• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Tabel tabulasi silang atau crosstab digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk kolom dan juga baris. Tabulasi silang atau crosstab ini merupakan tabel silang yang berisi jawaban dari dua item pertanyaan atau lebih. Tabulasi silang atau crosstab ini akan saling menyilangkan jawaban dari dua pertanyaan dalam tabel sehingga akan mudah untuk dipahami (Santoso, 2003, p.76). Dalam penelitian ini, tabulasi silang dilakukan terhadap variabel identitas responden (angkatan) dengan ketiga komponen pada sikap mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner.

Pada tabel 4.31 menunjukkan hasil tabulasi silang antara angkatan dengan komponen kognitif mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner. Angkatan dengan nilai positif yang paling besar adalah angkatan 2012, angkatan tersebut merupakan angkatan terlama di Universitas Kristen Petra. Dari 12 responden angkatan 2012, 10 responden menyatakan kognitif yang positif. Dalam penelitian ini terdapat batasan angkatan yang bisa menjadi responden yaitu angkatan 2012

Angkatan Kognitif Total

Negatif Netral Positif

2012 0 2 10 12 0,0% 16,7% 83,3% 100,0% 2013 0 8 5 13 0,0% 61,5% 38,5% 100,0% 2014 0 11 19 30 0,0% 36,7% 63,3% 100,0% 2015 1 21 23 45 2,2% 46,7% 51,1% 100,0% Total 1 42 57 100 1,0% 42,0% 57,0% 100,0%

Tabel 4.31 Crosstab antara Angkataan dan Komponen Kognitif

hingga angkatan 2015, dikarenakan peneliti diminta Universitas Kristen Petra sendiri untuk tidak membagikan kuesioner kepada mahasiswa angkatan 2016, dikarenakan masih baru dan mungkin masih tidak tahu mengenai kampanye “No Tas kresek dan No Styrofoam” ini.

Terpaan media berbicara mengenai khalayak dalam penggunaan media baik jenis media informasi secara terus menerus dari berbagai media, memungkinkan seseorang terdorong atau termotivasi untuk melakukan sesuatu (Ardianto & Komala, 2005, p.168). Sedangkan Azwar mengungkapkan, sikap merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan dan didasari, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. Mendapatkan terpaan oleh proses evaluasi dalam individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif–negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2015,p.15).

Pada teori ini dikemukakan bahwa semakin lama atau semakin sering seorang mahasiswa mendapatkan terpaan informasi, dalam hal ini pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner, maka seorang mahasiswa tersebut akan semakin terdorong atau termotivasi untuk melakukan sesuatu dalam penelitian ini yaitu kecenderungan berperilaku dan sikap mengenai pesan kampanye tersebut. Selain itu semakin lama mahasiswa tersebut menjadi mahasiswa Universitas Kristen Petra, menjadi semakin tahu mengenai pesan-pesan tersebut. Walaupun x-banner kampanye tersebut sendiri baru ada tahun ini, namun pesan-pesan yang ada di dalam x-banner tersebut sudah sering diinformasikan kepada mahasiswa Universitas Kristen Petra. Salah satunya sosialisasi yang dilakukan satu tahun sebelum ada penetapan, seperti yang dikatakan Liliany Sigit selaku koordinator kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam“ bahwa “Sebuah perubahan tidak dapat lansgung diterapkan, harus ada masa sosialisasi minimal 1 tahun, karena mengubah perilaku orang dewasa tidak mudah seperti membalik tangan, jadi setelah satu tahun disosialisasikan, baru ada penetapan” (Wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian Kreatif Tim Green Campus, 1 Maret 2016).

122

Universitas Kristen Petra

Pada tabel 4.32 menunjukkan hasil tabulasi silang antara angkatan dengan komponen afektif mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner. Angkatan dengan nilai positif yang paling besar adalah angkatan 2012, angkatan tersebut merupakan angkatan terlama di Universitas Kristen Petra.. Dari 12 responden angkatan 2012, 9 responden menyatakan afektif yang positif. Dalam penelitian ini terdapat batasan angkatan yang bisa menjadi responden yaitu angkatan 2012 hingga angkatan 2015, dikarenakan peneliti diminta Universitas Kristen Petra sendiri untuk tidak membagikan kuesioner kepada mahasiswa angkatan 2016, dikarenakan masih baru dan mungkin masih tidak tahu mengenai kampanye “No Tas kresek dan No Styrofoam” ini.

