• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indentifikasi Lembaga, Saluran dan Fungsi Tataniaga Pupuk Organik Pengkajian terhadap lembaga tataniaga dan saluran tataniaga menjadi penting ketika ingin mendapatkan analisis tataniaga dari suatu komoditas yang ada yaitu memahami sistem penyaluran tataniaga yang terjadi antara produsen dan konsumen. Sistem tataniaga yang baik akan membuat perusahaan dalam meningkatkan pendapatannya karena harga sesuai dengan yang diharapkan serta kemudahan dalam menyalurkan hasil produknya. Lembaga-lembaga tataniaga yang melakukan fungsinya masing-masing dan membentuk rangkaian untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen disebut dengan saluran tataniaga. Tingkat efisiensi juga dapat dilihat dari sebuah saluran tataniaga yang terjadi dalam suatu komoditas. Semakin pendek saluran tataniaga yang terbentuk dalam sistem maka sistem tataniaga tersebut akan semakin efisien.

Fungsi-fungsi yang ada dalam saluran tataniaga menjadi hal yang sangat diperlukan untuk menntukan efisiensi tataniaga karena semakin banyak fungsi yang dilakukan salam sistem tataniaga maka akan semakin banyak pula yang kegiatan yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, semakin sedikit fungsi yang terdapat dalam suatu saluran tataniaga akan semakin efisien pula sistem tataniaga penyaluran produk atau komoditas tersebut.

Analisis Saluran Tataniaga Pupuk Organik

Tataniaga pupuk organik UD AMA melibatkan beberapa lembaga tataniaga dan membentuk beberapa saluran tataniaga yang saling berhubungan. Saluran yang dimiliki suatu sistem tataniaga komoditas juga bergantung pada banyak lembaga yang terlibat. Saluran tataniaga yang terdapat pada sistem tataniaga pupuk organik UD AMA yang dimulai dari petani hingga konsumen akhir terdiri dari beberapa lembaga tataniaga seperti distributor, pengecer dan kelompok tani. Penelitian yang dilakukan memperlihatkan saluran yang dimiliki sistem tataniaga pupuk UD AMA terdapat lima saluran yang berbeda. Saluran yang ada diantara produsen itu sendiri dalam hal ini UD AMA sampai pada konsumen akhir yaitu :

(1) Saluran Tataniaga I : Produsen  Distributor  Konsumen Akhir (2) Saluran Tataniaga II : Produsen  Distributor  Kelompok Tani 

Konsumen Akhir

(3) Saluran Tataniaga III : Produsen  Kelompok Tani  Konsumen Akhir (4) Saluran Tataniaga IV : Produsen  Pengecer  Konsumen Akhir

(5) Saluran Tataniaga V : Produsen  Konsumen Akhir

Terdapat lima saluran tataniaga di dalam sistem tataniaga pupuk organik UD AMA. Mudahnya akses transportasi, jarak distribusi dan harga yang diberikan perusahaan maupun distributor dalam pembelian pupuk menjadi indikator pertimbangan para konsumen untuk membeli langsung kepada perusahaan. Distribusi yang dilakukan oleh perusahaan menjadi sangat mempengaruhi saluran yang terbentuk di dalam sistem tataniaga.

Gambar 3. Saluran tataniaga pupuk organik UD AMA

Pupuk organik UD AMA disalurkan ke tiga jenis lembaga tataniaga yang ada di Sumatera Barat yaitu distributor, pengecer dan kelompok tani. Selain tiga lembaga tataniaga yang menerima saluran pupuk organik terdapat pula konsumen akhir yang langsung membeli kepada perusahaan. Sebanyak 281 120 kg pupuk telah didistribusikan perusahaan kepada tiga jenis lembaga tataniaga dan konsumen akhir tersebut. Saluran tataniaga pupuk organik yang didistribusikan telah diinterpretasikan dalam bentuk gambar dan dilihat pada Gambar 3.

