9.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa stakeholders yang terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor, yaitu Bapeda, Disperindagkop, masyarakat pedagang, UPTD, pengelola swasta, Dispenda, DLHK dan DTKP, dengan kondisi sebagai berikut :
• Stakeholders yang memiliki pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah Bapeda dan Disperindagkop.
• Masyarakat pedagang dan UPTD memiliki kepentingan tinggi namun pengaruhnya rendah.
• Dispenda, DLHK dan DTKP memiliki kepentingan yang rendah dan pengaruh yang tinggi.
• Pengelola pasar swasta memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh rendah. 2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan
pengembangan pasar tradisional tidak mencapai keberhasilan yang disebabkan karena :
• Proses penyusunan dan perencanaan kebijakan yang kurang tepat sehingga menyebabkan implementasinya yang kurang tepat pula.
• Kriteria utama yang menyebabkan proses pembuatan kebijakan pengembangan pasar tradisional kurang tepat yaitu keterlibatan stakeholders dan proses penyusunan kebijakan pengembangan pasar tradisional yang benar.
• Kriteria utama yang menyebabkan penerapan kebijakan pengembangan pasar tradisional kurang tepat yaitu penerapan perencanaan pengembangan pasar tradisional secara efektif dan efisien.
• Hasil analisis stakeholders menunjukkan bahwa tidak semua stakeholders yang berkepentingan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional dilibatkan dalam proses perencanaan dan penerapan kebijakan. Sehingga adanya kegagalan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional disebabkan karena tidak dilibatkannya seluruh stakeholders yang berkepentingan terhadap kebijakan ini.
3. Strategi pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor yang diolah dengan analisis PHA menunjukkan bahwa :
• Aspek yang paling penting dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional secara berurutan yaitu aspek ekonomi, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek teknis.
• Kriteria-kriteria yang penting dalam aspek ekonomi secara berurutan yaitu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan pedagang dan masyarakat dan meningkatkan PAD.
• Kriteria-kriteria yang penting dalam aspek manajemen secara berurutan yaitu penataan dan pembinaan PKL, meningkatkan manajemen pengelolaan pasar tradisional secara profesional, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan membentuk pasar tradisional menjadi usaha yang efisien.
• Kriteria-kriteria yang penting secara berurutan dalam aspek sosial yaitu terciptanya kondisi pasar yang aman, nyaman dan bersih bagi konsumen,
menciptakan pasar yang berdaya saing sehingga lebih kompetitif dan mengurangi potensi konflik dengan masyarakat.
• Kriteria-kriteria yang penting secara berurutan dalam aspek teknis yaitu peningkatan sarana dan prasarana pasar dan kondisi fisik pasar yang lebih bersih dan rapi.
• Prioritas alternatif strategi dalam pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor yaitu pembentukan PD. Pasar, pemberdayaan pedagang dan pengelola pasar, pendistribusian PKL ke pasar-pasar yang telah dibangun, pembangunan pasar lingkungan, menjalin kemitraan dengan UKM dan koperasi, pemberian bantuan kredit dan pembentukan forum komunikasi.
9.2. Saran
1. Pemerintah sebaiknya baik dalam proses penyusunan maupun pelaksanaan kebijakan melibatkan seluruh stakeholders yang benar-benar memiliki kepentingan terhadap kebijakan.
2. Untuk meningkatkan kekuatan pengaruh dari masyarakat pedagang maka perlu dibentuk suatu asosiasi atau paguyuban pedagang untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam proses pengambilan keputusan kebijakan.
3. Pemerintah seharusnya melaksanakan suatu studi kelayakan sesuai dengan kondisi riil di lapangan sebelum menyusun suatu perencanaan kebijakan, sebagai salah atu bentuk partisipasi masyarakat..
4. Upaya pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor dapat dilakukan dengan pembentukan PD. Pasar yang dapat menaungi seluruh pengelolaan pasar tradisional yang berada di Kota Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdrabo, Mohamed A. dan Mahmoud A. Hassaan. Stakeholder Analysis. www.wadi-unifi.com. [30 Agustus 2007].
Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. 2005. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor. Bogor.
---. 2006. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor. Bogor.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2006. Kota Bogor Dalam Angka 2005. BPS. Bogor.
