• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU PASAR

Bab ini akan membahas tentang struktur pasar pada sistem tataniaga pupuk organik UD AMA berdasarkan jumlah penjual dan pembeli, heterogenitas produk

yang dipasarkan, kondisi produk, kondisi keluar dan masuk pasar, serta informasi mengenai perubahan harga pasar. Struktur pasar yang dijelaskan adalah struktur dari tiap lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam sistem tataniaga pupuk organik UD AMA sehingga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan ekonomi lembaga tersebut. Selanjutnya bab ini juga akan menjelaskan bagaimana lembaga-lembaga tataniaga mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan struktur pasar yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari perilaku pasar yang merupakan salah satu analisis mengenai pola tingkah laku lembaga dalam suatu sistem tataniaga. Perilaku pasar juga akan menghasilkan beberapa analisis mengenai praktek jual-beli pupuk organik antar lembaga tataniaga, cara penentuan harga pupuk organik lembaga-lembaga tataniaga, cara pembayaran setiap transaksi dan juga kerjasama antar lembaga tataniaga.

Analisis Struktur Pasar Pupuk Organik Struktur Pasar di Tingkat Perusahaan

Struktur pasar yang dihadapi oleh perusahaan adalah pasar oligopoli diferensiasi. Hal ini berdasarkan jumlah perusahaan pupuk organik yang memiliki jenis pupuk organik relatif sama walau dengan merek dan kualitas yang berbeda sehingga memengaruhi kepercayaan konsumen. Terdapat jumlah pembeli yang sangat banyak dari berbagai kalangan sementara produk yang dihasilkan merupakan produk yang sama berupa pupuk organik. Struktur seperti ini membuat perusahaan bertindak sebagai price taker karena banyaknya produk merek lain yang akan membuat konsumen akhir maupun lembaga tataniaga memiliki beberapa alternatif produk pupuk organik sesuai dengan kebutuhan dari masing- masing konsumen. Hambatan perusahaan untuk ke dalam pasar cukup tinggi karena membutuhkan modal yang cukup besar agar dapat membangun sebuah perusahaan pupuk dan memproduksi pupuk dalam jumlah besar yang dapat diterima di pasaran. Hambatan lainnya adalah sulitnya meneliti sebuah pupuk organik dan membuat rumusan bahan-bahan untuk membuat suatu pupuk sehingga akan membutuhkan waktu lama bagi para pelaku yang ingin masuk sebagai penjual pupuk dalam kasus ini pupuk organik. Informasi yang tersediapun sangat lengkap karena perusahaan menyalurkan produk langsung kepada berbagai lembaga maupun konsumen akhir sehingga perusahaan dapat mengetahui pasti harga pasar yang dimiliki pasar.

Struktur Pasar di Tingkat Distributor

Terdapat 5 distributor yang berada di pasaran sementara jumlah pembeli hanya dari 2 jenis yaitu kelompok tani dan konsumen akhir dalam jumlah banyak. Hal ini menunjukkan bahwa distributor menghadapi struktur pasar oligopoli diferensiasi apabila dilihat dari sisi penjual karena masih ada jenis pupuk organik yang diperjualbelikan di distributor dan dengan merek lain. Perbedaan yang mencolok terjadi dari sisi kualitas yang ada diantara berbagai jenis dan merek pupuk organik yang tersedia sehingga konsumen akhir maupun lembaga tataniaga yang melakukan kegiatan jual-beli, memiliki banyak pilihan pembelian. Informasi pasar yang tersedia juga memiliki kepastian karena barang yang dibeli oleh distributor selalu didapat dari perusahaan pemroduksi pupuk organik. Hambatan untuk keluar masuk pasar sebagai distributor akan sangat tinggi karena modal

untuk membangun usaha menjadi distributor akan memerlukan izin usaha yang banyak serta pembangunan dengan modal yang besar.

