• Tidak ada hasil yang ditemukan

359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf"

Copied!
626
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Penanggung Jawab

: Dr. Ir. Suharsono, MT.

Ketua

: Dr. Yatini, M.Si.

Wakil Ketua

: Dr. Sutarto, MT.

Sekretaris

: Ika Wahyuning Widiarti, S.Si., M. Eng.

Bendahara

: Ir. Peter Eka Rosadi, MT.

Tim Reviewer

Ketua

: Dr. Suranto, ST., MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

Anggota

: 1. Prof. Dr. Sismant

o

, M.Si. (Universitas Gadjah Mada)

2

. Dr. Ir. Prasetyadi, MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

3. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

4. Dr. Ir. Andi Sungkowo, M.Si. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

5. Dr. Andi Erwin, ST., MT. (STTNAS)

Editor

: Ratna Widyaningsih, ST., M. Eng.

Penyunting

: Dewi Asmorowati, ST., MT.

Desain Sampul dan

Tata Letak

: Hafiz Hamdalah, ST., M.Sc.

Penerbit

: Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta

Redaksi :

Jl. SWK 104, Lingkar Utara Condongcatur Yogyakarta

Gd. Arie F. Lasut Lt. 1

Telp : 0274 487814

Email :

ftm@upnyk.ac.id

Distributor Tunggal :

Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jl. SWK 104, Lingkar Utara Condongcatur Yogyakarta

Gd. Arie F. Lasut Lt. 1

Telp : 0274 487814

Email :

ftm@upnyk.ac.id

Cetakan Pertama, September 2017

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(4)

Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Energi berupa minyak bumi, gas alam,

batubara, mineral logam, dan minaral lain serta berbagai bahan galian industri yang sangat besar.

Sumber daya yang ada belum termanfaatkan secara optimal, hal ini disebabkan oleh banyak faktor.

Belum

lengkapnya

inventarisasi,

masih

minimnya

kebijakan yang memihak atau belum

tersosialisasikannya kebijakan baru. Beberapa permasalahan yang terkait dengan penggunaan lahan

yang menimbulkan konflik horisontal menjadi kendala lain. Untuk itu peranan perguruan tinggi

sebagai agen peneliti dan organisasi profesi menjadi kunci dalam menjalin hubungan dengan dunia

industri.

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta sebagai institusi pendidikan tinggi yang

sudah banyak menghasilkan pakar dan lulusan bidang kebumian (pertambangan, perminyakan,

geologi, geofisika, dan teknik lingkungan kebumian) dengan komitmen dasar Disiplin, Kejuangan,

dan

Kreatifitas

tetap

mengendalikan

dan

menjaga

eksistensi

keseimbangan

bumi

dan

pengelolaannya dengan landasan sesanti Widya Mwat Yasa. SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN

sebagai kegiatan rutin tahunan dari Fakultas Teknologi Mineral untuk mewadahi karya para pakar,

akademisi, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana dalam mempublikasikan karyanya secara nasional.

Seminar ini juga sebagai wahana menyampaikan hasil analisis dan pemikiran mengenai teknologi,

sistem dan solusi dalam pengelolaan serta pengoptimalan pemanfaatan energi, sumberdaya mineral,

dan lingkungan di Indonesia.

Seminar Nasional ke XII yang adakan pada tangal 14 September 2017 mengusung tema

"Optimalisasi Sumber Daya Mineral dan Energi Untuk Kemakmuran Bangsa". Seminar di awali

dengan panel dan dilanjutkan dengan sesi paralel. Jumlah seluruh paper masuk sebanyak 101 buah.

Paper diterima sebanyak 88 buah, yang terdistribusi pada sesi oral sebanyak 54 buah dan poster 34

buah.

Kepada para panelis, pemakalah, sponsor dan seluruh peserta serta Civitas Akademika UPN

“Veteran” Yogyakarta diucapkan terimakasih atas kerjasamanya. Tiada gading yang tidak retak,

masukan dan kritik membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, 14 September 2017

Ketua Panitia,

Dr. Yatini, M.Si.

(5)

I.

JUDUL... i

II.

PENERBIT ... ii

III.

KATA PENGANTAR ... iii

IV.

DAFTAR ISI ... iv

A.

GEOLOGI UMUM

1.

Distribusi dan Karakteristik Manifestasi Geothermal berdasarkan Data

Mineral Alterasi dan Geokimia : Studi Kasus Gedongsongo, Ungaran, Jawa

Tengah

Petrus Aditya Ekananda, Rizky Pravira Fajar, Nisa Apriliyani, Mukhammad Nurdiansyah, Jundiya Al Haqiqi, Farida Dwi Aryati, Yoga Aribowo

... 1

2.

Anisotropi Reservoir Rock Type (RRT) Batupasir “MS” Endapan Turbidit

Formasi Halang. Daerah Brunorejo Dan Sekitarnya, Kecamatan Bruno,

Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Teguh Jatmiko, Arif Swastika

... 9

3.

Dinamika Endapan Modern Pasir Melalui Analisis Struktur Sedimen Di

Daerah Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta

TopanRamadhan, Miftahussalam

... 18

4.

Studi Awal Mengenai Gunung Api Purba Di Kecamatan Ngawen, Kabupaten

Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Serta Aplikasinya Dalam

Mitigasi Bencana Gunung Api Pada Masa Sekarang

Muhammad Dzulfikar Faruqi, Faiz Akbar Prihutama

... 34

5.

Wonocolo-Bojonegoro Sebagai Salah Satu Geosite Petroleum Geoheritage

Yang Paling Indah Se Indonesia

Jatmika Setiawan, Dedy Kristanto

... 44

6.

Sikuen Stratigrafi Dan Petrofisika Reservoar Batupasir Formasi Talang Akar

Bawah, Cekungan Sumatera Selatan

Iqbal Ibnu Sina, Jarot Setyowiyoto, Djoko Wintolo, Jerry Devios Mamesah

... 52

7.

Mobilitas Unsur Kimia Batuan Alterasi Hidrotermal Di Daerah Panasbumi

Parangtritis Yogyakarta

DF. Yudiantoro, I. Permata Haty, Siti Umiyatun Ch., Ds. Sayudi, M.I. Nuki Adrian

... 58

8.

Kesetaraan Sikuenstratigrafi dengan Litostratigrafi Berdasarkan Data Sumur

Minyak pada Blok “WIB”, Cekungan Jambi

Bambang Triwibowo

... 65

9.

Kontrol Struktur Terhadap Model Urat Kuarsa Pembawa Mineral Sulfida Di

Kali Mojo, Pacitan, Jawa Timur

Fredy, Prasetyadi, Gazali, Reyzananda

... 73

10.

Penentuan Ketahanan Batuan Clay Shale Terhadap Proses Penghancuran Di

Sentul, Jawa Barat

Revia Oktaviani, Paulus P Rahardjo, Imam A Sadisun

... 83

(6)

v

B.

TEMA GEOLOGI EKONOMI

13.

Alteration And Mineralization In Cidolog Area, Sukabumi Regency, West Java

Province, Indonesia

Heru Sigit Purwanto, Fredy Herianto Siadari, Adera Puntadewa

... 102

14.

Geologi dan Mineralisasi Uranium di Daerah Kalan, Kabupaten Melawi,

Kalimantan Barat

Ngadenin, Agus Sumaryanto, Heri Syaeful, I Gde

Sukadana

... ... 108

15.

Kajian Komposisi Lithotype Batubara terhadap Analisis Mikroskopis

Batubara (Studi Kasus: Batubara Muara Wahau, Kalimantan Timur)

Komang Anggayana, Basuki Rahmad, Agus Haris Widayat

... 115

16.

Endapan Emas Hidrotermal Pada Batuan Metamorf Di Pegunungan Rumbia,

Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara

Hasria, Arifudin Idrus, I Wayan Warmada1

... 123

17.

Interpretasi Sumber Daya Terindikasi Endapan Pasir Besi Studi Kasus Di

Daerah Pantai Wini, Desa Humusu C, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa

Tenggara Timur

Louis Hermanus Lamma, Albertus Juvensius Pontus, Christi B. Sirituka

... 132

18.

Tekstur Urat Dan Kehadiran Emas Pada Urat Endapan Epitermal Daerah

Cipangleseran, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten

Wahyu Hidayat, Sutarto, Sutanto

... 140

19.

Mineralisasi Bijih Thorium Dan Timah Di Kabupaten Belitung Timur,

Propinsi Bangka-Belitung

Sutarto, Ngadenin, Fd. Dian Indrastomo, Dhatu Kamajati, Putri Rachmawati, Pahlevi Oktavian, Prayoga Adryanto

... 151

20.

Studi Mineral dan Geokimia Batubara peringkat rendah Kalimantan Timur

Agus Winarno, Hendra Amijaya, Agung Harijoko

... 161

21.

Studi Analisis Pasir Besi Untuk Mengetahui Kualitas Kandungan Mineral

Logam Besi dalam Pasir Besi pada Desa Humusu C Kecamatan Insam Utara

Albertus J. Pontus, Louis, Christy

... 171

C.

TEMA GEOLOGI LINGKUNGAN

22.

Sistem Informasi Geografis Untuk Penataan Kawasan Pemukiman Terhadap

Bencana Gempabumi Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Anggoro Chandra Setiyadi Sofyan, Heru Sigit Purwanto, Arif Rianto Budi Nugroho

... 179

23.

Area Zonation For The Application Of Rain Harvesting Method In Structural

Mitigation Flood At The Watershed Of Bengawan Solo Bojonegoro District

Arhananta, Joko Purwanto, Keni Christy Manurung, Kenny Lekatompessy, Muhammad Alhafiq, Wahyu Nabilla

... 185

24.

Efektifitas Pengolahan Greywater Dengan Menggunakan Rapid Sand Filter

(RSF) Dalam Menurunkan Kekeruhan, TSS, BOD dan COD

Awal Raafiandy

... 195

25.

Rencana Reklamasi Pada Lahan Bekas Penambangan Pasir dan Batu di

Pertambangan Rakyat Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta

(7)

Desadarmo, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim-Sumatera

Selatan

Toni Tunliu, Indah Reis Bannesi, Kristanto Jiwo S, Albertus J. Pontus

... 215

27.

Pengolahan Limbah Air Terproduksi (Produced Water) Dari Kegiatan

Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi PT. XYZ

Yodi Prapeta Dewi, Muhammad Busyairi, Arzano Rohmahendi

... 226

28.

Kajian Teknis Pengendalian Kebisingan Dan Debu Dalam Operasional

Tambang Batubara Di Sarolangun Provinsi Jambi Dengan Water Truck Dan

Administratif

Yolinsa Mahulette, Mohammad Nurcholis, Margaritha Francis

... 232

29.

Analisis Tingkat Pencemaran Air Tanah Dangkal Serta Rekomendasi

Pengelolaan Lahan Di Wilayah Perkotaan

Puji Pratiknyo, Gneis Desika Zoenir, Bella Wijdani Sakina .

... 238

30.

Pengkajian Fenomena Amblesan Untuk Mitigasi Bencana Geologi di Desa

Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Eko Teguh Paripurno, Aditya Pandu Wicaksono, Arif Rianto BN

... 249

31.

Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Tingkat Kestabilan Lereng Daerah

Sidomulyo Dan Sekitarnya, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewaa Yogyakarta

Agustina Slamet, Puji Pratiknyo

... 269

32.

Pengaruh Tambang Batubara Terhadap Lingkungan Air Dan Tanah PT.

Senamas Enrgindo Mineral, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan

Tengah

Andriano Dwichandra, Peter Eka Rosadi

... 274

33.

Kajian Pengelolaan Air Asam Tambang Dari Stockpile Batubara Dengan

Menggunakan Metode Aerobic Wetland

Margaritha

A Francis, Mohammad Nurcholis, Yolinsa Mahulette, Rio Jecson Gainau 283

34.

Studi Reklamasi Dengan Cara Revegetasi Pada Area Lahan Bekas

Penambangan Batugamping Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul

Provinsi D.I Yogyakarta

Mariazinha Moniz Sarmento, Welfy Moniz

... 289

35.

Pengaruh Nilai GSI dan Kontrol Lithologi Untuk Menetukan Zona Kristis

Potensi Longsor Massa Batuan Pada Analisa Kinematika di Tambang Terbuka

Tumpangpitu Banyuwangi

Bimo Prasetyo Danar laksono

... 295

36.

Evaluasi Kualitas Lingkungan TPA Mrican Di Desa Mrican, Kecamatan

Jenangan, Kabupaten Ponorogo Melalui Penilaian Indeks Resiko

Wendi Zikri Arma, Suharwanto, Ika Wahyuning Widiarti

... 303

D.

TEMA GEOLOGI GEOFISIKA

37.

Intergrasi

Model

Geologi

Permukaan

Dan

Bawah Permukaan Cebakan

Mineralisasi Sulfida Tinggi Di Daerah Kalirejo, Kokap, Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta

Galih Imam Priyadi, Arditya Tri Yuliwardana, Agustinus Katon Antariksa, Fajar Sulistyo, Damas Muharif

... 311

38.

Identifikasi Dan Evaluasi Reservoar Batupasir Low-Resistivity Pada Formasi

Gumai, Sub-Cekungan Jambi

(8)

vii

Imam Suyanto, Rentyas Hellis RS, Yatini

... 325

40.

Pendugaan Lapisan Pembawa Airtanah dengan Metode Geolistrik dan Analisis

Kualitas Airtanah sebagai Pedoman Pembangunan Berkelanjutan di Dusun

Blunyah Gede, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakata

Chatarina Indah Dhamayanti, Puji Pratiknyo

... 333

41.

Teknik Pemisahan Sand, Shale, dan Coal pada Reservoar Lapisan LTAF-A1,

A2, dan A3, Berdasarkan Analisa Seismik inversi AI dan Multiatribut Gamma

Ray_Index di Lapangan "GF", Sub Cekungan Jambi

Hafiz Hamdalah, Ardian Novianto, M.Noor Alamsyah

... 340

42.

Pemodelan Struktur Geologi Bawah Permukaan Menggunakan Data Gravitasi

Pada Area Sikidang-Merdada Dan Area Sileri, Kompleks Gunungapi Dieng

Mayang Bunga Puspita, Imam Suyanto, Wahyudi, Agung Harijoko

... 348

43.

Studi

Mikrozonasi

Untuk

Mengetahui

Tingkat

Kerentanan

Batuan

Berdasarkan Indeks Kerentanan Seismik (Kg) Dan Analisa Polarisasi Di

Daerah Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Putri Devy Permatasari

... 356

44.

Mikrozonasi

Gempa

Bumi

Berdasarkan

Percepatan

Getaran

Tanah

Maksimum (PGA) Metode Kanai di Daerah Berbah, Yogyakarta

Wiji Raharjo, Agus Santoso, Putri Devy Permatasari, Indriyanti Retno Palupi, Firdaus Maskuri

... 364

E.

TEMA GEOHIDROLOGI

45.

Pelacakan Sistem Airtanah Sekitaran Gunung Api Purba Batur Berdasarkan

Analisis Data Geolistrik Dan Pemetaan Sistem Sungai Bawah Tanah

Muh. Ridwan Massora, Y. Kurnia Munandar, Eriant Yosua Crishman S., Jatmika Setiawan, Achmad Rodhi, C. Prasetyadi, Puji Pratiknyo

... 370

46.

Manajemen Air Tanah pada Terowongan Jalur Ganda Purwokerto-Kroya di

Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Pawitra Wijaya, Ahmad Naim Musyafiq, Singgih Saptono

... 380

47.

Pelacakan Sistem Dan Potensi Air Tanah Gua Snawi, Desa Sukajadi,

Kecamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatra Selatan

Anugrah, Muh. Ridwan Massora, Joko Soesilo, C. Prastyadi, Sutarto, Supriyanto

... 387

F.

TEMA MINYAK DAN GAS

48.

Karakteristik Dan Pengelompokan Minyak Bumi Dengan Mengggunakan

Metode Chemometric Berdasarakan Data Geokimia Pada Cekungan Jawa

Timur Utara

Khalaksita Amikani Asbella, Donatus Hendra Amijaya, Ferian Anggara, Didi Melkybudiantoro, Lindy F. Rotinsulu

... 399

49.

Studi Laboratorium: Pengaruh Pendesakan Imbibisi Spontan Oleh Fluida

Surfaktan F, T, Dan X Terhadap Perolehan Minyak Dari Suatu Kandungan

Minyak Pada Batuan Karbonat

Harry Budiharjo S, Leksono Mucharam, Chyntia Bilqish Tenovina

... 403

50.

