• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Stakeholders

Untuk menilai kebijakan pengembangan pasar tradisional, diperlukan suatu analisis stakeholders yang terkait dengan kebijakan tersebut. Analisis stakeholders adalah sebuah proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi secara kualitatif untuk menentukan kepentingan siapa yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan atau menerapkan suatu kebijakan atau program (Schmeer, 2007). Stakeholders dapat diartikan sebagai individu, kelompok atau lembaga yang kepentingannya dipengaruhi oleh isu atau pihak yang tindakannya secara kuat mempengaruhi isu. Stakeholders dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan besar kecilnya pengaruh atau kepentingan terhadap suatu kebijakan yaitu:

a. Stakeholders utama, mempunyai pengaruh yang lemah terhadap lahirnya suatu kebijakan/keputusan tetapi kesejahteraan mereka sangat penting dipertimbangkan bagi pengambil kebijakan/keputusan. Dalam hal ini adalah

masyarakat yang berada di sekitar areal yang akan dikembangkan serta pihak lain yang memanfaatkan wilayah tersebut.

b. Stakeholders sekunder (tingkat kedua), yaitu mereka yang mempengaruhi keputusan/kebijakan pada saat kebijakan dibuat (pembuat kebijakan) dan pihak yang terkait dengan implementasi kebijakan tersebut. Pada program pengembangan pasar tradisional ini, yang menjadi stakeholders sekunder adalah pihak pemerintah daerah atau pihak swasta.

c. Stakeholders eksternal, adalah individu atau grup yang dapat menggunakan pengaruhnya misalnya dengan melakukan lobi kepada pembuat keputusan. Yang digolongkan pada stakeholders eksternal adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerhati lingkungan (Brown et al., 2001 dalam Dharmayanti, 2006).

Langkah-langkah dalam melakukan analisis stakeholders yaitu : 1. Membuat tabel stakeholders (Tabel 4)

• Membuat daftar semua stakeholders yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh program.

• Menuliskan kepentingan stakeholders (yang tertutup maupun terbuka) dalam kaitannya dengan program dan tujuannya. Kepentingan stakeholders mengacu pada motif dan perhatian mereka pada kebijakan atau program.

• Menuliskan kepentingan utama stakeholders minimal dua.

• Menuliskan sikap stakeholders terhadap kebijakan atau program. Sikap mengacu pada reaksi utama dari berbagai stakeholders dalam memutuskan pandangan terhadap kebijakan.

3 = sangat mendukung/menyetujui 2 = cukup mendukung/menyetujui 1 = netral

-2 = cukup menentang/menolak -3 = sangat menentang/menolak

• Membuat penilaian awal tentang tingkat kekuatan dan pengaruh dari masing-masing stakeholders. Kekuatan stakeholders mengacu pada kuantitas sumberdaya yang dimiliki stakeholders yaitu sumberdaya manusia (SDM), finansial dan politik.

• Menentukan nilai tingkat kekuatan stakeholders dengan kriteria SDM, finansial dan politik di mana :

5 = sangat kuat; 4 = kuat; 3 = rata-rata; 2 = lemah; 1 = sangat lemah • Menentukan tingkat pengaruh yaitu jumlah dari tingkat kekuatan (SDM +

finansial + politik) dari masing-masing stakeholders.

• Menentukan nilai total yaitu perkalian antara sikap dengan pengaruh untuk setiap stakeholders.

• Memutuskan kebutuhan keterlibatan stakeholders dalam kebijakan atau program, di mana jika total < 10 maka stakeholders dapat diabaikan, dan jika total > 10 maka stakeholders harus dilibatkan dalam kebijakan atau program. • Menentukan tingkat keterlibatan stakeholders. Untuk analisis ini, stakeholders

dibagi dalam tiga grup yaitu :

Grup 1 dengan total = 10 – 20 maka stakeholders akan menjadi pihak penerima informasi.