Balitbangdiklat Kota Bogor dan PT. Oxalis Subur. 2007. Studi Kelayakan PD. Pasar di Kota Bogor. Laporan Penelitian. Tidak Dipublikasikan. Bogor. DFID. 2006. Manajemen Daur Proyek dan Penggunaan Kerangka Kerja Logis.
http://www.deliveri.org [30 Agustus 2007].
Dharmayanti, Indrani. 2006. Kajian Reklamasi Pantai Dadap Kabupaten Tangerang (Sebuah Analisa Persepsi Stakeholder). Tesis. Sekolah PascaSarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. 2006. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pasar. Bogor.
---. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2006 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Bogor. Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Penerjemah:
Samodra Wibawa. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Dwijowijot, Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik; Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Hakim, Dzulfikar Ali. 2007. Analisis Prospek Permintaan Jasa Pasar dan Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Tradisional Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ismawan, B. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Otonomi Daerah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kartini, Rini. 2002. Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Induk terhadap Sistem Pemasaran Sayur Mayur di Kota Bogor. Skripsi. Program Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lamadlauw, Meidina Trijadi. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Agroindustri di Kabupaten Bogor. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mishra, Satish C. 2005. Pembuatan Kebijakan Demokratis dalam Konteks yang Berubah. United Nations Support Facility for Indonesian Recovery. Jakarta. Nindyantoro. 2004. Kebijakan Pembangunan Wilayah: Dari Penataan Ruang
Sampai Otonomi Daerah. Bogor: Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Pemerintah Kota Bogor. 2002. Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran Walikota Bogor Tahun 2001. Bogor.
---. 2003. Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran Walikota Bogor Tahun 2002. Bogor.
---. 2004. Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran Walikota Bogor Tahun 2003. Bogor.
Rahayu, Sri. 2005. Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pasar Tradisional sebagai Pusat Perdagangan di Kota Bekasi dalam Pengembangan Wilayah. Skripsi. Program Sarjana. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, Khairunnisa. 2005. Analisis Pengembangan Pasar Tradisional dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Wilayah (Studi Kasus Pasar Tradisional di Kota Medan). Tesis. Program Pasca Sarjana. Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. Universitas Sumatera Utara.
Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Penerjemah: Liana Setiono. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Safitri, Benny. Analisis Respon Stakeholders terhadap Kebijakan Perluasan Kawasan di Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (Studi Kasus Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). Skripsi. Program Sarjana. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Schmeer, Kammi. 2007. Stakeholder Analysis at a Glance. www.lachsr.org [7 Januari 2008].
Tandiyar, Alan. 2002. Kajian Perkembangan Pasar Tanah Baru Sebagai Acuan Bagi Pembangunan Pasar Tradisional Baru di Kota Bogor. Tesis. Magister Teknik Pembangunan Kota. Universitas Diponegoro. Semarang.
Untoro, Fathoni. 2006. Evaluasi Pelaksanaan Kesepakatan Konservasi Desa (KKD) dalam Kerinci Seblat-Integrated Conservation and Development
Project (KS-ICDP) melalui Analisis Stakeholders (Studi Kasus Kabupaten Meranging, Provinsi Jambi). Skripsi. Program Sarjana. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran 1. Matriks Kriteria, Indikator dan Nilai Proses Pembuatan Kebijakan
NO KRITERIA INDIKATOR NILAI
1. Penyusunan kebijakan
pengembangan pasar tradisional dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang
membutuhkan
Tidak tertulis dan tidak tersedia (1), tertulis dan tidak tersedia (3), tertulis dan tersedia (5) 2. Terdapat kejelasan dari sasaran