Penentuan Karakteristik Reservoir dengan Menggunakan Metode Pickett plot

untuk Reservoir X Lapangan Y

Bambang Bintarto

... 412

51.

Pengaruh Temperatur Minyak Bumi Pada Oil Losses Lapangan „X‟ Sumatra

Selatan

(9)

Wibowo, Anas Puji Santoso, Raditya Fajri

... 426

53.

Identifikasi Overpressure Menggunakan Data Sumur Di Lapangan “Igna”

Sub Cekungan Kutai Bawah

Ignatius Didi Setyawan, Jarot Setyowiyoto, Djoko Wintolo

... 434

54.

Pengaruh Waktu Produksi Terhadap Hasil Perkiraan Original Oil In Place

Menggunakan Persamaan Material Balance: Studi Kasus Reservoir PB

Lapangan PBLB

Yosaphat Sumantri, Sunindyo dan Molensky Julisdayani

... 441

55.

Enhanced Oil Recovery by Plasma Pulse Technology to Increase Oil

Exploitation: The Ups and Downs in Petroleum Production and Economic

Sector

Sandi Putrazony, Putra Nurramdhan, Alvin Taufik Hidayat

... 452

56.

Pemantauan Pembuangan Limbah Air Terproduksi (Produced Water) Sistem

Sumur Injeksi Dari Kegiatan Eksploitasi Migas PT. ABC

Muhammad Busyairi, Yodi Prapeta Dewi, Arzano Rohmah

endi

... 458

57.

Perkembangan Perminyakan Di Bojonegoro Mulai Jaman Belanda Hingga

Sekarang

Dedy Kristanto, Jatmika Setiawan, Haryadi

... 465

58.

Karakterisasi Reservoir Gas Pada Lapangan Gas Eksplorasi Dengan Data Uji

Sumur Minimum

Sudarmoyo

... 472

59.

Analisa

Liquid Loading

Pada Sumur Bael-21 Di Daerah Sumatera Dengan

Software

Prosper

Lufis Alfian Alannafi, Dayanara Surya

... 484

G.

TEMA ENERGI

60.

Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar

Rumah Tangga Di Kelurahan Kawatuna Provinsi Sulawesi Tengah

Dwi Aryanti Ningrum, Frengky Seki Banunaek

... 491

61.

Analisis Tekno Ekonomi Panel Surya Sebagai Upaya Untuk Mengembangkan

Pemanfaatan Energi Terbarukan

Ferri Zuffi Rahmad

... 496

62.

Karakterisasi Bio-Oil Hasil Pirolisis Campuran Ampas Tebu Dan Ranting

Kayu Rambutan

Ariany Zulkania, Kurnia Emy A., Fairuza Cahyacaqti

... 503

63.

Peramalan Potensi Sumur-sumur Produksi Untuk Membangkitkan Listrik

Menggunakan Simulasi Reservoir pada Lapangan Panas Buumi Dieng

Dyah Rini ratnaningsih, Eko Widi

P ... 508

H.

TEMA PENGOLOHAN DAN PRODUKSI TAMBANG

64.

Evaluasi Kebutuhan Alat Mekanis Dalam Pengupasan Limonite Pada

Penambangan Bijih Nikel Di Pt Sinar Kurnia Alam Pulau Obi, Halmahera

Selatan, Maluku Utara

Herlando Bubala, A.A Inung Arie Adnyano

... 513

65.

Optimalisasi Pengambilan Batubara Pada Dinding High Wall Tambang

Terbuka Dengan Metode Penambangan Auger Di Pt Kitadin

Embalut

Kalimantan Timur

(10)

ix

Muhammad Taufik Akbar, Singgih Saptono, Barlian Dwinagara, Patmo Nugroho, Chandra Dwi Wiratno, Ahmad Fawaidun Nahdliyin

... 522

67.

Kajian Teknis Produktivitas Pengeboran Lubang Ledak Pada Tambang

Quarry Batu Granit Dan Batu Andesit Di Desa Peniraman Provinsi

Kalimantan Barat

Uray Rizky Amri, A.A Inung Arie Adnyano

... 530

68.

Pengaruh Kandungan Abu Batubara Terhadap Pembakaran Dan Potensi

Pembentukan Slagging Dan Fouling Berdasarkan Abu Dasar Pada Pt.

Kemasan Cipta Nusantara Di Kima Makassar

Aji Marwadi

... 537

69.

Bioflotasi Bijih Tembaga: Kadar Meningkat Tanpa Reagen Kimia (Aplikasi

Bakteri Mixotrof Pengoksidasi Sulfur)

Tri Wahyuningsih, Edy Sanwani, Siti Khodijah Chaerun

... 545

70.

Studi Penggunaan Backfill Pada Tambang Bawah Tanah Kencana Pengaruh

Terhadap Lingkungan Pt Nusa Halmahera Mineral (Pt Nhm) Kec. Kao Kab.

Halmahera Utara Prov. Maluku Utara

Saif Ridfan Rumata, Apip Supriatso

... 551

71.

Analisis Aliran Airtanah ke dalam Infrastruktur Tambang Bawah Tanah dari

Badan Bijih yang Terhubung Hidraulik dengan Air Permukaan Menggunakan

Metode Elemen Hingga

Dwi Tama Nurcahya, Lilik Eko Widodo, Irwan Iskandar

... 558

72.

Potensi Pemanfaatan Geopolimer Untuk Penyanggaan Pada Tambang Bawah

Tanah

Jance Murdjani Supit ...

567

73.

Penentuan Kemampugalian Material Pada Rencana Penambangan Bijih Emas

PT. Gorontalo Sejahtera Mining Di Gunung Pani, Kabupaten Pohuwatu,

Provinsi Gorontalo

Kristanto Jiwo S, Isser Samuel Tumalang, Toni Tunliu

... 571

74.

Evaluasi Teknik Controlled Blasting Di Area Peledakan Final Slope Pit

Tutupan Selatan Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Indonesia

Tabalong Kalimantan Selatan

Prima Ade Sukrono, A.A Inung Arie Adnyano

... 578

75.

Kajian Teknis Mekanisme Penimbunan Batubara Di Stockpile Terhadap

Pengaruh Kualitas Batubara Di Pt. Injatama Kecamatan Ketahun Kabupaten

Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu

Wahyudhy K. Sianipar, A.A Inung Arie Adnyano

... 586

76.

Karakteristik Endapan Nikel Laterit Pada Daerah Madang dan Serakaman

Tengah, Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan

Yudi Syahputra, Aulia Sabria Damayani

... 596

77.

Aplikasi Metode Geolistrik Dipole-Dipole Untuk Perhitungan Cadangan Bahan

Galian Industri. Studi Kasus: Batugamping Sepingtiang, Kabupaten Lahat,

Sumatera Selatan

(11)

DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK MANIFESTASI GEOTHERMAL BERDASARKAN

DATA MINERAL ALTERASI DAN GEOKIMIA: STUDI KASUS GEDONGSONGO,

UNGARAN, JAWA TENGAH

Petrus Aditya EKANANDA, Rizky Pravira FAJAR, Nisa APRILIYANI, Mukhammad NURDIANSYAH, Jundiya Al HAQIQI, Farida Dwi ARYATI, Yoga ARIBOWO

Universitas Diponegoro

Email : petrus.aditya131@gmail.com, rizkypf@gmail.com

ABSTRACT

Geothermal is one of the energy resources that can become the main pillar of the nation’s energy, that’s why it requires further study about geothermal. Gedongsongo is located at southern part of Ungaran Vo lcano, Semarang, Central Java. The manifestation found at that place are fumarole, warm springs, and altered roc ks. This paper aims to update the alteration map zone based on altered rocks distribution which was found, and also to compare the data of previous study on geochemica l fluids. Altered rocks petrography and geochemical fluids analysis are used to obtain the data. Based on rock samples, there are two different kinds of altered roc k litho logy, which are blac k and white altered rocks. In addition, at some point in the loca tion, shows the charac teristic of parental rock such as volcanic breccia and andesite lava. Based on XRD data, b lack altered rocks contain minerals, which are Halloysite, Illite and Anorthite. On the other side, white altered rocks contain minerals, which are Anorthite, and Kao linite. Based on the existence of that minerals, they fo rmed at around 100oC on acid environmental condition. After being plo tted on HCO3-SO4-Cl Ternary Diagram, it was found that the fluids composition at Gedongsongo included in peri pheral water zone. Where from the data obtained, that HCO3 ions are more dominant than SO4 and Cl ions, which concludes that fluids composition at Gedongsongo are bicarbonate water. And there are also possibilties of other fluids besides bicarbonate water at Gedongsongo. This provide new insights into geothermal system in Gedongsongo.

Keywords: Geothermal, Geochemical, Altered minerals, Gedongsongo

ABSTRAK

Gedongsongo terletak di bagian selatan Gunungapi Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Manifestasi yang ditemukan berupa fumarol, mataair panas serta batuan ubahan. Paper ini bertujuan untuk memperbarui peta zonasi alterasi berdasarkan sebaran batuan ubahan yang ditemukan serta membandingkan data geokimia fluida dari studi yang telah dilakukan sebelumnya. Me tode yang digunakan berupa analisis berdasarkan petrografi batuan ubahan dan geoki mia fluida. Berdasarkan sampel batuan yang ditemukan, terdapat dua litologi batuan ubahan yang berbeda yaitu litologi batuan ubahan hi tam dan batuan ubahan berwarna putih. Se lain itu terlihat pula pada beberapa titik di lokasi masih memperlihatkan karakteristik batuan asal seperti breksi vulkanik dan lava andesi te. Kemudian berdasarkan data XR D, pada batuan ubahan hitam mengandung mineral berupa Haloisite, Illi te, dan Anortite. Sedangkan pada batuan ubahan warna putih mengandung mineral ubahan Anortite dan Kaolinite. Berdasarkan keterdapatkan tersebut, mineral terbentuk pada suhu sekitar + - 100oC pada kondisi lingkungan dengan pH asam. Setelah dilakukan pengeplotan pada Diagram Ternary HCO3-SO4-Cl, komposisi fluida daerah Gedongsongo termasuk dalam zona peripheral water. Dimana dari data yang ada didapatkan bahwa ion HCO3 lebih mendo minasi dibandingkan ion SO4 dan Cl, sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan fluida di Gedongso ngo merupakan air bikarbonat. Selain itu pula terdapat kemungkinan fluida selain fluida bikarbonat pada daerah Gedongsongo.

Kata kunci : Geothermal, Mineral Alterasi, Geokimia, Gedongsongo

PENDAHULUAN

(12)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Y2: 9202720, yang tercakup dalam lembar Sumowono, Jawa Tengah. Lembar peta nomor 1408-541 dengan skala 1 : 25.000.

Gunung Ungaran merupakan salah satu gunungapi kuarter yang berada di Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunungapi Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu) sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng (Bemmelen, 1970). Gunungapi ini merupakan produk dari magmatisme belakang busur (back arc basin). Terdapat manifestasi panasbumi seperti mataair panas, fumarola dan batuan ubahan yang mengindikasikan suatu sistem panasbumi di daerah tersebut.

Tujuan dari paper ini adalah untuk memperbarui peta zonasi alterasi berdasarkan sebaran batuan ubahan yang ditemukan serta membandingkan data geokimia fluida dari studi yang telah dilakukan sebelumnya.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam pembuatan paper ini berupa analisis berdasarkan petrografi batuan ubahan dan geokimia fluida.

1. Metode petrografi:

Menganalisa sayatan tipis dari batuan ubahan yang berada di daerah penelitian dan kemudian diamati dengan mikroskop untuk mengetahui mineral penyusun batuan.

2. Metode geokimia:

Menganalisa sifat geokimia dari fluida yang ada di daerah penelitian untuk menentukan asal fluida.

Terdapat 8 sampel batuan yang diambil langsung di lapangan, berikut adalah deskripsi batuan yang diambil :

 Sampel batuan STA 1 – IIGCE – A

Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 1 – IIGCE – B

Batuan dengan warna putih kekuningan, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini memiliki sortasi poorly sorted, kemas terbuka, bentuk butir angular. Batuan ini memiliki fragmen berupa batuan andesit porfir berupa blok dan matriks berupa ash. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – A

Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

(13)

Batuan dengan warna kecokelatan sedikit gelap karena pengaruh alterasi yang berbeda, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – C

Batuan dengan warna hitam, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini memiliki sortasi very well sorted, kemas tertutup, bentuk butir rounded dan ukuran butirnya berkisar 0.25-0.5 mm. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – D

Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini memiliki sortasi very well sorted, kemas tertutup, bentuk butir rounded dan ukuran butirnya berkisar 0.25-0.5 mm. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – E

Batuan dengan warna kehitaman, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah hipokristalin, dan bertektur afanitik. Memiliki fenokris mineral anhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Mineral pada litologi ini sulit untuk dilihat dengan mata. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

c. Deskripsi batuan mikroskopis

Untuk analisis petrografi digunakan sebanyak 8 buah sampel yang dimabil dari STA 1 dan STA 2. Berdasarkan petrografi, maka dapat diketahui mineral-mineral yang terkandung dalam batuan tersebut. STA 1 IIGCE A didominasi oleh mineral lempung sebanyak 80% dan terdapat plagioklas sekitar 15% serta sedikit piroksen (5%). STA 1 IIGCE B tersusun atas mineral lempung yang mendominasi (80%) dan plagioklas (20%). STA 1 IIGCE C didominasi oleh mineral lempung sebanyak 85% dan terdapat sedikit kuarsa (5%), plagioklas (5%), dan klorit (5%). STA 2 IIGCE A lebih didominasi oleh plagioklas (40%) dan terdapat piroksen (15%), hornblend (5%) serta klorit (10%). Selain itu terdapat massa dasar yang tidak teridentifikasi sebesar 30%. STA 2 IIGCE B didominasi oleh massa dasar (50%), plagioklas (35%), dan piroksen (15%). Pada STA 2 IIGCE C sangat didominasi oleh mineral lempung (90%) dan sedikit plagioklas (10%). Begitu juga dengan STA 2 IIGCE D yang mengandung 90% mineral lempung dan 5% plagioklas. Sedangkan pada STA 2 IIGCE E didominasi oleh massa dasar (50%), plagioklas (40%), dan piroksen (10%).

Untuk mengetahui jenis mineral lempung yang terkandung, maka menggunakan bantuan metode XRD. Pada batuan alterasi hitam tersusun atas mineral halloysite, illite, dan anorthite. Sedangkan pada batuan alterasi putih terkandung mineral anorthite dan kaolinite. d. Data Geokimia

Pada tabel 1 terlihat bahwa daerah ini memiliki 2 jenis fluida. Dimana pada titik UGW 1 dan UGW 2 memiliki komposisi fluida sulfat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam steam heated water. Lalu pada titik UGW 3, UGW 4, dan UGW 5 memiliki komposisi fluida bikarbonat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam peripheral water.

(14)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam steam heated water. Lalu pada titik DM 3 memiliki komposisi fluida bikarbonat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam peripheral water.

Dimana steam heated water akan memiliki suhu yang cukup tinggi dan memiliki pH yang lebih asam dibandingkan dengan peripheral water. Selain itu sebagian besar fluida ini akan cenderung bergerak secara vertikal dan biasanya dapat ditemui pada daerah dekat dengan sumber panas. Hal berbeda terjadi pada peripheral water, fluida jenis ini akan memiliki pH yang cukup netral dan suhu yang normal. Sebagian besar fluida ini akan cenderung bergerak secara horizontal dan biasanya dapat ditemui pada daerah yang cukup jauh dengan sumber panas.

DISKUSI

Pada daerah lapangan panasbumi Gedongsongo dapat ditemukan breksi vulkanik dan lava andesit. Pada satuan breksi vulkanik memiliki warna cokelat kehitaman dengan struktur masif dan tekstur berupa pemilahan yang buruk, kemas terbuka, bentuk butir angular. Komposisi dari satuan litologi ini adalah fragmen berupa andesit porfir dan matriks berupa ash. Satuan litologi kedua adalah lava andesit dengan warna hitam keabuan, struktur masif, tekstur hipokristalin, afanitik, subhedral dan berukuran halus (0,2-0,5 mm). Berdasarkan hasil pengamatan petrografi, pada masing-masing sampel batuan diperoleh mineral berupa mineral plagioklas, piroksen, gelas vulkanik, klorit, kuarsa, dan dominansi oleh mineral lempung hasil dari alterasi hidrotermal yang terjadi di sekitar daerah manifestasi panas bumi.