Struktur Pasar di Tingkat Pengecer

Struktur pasar di tingkat pengecer cenderung termasuk ke dalam struktur pasar persaingan monopoli jika dilihat dari sisi penjual karena jumlah penjual yang banyak dari beberapa pengecer yang memiliki hambatan yang cukup tinggi untuk keluar masuk pasar sebagai pengecer. Hal ini terlihat dari kuantitas yang dibawa oleh beberapa pengecer dalam memasarkan produk dalam jumlah besar. Pengecer biasanya hanya membeli dalam jumlah kecil dibandingkan dengan distributor dan kembali membeli dalam jumlah yang sama atau lebih besar ketika produk sudah habis terjual karena modal yang digunakan pengecer yang tidak terlalu besar. Mayoritas sifat produk yang dijual oleh para pengecer juga hanya satu jenis saja yaitu pupuk organik yang diproduksi UD AMA. Informasi yang dimiliki pengecer sangat banyak karena bersentuhan langsung dengan perusahaan pemroduksi pupuk organik, akan tetapi indikator lain berupa hambatan keluar masuk, jumlah penjual dan pembeli dan sifat produk yang dijual oleh pengecer menjelaskan bahwa struktur pasar lebih cenderung kepada pasar persaingan murni.

Struktur Pasar di Tingkat Kelompok Tani

Struktur pasar yang dihadapi kelompok tani termasuk ke dalam struktur oligopoli murni dilihat dari sisi penjual. Kelompok tani merupakan lembaga yang paling sedikit dilihat dari volume pembeliannya jika dibandingkan dengan lembaga lainnya, akan tetapi jumlah dari kelompok tani cukup banyak yaitu berjumlah 5 kelompok tani. Sedangkan pembeli yang melalui kelompok tani juga terdiri dari beberapa petani yang terdaftar dalam kelompok tani tersebut. Sifat produk yang dimililki pada lembaga ini bersifat homogen karena hanya memiliki satu alternatif pembelian yang dilakukan oleh lembaga ini. Terlebih lagi hambatan keluar masuk pasar yang sangat sulit karena diperlukannya sekumpulan petani dan beberapa perizinan yang tidak membutuhkan modal yang cukup besar untuk membentuk lembaga ini.

Analisis Perilaku Pasar Pupuk Organik Praktek Jual-Beli

Seluruh hasil produksi dari perusahaan pupuk organik UD AMA didistribusikan kepada beberapa lembaga tataniaga maupun konsumen akhir. Perusahaan menjual pupuk organik dalam bentuk karung yang berisi 20 kg tiap karungnya. Pengemasan dilakukan untuk lebih mengefektifkan waktu dan menyesuaikan peraturan volume pengemasan pupuk organi jual-beli yang dibuat oleh pemerintah yaitu ukuran 10 atau 20 kg. Perusahaan menyediakan fasilitas pengangkutan produk dari perusahaan ke lokasi penjual melakukan jual-beli.

Sistem pembelian pupuk organik yang digunakan distirbutor adalah dengan sistem orderan. Distributor memakai jasa pengangkutan perusahaan untuk mengantarkan barang sampai kepada tangan mereka. Distributor bebas menentukan jumlah pembelian dari tiap transaksi. Distributor selalu membeli barang kepada perusahaan dalam jumlah besar yaitu diatas 100 karung atau 2 ton.

Pembelian ini terjadi agar harga yang ditawarkan oleh distributor kepada lembaga selanjutnya atau konsumen akhir menjadi lebih murah. Distributor memiliki perhitungan tersendiri agar pembelian kepada perusahaan tiap transaksi dapat selalu menguntungkan bagi pihak distributor di berbagai kondisi penjualan.

Beberapa kelompok tani membeli pupuk organik biasanya kepada beberapa distributor dan sisanya membeli langsung kepada perusahaan. Kelompok tani menjemput produk kepada lembaga atau perusahaaan. Kedua hal ini dilakukan untuk memangkas biaya pengangkutan. Kelompok tani akan lebih memilih untuk membeli pupuk organik di tempat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi kelompok tani tersebut sehingga harga yang didapatkan juga menjadi lebih murah.