kebijakan yang diambil, dan sesuai dengan visi yang dirumuskan dan misi yang diemban
Tidak jelas (1), cukup jelas (3), sangat jelas (5) A Proses penyusunan kebijakan pengembangan pasar tradisional yang benar
3. Penyusunan kebijakan berdasarkan informasi yang akurat, terbaru dan lengkap
Tidak (1),
perpaduan lama dan baru (3), ya (5) 4. Penyusunan kebijakan memenuhi
standar etika, prinsip-prinsip administrasi yang benar dan nilai-nilai yang berlaku di stakeholders
Tidak memenuhi (1), cukup memenuhi (3), sangat memenuhi (5)
5. Terdapat mekanisme yang menjamin bahwa prinsip dan nilai yang berlaku telah terpenuhi, dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika tidak terpenuhi
Tidak ada (1), ada, konsekuensi tidak terlaksana (3), ada, konsekuensi terlaksana (5) 6. Penyusunan kebijakan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum dan sosial
Tidak dapat (1), cukup (3), dapat (5) B Akuntabilitas
7. Pemahaman tanggungjawab dari pembuat kebijakan terhadap publik dan lembaga-lembaga stakeholders lain atau sektor lain
Tidak paham (1), cukup paham (3), sangat paham (5) 8. Melibatkan seluruh stakeholders
yang berkepentingan dalam proses perencanaan
Tidak (1), sebagian (3), seluruhnya (5) 9. Pemahaman fungsi, wewenang dan
tanggungjawab dari stakeholders yang terlibat
Tidak paham (1), cukup paham (3), sangat paham (5) 10. Teridentifikasinya kepentingan
setiap stakeholders terhadap kebijakan sesuai dengan tupoksi-nya
Tidak diidentifikasi (1), cukup
diidentifikasi (3), diidentifikasi (5) 11. Stakeholders yang terlibat
memahami program dengan baik
Tidak paham (1), cukup paham (3), sangat paham (5)
C Keterlibatan
stakeholders
12. Terdapat kejelasan koordinasi antar
stakeholders yang terlibat
Tidak jelas (1), cukup jelas (3), sangat jelas (5)
Lanjutan Lampiran 1...
NO KRITERIA INDIKATOR NILAI
13. Penyebarluasan informasi mengenai program pengembangan pasar tradisional melalui media massa maupun elektronik pada publik
Tidak ada (1), ada tapi jarang (3), ada sering dilakukan (5)
14. Adanya seminar/workshop oleh dinas terkait
Tidak ada (1), ada tapi jarang (3), ada sering dilakukan (5) D Sosialisasi kebijakan
15. Terdapat upaya untuk meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga non
pemerintahan
Tidak ada (1), ada tapi tidak berhasil (3), ada berhasil (5)
16. Adanya forum untuk menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas arahnya, dapat dikontrol dan bersifat terbuka
Tidak ada (1), ada tapi kurang efektif (3), ada dan sangat efektif (5) 17. Sasaran dan tujuan pengembangan
ditetapkan berdasarkan konsensus antara pemerintah dan masyarakat
Tidak (1), sebagian (3), ya (5)
E Partisipasi publik
18. Terdapat akses terbuka dan bebas bagi masyarakat untuk
menyampaikan pendapat dalam proses penyusunan kebijakan
Tidak ada (1), ada tapi tidak bebas (3), ada dan bebas (5) 19. Tersedianya informasi yang jelas
tentang prosedur, proses dan biaya perencanaan kebijakan
Tidak tersedia (1), tersedia sebagian (3), tersedia seluruhnya (5) 20. Terdapat aturan hukum yang
menjamin kemudahan stakeholders lain dan masyarakat (pedagang pasar) untuk mengakses informasi kebijakan secara bebas
Tidak ada (1), ada tapi belum menjamin sepenuhnya (3), ada dan menjamin seluruhnya (5) F Transparansi
21. Tersedianya informasi yang memadai sehingga mudah dimengerti
Tidak tersedia (1), tersedia sebagian (3), tersedia seluruhnya (5) 22. Perumusan kebijakan sesuai
dengan kebutuhan publik dan perubahan lingkungan
Tidak sesuai (1), cukup sesuai (3), sangat sesuai (5) 23. Kepekaan stakeholders dalam
menanggapi kepentingan masyarakat dan lembaga
stakeholders lain
Tidak peka (1), cukup peka (3), sangat peka (5)
G Responsivitas
24. Terdapat upaya dari stakeholders untuk merespon pendapat masyarakat
Tidak ada (1), ada tapi tidak semuanya (3), ada dan semuanya (5) H
Tersedianya dana yang memadai dan
berkelanjutan
25. Teridentifikasinya biaya atau dana untuk pengembangan pasar
Tidak diidentifikasi (1), cukup
diidentifikasi (3), diidentifikasi (5)
Lanjutan Lampiran 1...