Proses pendistribusian suatu produk dari produsen ke konsumen akhir terlihat dari saluran yang terbentuk dalam sistem tataniaga. Volume pupuk organik yang didistribusikan akan terlihat dalam pembahasan dari masing-masing saluran. Perolehan data pupuk organik yang didistribusikan masih dalam jumlah karung yang dijual kepada masing-masing lembaga ditiap saluran sehingga diperlukan penyetaraan jumlah karung menjadi satuan kilogram pupuk organik. Total pupuk organik yang didistribusikan selama tahun 2013 menunjukkan angka 281 120 kg pupuk organik. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa penjualan pupuk organik paling banyak dijual melalui distributor dibandingkan dengan lembaga lain. Selain dijual kepada distributor, perusahaan juga melakukan penjualan melalui beberapa kelompok tani dan pengecer. Berikut tabel yang menjelaskan jumlah penjualan pupuk organik UD AMA berdasarkan jenis pembeli. Tabel berikut menunjukkan penjualan pupuk organik yang tersebar dan mayoritas pembelian dilakukan langsung oleh konsumen akhir, sedangkan pengecer menjadi jumlah konsumen terbanyak berikutnya. Jumlah konsumen akhir yang membeli langsung ke perusahaan yaitu sebesar 84.62 persen. Hal ini terjadi karena memang lokasi perusahaan yang dekat dengan pertanian rakyat.

UD. AMA

Pengecer Distributor Kelompok Tani

Konsumen Akhir 50.05% 27.21% 17.55% 5.19% 3.2% 96.8%

Tabel 8. Jumlah pembeli pupuk organik UD AMA

Penjualan Nama Lembaga Pembeli Total

Perusahaan Kelompok Tani Distributor Pengecer Konsumen Akhir Akhir

Jumlah Pembeli 5 5 14 77 91

Persentase (%) 5.49 5.49 15.38 84.62 100

Sumber : Data primer diolah, 2014

Perusahaan memiliki empat alternatif tujuan penjualan hasil produksinya. Volume pupuk organik yang didistribusikan oleh perusahaan dapat dilihat dari tabel 9. Tabel berikut menjelaskan volume penjualan yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2013 serta penyebaran pupuk organik ke beberapa lembaga tataniaga. Volume pupuk organik yang dijual, mayoritas disalurkan melalui distributor yaitu sebesar 140 700 kg atau 50.05 persen dari total hasil penjualan perusahaan. Sedangkan penjualan ke pengecer dan kelompok tani sebesar 27.21 persen dan 5,19 persen. Sisanya perusahaan langsung menjual kepada konsumen akhir sebesar 49 340 kg atau 17.55 persen. Hal ini dikarenakan volume pembelian distributor dilakukan dalam jumlah besar kepada perusahaan.

Tabel 9. Distribusi penjualan perusahaan pupuk organik UD AMA Keterangan Distributor Pengecer Kelompok Tani Konsumen Total

Akhir

Jumlah (kg) 140 700 76 480 14 600 49 340 281 120

Persentase (%) 50.05 27.21 5.19 17.55 100

Sumber : Data primer diolah, 2014

Distributor merupakan lembaga yang berperanan penting bagi para konsumen akhir karena kekuatannya dalam memasok bahan baku pertanian dalam jumlah yang besar seperti pupuk. Pembelian pupuk organik yang dididistribusikan oleh perusahaan adalah 140 700 kg. Volume tersebut akan didistribusikan langsung oleh distributor kepada beberapa kelompok tani sebesar 4 500 kg dan menuju konsumen akhir sebesar 136 200 kg. Hasil tabulasi distribusi dapat dilihat dalam tabel 10.

Seluruh volume pendistribusian pupuk organik yang dilakukan oleh perusahaan kepada pengecer dan kelompok tani langsung disalurkan kepada para konsumen akhir. Hal ini terjadi karena pengecer dan kelompok tani melakukan transaksi dengan konsumen akhir yang berlokasi dekat dengan konsumen akhir sehingga saluran pemasaran yang terjadi tidak terlalu panjang.

