Animasi Tingkat Nasional di Taman Budaya Jawa Tengah pada Oktober 2009, Diadakannya Pameran Kartun Nasional di Monumen Pers Solo dengan tema ‘Indonesia dalam Kartun’ yang diadakan oleh PAKARTI (komunitas kartun Indonesia) pada 12-17 Desember 2009, diadakannya Gerak Komunitas di Gesung Kesenian Solo pada 14 Mei 2010 yang bertemakan tentang komik dengan mengundang para anggota KOMISI Solo. Kemungkinannya, pada Februari 2011 akan diadakan event ANIMASIONAL di Universitas Sebelas Maret Solo. Kemudian, acara yang akan datang ialah perkumpulan pecinta animasi di Omah Sinten Solo pada 4 Maret 2011. Dengan banyaknya event kartun dan animasi yang telah dan akan diselenggarakan, membuktikan bahwa para kartuni dan animator dari luar dan dalam

Solo masih terus hidup dan menjadikan Kota Solo sebagai basecamp

rutin untuk berkumpul dan berbagi ide.

Lalu, prestasi apa yang pernah ditorehkan oleh para kartunis

Solo? Para kartunis Solo pernah menjadi peserta dalam event

Exhibition yang digelar di Kyoto dan Jakarta pada Juli-Agustus 2010, yang diikuti oleh 8 kartunis asal Solo.

Hal ini semakin membuktikan bahwa perkumpulan kartunis di Solo memiliki nyawa dan gairah untuk terus hidup dan berkembang, serta menunjukkan keeksistensian diri mereka tidak hanya di mata nasional, tetapi juga internasional.

III.2.2. Potensi Animasi untuk Berkembang di Solo

Animasi di sini tidak hanya terfokus pada kegiatan animasi untuk pembuatan film, tetapi juga kegiatan pembuatan animasi untuk

game, pertelevisian, dan sebaga sarana pendidikan. Adapun

potensi-potensi animasi kategori tersebut di wilayah Solo ialah:

a. Terdapat pendidikan animasi formal dan non-formal yang membuka program studi terkait dengan animasi. Sebagian besar tempat pendidikan animasi yang diajarkan berupa animasi 2D dan 3D yang menggunakan komputer.

Berikut merupakan lembaga pendidikan dan program studi yang diajarkan di Solo (formal dan non-formal):

Lembaga Pendidikan Program Studi

1. Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS

Desain grafis dan animasi

2. Jurusan Arsitektur UNS 3Ds Max

3. ASDI Desain grafis dan animasi

4. Design Digital School (DDS)

Desain grafis dan animasi

5. Alfa Bank Desain grafis

6. Visi Media College Desain grafis dan 3D

animasi

Tabel III.1

Dengan seringnya beberapa tempat kursus mengadakan seminar tentang komputer grafis dan animasi 3D, di sekolah maupun kampus, diharapkan dapat menarik minat para generasi muda untuk mencintai dunia animasi. b. Terdapat banyaknya pecinta animasi terutama mahasiswa

yang mulai menciptakan animasi secara independen.

Berdasarkan Harian Kompas, 1 November 2002 yang berjudul Tertarik karena Komik, menyebutkan bahwa maraknya komik-komik Jepang, Amerika, dan Indonesia, menarik minat para remaja untuk mendalami animasi, karena biasanya, para penggemar animasi ialah juga penggemar komik.

Diluncurkannya komik Street Soccer oleh Bengkel Qomik, pada acara Solo Berkomik 2004, dan diselenggarakannya acara bertema komik dan animasi pada 2005.

Pemutaran film animasi pendek karya dua orang pecinta animasi yang berjudul Arjuna yang berdurasi 15 menit dalam acara Bengawan Solo Fair di Pura Mangkunegaran pada awal Oktober 2005.

Dari beberapa fenomena ini, telah membuktikan bahwa sebenarnya telah banyak bibit-bibit potensial untuk mengembangkan dunia desain grafis dan animasi di Solo. c. Kota Solo pernah tercantum dalam jadwal road show 13

kota pemutaran film Homeland beberapa waktu lalu dan pemutaran film tersebut di Taman Budaya Jawa Tengah Solo mendapat sambutan yang cukup hangat oleh masyarakat luas.

d. Keberadaan game center yang yang bertebaran dan terus muncul di Solo dapat menumbuhkan bibit pecinta animasi

dari kalangan gamers, karena para gamers fanatik biasanya tertarik untuk mendalami animasi.

III.2.3. Kendala Animasi dan Kartun di Solo

Walaupun memiliki potensi yang cukup besar, terdapat pula kendala dalam dunia peranimasian di Solo, yakni:

a. Belum adanya sekolah animasi yang memfasilitasi pembelajaran animasi secara totalitas.

b. Masih belum adanya wadah khusus bagi para kartunis dan animator di Solo untuk memfokuskan kegiatan mereka dengan penggarapan yang sempurna.

c. Masih kurangnya apresiasi masyarakat luas khususnya Solo terhadap kartun dan animasi lokal sehingga kurangnya apresisasi masyarakat ini mengakibatkan kurangnya dukungan pemerintah dan investor untuk membantu pendanaan dan promosi.

III.2.4. Kebutuhan Keberadaan Bangunan Anima-toon Space di Solo

Adapun perwadahan yang diperlukan oleh para kartunis dan animator dalam berkarya, selain harus fungsional, memberikan kenyamanan, serta membangkitkan semangat kerja dan kreativitas, bangunan tersebut juga harus memiliki kesinambungan dengan lingkungan sekitar yang ditempati. Kesinambungan tersebut dapat secara fisik maupun fungsi bangunan terhadap aspek luar bangunan.

Dalam konteks desain anima-toon space ini, kesinambungan dengan lingkungan luar bangunan dari segi fisik yakni dari tampilan luar bangunan. Sesuai dengan konsep awal, tampilan luar bangunan (gerak) anima-toon space ini dibuat dari susunan bentuk persegi yang diatur agar terlihat dinamis. Mengapa persegi? Bentuk persegi

ini diambil agar menyesuaikan dengan bangunan-bangunan bentukan sederhana (permukiman) yang berada di sekitarnya, yakni memiliki bentuk persegi. Sedangkan untuk material dan warna menyesuaikan seperti bangunan joglo yang sebagian besar terbuat dari kayu dan berwarna cokelat; menyesuaikan dengan konsep romantik bangunan yang terdapat di Kota Solo (yakni bahwa walaupun disuguhkan sebuah bangunan modern, diharapkan masyarakat dapat tetap ‘mengingat’ bangunan asli Solo).

Sedangkan kesinambungan dalam hal fungsi luar bangunan dengan lingkungan sekitar yakni bangunan tersebut memiliki penataan landscape yang menyesuaikan penataan masa bangunan (sesuai dengan konsep landscape pada karakter ekspresionis yang menomorsatukan kesinambungan dengan masa yang dikelilinginya sehingga dapat menyatu dengan tatanan masa tersebut).

commit to user

 

BAB IV

PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN