ANALISIS SWOT DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DI NTT
1. Analisis SWOT Pengembangan Sumber Daya Manusia di NTT
Salah satu metode yang berguna untuk menganalisis isu-isu kunci berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia di Nusa Tenggara Timur adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan teknik manajemen baku (standard) yang digunakan untuk perencanaan dan telah banyak digunakan sebagai kerangka kerja (framework) untuk menilai berbagai isu dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia. Empat elemen dalam analisis SWOT biasanya ditempatkan dalam suatu matriks.
SWOT mengandung pengertian untuk Strengths (kekuatan-kekuatan), Weaknesses (kelemahan-kelemahan), Opportunities (kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang), dan Threats (ancaman-ancaman atau tantangan-tantangan). Strengths merupakan analisis dari kekuatan internal yang dimulai dengan identifikasi dari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja sistem pengembangan sumberdaya manusia yang baik di Nusa Tenggara Timur dan dapat dibangun untuk mewujudkan manusia NTT yang mandiri, maju, dan sejahtera di masa mendatang. Weaknesses merupakan faktor-faktor dalam sistem
pengembangan sumberdaya manusia di NTT yang dianggap sebagai penghambat untuk mewujudkan visi manusia NTT masa depan, dan oleh karena itu harus dikurangi atau dihilangkan. Opportunities merupakan faktor-faktor yang berada di luar sistem, dalam hal ini
berada dalam lingkungan baik nasional maupun internasional, yang dianggap akan memberikan kesempatan bagi pencapaian visi masa depan manusia Nusa Tenggara Timur yang mandiri, maju, dan sejahtera. Threats merupakan faktor-faktor lingkungan yang
diperkirakan akan menjadi ancaman atau hambatan bagi pencapaian visi masa depan manusia NTT yang mandiri, maju, dan sejahtera. Studi ini telah mencoba melakukan analisis SWOT
(hanya perkiraan-perkiraan) tentang pengembangan sumberdaya manusia di Nusa Tenggara Timur seperti ditunjukkan dalam Tabel IX.1. Beberapa kontribusi dari pihak yang tidak terlibat dalam studi ini sangat diharapkan untuk melengkapi analisis SWOT ini.
Tabel IX.1 Analisis SWOT Pengembangan Sumber Daya Manusia di NTT
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA TINGKAT MAKRO DI NTT
Kekuatan (Strengths—S)
9 Komitmen yang tinggi dari pemerintah daerah untuk mengembangkan
sumberdaya manusia, tampak dari visi pembangunan daerah yaitu mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera
9 Hubungan kekerabatan yang tinggi sehingga sangat mendukung kerjasama dan
partisipasi dalam pembangunan
9 Hirarki sosial yang bersifat paternalistik memudahkan tercipta ketaatan dan kepatuhan kepada pemimpin formal maupun informal
9 Tingkat partisipasi tenaga kerja yang tinggi, tampak dari tingkat pengangguran terbuka yang rendah
9 Tingkat partisipasi wanita yang tinggi dalam membantu ekonomi keluarga
9 Potensi sumberdaya lahan, laut, dan alam lain yang besar, meskipun belum tergarap dengan efektif
9 Iklim tropik yang
menguntungkan bagi pengembangan sektor-sektor di alam terbuka
Kelemahan (Weaknesses—W)
9 Tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang rendah
9 Tingkat penguasaan
teknologi dan manajemen yang masih rendah
9 Proporsi terbesar masyarakat bermukim di daerah-daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan terhadap akses sumber-sumber daya untuk kemajuan
9 Bagian terbesar masyarakat NTT memiliki motivasi yang rendah, selalu menyalahkan orang lain dan lingkungan, cepat puas diri, takut menghadapi risiko
9 Tingkat upah dan gaji yang rendah sehingga menurunkan tingkat produktivitas tenaga kerja
9 Tingkat pendapatan ekonomi serta daya beli untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan & gizi yang rendah
9 Konsentrasi tenaga kerja pada sektor-sektor pertanian secara umum yang memiliki struktur keterkaitan antar-sektor dan efek pengganda pendapatan yang rendah
9 Struktur perekonomian yang lemah karena ditopang oleh sektor-sektor primer yang memiliki daya penyebaran yang rendah, namun derajat kepekaan yang tinggi
9 Belum ada pola kerjasama secara terpadu dan terintegrasi yang mantap antara pemerintah daerah, lembaga keuangan & perbankan, lembaga pendidikan, dan dunia usaha
9 Belum ada jaringan kerja (networking) yang mantap dengan berbagai institusi
formal maupun informal dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan bisnis, baik pada skala nasional maupun internasional
9 Kurang merasa bangga untuk memberikan penghargaan terhadap sumber-sumber daya lokal (manusia, produk industri, teknologi dan manajemen, dll)
9 Akses yang terbatas atau hampir tidak ada terhadap sumber-sumber kemajuan menuju era modernisasi, seperti: informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi dan manajemen, dll
9 Kehadiran wanita dalam posisi manajemen strategis masih rendah