C (KEEP SATISFIED) *1 *4 *6 B (MANAGE CLOSELY) *2 D (MONITOR) *7 *8 A (KEEP INFORMED) *3 Tinggi Tingkat Pengaruh Tinggi Rendah Tingkat Kepentingan * Stakeholders Sumber: DFID (2006)

Gambar 2. Matriks Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders

Grup 2 dengan total = 20 – 30 maka stakeholders akan menjadi pihak pemberi pertimbangan.

Grup 3 dengan total > 30 maka stakeholders merupakan pihak pengambil keputusan kebijakan.

Tabel 4. Analisis Stakeholders

Kriteria Evaluasi Keputusan

Kekuatan

Stakeholders

Kepentingan Sikap

SDM Finansial Politik Pengaruh Total Keterlibatan

Tingkat Keterlibatan

Sumber: Abdrabo dan Hassaan (2007)

2. Identifikasi partisipasi stakeholders yang tepat (lihat Gambar 2).

• Membuat ringkasan matriks partisipasi untuk mengklarifikasi peranan yang harus dilaksanakan oleh semua stakeholders pada berbagai tahapan siklus program.

• Membahas bersama stakeholders mengenai peranan yang harus mereka lakukan, sehingga diketahui posisinya bila ditempatkan dalam matriks.

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan keterangan sebagai berikut : Kotak A :

Pihak yang sangat penting bagi kebijakan, tapi pengaruhnya rendah. Mereka membutuhkan inisiatif khusus jika ingin melindungi kepentingan mereka. Pihak ini harus terus diberikan informasi yang cukup mengenai kebijakan serta meyakinkan mereka bahwa tidak ada masalah besar yang timbul. Pihak ini seringkali sangat berguna bagi proses penyusunan kebijakan secara terperinci. Kotak B :

Pihak yang sangat penting bagi kebijakan, tapi juga sangat penting bagi pencapaian keberhasilan. Penyusun kebijakan dan donor perlu membina hubungan kerja yang baik dengan para pihak ini untuk memastikan adanya dukungan terhadap program. Stakeholders yang termasuk pihak ini harus dilibatkan secara penuh dalam setiap proses maupun penerapan kebijakan.

Kotak C :

Pihak yang berpengaruh besar, karena dapat mempengaruhi hasil kebijakan, tapi tidak memiliki minat terhadap kebijakan. Usaha nyata diperlukan untuk membuat mereka tetap puas dengan hasil kebijakan.

Kotak D :

Pihak yang berada pada prioritas rendah, tapi membutuhkan monitoring dan evaluasi yang terbatas. Mereka tidak mungkin menjadi subyek kebijakan.

Tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda dari masing-masing stakeholders memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan kebijakan pengembangan pasar tradisional. Dalam kondisi yang ideal seharusnya stakeholders yang memilki tingkat kepentingan yang tinggi, maka akan memiliki

pengaruh yang tinggi pula terhadap pelaksanaan kebijakan, begitu juga sebaliknya. Sehingga penyebaran stakeholders dalam matriks akan membentuk garis diagonal (DFID, 2006).

Analisis stakeholders dilakukan dengan cara mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan pengembangan pasar tradisional. Pihak-pihak yang terlibat dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor yaitu pedagang, Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kota Bogor, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bogor, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor, Dinas Tata Kota dan Pemukiman (DTKP) Kota Bogor dan pihak pengelola pasar baik swasta maupun UPTD.

Pada penelitian ini dibatasi untuk mengkaji tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholders di atas, karena stakeholders tersebut memiliki kepentingan yang nyata terhadap kebijakan pengembangan pasar tradisional dan memiliki pemahaman yang tinggi terhadap kebijakan. Selain itu terdapat beberapa stakeholders yang terkait seperti masyarakat konsumen, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial. Stakeholders ini tidak dimasukkan dalam kajian penelitian karena kepentingannya terhadap kebijakan pengembangan pasar tradisional tergolong rendah sekali serta stakeholders ini bukan merupakan pihak yang benar-benar memahami kebijakan pengembangan pasar tradisional.