Tabel 10. Distribusi penjualan distributor pupuk organik UD AMA Keterangan Kelompok Tani Konsumen Total

Akhir

Jumlah (kg) 4 500 136 200 140 700

Persentase (%) 3.2 96.8 100

Sumber : Data primer diolah, 2014

Pupuk organik yang terjual oleh distributor disalurkan kepada kelompok tani dan konsumen akhir. Konsumen akhir menjadi tujuan terbesar dari distributor dan distributor tidak menyalurkannya melalui pengecer seperti hal yang biasa dilakukan oleh kebanyakan distributor. Hal tersebut dikarenakan merek dagang

pupuk organik UD AMA masih terbilang baru di pasaran sehingga masih sedikit pengecer yang percaya bahwa produk yang ditawarkan dapat laku di pasaran. Selain itu salah satu distributor pupuk organik memiliki hubungan yang dekat dengan para petani setempat karena pemilik distributor adalah Pak Ucok yaitu salah satu penggagas berdirinya perusahaan pemroduksi pupuk organik UD AMA tersebut. Pupuk yang dibeli oleh konsumen akhir dari distributor adalah 136 200 kg yaitu sebesar 96.8 persen.

Terlihat pula dari penjualan yang terjadi kepada lembaga kelompok tani dari diistributor bahwa volume pupuk organik yang terjual ke kelompok tani masih sangat kecil. Distribusi penjualan pupuk organik dalam penelitian ini mendapati peran kelompok tani sebagai lembaga tataniaga yang memiliki unit penyimpanan berupa gudang penyimpanan. Kelompok tani membeli 4 500 kg yaitu hanya 3.2 persen dari keseluruhan stok yang disalurkan distributor.

Beberapa konsumen akhir yang berlokasi dekat dengan lokasi perusahaan langsung melakukan transaksi di lokasi perusahaan karena lokasinya yang dekat dan memungkinkan untuk mengangkut langsung produk. Sedangkan para distributor dan pengecer yang membeli pupuk organik langsung kepada perusahaan, memilih untuk pendistribusian pupuk yang disediakan oleh perusahaan dengan biaya tertentu. Alternatif ini selanjutnya juga dipakai oleh para kelompok tani setempat yang membeli kepada perusahaan secara langsung. Namun untuk pendistribusian kepada kelompok tani dilakukan sendiri oleh kelompok tani karena lokasinya yang berdekatan.

Saluran tataniaga pertama, ketiga dan keempat menunjukkan distribusi produk dari perusahaan berjalan dari perusahaan ke lembaga tataniaga dan langsung diterima oleh para konsumen akhir yang berdekatan dengan masing- masing lembaga tataniaga. Pada saluran tataniaga yang kedua, pupuk organik bergerak dari produsen kepada distributor yang berjumlah 2 unit usaha dan beralamat di Kota Solok dan Batusangkar. Kedua distributor ini melakukan aktivitas penggudangan sampai produk dijual kembali ke kelompok tani setempat. Setelah terjadinya transaksi distributor mengangkut produk kepada konsumen yaitu kelompok tani. Lalu kelompok tani menjual kepada para petani dengan sistem pembelian di tempat sehingga aktivitas pengangkutan pupuk untuk dipakai dalam aktivitas bertani. Saluran terakhir menjelaskan bahwa beberapa konsumen akhir datang langsung ke perusahaan untuk membeli hasil produk perusahaan.

Analisis Lembaga Tataniaga Pupuk Organik

Lembaga tataniaga bertindak sebagai badan usaha atau pelaku usaha yang berjasa dalam menyalurkan produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir dengan melakukan beberapa fungsi tataniaga. Produk yang dipasarkan adalah pupuk organik yaitu produk hulu agribisnis sehingga tentunya komposisi dan lembaga-lembaga yang dipaparkan akan sangat berbeda dengan produk hasil pertanian. Penjelasan mengenai lembaga tataniaga yang terlibat dalam sistem tataniaga pupuk organik adalah sebagai berikut.

Distributor

Distributor adalah lembaga tataniaga yang menghubungkan antara perusahaan pemroduksi dengan konsumen akhir serta beberapa kelompok tani.