9 Kekurangan informasi yang akurat serta belum ada kebutuhan terhadap informasi untuk melakukan proses manajemen (perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian)
9 Pola hidup masyarakat yang konsumtif dan senang pada acara seremonial (upacara & pesta)
9 Tingkat kepedulian
masyarakat terhadap pendidikan serta kesehatan dan gizi yang masih rendah
Kesempatan (Opportunities—O)
9 Pendapatan ekonomi dan kesempatan kerja masih dapat ditingkatkan melalui perubahan struktur produksi dengan jalan mengembangkan sektor agribisnis dari hulu, “on-farm”, sampai hilir
9 Penerimaan pajak dari surplus (keuntungan) usaha masih memungkinkan untuk ditingkatkan sampai minimum
5% (sekarang masih 0,67%)
9 Kerjasama masyarakat dan pemerintah yang tinggi untuk menciptakan suasana aman dan kondusif bagi pembangunan daerah menuju cita-cita mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, dan sejahtera
9 Meningkatkan kerjasama yang terpadu dan terintegrasi antara sistem pemerintahan (pembuat
STRATEGI S-O
9 Melakukan perubahan struktur produksi melalui pengembangan sektor agribisnis hulu, “on-farm”, dan hilir
9 Meningkatkan efektivitas metode pengumpulan pajak dari sektor produksi (sektor ekonomi) hingga minimum 5%
9 Meningkatkan kerjasama pemerintah dengan masyarakat terutama lembaga
swadaya masyarakat (LSM) agar secara bersama memberikan pelayanan pendidikan, kesehatan & gizi yang berkualitas kepada masyarakat
9 Meningkatkan kerjasama secara terpadu dan terintegrasi antara pemerintah
STRATEGI W-O
9 Melakukan perubahan struktur produksi melalui pengembangan sektor agribisnis untuk meningkatkan pendapatan
upah dan gaji tenaga kerja
9 Membangun kerjasama intensif dengan pihak-pihak di luar NTT baik dalam lingkup nasional maupun
internasional agar menciptakan akulturasi budaya produktif, hemat, berani menghadapi tantangan (risiko), tidak cepat puas diri, dll
kebijakan manajemen pembangunan daerah), sistem
pendidikan & pelatihan (pemasok sumberdaya manusia berkualitas), sistem keuangan dan perbankan (pemasok sumberdaya modal), dan sistem bisnis dan investasi (penggerak roda perekonomian regional)
9 Melalui otonomi daerah, memberikan kesempatan untuk membuka jaringan kerja (networking) dengan pihak-pihak di luar NTT baik pada lingkup nasional maupun internasional
9 Pemanfaatan sumberdaya matahari sebagai energi untuk menggerakkan produksi dan perekonomian
daerah, lembaga pendidikan, lembaga keuangan dan perbankan, dan pebisnis dalam satu kebersamaan visi untuk menumbuh-kembangkan masyarakat NTT menuju cita-cita jangka panjang mewujudkan masyarakat NTT yang mandiri, maju, dan sejahtera
9 Membuka jaringan kerja baik formal maupun informal dengan berbagai pihak yang
diperkirakan akan memberikan kontribusi bagi
pembangunan masyarakat NTT
9 Menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang menguasai
teknologi untuk memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumberdaya
energi, misalnya pembangkitan listrik tenaga
matahari, dll Ancaman (Threats—T)
9 Dampak globalisasi akan masuknya sumber daya manusia berkualitas dari luar NTT, sehingga sumberdaya manusia NTT menjadi kalah dalam persaingan global di wilayah NTT
9 Berpindahnya sumberdaya manusia NTT yang berkualitas untuk berkompetisi dalam pasar global di luar wilayah NTT
9 Memiliki hasrat yang rendah untuk mempelajari bidang-bidang manajemen dan teknologi
9 Ketiadaan akses ke daerah di luar NTT baik pada skala nasional maupun internasional
9 Ketiadaan strategi yang efektif untuk menghadapi perubahan lingkungan global yang cepat dan sulit dikendalikan (turbulence)
9 Kekurangan sumberdaya manusia terdidik dalam area yang penting seperti teknologi dan manajemen informasi
9 Peraturan baru dalam bidang kesehatan, bahwa tenaga dokter PTT akan direkrut di daerah otonom, tidak ada lagi penempatan tenaga dokter PTT dari pusat, sehingga kompetisi berupa pemberian balas jasa
STRATEGI S-T
9 Mengembangkan pendidikan berbasis sains dan teknologi
agar meningkatkan kemampuan masyarakat dalam penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
9 Membangun infrastruktur yang kompetitif serta mengajak pihak-pihak profesional yang tertarik untuk mengembangkan potensi daerah yang belum tergarap dengan baik di NTT
STRATEGI W-T
9 Melakukan pelatihan profesional dalam bidang teknologi dan manajemen
berbasis kinerja (performance-based management) untuk melaksanakan sistem manajemen kinerja berfokus masyarakat 9 Melakukan perubahan sistem balas jasa dan penghargaan berbasiskan pencapaian kinerja untuk mempertahankan dan/atau menarik tenaga-tenaga profesional yang berkualifikasi dalam bidang IPTEK dan beretika serta bermoral baik
dan penghargaan bagi tenaga dokter PTT akan semakin meningkat (Dokter PTT Akan Direkrut Di Daerah, Kompas 13 November 2002 hlm. 10), sedangkan daerah NTT bukan merupakan pilihan yang menarik, akan meningkatkan masalah-masalah krusial dalam bidang pelayanan kesehatan di NTT