• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik Univarian

Dalam dokumen 359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf (Halaman 147-153)

TENGAH UTARA, NUSA TENGGARA TIMUR

1. Analisis Statistik Univarian

Untuk analisis ini, peneliti menggunakan data Magnetic Degree. Ini dibagi menjadi tiga bagian, MD1 dari kedalaman 0 sampai 20 cm, MD2 adalah dari kedalaman 40 sampai 60 cm dan MD3 adalah dari 80 sampai 100 cm. Hasil analisis statistik untuk MD1, MD2 dan MD3 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Statistik Univarian pada MD1, MD2, MD3 Statistic Parameter MD1 MD2 MD3 Minimum 0,1 0,2 0,2 Maximum 4,6 28,5 4,6 Mean 1,87 2,30 2,40 Median 1,60 1,60 1,81 Mode 0,00 0,00 0,00 Deviation Standart 1,18 3,75 3,20 Se 0,91 1,00 1,00 Variance 1,40 14,06 10,23 Skewness 0,66 6,06 4,81 Kurtosis -0,34 41,81 27,45 Range 4,5 28,3 4,4 Sum 112,17 137,70 144,30 Count 60,00 60,00 60,00

Magnetik degree menunjukkan jumlah tingkat kemagnetan masing-masing mineral, Hal ini juga digunakan untuk membagi pemisahan pola mineral pasir besi secara vertikal dan horizontal Menurut analisis statistik menggunakan histogram Nampak bahwa secara keseluruhan, persentase nilai magnetic degree yang paling banyak terdapat di lokasi penelitian adalah berkisar antara 0,5% hingga 5,5%. Berdasarkan hasil analisa secara deskriptif, secara horizontal, persentase magnetic degree rata-rata adalah 2,19%.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 1. Histogram Kadar Rata - Rata Magnetic Degree Secara Horisontal

Gambar 2. Histogram Kadar Rata - Rata Magnetic Degree Secara Vertikal

Dari histogram pada Gambar 2, dapat diketahui bahwa nilai Magnetic Degree rata-rata yang tertinggi terdapat pada kedalaman MD2, yaitu pada kedalaman 40-70 cm pada lubang bor. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada kedalaman 40-70 cm, keterdapatan pasir besi pada semua titik lubang bor rata-rata lebih banyak dibanding dengan pada kedalaman 0-30 cm dan 80-100 cm. Secara teori pembentukan endapan placer pantai, hal ini dipengaruhi oleh aliran arus gelombang. Arus gelombang yang bersifat turbulen, akan lebih mudah membawa unsur Ca ke permukaan. Sebaliknya, Fe dan Ti akan terkonsentrasi di bawah Ca karena berat yang lebih kecil dibanding dengan Fe dan Ti.

Untuk pola sebaran, peneliti membagi dua blok yakni Blok Barat dan Blok Timur. Di Blok Barat, nilai magnetic degree mencapai 20% dari jangkauan dan hanya 6% dari jangkauan di Blok Timur. Hasil analisa menggunakan alat XRF Niton XL2, pasir mengandung Molibdenum (Mo), Zr, Co, Fe, Mn, Cr, V, Ti, Ca, dan K. Dalam hal ini, peneliti menggunakan derajat Fe, Ti dan Ca sebagai pembanding. Perbandingan kadar Fe, Ti dan Ca rata-rata dapat dilihat pada Gambar 2, dimana Fe memiliki nilai rata-rata 42,26%, Ti memiliki 7,62% dan Ca memiliki 5,28% (gambar 3).

Gambar 3. Kadar rata – rata Unsur Fe, Ti dan Ca 2. Analisis Statistik Bivarian

Metode ini menggunakan dua kelompok yang berbeda namun berada pada lokasi yang sama. Peneliti menggunakan kelompok MD, kadar Fe, kadar Ti dan kadar Ca dan menunjukkannya dengan menggunakan Scater Plot. Hubungan antara kadar Fe dan Ti baik dan memiliki hubungan linier positif. Jika kadar Fe meningkat, Ti akan meningkat juga dan

sebaliknya. Jika kadar Fe meningkat sebesar 1%, Ti akan meningkat juga sebesar 0.169% (gambar 4).