Distributor secara tidak langsung melakukan penyaluran dengan volume terbanyak walaupun jumlahnya yang lebih sedikit dari lembaga lain seperti pengecer. Distributor melakukan penjualan paling banyak karena lokasi penjualan yang menguntungkan dan banyak ditempatkan di daerah pengaplikasi pertanian organik seperti daerah batu sangkar dan dhamasraya. Selain itu salah satu pemilik distributor dalam penelitian ini merupakan salah satu penggagas terbentuknya UD AMA dan salah satu peneliti pupuk organik yang dibuat oleh UD AMA. Distributor mendapatkan modal usaha dari modal pribadi untuk menjalankan usahanya dan biasanya distributor melakukan kredit kepada perusahaan untuk melunasi pembayaran pembelian produk. Responden distributor dalam penelitan berjumlah lima responden. Distributor menerima pupuk organik lalu melaksanakan kegiatan penggudangan sebelum didistribusikan ke tangan kelompok tani maupun konsumen akhir.

Pengecer

Lembaga yang menjadi lembaga terbanyak yang melakukan transaksi langsung dengan perusahaan sekaligus menjadi responden terbanyak adalah lembaga tataniaga pengecer. Jumlah pengecer yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 14 pengecer. Jumlahnya yang besar berbanding terbalik dengan kekuatan modal yang dimilikinya karena pengecer biasanya membeli dalam jumlah yang kecil. Hal ini tentunya berbanding terbalik jika dibandingkan dengan lembaga berupa distributor yang kekuatan modalnya lebih besar dibandingkan dengan pengecer. Pengecer berasal dari berbagai daerah yang lokasinya saling berdekatan dan berdekatan pula dengan perusahaan, sedangkan pengecer yang berada di luar daerah masih belum ditemukan karena produk perusahaan yang masih baru di pasar Sumatera Barat.

Kelompok Tani

Para konsumen akhir juga memiliki alternatif pembelian pupuk organik melalui kelompok tani. Kelompok tani lebih banyak memberikan informasi baru kepada para petaninya mengenai suatu produk sehingga informasi produk baru akan lebih sampai ke petani. Salah satu contohnya adalah dalam penelitian ini yaitu beberapa petani mendapatkan informasi dari kelompok taninya mengenai produk pupuk organik UD AMA. Selain itu kelompok tani juga memberikan alternatif sebagai salah satu tempat penyimpanan serta alternatif pembelian jika terjadi kelangkaan pupuk organik yang ada di pasar.

Analisis Fungsi Tataniaga Pupuk Organik

Lembaga-lembaga yang menyalurkan pupuk organik memiliki berbagai fungsinya masing-masing agar pupuk organik dapat di terima sampai kepada konsumen akhir. Tujuan lain dalam pengidentifikasian fungsi tataniaga adalah meningkatkan nilai tambah yang terdapat dalam suatu produk agar nilai tambah produk dapat bertambah, dimana fungsi tataniaga merupakan kegiatan yang produktif. Fungsi-fungsi tataniaga terdiri dari beberapa jenis fungsi, yaitu fungsi fisik, fungsi fasilitas dan fungsi pertukaran. Fungsi-fungsi tersebutlah yang akan dijelaskan dalam sistem tataniaga pupuk organik. Fungsi fisik meliputi fungsi penyimpanan, fungsi pengemasan dan fungsi pengangkutan. Fungsi fasilitas

terdiri dari fungsi sortasi, fungsi grading, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Sedangkan fungsi pertukaran meliputi fungsi pembelian dan penjualan produk. Berdasarkan pembagian fungsi diatas maka akan dijelaskan beberapa fungsi tataniaga yang dilakukan oleh masing- masing lembaga tataniaga pupuk organik UD AMA.