NO KRITERIA INDIKATOR NILAI
26. Pembangunan pasar tradisional memperhatikan kepentingan sektor dan kawasan lain
Tidak memperhatikan, dampak berat (1), tidak memperhatikan, dampak ringan (3), memperhatikan, tidak timbul dampak (5)
I Ego sektoral
27. Kebijakan pengembangan pasar tradisional tidak menimbulkan konflik antar sektor atau antar kawasan maupun antara masyarakat dengan pemerintah
Terdapat konflik, tidak terselesaikan (1), terdapat konflik, terselesaikan (3), tidak terdapat konflik (5)
J
Kebijakan lain yang tidak tumpang tindih dari pengembangan
pasar tradisional
28. Tujuan kebijakan pengembangan pasar tradisional tidak
menimbulkan konflik dengan alternatif program perekonomian wilayah
Tidak ada alternatif program (1), ada alternatif program yang tumpang tindih tapi cukup diatasi (3), ada alternatif program tapi tidak tumpang tindih (5)
Lampiran 2. Matriks Kriteria, Indikator dan Nilai Penerapan Kebijakan
NO KRITERIA INDIKATOR NILAI
1. Program atau aktivitas telah dilaksanakan
Tidak dilaksanakan (1) dilaksanakan (3), dilaksanakan sesuai sasaran dan tujuan (5) 2. Program atau aktivitas
dilaksanakan secara efektif dan efisien
Tidak (1), cukup efektif dan efisien (3), sangat efektif dan efisien (5) 3. Sasaran/hasil yang diinginkan
telah tercapai
Tidak tercapai (1), sebagian sasaran tercapai (3), tercapai seluruhnya (5)
4. Ketepatan alokasi sumberdana Tidak tepat (1), cukup tepat (3), sangat tepat (5) A
Penerapan perencanaan pengembangan pasar tradisional secara efektif dan
efisien
5. Konsistensi pelaksanaan program sesuai target operasional yang telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut
Tidak konsisten (1), cukup konsisten (3), sangat konsisten (5) 6. Terdapat kegiatan monitoring dan
evaluasi atas pelaksanaan program pengembangan pasar tradisional
Tidak ada (1), ada tapi jarang dilakukan (3), ada sering dilakukan (5) 7. Tersedianya lembaga/dinas/badan
yang malaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi
Tidak tersedia (1), tersedia tapi jarang dilakukan (3), tersedia sering dilakukan 8. Arsip dan dokumen dari laporan
kegiatan monitoring dan evaluasi tersedia
Tidak tersedia (1), cukup tersedia (3), tersedia lengkap (5)
B Monitoring dan
evaluasi program
9. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan pengawasan
Tidak terlibat (1), cukup terlibat (3), sangat terlibat (5)
C Responsivitas
10. Hasil kebijakan memuaskan kebutuhan publik
Tidak memuaskan (1), cukup memuaskan (3), sangat memuaskan (5) D Akuntabilitas
11. Pelaksanaan dan hasil kebijakan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan sosial
Tidak dapat (1), cukup (3), dapat (5)
E Transparansi
12. Keterbukaan informasi dalam pelaksanaan kebijakan terkait sumberdaya, alokasi dana, proses tender, jadwal pelaksanaan proyek dan hasil yang dicapai terhadap segenap stakeholders dan masyarakat
Tidak (1), cukup (3), ya (5)
Lanjutan Lampiran 2...
