• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PETROLEUM CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA

Dalam dokumen 359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf (Halaman 60-62)

STUDI AWAL MENGENAI GUNUNG API PURBA DI KECAMATAN NGAWEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SERTA

SISTEM PETROLEUM CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA

Bransden & Matthews (1992) dan Phillipi et al. (1991) menyatakan bahwa batuan induk potensial dalam Cekungan Jawa Timur Utara yang kaya bahan organik adalah Formasi Ngimbang berumur Eosen yang dijumpai pada sumur-sumur pemboran merupakan sedimen asal laut dangkal, transisi, delta dan danau, dengan TOC sekitar 1,1%, pada kedalaman sekitar 2500 meter untuk menghasilkan hidrokarbon. Jenis kerogen merupakan algal sapropel danau bercampur dengan materi tanaman dataran tinggi sebagai penghasil potensial minyak dan gas.

Specific gravity hidrokarbon di Cekungan Jawa Timur Utara berkisar 10o – 60o API,

induk potensial juga. Litologi berupa batulempung Orbitoid Kalk kaya organik berumur Miosen Akhir khususnya sebagai batuan induk di onshore cekungan ini.

Adapun migrasi/sejarah pematangannya berlangsung pada Miosen Tengah sampai Akhir saat inversi tektonik pensesaran inversi pada sedimen Paleogen dan Neogen dari batuan induk ke reservoir. Ini disebabkan oleh faktor-faktor heat flow, inversi cepat pada zona RMK (Rembang-Madura-Kangean) dan reaktiviasi dan subsidens pada cekungan-cekungan di utara zona RMK setelah terjadi burial.

Manur and Barraclough (1994), menyimpulkan jenis cebakan pada umumnya cebakan struktur yakni dibatasi oleh blok sesar tilting, komplek terumbu Oligosen sampai Pliosen dan struktur kompresi/inversi Miosen Akhir. Jenis cebakan yang dibatasi oleh blok sesar berkaitan dengan pembentukan rifting dan graben pada cekungan-cekungan yang terbentuk oleh antiklin dalam Antiklinorium Rembang.

Umumnya pembentukan hidrokarbon dimulai pada awal pensesaran Eosen Tengah – Oligosen yang berasosiasi dengan heat flow selama masa inversi. Reaktivasi selama deformasi Miosen Tengah membentuk struktur flower dan lipatan hingga deformasi Awal Plistosen (Suparyono and Lennox, 1989).

Batuan reservoir pada mandala ini: Batugamping klastik Formasi Ngimbang, Batugamping Terumbu Formasi Prupuh atau Satuan Kujung, Batupasir kuarsa Formasi Ngrayong, Batugamping Orbitoid sisipan dalam Formasi Ngrayong, dan Batupasir foraminifera Formasi Selorejo. Cebakan berupa jenis struktural (antiklin dan sesar) dan stratigrafi (batugamping terumbu). Batuan penutup, secara regional yakni Formasi Wonocolo dan Formasi Mundu, sedangkan secara intraformasional yakni batulempung dan serpih dari Formasi Ngrayong (Gambar 5).

Batuan Reservoir

Di Cekungan Jawa Timur akumulasi utama minyak dan gas ditemukan pada reservoir: (1) Batupasir Eosen pada Ngimbang Bawah

(2) Batugamping Eosen pada Ngimbang Atas

(3) Batugamping Miosen pada Anggota Prupuh (Kujung Unit I) Target Reservoir sekunder adalah:

(1). Batupasir Miosen pada Formasi Ngrayong (2). Batupasir Formasi Wonocolo dan,

(3). Batupasir Formasi Ledok. HASIL DAN PEMBAHASAN Survey Lapangan Kawengan

Struktur antiklin pada Lapangan Wonocolo tidak dapat dijumpai pada lapangan Wonocolo, tetapi dapat dilihat dari kawasan batas dengan Struktur Antiklin Kawengan (Gambar 6). Kondisi di permukaan dijumpai banyak Rig tradisional yang terlihat seperti di Texas, sehingga dikembangkan sebagai wisata alam geologi sumur tua dengan nama TEKSAS WONOCOLO (Gambar 7), dengan sumur percontohan di Sumur D-80. Maka untuk melihat keindahannya dikembangkan track sepeda, track jeep dan yang lainnya (Gambar 8). Guna melengkapi wisata Sumur Tua Wonocolo dibuat tempat untuk melihat miniatur Wonocolo dan beberapa hasil surve serta fossil-fosil yang dijumpai di Bojonegoro berupa Rumah Singgah (Gambar 9).