Secara umum perusahaan produsen pupuk organik melakukan fungsi fisik (fungsi pengangkutan, penyimpanan dan pengemasan), fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar) dan fungsi pertukaran (fungsi penjualan) kecuali pada saat penjualan ditujukan kepada kelompok tani, fungsi pengangkutan tidak dilaksanakan oleh perusahaan karena kelompok tani yang menjemput produk tersebut. Distributor melakukan fungsi fisik (fungsi pengangkutan dan penyimpanan), fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar) dan fungsi pertukaran (fungsi penjualan dan pembelian). Lalu kelompok tani melakukan fungsi fisik (fungsi penyimpanan), fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar) dan fungsi pertukaran (fungsi penjualan dan pembelian). Pengecer memiliki fungsi yang terdiri dari fungsi fisik (fungsi pengangkutan dan penyimpanan), fungsi fasilitas (fungsi penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar) dan fungsi pertukaran (fungsi penjualan dan pembelian). Tabulasi lengkap mengenai fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga pupuk organik dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Tabulasi fungsi tataniaga disetiap saluran tataniaga Saluran dan

Lembaga Tataniaga

Fungsi-fungsi Tataniaga

Fisik Fasilitas Pertukaran Angkut Simpan Kemas Sortasi Grading Risiko Biaya Info Pasar Jual Beli Saluran Tataniaga I Perusahaan √ √ √ - - √ √ √ √ - Distributor √ √ - - - √ √ √ √ √ Saluran Tataniaga II Perusahaan √ √ √ - - √ √ √ √ - Distributor √ √ - - - √ √ √ √ √ Kelompok Tani √ √ - - - √ √ √ - √ Saluran Tataniaga III

Perusahaan - √ √ - - √ √ √ √ - Kelompok Tani √ √ - - - √ √ √ - √ Saluran Tataniaga IV Perusahaan √ √ √ - - √ √ √ √ - Pengecer √ √ - - - √ √ √ √ √ Saluran Tataniaga V Perusahaan - √ √ - - √ √ √ √ - Sumber : Data primer diolah, 2014

Keterangan :

√ = Melakukan fungsi tataniaga - = Tidak melakukan fungsi tataniaga

UD AMA tidak melakukan seluruh fungsi tataniaga, melainkan hanya sebagian fungsi tataniaga yang ada. Fungsi yang dijalankan adalah fungsi fisik berupa fungsi pengangkutan yaitu aktivitas pendistribusian kepada pembeli pupuk organik dari perusahaan. Fungsi pengangkutan tidak dilaksanakan oleh perusahaan jika pupuk dibeli oleh kelompok tani karena kelompok tani memakai transportasi mereka masing-masing untuk membeli pupuk langsung dari perusahaan dan juga karena para kelompok tani berlokasi dekat dengan lokasi perusahaan. Selanjutnya adalah fungsi pengemasan dan penyimpanan karena setelah memproduksi pupuk organik tentunya barang tersebut harus dikemas dan disimpan di suatu tempat agar memudahkan dalam pendistribusian. Ukuran yang dipakai oleh perusahaan dalam memproduksi pupuk organik adalah satuan karung seberat 20 kilogram.

Perusahaan juga melaksanakan fungsi fasilitas berupa penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar. Risiko yang ditanggung perusahaan adalah risiko bencana alam seperti longsor karena lokasi perusahaan yang berada didaerah perbukitan serta iklim di daerah produksi. Jika iklim yang sangat panas membuat kualitas pupuk menjadi semakin rendah sehingga perlu dilakukan pemberian abu dalam pembuatan pupuk agar pupuk yang diproduksi dapat tetap dalam kondisi lembab. Fungsi pembiayaan tentunya yaitu aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi pupuk dari berbagai macam bahan organik, mengendapkan pupuk dan sampai menjadi pupuk organik siap jual. Mulai dari persiapan modal dan pengaplikasian pembuatan pupuk organik. Informasi pasar mengenai berbagai macam jenis pupuk organik juga dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui persaingan harga pupuk organik yang ada di pasar dari beberapa petani, distributor, kelompok tani maupun pengecer.