Pengecer sendiri melakukan pengangkutan barang ketika transaksi jual-beli terjadi di tempat pembelian produk. Pembelian produk oleh pengecer dari perusahaan dapat memotong harga sehingga harga yang didapatkan dapat lebih murah.

Sistem Penentuan Harga dalam Transaksi

Setiap masing-masing lembaga tataniaga dapat menetapkan harga jual dari pupuk organik itu sendiri tanpa harus disepakati bersama terlebih dahulu. Harga hasil penetapan tidak dapat diubah dengan cara tawar-menawar karena menyangkut masalah penutupan fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh masing- masing lembaga tataniaga. Sumber informasi yang didapatkan berupa harga pupuk organik UD AMA dipasaran didapatkan dari lembaga tataniaga yang terkait dengan perusahaan maupun para petani sebagai pelaku konsumen akhir. Adanya penentuan harga pembelian pupuk organik di setiap lembaga semata-mata dilakukan agar biaya tataniaga tertutupi dan mendapatkan keuntungan dari penentuan harga tersebut.

Sistem Pembayaran dalam Transaksi

Berikut adalah beberapa sistem pembayaran yang dilakukan dalam tataniaga pupuk organik produksi UD AMA, yaitu :

Sistem Pembayaran Tunai

Sistem ini mengharuskan pembeli untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum dapat membawa produk. Kebanyakan lembaga memakai sistem pembayaran tunai karena kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seluruh pelaku tataniaga dari mulai dari perusahaan, pengecer, distributor, kelompok tani maupun konsumen akhir. Biaya seperti kebutuhan sehari-hari usaha maupun rumah tangga menjadi alasan mengapa sistem pembayaran tunai dipakai oleh seluruh pelaku tataniaga. Namun terdapat pengecualian untuk perusahaan dan distributor tidak murni memakai sistem pembayaran tunai seluruhnya.

Sistem Pembayaran Kredit

Sistem ini hanya digunakan oleh para distributor dan perusahaan. Hal ini hanya terjadi pada perusahaan dan distributor karena produk oleh kedua unit usaha tersebut memungkinkan penjualan dilakukan dalam volume yang cukup besar. Sistem ini dilakukan dengan 4 kali termin pembayaran untuk penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Caranya dengan uang muka, pembayaran kedua dan ketiga sebesar 30 persen dan sisanya sebagai pembayaran keempat. Bunga yang didapat melalui pembayaran kredit adalah sekitar 5 persen. Sedangkan untuk distributor digunakan sistem pembayaran sebanyak 3 kali

dengan uang muka sebesar 50 persen dan dua kali pembayaran di akhir sebanyak 25 persen. Bunga yang didapatkan oleh distributor dari sistem pembayaran kredit sebesar 5 persen.

Kerjasama antar Lembaga Tataniaga

Penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga tataniaga kelompok tani memiliki kegiatan kerjasama yang baik dengan kelompok tani lainnya. Hal ini terlihat dari pengumpulan kolektif dari beberapa kelompok tani untuk membeli pupuk organik kepada perusahaan maupun distributor setempat. Tentunya aktivitas pembelian dengan sistem kerjasama seperti ini memudahkan masing- masing petani dalam hal akomodasi, sehingga usaha yang dilakukan oleh para petani semakin efisien karena pembelian hanya dilakukan oleh perwakilan dari satu kelompok tani. Sedangkan untuk kelompok tani lain diuntungkan dengan pengefektifan akomodasi tersebut. Para petani lain juga tidak perlu menjemput barang kepada perusahaan maupun distributor, cukup menjemput barang kepada masing-masing perwakilan kelompok tani.

Dokumen terkait