Gambar 4. Perbandingan Kadar Rata – Rata Fe Dan Ti

Berlawanan dengan kadar Ti, hubungan antara kadar Fe dan Ca memiliki hubungan linier negatif. Jika kadar Fe meningkat, Ca akan menurun. Bila kadar Fe meningkat 1%, Ca akan turun sebesar 0,436% dan memiliki 66% pasti. (Lihat Gambar 5.)

Gambar 5. Perbandingan Kadar Rata – Rata Fe Dan Ca 3. Pola sebaran

Untuk membuat pola pemisahan, peneliti membuat peta kontur dengan menggunakan perangkat lunak Surfer. Peta kontur dibagi menjadi tiga peta, untuk D1, D2, dan D3. Untuk D1, kadar derajat Fe tertinggi adalah sekitar 43% sampai 48%. Pada D2, nilai tertinggi adalah antara 41% sampai 46% dan untuk D3, nilai tertinggi adalah 60,691% (Gambar 6).

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 7. Peta Kontur Untuk D1

Gambar 8. Peta Kontur Untuk D3 4. Profil Lapisan Pasir

Profil lapisan pasir dibagi menjadi dua bagian, menurut bloknya masing – masing yakni sebagai berikut.

Tabel 2. Deskripsi Lapisan Pasir pada D1, D2, D3 Blok Barat

Lapisan D1 Pada kedalaman 0-30 cm (D1), pasir berwarna abu-abu gelap. Ukuran butir adalah pasir sedang hingga pasir halus namun dominan ukuran pasir sedang. Lapisan D2 Pada kedalaman 30-60 cm (D2), pasir berwarna abu-abu kecoklatan, dengan

dominasi ukuran butir pasir sedang, Terdapat sisipan berupa batuan berukuran kerikil berwarna kecoklatan dan kehitaman.

Lapisan D3 Pada kedalaman 60-100 (D3), pasir berwarna abu-abu kecoklatan, dengan ukuran butir pasir sedang hingga halus. Didominasi ukuran butir pasir sedang. Tabel 3. Deskripsi Lapisan Pasir pada D1, D2 and D3 Blok Timur

Lapisan D1 Pada kedalaman 0-30 cm (D1), pasir berwarna keabuan hingga abu-abu terang. Ukuran butir pasir halus hingga pasir kasar dengan dominasi kuran pasir sedang.

Lapisan D2 Pada kedalaman 30- 60 cm (D2), pasir berwarna abu-abu gelap, ukuran butir pasir sedang hingga pasir halus. Terdapat batuan (material) berukuran kerikil hingga bongkah berwarna hitam, cokelat.

Lapisan D3 Pada D3, yaitu kedalaman 60-100 cm, pasir berwarna abu-abu, ukuran butir pasir sedang hingga pasir halus.

Untuk membuat model endapan pasir besi, menggunakan perangkat lunak Surpac dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 7. Model Endapan Pasir Besi 5. Menghitung Sumber Daya

Metode perhitungan sumber daya endapan pasir besi adalah dengan prinsip area of influence bahwa satu lubang bor memiliki pengaruh luas setengah jarak terhadap lubang bor disampingnya. Dari hasil perhitungan, sumberdaya pasir besi di lokasi penelitian adalah 439,52 ton.

DISKUSI

Hubungan Magnetic Degree dan Pasir Besi

Dilihat dari perbandingan sebaran magnetic degree pada Blok Barat dan Blok Timur, maka dapat disimpulkan bahwa dalam genesa pembentukan dan pengendapannya, arus gelombang pada daerah Blok Timur lebih besar dibanding dengan Blok Barat sehingga menimbulkan perbedaan yang cukup besar. Dilihat dari sebaran yang kurang merata, maka dapat disimpulkan bahwa pada Blok Barat, arus gelombang laut yang terjadi pun tidak sama besar sehingga mineral berat yang ada terkumpul pada titik titik yang memiliki arus gelombang yang lemah.