Fungsi terakhir yang dijalankan adalah fungsi pertukaran. Fungsi yang dijalankan adalah fungsi penjualan yaitu salah satu fungsi yang paling penting dari berbagai fungsi karena aktivitas ini merupakan hal yang dapat menyalurkan produk kepada distributor, pengecer, kelompok tani serta konsumen akhir. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh distributor dan pengecer terkadang memakai sistem kredit.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Distributor

Distributor merupakan sebuah lembaga yang melakukan kedua fungsi pertukaran yaitu fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Ia melakukan fungsi pembelian dari perusahaan pemroduksi pupuk organik dan fungsi penjualan kepada kelompok tani maupun langsung kepada konsumen akhir. Selain fungsi pertukaran, distributor juga melaksanakan fungsi fisik dan fasilitas. Fungsi fisik yang terjadi adalah fungsi penyimpanan pupuk organik, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan serta fungsi informasi pasar. Pembelian yang dilakukan oleh distributor memakai sistem pembayaran kredit.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh distributor adalah fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan. Hal ini dibutuhkan agar stok yang tersedia di distributor dapat selalu memenuhi permintaan pasar. Selain itu distributor juga melakukan pengangkutan ke beberapa konsumen akhir dan kelompok tani yang menginginkan produk dalam jumlah besar. Dalam kasus penyaluran kepada kelompok tani terjadi fungsi pengangkutan oleh distributor walaupun pembelian oleh kelompok tani dilakukan dalam jumlah kecil. Fungsi fasilitas selanjutnya

dilakukan melalui fungsi penanggungan risiko yaitu risiko kerusakan barang dalam penyimpanan produk di dalam gudang oleh hewan pengerat sehingga karung yang rusak tidak laku dijual. Selanjutnya adalah fungsi pembiayaan dalam hal permodalan pembangunan toko dan gudang serta alat kesekretariatan. Fungsi informasi pasar mengenai harga pupuk organik serta perkembangan pertanian di daerah distributor tersebar dengan baik dari para petani, surat kabar, maupun data pemerintah.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Kelompok Tani

Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh kelompok tani berupa fungsi pembelian saja karena kelompok tani biasanya membeli produk dengan sistem borongan yang modalnya didapat dari kumpulan modal beberapa petani. Kelompok tani dalam hal ini berfungsi sebagai perantara antara konsumen akhir dengan distributor ataupun dengan perusahaan pemroduksi. Fungsi pembelian dilakukan dengan membeli pupuk organik kepada distributor ataupun secara langusng kepada perusahaan. Fungsi penjualan dilakukan dengan menjual pupuk organik kepada konsumen akhir. Fungsi fisik yang dilakukan distributor berupa fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan. Fungsi penyimpanan berguna sebagai salah satu keuntungan bagi para pembeli agar pupuk yang dipakai tetap dalam kualitas baik. Sementara itu, fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengambil produk dari distributor maupun perusahaan. Fungsi fasilitas dilakukan oleh kelompok tani adalah fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi penanggungan risiko dilakukan distributor untuk membangun tempat penyimpanan pupuk organik agar terhindar dari hewan pengerat dan pupuk tak dapat dijual dengan harga normal. Fungsi informasi pasar yang dilakukan kelompok tani berupa informasi yang dapat diperoleh kelompok tani dari distributor mengenai perkembangan harga pupuk organik dan kualitas yang diinginkan oleh konsumen akhir.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pengecer

Fungsi fisik yang dilakukan pedangan pengecer yaitu fungsi pengangkutan dan fungsi penyimpanan. Proses pengangkutan dilakukan saat pembelian pupuk organik dari perusahaan pemroduksi pupuk organik juga pada saat. Fungsi penyimpanan dlakukan oleh pedagang pengecer yaitu dengan menyimpan pupuk organik sebelum dijual kembali kepada konsumen akhir. Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang pengecer berupa fungsi penanggunan risiko dan fungsi informasi pasar fungsi penanggungan risiko pedagang pengecer berupa hewan pengerat yang dapat menurunkan minat pembeli dan juga kesukaran penjualan karung yang rusak. Fungsi informasi pasar berupa informasi yang dapat diperoleh dari distributor serta konsumen akhir dan beberapa kelompok tani. Fungsi pertukaran yang dilakukan pengecer berupa fungsi penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai maupun kredit kepada perusahaan.

Dokumen terkait