Berdasarkan hasil analisis XRD yang dilakukan oleh (Sri Indarto dkk, 2006), didapatkan dua satuan batuan ubahan yaitu batu ubahan hitam, dengan ukuran butir lempung dan hasil analisis xrd (x-ray diffraction) menunjukkan adanya mineral lempung haloisit (Al2O3.SiO2.2H2O), ilit (hydromuscovite = Kal2(OH)2(AlSi2(O,OH)10, dan mineral anortit. Selain itu, terdapat batu ubahan putih kekuningan, batuan tersingkap dekat dengan mataair panas dan fumarola. Hasil dari analisis diffraksi sinar x (xrd) menunjukkan adanya mineral lempung berupa kaolinit dan mineral anortit.

Berdasarkan dari data tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa zona alterasi daerah penelitian adalah zona Argilik dengan adanya mineral-mineral berupa haloisit, ilit, kaolinit, dan mineral anortit. Karakteristik zona Argilik adalah pada suhu ˚C – ˚C dengan pH sekitar – 5. Mineral penciri dari zona Argilik ini adalah grup smektit, grup kaolinit, grup ilit, grup klorit, grup karbonat, grup silika, kuarsa. (Corbett and Leach, 1998).

Dari data geokimia yang ada, didapatkan hasil berupa perubahan jenis fluida dari tahun 2005 dan tahun 2013, dimana pada tahun 2005 daerah ini didominasi oleh fluida bikarbonat, sedangkan pada tahun 2013 daerah ini mulai didominasi oleh fluida sulfat. Diinterpretasikan fluida magmatik yang terdapat di bawah permukaan mengalami pergerakan menuju permukaan, sehingga dapat memperngaruhi intensitas proses alterasi yang terjadipada daerah penelitian.

KESIMPULAN

Manifestasi geothermal yang ada di gedongsongo berupa fumarole, steaming ground, mud pots, dan warm pools. Kemudian dari hasil analisis petrografi yang dilakukan, mineral yang dapat ditemui pada sampel berupa piroksen, plagioklas, sedikit kuarsa dan mineral lempung. Lalu dari hasil analisa XRD yang dilakukan, mineral yang dapat ditemui pada sampel berupa halloysite, kaolinite, illite, dan smectite. Dari hasil analisa geokimia terlihat bahwa sebagian besar fluida yang ada pada daerah Gedongsongo tergolong dalam steam heated water (didominasi oleh air sulfat).

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Indarto, Sri, Djedi S. Widarto, Eddy Gaffar Zulkarnain, Iwan Setiawan. 2006. Studi Batuan Volkanik dan Batuan Ubahan pada Lapangan Panasbumi Gedongsongo Kompleks Gunungapi Ungaran Jawa Tengah. Geology and Mining Volume 16 No.1 2006.

Kim Phuong, Nguyen, et al. 2005. Geochemistry of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia. Proceedings Joint Convention Surabaya 2005 – HAGI-IAGI- PERHAPI.

Nugroho, Adhi. 2013 Studi Geokimia Fluida Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

LAMPIRAN

Gambar 1. Peta DEM pulau Jawa. Kotak merah Gambar 2. Kondisi panas bumi lokasi menunjukkan lokasi penelitian. penelitian

(16)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 4. Manifestasi steaming grounds Gambar 5. Litologi breksi vulkanik di lapangan & warm pools di lokasi penelitian

Gambar 6. Hasil sayatan petrografi sampel STA 1 – IIGCE – A

Gambar 7. Hasil sayatan petrografi sampel STA 1 – IIGCE - B

(17)

Gambar 9. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 IIGCE A

Gambar 10. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – B

Gambar 11. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – C

(18)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 13. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 IIGCE E

Gambar 14. Gambar Hasil Plot Gambar 15. Peta Geologi Daerah Penelitian Diagram Ternary

Tabel 1. Data Geokimia Lapangan Panas Bumi Gedongsongo (Nguyen Kim Phuong et. al, 2005)

(19)

ANALISA RESERVOIR ROCK TYPE (RRT) BATUPASIR FORMASI HALANG

DAERAH BRUNOREJO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BRUNO,

KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

Teguh JATMIKO1 dan Arif SWASTIKA2

1UPNVYK, FTM-Teknik Geologi, Jl.SWK 104 (lingkar Utara Condongcatur, Yogyakarta

2PT FERG GEOSAINS INDONESIA, Jln Cigadung Utara Kel Cigadung, Bandung

ABSTRAK

Satuan perselingan batupasir, batulanau, batulempung dengan sisipan batupasir konglomeratan adalah penyusun Satuan Batupasir Halang, di daerah Brunorejo dan sekitarnya, Purworejo, Jawa Tengah, terletak pada 375900 – 383000mE dan 9160000 – 91651000 mN. Secara fisiografi termasuk zona Cekungan Serayu Selatan.

Ciri fisik batupasir satuan ini adalah: abu-abu (segar) - coklat (lapuk), pasir halus-sangat kasar, membundar-menyudut tanggung, terpilah baik-sedang, kemas grain supported -matrix supported, litik, plagioklas, piroksen, hornblende, matriks batulempung, semen si lika dan karbonat. Struktur sedimen: masif, laminasi sejajar, laminasi bergelombang, dan jejak suling, dengan nama Lithic Wacke dan Arkosic Wacke. Distribusi batupasir tersebut pada Fasies Classical Turbidit (CT), Masive Sandstone (MS), dan Pebbley Sandstone (PS) dalam assosiasi fasies pengendapan Suprafan lobe on Midfan yang diendapkan pada batyal atas-bawah.

Karakterisasi Reservoir Rock Type (RRT) batupasir Formasi Halang, b erdasarkan analisis petrografi, dan analisis batuan inti diperoleh warna: abu-abu, pasir halus - kasar (0.5-1.0 mm), membundar-menyudut tanggung, terpilah sedang-baik, kemas grain supported, feldspar (22-50%), liti k (2-13%), kusrsa 1-3%, mafic mineral (5-17%), matriks berukuran lempung, semen silika. Porositas 9-15.4%, terdiri dari porositas intra/inter particle, dissolution (channel, vuggy, Moldic), dan Fracture, permeabili tas 104-350mD, mengalami diagenesa stadia mesogenesis-telogenesis. Geometri fasiesnya adalah lobe dengan arah sumbu relative barat- timur, tebal 0.75-2.85m

Secara umum berdasarkan kajian contact index (CI) dan Tight Pac king Index (TPI) , batupasir yang terdistribusi di daerah telitian terdapat tiga RRT.

Kata kunci: Lithofasies, Petrografi Batupasir, Reservoir Rock Type

PENDAHULUAN

Secara regional daerah penelitian termasuk pada Cekungan Serayu Selatan. Dimana menunjukkan ciri khas produk interaksi konvergen antara lempeng samudera Indo – Australia dan lempeng benua Eurasia). Pertemuan lempeng ini menghasilkan busur volkanik busur (volcanic arc) dan jalur penunjaman (subduction zone), atau palung (trench), dan telah berlangsung sejak zaman akhir Kapur – Paleosen (100 – 52 juta tahun) (Simandjuntak dan Barber, 1996).

Pada daerah telitian terdapat Formasi Halang yang merupakan satuan batupasir, berumur Miosen Tengah – Pliosen Awal. Formasi ini merupakan kumpulan sedimen turbidit bersifat fasies distal sampai proxsimal dan diendapkan di bagian bawah sampai tengah pada kipas bawah laut (Asikin, Handoyo, Hendrobusono, dan Gafoer, 1992). Hal ini menarik dijadikan studi lebih lanjut, untuk mengetahui potensi batupasir tersebut sebagai batuan reservoir.

Lokasi penelitian secara administratif terletak di Desa Brunorejo dan sekitarnya, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada 380800mE – 387400mE dan 9160000mN – 9165100mN. Penelitian mandiri ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 1 semester yang dilakukan pada bulan Maret 2017 – Juni 2017. (Gambar 1).

(20)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

rombakan yang diendapkan di daerah kipas-atas (Upper Fan) bawah laut. (Dekarini Saputri, dkk, 2016) (Gambar 2).

Gambar 1. Lokasi Penelitian, Kec Bruno, Gambar 2. Peta Geologi dan Lokasi Kab

.

