• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik Inferensial

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH. Atika Nuramalia (Halaman 105-111)

Fase V: tindak lanjut

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis Statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesisi yang telas dirumuskan, dan sebelum melakukan pengujian hipotesisi statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat. Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan bantuan SPSS versi 25 diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil analisis pengujian normalitas data menggunakan aplikasi SPSS versi 25 dengan uji Kolmogorov – smirnov. Pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 diperoleh data berikut:

1) Untuk pemahaman konsep kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi pretest adalah 0.102, nilai posttets adalah 0.79, dan nilai N – Gain adalah 0,200 2) Untuk pemahaman konsep kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi pretest

87

3) Untuk pemecahan masalah kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi pretest adalah 0.200, nilai posttets adalah 0.200, dan nilai N – Gain adalah 0,200

4) Untuk pemecahan masalah kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi pretest adalah 0.200, nilai posttets adalah 0.139, dan nilai N – Gain adalah 0,008 Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh untuk kedua kelas > 0.05, untuk pretest, posttest dan N – Gain . hal ini berarti data pada kelas yang diajar dengan menggunakan Model pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) maupun kelas yang diajar dengan Model Pembelajaran Langsung berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau heterogen. Berdasarkan hasil analisis pengujian homogenitas data menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Dengan uji One – Way ANOVA, pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 diperoleh data bahwa nilai signifikansi untuk pemahaman konsep pretest = 0,121, posttest = 0.66, N – Gain = 0.000 dan taraf signifikansi pemecahan masalah pretest = 0,495, posttest = 0,67, N– Gain = 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa kelas yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) maupun kelas yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Langsung memiliki varian yang sama atau homogen kecuali N–Gain pada pemahaman konsep tidak homogen (heterogen) . Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan Independent Sampel T – Test untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga.

1) Hipotesis Mayor 1

Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Personalized System of Intructions (PSI) terhadap Kemampuan Pemahaman konsep matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Palangga. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut dapat dilihat pada pengujian hipotesis minor berikut.

a) Hipotesisi Minor

1.1. Skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diberi

perlakuan dengan model pembelajaran Pembelajaran Personalized System of Intructions (PSI) lebih baik dari pada model pengajaran langsung.

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesisi berikut:

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemapuan pemahaman konsep matematis siswa. 𝐻1 : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa Dimana Kriterianya adalah :

𝐻0 diterima jika Sig > 𝛼 dan 𝐻0 ditolak jika Sig < 𝛼

Tabel 4.21 Hasil Uji-T Perbandingan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

89

𝜢 0,05 Sig < 𝛼

(terdapat perbedaan yang signifikan)

Sig 0,000

Berdasarkan tabel tersebut, maka diperoleh Sig < 𝛼 yaitu 0.000 < 0.05 sehingga 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterimah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor pemahaman konsep matematis siswa yang diberi perlakuan Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pembelajaran langsung.

1.2. Skor gain ternormalisasi pemahaman konsep matematis siswa setelah

penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pengajaran Langsung.

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesisi berikut

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemapuan pemahaman konsep matematis siswa. 𝐻1 : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of

Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

Dimana Kriterianya adalah :

𝐻0 diterima jika Sig > 𝛼 dan 𝐻0 ditolak jika Sig < 𝛼

Tabel 4.22 Hasil Uji-T N – Gain Perbandingan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

𝜢 0,05 Sig < 𝛼

(terdapat perbedaan yang signifikan)

Sig 0,000

Berdasarkan tabel tersebut, maka diperoleh Sig < 𝛼 yaitu 0.000 < 0.05 sehingga 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterimah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor N – Gain pemahaman konsep matematika siswa yang diberi perlakuan Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pembelajaran langsung.

Artinya dari uji hipotesis yang dilakukan pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga.

2) Hipotesis Mayor 2

Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Personalized System of Intructions (PSI) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Palangga. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut dapat dilihat pada pengujian hipotesis minor berikut.

a) Hipotesisi Minor

2.1. Skor pemecahan masalah matematis siswa setelah diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran Personalized System of Intructions (PSI) lebih baik dari pada model pengajaran langsung.

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesisi berikut

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

91

𝐻1 : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Dimana Kriterianya adalah :

𝐻0 diterima jika Sig > 𝛼 dan 𝐻0 ditolak jika Sig < 𝛼

Tabel 4.23 Hasil Uji-T Perbandingan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pemahaman konsep Kesimpulan

𝜢 0,05 Sig < 𝛼

(terdapat perbedaan yang signifikan)

Sig 0,000

Berdasarkan tabel tersebut, maka diperoleh Sig < 𝛼 yaitu 0.000 < 0.05 sehingga 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterimah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor pemecahan masalah matematis siswa yang diberi perlakuan Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pembelajaran langsung.

2.2. Skor gain ternormalisasi pemahaman konsep matematis siswa setelah

penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pengajaran Langsung.

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesisi berikut

𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemapuan pemahaman konsep matematis siswa. 𝐻1 : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of

Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa Dimana Kriterianya adalah :

Tabel 4.23 Hasil Uji-T N – Gain Perbandingan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pemahaman konsep Kesimpulan

𝜢 0,05 Sig < 𝛼

(terdapat perbedaan yang signifikan)

Sig 0,000

Berdasarkan tabel tersebut, maka diperoleh Sig < 𝛼 yaitu 0.000 < 0.05 sehingga 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterimah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor N – Gain pemecahan masalah matematis siswa yang diberi perlakuan Personalized System of Intruction (PSI) lebih baik dari pembelajaran langsung.

Artinya dari uji hipotesis yang dilakukan pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Personalized System of Intruction (PSI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pallangga.

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH. Atika Nuramalia (Halaman 105-111)