Petroleum Sistem Lapangan Wonocolo

Sistem Petroleum yang berkembang di Lapangan Wonocolo terdiri dari batuan induk, batuan reservoir, perangkap, batuan penutup dan migrasi minyakbumi. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017

Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Batuan yang dapat menjadi batuan induk di Lapangan Wonocolo antara lain Formasi Ngimbang, Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban dan Formasi Tawun. Formasi- formasi tersebut berupa shale dan batulempung yang tebal yang mengandung fosil plankton. Batuan Reservoir

Batuan reservoir yang dijumpai di Lapangan Wonocolo sebenarnya terdiri dari Formasi Ngimbang bagian atas, Formasi Kujung Bagian atas, Formasi Prupuh, Formasi Ngrayong, Formasi Wonocolo dan Formasi Mundu. Tetapi kontrak untuk Penambangan tradisional yang dikelaola oleh koperasi hanya pada reservoir Formasi Wonocolo yang tersusun oleh napal lempungan, hingga napal pasiran, yang kaya akan foram plankton, terdapat sisipan kalkarenit dengan tebal lapisan 5 – 20 cm. Ketebalan secara keseluruhan satuan ini mencapai 600 meter. Kedalaman terdangkal Formasi Wonocolo ada yang mencapai 75m dari permukaan.

Perangkap

Perangkap yang dijumpai di Lapangan Kawengan terdiri dari perangkap struktur berupa antiklin (antiklinorium) berarah umum Baratlaut-Tenggara dan perangkap stratigrafi yang

berupa onlapping serta cross bedding. Pematangan Minyakbumi dan Migrasi

Di Lapangan Wonocolo khususnya minyak bumi sudah matang mulai Miosen Awal hingga Miosen Tengah dan mulai bermigrasi pada Miosen Akhir melalui antar perlapisan dan sesar-sesar naik menuju ke perangkap struktur dan stratigrafi.

Batuan Penutup

Batuan penutup di Lapangan Wonocolo terdiri dari batulempung Formasi Lidah yang ketebalannya mencapi 100-200 meter.

Pengembangan Wisata Alam Geologi Sumur Tua Wonocolo

Sumur tua Wonocolo adalah salah satu Geosite pada Geoheritage Baojonegoro yang merupakan target utama untuk pengembangan Wisata Alam Geologi Sumur Tua Wonocolo. Hal- hal yang sudah dikembangkan antara lain : 1) Rumah Singgah untuk menampung segala informasi, sehingga wisatawan bisa menikmati segala informasi yang dijumpai di Wonocolo khususnya dan Bojonegoro pada umumnya sebelum wisatawan menuju ke lokasi sumur tua Wonocolo. 2) Kawasan Sumur Tua Wonocolo sudah dikembangkan menjadi kawasan wisata alam geologi dengan nama TEKSAS WONOCOLO dengan fasilitas Sumur percontohan di D-80, tempat selfi di dekat Sumur D-157 (paling atas) dengan tulisan TEKSAS WONOCOLO dan tempat selfi 360o di dekat Sumur D-135 yang sudah dibangunkan fasilitas berupa toilet, mushola, tempat

jualan, tempat parkir dan tulisan besar WONOCOLO. 3) Tracking Jeep, mobil dan sepeda sebagai fasilitas untuk melihat secara dekat Penambangan secara tradisional di Sumur Tua Wonocolo. Paket-paket wisata sudah ditawarkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bojonegoro.

Keaneka ragaman proses pengambilan minyak tradisional di Wonocolo, dangkalnya posisi minyak di Wonocolo dan tersedianya informasi serta lengkapnya fasilitas wisata di Wonocolo maka diperkirakan Wonocolo menjadi Wisata Alam Geologi Sumur Tua yang peling indah di Indonesia. Sehingga bisa dipakai untuk wisata umum dan wisata minat khusus.

KESIMPULAN

1. Pembentukan Struktur Antiklin Wonocolo secara regional di interpretasikan dipengaruhi oleh sesar besar yang membentuk Jawa Timur yaitu sesar RMKS (Rembang-Madura- Kangean-Sakala), serta tinggian yang berada disisi sebelah Timur dan Barat pada Kawasan Cepu.

2. Pengembangan Wisata Sumur Tua Wonocolo diperkirakan menjadi wisata sumur tua yang paling indah di Indonesia, sebagai wisata secara umum dan wisata minat khusus.

3. Semua informasi di Sumur Tua Wonocolo dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk perkembangan sistem petroleum di Jawa Timur utara.

Dalam dokumen 359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf (Halaman 60-62)