Purworejo, Jawa Tengah Pengamatan Penelitian

(modifikasi dari Dekarini Saputri,dkk,2016) Batupasir adalah batuan sedimen yang berpotensi sebagai batuan reservoir. Properti rerservoar antara lain: nilai porositas, permeabilitas, serta nilai kejenuhan fluida dalam pori, yang kualitasnya sebagai batuan reservoir (reservoir rock type) ditentukan dari gejala geometri butiran penyusun batuan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut peneliti bertujuan mengidentifikasi dan menghitung aspek butiran seperti ukuran, bentuk, derajat pemilahan, hubungan dan kontak butiran, serta petrogenesanya.

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif, analitif dengan melakukan pembuatan profil singkapan satuan batupasir Halang terpilih di lapangan dan mengintegrasikan dengan data uji laboratorium sedimen petrografi dan XRD, dengan tahapan sbb: (Gambar 3)

1. Tahapan awal berupa Studi Pustaka, dan observasi di lapangan untuk mendapatkan lokasi terpilih dalam melakukan pembuatan profil ideal yang dapat memberikan informasi tentang karakteritik fisik lapisan batupasir yang dijadikan target penelitian.

(21)

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian 3. Tahap uji laboratorium

Petrography Analysis. Dilakukan sampling 14 contoh batuan (handspiceman). Dari contoh batuan yang disayat, menjadi keping sayatan tipis (thin section) yang siap diamati dengan mikroskop polarisasi. Pengamatan sayatan tipis dan perhitungan dengan metoda point counting ini dapat memberikan data

- Geometri butiran penyusun batuan, seperti: ukuran butir, bentuk, derajat pembundaran, hubungan antar butir, jenis dan prosentase kontak butiran seperti: F (floating), P (Point), L (Long), C (Conave-Concave), dan S (Suture) Dengan mengidentifikasi sifat optis mineralnya, maka dapat dikumpulkan data tentang komposisi mineral batupasir tersebut tentang penyusun mineral utama, mineral tambahan dan ciri-ciri khusus lainnya

- Menghitung prosentase mineral penyusun batuan, seperti: K.F (K-Feldspar), Plg (Plagioclase), Q (Quars), L (lithic), Px (Pyroxsin, Hbl (Hornblende), F (fossil), Lmpg (mineral lempung), Mo (Mineral opak), Cal (Kalsit), S (semen).

- Prosentase jenis porositas: Iap (Intrapartikel), Iep (Interpartikel), Ch (channel), V (vuggy), Mol (Moldic), F (Fracture) (Tabel.1).

- CI (Contac Indec), TPI (Tight Packing Index): Reservoir Quality Index (RQI) dan dan dengan metoda FZI (Flow Zone Indicator)(Amaefulle, 1993), didapat harga FZI = RQI/z.

Sehingga akan didapat nilai potensi batupasir sebagai batuan reservoir (Reservoir Rock Type/RRT Class).

Dimana CI = (F+P+L+S)/ Jumlah butiran. TPI = (L+C+S)/Jumlah butiran

RQI = 0.0314(k/e z =e/(1-e)

- Dari pengamatan secara petrografis juga didapat gejala-gejala litifikasi (diagenesa) batupasir tersebut tentang adanya data proses kompaksi, pelarutan, sementasi, rekristalisasi/ replacement, sehingga dapat diidentifikasi tahap petrogenesanya

Tahap Uji laboratorium yang berikutnya adalah melakukan preparasi untuk dilakukan analisis batuan inti dari 6 (enam) contoh batupasir terpilih, ini diharap mendapatkan data: nilai porositas dan permeabilitasnya. Dari 3 (tiga) contoh batuan selanjutnya diidentifikasi jenis mieral lempung nya dengan uji laboratorium. Dimana keberadaan jenis mineral lempung merupakan unsur yang sangat mempengaruhi ilia kelulusan pori terhadap fluida (permeabilitas)

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian. Sistimatika penyusunan laporannya adalah:

- Pendahuluan, yang meliputi latarbelakang, tujuan, Lokasi dan waktu penelitian. - Metodelogi dan Pengumpulan Data.

- Hasil dan Pembahasan yang meliputi integrasi dari analisis data geologi lapangan (litofasies), analisis petrografi, analisis batuan inti, analisis jenis mineral lempung. Kontrol keragaman geometri batupasir, terhadap potensi batupasir terpilih didaerah penelitian sebagai batuan reservoir (RRT)

- Kesimpulan PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data geologi lapangan, berupa profil di 6 (enam lokasi pengamatan) untuk dilakukan analisis profil, data enam contoh batupasir untuk analisis petrografi dan analisis batuan inti, dan tiga contoh batupasir untuk analisis jenis mineral lempungnya.

1. Data Geologi Lapangan.

(22)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Berdasarkan analisa profil di singkapan Lokasi Pengamatan: ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST 20, maka dapat diidentifikasi jenis lithofasies, assosiasi fasies, fasies pengendapannya. Geometri dan ciri unik dari lapisan batupasir terpilih

Gambar 4. Kolom Stratigrafi Terukur (Meusering Section), Daerah Telitian (modifikasi dari Dekarini Saputri, dkk, 2016)

2. Data Uji Laboratorium.

Berdasarkan pengamatan petrografi melalui sayatan tipis dari 12 sampel batupasir terpilih yang merupakan karakter/ sifat-sifat optis mineral berupa warna, jenis belahan, sudut pemadaman, birefringence, tingkatan relief, kembaran, sudut pemadaman, dan ciri struktur, keterdapatan zoning, fracture, inklusi, maka didapat prosentase mineral penyusun batupasir seperti: feldspar (K-Feldspar & Plagioklas), Kuarsa, Lithik (batuan beku, metamorf, sedimen), mineral-mineral tambahan (opak), semen (silica, Kalsit) batuan tersebut, dapat diketahui prosentase komposisi mineral penyusun batupasir. (Gambar 5) (Tabel.1).

Berdasarkan pengamatan petrografi melalui sayatan tipis dari 12 sampel batupasir tersebut selanjutnya, dapat diidentifikasi perubahan tekstur dan mineralogi (diagenesa) akibat perubahan arus sedimentasi. Proses diagenesis dari litofasies batupasir yang telah diamati pada asosiasi fasies ini adalah kompaksi, sementasi, pelarutan, rekristalisasi, dan replacement (Gambar 5) (Tabel.2).

Berdasarkan anailsa batuan inti, akan didapat nilai porositas, permeabilitas dan densitas batuan. Dan dengan diintegrasikan data jenis mineral lempung, maka dapat di dapat analisis batupasir sebagai batuan reservoir akan meningkatkan keyakinan hasil penelitian.

Gambar 5. Foto Sayatan Tipis (Thinsection) Batupasir, Posisi Nikol Sejajar. No Sampel ST 09, 20, 08, 16, 15. Dan ST 04.

(23)

Tabel.2. Tabulasi Pengamatan Prosentase Komposisi Mineral dan Prosentase Porositas Batupasir Formasi Halang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada empat keluaran hasil penelitian, yaitu 1. Identifikasi litho fasies, 2. Petrografi batupasir, 3. Reservoir Rock Type (RRT). 4. Penyebaran

1. Lithofasies (Analisa Profil)

Berdasarkan identifikasi aspek fisik batupasir (warna, tekstur, dan struktur sedimen) yang dijumpai di ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST 20, maka Satuan batupasir Halang didaerah telitian yang terdiri dari perselingan batupasir, batulanau, batulempung dengan sisipan batupasir konglomeratan, dapat dikelompokan dalam tiga litofasies, yaitu: Litofasies Classical Turbidity (CT), Litofasies Massive Sandstone (MS), dan Litofasies Pebbly Sandstone (PS) (Gambar.6).

2. Petrografi Batupasir

Berdasarkan analisis sayatan tipis batupasir di ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST 20, maka batupasir Halang yang dicirikan dari kandungan matriknyanya, maka di daerah telitian terdapat batupasir jenis Arkosic wacke, volkanik wacke, Calcareous Vulkanik wacke. (Tabel.2).

(24)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 6. Profil Satuan batupasir Halang di ST 16, (RRT= Reservoir Rock Type) 3. Reservoir Rock Type.