NO KRITERIA INDIKATOR NILAI
13. Terdapat dasar hukum (UU/Perda) yang jelas dalam pelaksanaan program kebijakan pengembangan pasar
Tidak ada (1), ada cukup jelas (3), ada sangat jelas (5)
14. Tersedianya mekanisme pengaduan masyarakat jika ada peraturan yang dilanggar maupun penyimpangan tindakan aparat publik (misalnya
menerima uang suap) di dalam pelaksanaan program
Tidak tersedia (1), tersedia tapi pengaduan tidak ditanggapi (3), tersedia ditanggapi (5)
15. Adanya sanksi yang tegas bagi pelaku yang menyimpang dari kebijakan
Tidak ada sanksi (1), sanksi cukup tegas (3), sanksi tegas (5)
F Legalitas kebijakan
16. Adanya peraturan mampu menjawab permasalahan pengembangan pasar tradisional
Tidak mampu (1), cukup mampu (3), mampu (5) 17. Pelaksanaan program
pengembangan pasar tradisional melibatkan pihak swasta
Tidak terlibat (1), terlibat sebagian (3), terlibat seluruhnya (5) G Keterlibatan swasta 18. Keterlibatan pihak swasta
memberi pengaruh terhadap keberhasilan pengembangan pasar tradisional
Tidak berpengaruh (1), berpengaruh kecil (3), berpengaruh besar (5) 19. Hasil kebijakan yang dicapai
dapat memberikan manfaat kepada kebutuhan publik
Tidak bermanfaat (1), cukup bermanfaat (3), sangat bermanfaat (5) H Ketepatan
20. Hasil kebijakan yang dicapai dapat memecahkan masalah
Tidak dapat (1), cukup (3), dapat (5)
21. Manfaat kebijakan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh pihak yang
berkepentingan sehingga tidak ada pihak yang dimarginalkan
Tidak dapat (1),
didistribusikan tidak merata (3), didistribusikan merata (5)
I Keadilan
22. Keikutsertaan pedagang dalam pengelolaan dan pelaksanaan program
Tidak terlibat (1), terlibat sebagian (3), terlibat sepenuhnya (5)
Pengembangan Pasar Tradisional (1,000)
Manajemen (0,253) Teknis (0,131)
Ekonomi (0,421) Sosial (0,195)
• Peningkatan sarana dan prasarana pasar (0,567) • Kondisi fisik pasar lebih
bersih dan rapi (0,433) • Meningkatkan manajemen
pengelolaan pasar tradisional secara profesional (0,288) • Membentuk pasar
tradisional menjadi usaha yang efisien (0,090) • Meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat (0,253) • Penataan dan pembinaan
PKL (0,370)
• Mengurangi potensi konflik dengan masyarakat (0,227) • Terciptanya kondisi
pasar yang aman, nyaman dan bersih bagi konsumen (0,498) • Menciptakan pasar yang
berdaya saing sehingga lebih kompetitif (0,274) • Meningkatkan PAD (0,250) • Menciptakan lapangan kerja (0,482) • Meningkatkan kesejahteraan pedagang dan masyarakat (0,269) Pendistribusian PKL ke pasar-pasar yang telah
dibangun (0,136) Pembentukan forum komunikasi (0,053) Pemberian bantuan kredit (0,115) Pemberdayaan pedagang dan pengelola pasar (0,155) Menjalin kemitraan dengan UKM dan Koperasi (0,125) Pembangunan pasar tradisional skala lingkungan di lokasi strategis dekat pemukiman (0,133) Pembentukan PD. Pasar (0,243)
Lampiran 3. Struktur Hirarki AHP
Tujuan
Aspek
Kriteria
KEPALA
BAGIAN TU
SUBBAG UMUM SUBBAG KEU
BIDANG PERINDUSTRIAN BIDANG PERDAGANGAN BIDANG PM & PROMOSI BIDANG KOPERASI & UKM
SEKSI BINA IKKR SEKSI PEMBINAAN USAHA PERDAGANGAN SEKSI PENANAMAN MODAL SEKSI BINA LEMB &
USAHA KOPERASI SEKSI BINA LKA SEKSI PEMASARAN & EKSPOR IMPOR SEKSI PROMOSI SEKSI BINA UKM & PKL 7 UPTD PASAR Lampiran 4. Bagan Struktur Organisasi Diperindakop
KEPALA KOORDINATOR STAF/PELAKSANA KOORDINATOR HARTIB KOORDINATOR RETRIBUSI KOORDINATOR PENGOLAHAN & PEMELIHARAAN STAF/PELAKSANA HARTIB STAF/PELAKSANA RETRIBUSI STAF/PELAKSANA PENGOLAHAN & PEMELIHARAAN PETUGAS
Lampiran 5. Gambaran Umum Struktur Organsisasi UPTD