Hubungan Pasir Besi dengan Ti dan Ca

Dari keseluruhan hasil analisa secara deskriptif, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari nilai mean kadar Fe dan Ti pada masing-masing Blok Barat dan Blok Timur, terlihat bahwa kadar mineral berat, yaitu kadar Fe dan Kadar Ti pada Blok Barat lebih kecil dibandingkan dengan pada Blok Timur.

2. Dari nilai mean kadar Ca pada masing-masing Blok Barat dan Timur, terlihat bahwa kadar Ca pada Blok Barat lebih besar dibanding dengan pada Blok Timur.

3. Secara statistik, terbukti bahwa Blok Timur memiliki persentasi kadar Fe dan Ti yang lebih besar, sedangkan kadar Ca memiliki persentasi yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa secara genesa, arus gelombang yang mempengaruhi pengendapan pasir besi tergolong arus yang kecil sehingga Fe dan Ti banyak terakumulasi pada daerah Blok Timur. Sedangkan pada Blok Barat, arus gelombang tergolong arus yang besar sehingga akumulasi endapan Fe dan Ti sedikit.

Pasir besi terbentuk dari hasil pelapukan dan transportasi dari batuan yang mengandung mineral-mineral pasir besi. Endapan pasir besi yang diteliti termasuk dalam endapan placer pantai atau beach placer. Untuk endapan placer pantai, proses terbentuknya, keterdapatan dan sebaran dipengaruhi oleh arus gelombang air laut. Secara teori, fragmen yang relatif lebih ringan dan mudah larut akan tertransportasi dibandingkan dengan konsentrasi mineral berat. Morfologi atau topografi yang relatif datar juga berpengaruh terhadap konsentrasi mineral berat Fe dan Ti.

Secara genesa, Fe adalah mineral logam sedangkan Ca adalah mineral non-logam. Dari hasil analisa statistik secara univarian, terlihat bahwa perbandingan persentasi kadar Fe dan Ca

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

pada lokasi penelitian adalah 8:1. Berdasarkan hasil analisa statistik secara bivarian, terbukti bahwa saat kadar Fe meningkat, kadar Ca akan menurun, dan sebaliknya saat kadar Fe menurun, kadar Ca akan meningkat. Dari kedua hasil analisa ini, dapat dibuktikan bahwa pada lokasi penelitian, dalam genesanya, peningkatan kadar Fe dan Ca cenderung saling berlawanan. KESIMPULAN

1.Terdapat hubungan antara sebaran mineral pasir besi dengan sebaran magnetic degree

secara horizontal dan vertikal, dimana magnetic degree menunjukkan besarnya keterdapatan mineral magnetik, dalam hal ini mineral pasir besi pada lokasi penelitian. Dengan demikian, hubungan antara mineral pasir besi dan magnetic degree adalah berbanding lurus, baik secara horizontal maupun vertikal. Artinya semakin besar magnetic degree, semakin besar pula jumlah mineral pasir besi.

2.Dari hasil perhitungan, sumberdaya pasir besi yang terdapat di daerah penelitian adalah sebesar 439, 52 ton.

Saran

Penelitian mengenai pasir besi di daerah penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan ke tahap yang lebih detail untuk mengetahui secara akurat mengenai sumberdaya mineral pasir besi yang terdapat di lokasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang N. Widi., 2005, Laporan Hasil Penyelidikan Tinjau Endapan Pasir Besi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. PT. Ever Mining

Bandi, S.Djaswadi, S.L.Gaol, 1994, Laporan Pendahuluan Penyelidikan Mineral Logam di Daerah Wolowaru Kab. Ende, Flores - Nusa Tenggara Timur, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung

BSN., Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, SNI, 1999.

Langgar, Kenny. A. M, 2013, Skripsi : Analisis Karakteristik dan Permodelan Sumberdaya Nikel Laterit (Studi Kasus Blok Bravo) PT. Timah Eksplomin di Desa Baliara Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana, Kupang

Marjoribanks, Roger, 2010, Geological Methods in Mineral Exploration and Mining, Springer, New York

, 2005, Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi, Tim Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral

TEKSTUR URAT DAN KEHADIRAN EMAS PADA URAT ENDAPAN EPITERMAL

Dalam dokumen 359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf (Halaman 147-153)