Pengamatan terhadap geometri butiran, jenis porositas, dan menghitung prosentase jenis kontak antar butiran, dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai Rocktype (FZI Methode) (Tabel 3).

Tabel 3. Persentase Jenis Kontak Butir dan Parameter Rock Type Batupasir Formasi Halang

Tabel 4. Harga Property FZI Dan Parameter Rock Type Batupasir Formasi Halang

Kualitas hidraulik dari suatu batuan dikontrol oleh geometri pori, yang merupakan fungsi dari mineralogi (tipe, morfologi, lokasi relatif terhadap pore throat) dan tekstur (ukuran butir, bentuk butir, keseragaman butir, dan kemas) (Amaefule, et. al, 1993). Data yang berada dalam satu garis dianggap memiliki atribut pore throat yang serupa, karena itu akan menyusun hydraulic unit yang sama (Amaefule et al, 1993). Sampel yang terletak pada garis lurus yang sama memiliki kesamaan atribut pore throat dan menunjukkan satu hydraulic unit. Amaeful et al, mendefinisikan persamaan tersebut dengan istilah Flow Zone Indicator (FZI) (Gambar 7). Dari besaran FZI, dimana semakin tinggi nilai nya semakin kecil nilai tortousitynya, maknanya adalh semakin lulur untuk dapat dilalui fluida.Maka berdasarkan metoda FZI, batupasir Formasi Halang didaerah penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga klas reservoir, yaitu RRT 1, RRT 2, dan RRT 3 (Gambar 8)

Gambar. 7. Grafik keheterogenan batupasir Formasi Halang, berdasarkan kajian geometri butiran penyusun batupasir (merah –RRT 1, hijau RRT 2, dan biru RRT 3)

(25)

Berdasarkan identifikasi 6 profil, dimana dapat diinterpretasikan 3 lithofasies (CT, MS, PS) dimana satuan batupasir MS, menyebar relative barat –timur, menempati kurang lebih 65 %, dari total luas sebaran batupasir, sedangkan yang selebihnya ditempati oleh batupasir CT, menyebar di bagian utara dan bagain sela-sela sebaran batupasir MS. Litofasies PS, menempati kurang lebih 3 % dari luasan sebaran batupasir Halang (Gambar 9).

Gambar 8. Tiga Tipe Reservoir di Batupasir Formasi Halang, Berdasarkan Yaitu: RRT 1, RRT 2, Dan RRT 3)

Gambar. 9. Peta Lithofasies Batupasir Formasi Halang Daerah Brunorejo san Sekitarnya Berdasarkan analisa batuan inti dan petrografi didapat berupa data property resevoar, porositas () dengan kisaran nilai 9% -15% , dan permeabilitas (k) dengan kisaran 104 mD – 350 mD (Gambar 10). Dengan meng overlay-kan antara sebaran litofasies dengan sebaran porositas batupasir, terlihat bahwa sebaran nilai porositas lebih beragam, meskipun masih memperlihatkan pola umum barat timur.

(26)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 10. Peta Isoporositas Batupasir

Gambar 11. Peta Isopermeabilitas Batupasir

Gambar 12. Peta Sebaran Reservoir Rock Type (RRT), Batupasir, Formasi Halang Daerah Bronorejo dan Sekitarnya

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa yang telah dilakukan pada daerah penelitian, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan aspek-aspek fisik batuan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan lithofasies, yaitu fasies CT, fasies MS, dan fasies PS, dimana fasies MS merupakan obyek utama pengamatan

2. Hadir nya komposisi mineral batupasir yang terdiri dari feldspar mencapai 52%, mafik mineral 5-17%, dan hadir kuarsa dalam jumlah 1-3%, membuat keheterogenan jenis batupasir arkosik, vulkanik, calcareous arkoses, yang mempunyai porositas dissolution, intra/inter partikel, dengan stadia tellodiagenesa.

(27)

Ucapan Terimaksih

Terimakasih kepada Putri Ramadhina, Dekarini Saputra yang telah mengumpulkan data lapangan. Juga kepada Laboratorium Sedimentologi UPNVYK, yang telah memberi fasilitas lab unutk melakukan penelitian ini.

Kami ucapkan terimakasih kepada Panitia Semnas Kebumian XII Tahun 2017, yang telah memperkenankan makalah ini diterima dalam acara seminar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Syed A., 1981, Sandstone Diagenesis Applications to Hydrocarbon Exploration and Production, Pennsylvania: Gulf Science & Technology Company.

Amaefule, J.O., Altunbay, M., Tiab, D., Kersey, D.G., and Keelan, D., 1993, Enhanced Reservoir Description: Using Core and Log Data to Identify Hydraulic (Flow) Units and Predict Permeability in Uncored Intervals/Wells, SPE, Houston,

Burley, Stuart D. Dan Worde, Richard H., 2003, Sandstone Diagenesis: Recent and Ancient, Oxford: Blackwell Publishing.

Chester, J.S., Lenz S.C., Chester F.M., Lang R.A., 2004, Mechanism of Compaction of Quartz Sand at Diagenetic Conditions, Earth and Planetary Science Letter 220, Elsevier, hal 435-441.

Dekarini, Saputra, dan Teguh Jatmiko, 2016, Geologi dan Fasies Pengendapan Formasi Halang Daerah Blimbing dan Sekitarnya, Kec Bruno, Kab Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, tidak dipuplikasikan, Skripsi, UPNV.Yogya, 105 hal

Immenhauser, A., 2002, Petrography of Silisiclastic Rocks, Netherland: Mineral and Petroleum Institute.

Kameda, A., 2004, Permeability Evolution in Sandstone: Digital Rock Approach, Stanford: Stanford University.

Mutti, E., 1992. Turbidite Sandstones. Instituto de Geologia Universita de Farma.

Nichols, G., 2009 Sedimentology and Stratigraphy Second Edition. The Atrium, Southern Gate, Chicester, West Sussex U.K. Wiley-Blackwell., A John Wiley & Sons, Ltd Publication.

Posamentier, H.W. dan Walker, R.G., 2006, Deep Water Turbidite and Submarine Fans, Society for Sedimentary Geology (SEPM) no 84, hal 399-520.

Putri Ramadhina, dan Teguh Jatmiko, Geologi dan Studi Diagenesis Batupasir Formasi Halang, Daerah Cepedak dan Sekitarnya, Kec Bruno, Kab Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, tidak dipuplikasikan, Skripsi, UPNV.Yogya, 89 hal

Satyana, A.H., 2007, Central Java, Indonesia – A Terra Incognita” in Petroleum Exploration: New Considerations on the Tectonic Evolution and Petroleum Implications, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 31st Annual Convention and Exhibition (File: IPA07-G-085).

Teguh Jatmiko, 1996, Studi Diagenesis Batupasir Formasi Penosogan, Daerah Widara dan Sekitarnya, Kec Karangsambung, Kab Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan Pusat, UPNV.Yogya e-print 6321, 48 hal

Williams, H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., 1982, Petrography, An Introduction to The Study of Rocks in Thin Sections, New York: W. H. Freeman and Company.

Willumsen, P. Dan Schiller, D.M., 2006, High Quality of Volcaniclastic Sandstone Reservoirs in East Java, Indonesia. Proceeding Indonesian Petroleum Association, 23rd Annual Convention. Dekarini, S. 2016, Geologi dan fasies pengendapan formasi halang, Daerah blimbing dan

(28)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

DINAMIKA ENDAPAN MODERN PASIR MELALUI ANALISIS STRUKTUR SEDIMEN DI

DAERAH PANTAI GLAGAH, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Topan RAMADHAN dan MIFTAHUSSALAM

Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Jl Kalisahak No.28 Komplek Balapan, Yogyakarta.

email: topanramadhanms@gmail.com

ABSTRACT

The depoti tional of many materials is deposited in several sedimentary environments such as the land environment, transition to the sea. G lagah Beach, Temon Sub -district, Kulon Progo Regency, Special Region Yogyakarta and several o ther beaches deposited sedimentary sedi ment materials where the material may be derived from fluvial processes, marine processes or aeolian processes (wind). In determining the mechanism and settling environment, how many physical parameters of sediment to interpret the characteristics of sedimentary environment such as sediment structure and sediment texture. To fulfill these parameters desc riptions and stratigraphic stratigraphy measurements in the field were then presented in sedimentary sedimentation columns and catego rized in several bed sets of sedimentation. In addition to physical parameters, there are also supporting parameters such as geomorphology and current analysis to determine the direc tion of precipitation. From 5 locations of sedimento logical data collec tion, there were grouping of bed sets such as planar bedding, flaser bedding, cross bedding on canal or channel which is an association of sedimentation struc ture of tidal settlement in the intertidal section. The material is deposi ted with medium to high energy mechanism with the bed load current fro m the overall general direction relative south-southeast with the medium (fluid) of water transport. With the data is also supported the location of research areas located in the coast of South Java and around the mouth of Kali (river) Serang.

Keyword: Glagah Beach, tidal, Mouth of Kali Serang

ABSTRAK

Pengendapan material banyak diendapkan di beberapa lingkungan pengendapan diantaranya yang umum adalah lingkungan darat, transisi hingga laut. Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa pantai lainnya banyak mengendapkan material-material endapan sedimen di mana material tersebut kemungkinan berasal dari proses fluvial, proses marine ataupun proses aeolian (angin). Dalam penentuan mekanisme serta lingkungan pengendapan dilakukan berapa parameter fisik sedi men untuk interpretasi karakteristik lingkungan pengendapan seperti struktur sedimen dan tekstur sedimen. Untuk memenuhi parameter tersebut dilakukan deskripsi dan pengukuran stratigrafi endapan dilapangan lalu disajikan dalam kolom sedimentologi endapan dan mengelompo kan dalam beberapa bed set sedimentasi. Selain adanya parameter fisik, juga adanya parameter pendukung seperti geomorfologi dan an alisis arus untuk menentukan arah pengendapan. Dari 5 lo kasi pengambilan data sedimentologi didapatkan pengelompo kan bed set seperti planar bedding, flaser bedding, cross bedding pada kanal atau channel yang merupakan asosiasi dari struktur sedimentasi pengendapan lingkungan pasang surut pada bagian intertidal. Material di endapkan dengan mekanisme energi sedang hingga tinggi dengan arus bed load dari arah umum keseluruhan relatif selatan-tenggara dengan media (fluida) transpo rtasi berupa air. Dengan data tersebut juga didukung letak daerah peneli tian yang berada di pesisir pantai Selatan Jawa dan tepat di sekitar muara Kali Serang.

Kata kunci: Pantai Glagah, Pasang surut, Pasir pantai, Muara sungai Serang

PENDAHULUAN

(29)

seperti sekitar pantai, laguna, delta, dll. Pada beberapa tempat seperti pantai banyak mengendapkan material-material endapan sedimen dimana material tersebut dapat berasal dari proses fluvial, proses marine ataupun proses aeolian (angin).

Analisis lingkungan pengendapan dapat diketahui berdasarkan analisis struktur sedimen pengendapan batuan atau endapan dimana struktur sedimen yang terbentuk pada saat proses pengendapan dapat menceritakan proses dan mekanisme pengendapan serta lingkungan material tersebut di endapkan. Dari struktur pengendapan yang ada pada sedimen dapat meruntut cerita lingkungan pengendapan masa lampau (purba) maupun saat ini (recent). Pada lokasi penelitian yang berada di sekitar lokasi wisata pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada sekitar bulan September – Oktober sedang dilakukan proyek pembangunan lahan parkir kendaraan untuk pengunjung pantai wisata Glagah dimana dilakukan penggalian material pasir yang berada di tepat sisi barat muara Kali Serang. Sehingga akibat proses penggalian material endapan pasir di lokasi tersebut mengakibatkan tersingkapnya endapan yang tertimbun dan menunjukan struktur sedimen yang cukup menarik untuk dilakukan studi. Secara letak geografi daerah penelitan berada di pesisir Pantai Glagah, namun berdasarkan kenampakan struktur-struktur sedimen yang tersingkap perlu dilakukan analisis lingkungan pengendapan endapan modern pasir tersebut untuk mengetahui secara pasti lingkungan pengendapan pasir tersebut. Maka berdasarkan uraian diatas, penyusun mengambil topik dengan judul Dinamika ndapan odern asir elalui Analisis Struktur Sedimen Di Daerah Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta .

Pada penelitian yang dilaporkan dalam makalah seminar ini hal-hal yang akan dibahas memiliki batasan masalah sebagai berikut:

1. Analisis yang dilakukan menggunakan data struktur sedimen pada endapan yang tersingkap akibat proses pengendapan di beberapa tempat disekitar pantai Glagah.

2. Analisis struktur yang dilakukan dengan melakukan pengukuran secara vertikal pada singkapan di lapangan.

3. Hasil dari analisis untuk menyimpulkan mekanisme pengontrol pengendapan material endapan pasir dan lingkungan pengendapan yang ada di daerah tersebut.

METODOLOGI

Lingkungan pengendapan ialah tempat atau wadah terdendapkannya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan bisa ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk pada batuan. Struktur sedimen tersebut dapat digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa masalah geologi, karena struktur batuan terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Proses terjadi dan pembentukan struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu.

(30)

Seminar Nasional Kebumian XII Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 1. Lingkungan Pengendapan Sedimen (Nichols, 2009)

Parameter fisik sedimen merupakan aspek penting dalam kegiatan rekonstruksi lingkungan yang terbentuk baik di masa kini maupun masa lalu. Struktur sedimen dasar dan tekstur sedimen merupakan fitur utama dalam memberikan informasi tentang media dan jenis transport material yang bekerja (es, angin, atau air) serta kondisi energi dalam masa pengendapan. Reineck & Sigh (1980) menyimpulkan bahwa studi parameter fisik sedimen dapat dibagi dalam 2 grup yaitu:

a)Studi Struktur Sedimen

Jenis struktur sedimen yang dapat dijumpai di lapangan menurut Boggs (2009), terdapat 4 klasifikasi yaitu yaitu struktur pengendapan, struktur erosi, struktur deformasi dan struktur biogenik dengan beberapa bentuk struktur di dalamnya. Tetapi pada penelitian ini, tekstur sedimen yang lebih diperhatikan berdasarkan 4 klasifikasi tersebut adalah struktur pengendapan karena obyek yang diteliti merupakan endapan sedimen modern atau endapan resen dan belum mengalami deformasi.

Macam-macam struktur sedimen pengendapan menurut Boggs (2009) diantaranya adalah laminasi, massif, perlapisan, gradasi normal, ripples, sand waves, dune, antidune, cross bedding, ripple cross-lamination, flaser & lencticular bedding, hummocky cross-bedding, parting lineation. Struktur-struktur sedimen yang telah disebutkan tersebut dibedakan berdasarkan klasifikasi morfologinya (lihat tabel 1). Sedangkan itu juga dibagi berdasarkan genetiknya (proses pembentuknya) yang dibagi beberapa macam diantaranya yaitu suspension setting, waves formed, current formed, struktur pembentuk oleh proses angin, serta pembentuk oleh proses kimia dan biokimia (Boggs, 2009).

(31)

Kaitan-kaitan kehadiran dari struktur pengendapan yang ada di lokasi penelitian nantinya akan dilakukan rekontruksi mekanisme serta lingkungan pengendapan dari material sedimen tersebut. Parameter struktur sedimen juga akan didukung parameter fisik tekstur sedimen untuk melakukan interpretasi dan rekontruksi lingkungan pengendapan.

b)Studi Tekstur Sedimen

Studi ini termasuk studi granulometri pada material sedimen. Studi granulometri yang digunakan meliputi ukuran butir, parameter ukuran butir, bentuk dan kebundaran serta tekstur permukaan. Namun pada penelitian ini tekstur sedimen dianalisis melalui analisis ukuran butir.

Tabel 2 Tabel Skala Wenworth Ukuran Butir Sedimen (Lewis & McChonCie, 1994 dalam Selley, 2000)

Gambar

Gambar 1. Peta DEM pulau Jawa. Kotak merah           Gambar 2. Kondisi panas bumi lokasi                 menunjukkan lokasi penelitian
Gambar 1. Peta Geologi Daerah Penelitian  (disederhanakan dari Surono drr.,1992)
Gambar 3. Penampang stratigrafi terukur di daerah penelitian.  (3a) Singkapan perselingan batupasir tufan dengan batulanau tufan
Gambar 1.  Cekungan Sumatra Utara, Cekungan Sumatra Tengah, Dan Cekungan Sumatra Selatan (Heidrick Dan Aulia, 1993)
+7

Referensi

Dokumen terkait