Menurut Allen dan Meyer (1990) salah satu dimensi komitmen organisasi yaitu komitmen afektif yang berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan karyawan di dalam suatu organisasi. Menurut Mowday, Porter dan Steers (1981, p.186), komitmen organisasi dengan adanya sikap dalam organisasi, yaitu involvement merupakan perasaan untuk terlibat dalam suatu pekerjaan dalam organisasi dan pekerjaan yang dilakukan adalah menyenangkan. Selain itu terpaan media berbicara mengenai khalayak dalam penggunaan media baik jenis

Angkatan Afektif Total

Negatif Netral Positif

2012 0 3 9 12 0,0% 25,0% 75,0% 100% 2013 1 3 9 13 7,7% 23,1% 69,2% 100% 2014 0 8 22 30 0,0% 26,7% 73,3% 100% 2015 0 19 26 45 0,0% 42,2% 57,8% 100% Total 1 33 66 100 1% 33% 66,0% 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. Mendapatkan terpaan informasi secara terus menerus dari berbagai media, memungkinkan seseorang terdorong atau termotivasi untuk melakukan sesuatu (Ardianto & Komala, 2005, p.168). Sedangkan Azwar mengungkapkan, sikap merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan dan didasari oleh proses evaluasi dalam individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif–negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2015,p.15).

Pada teori ini dikemukakan bahwa semakin lama seorang mahasiswa menjadi mahasiswa Universitas Kristen Petra, dalam hal ini mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner, maka seorang mahasiswa tersebut akan semakin berkomitmen serta termotivasi untuk menyukai pesan kampanye tersebut.

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa semua angkatan 2012 sebagian besar menyukai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner telah berhasil menimbulkan komponen afektif yang positif.

Angkatan Konatif Total

Negatif Netral Positif

2012 0 1 11 12 0,0% 8,3% 91,7% 100,0% 2013 3 1 9 13 23,1% 7,7% 69,2% 100,0% 2014 1 4 25 30 3,3% 13,3% 83,3% 100,0% 2015 0 7 38 45 0,0% 15,6% 84,4% 100,0% Total 4 13 83 100 4,0% 13,0% 83,0% 100%

Tabel 4.33 Crosstab antara Angkataan dan Komponen Konatif

124

Universitas Kristen Petra

Pada tabel 4.33 menunjukkan hasil tabulasi silang antara angkatan dengan komponen konatif mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner. Angkatan dengan nilai positif yang paling besar adalah angkatan 2012, angkatan tersebut merupakan angkatan terlama di Universitas Kristen Petra.. Dari 12 responden angkatan 2012, 11 responden menyatakan konatif yang positif. Dalam penelitian ini terdapat batasan angkatan yang bisa menjadi responden yaitu angkatan 2012 hingga angkatan 2015, dikarenakan peneliti diminta Universitas Kristen Petra sendiri untuk tidak membagikan kuesioner kepada mahasiswa angkatan 2016, dikarenakan masih baru dan mungkin masih tidak tahu mengenai kampanye “No Tas kresek dan No Styrofoam” ini.

Menurut Mowday, Porter dan Steers (1981, p.186), komitmen organisasi dengan adanya sikap dalam organisasi, yaitu involvement merupakan perasaan untuk terlibat dalam suatu pekerjaan dalam organisasi dan pekerjaan yang dilakukan adalah menyenangkan. Selain itu terpaan media berbicara mengenai khalayak dalam penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. Mendapatkan terpaan informasi secara terus menerus dari berbagai media, memungkinkan seseorang terdorong atau termotivasi untuk melakukan sesuatu (Ardianto & Komala, 2005, p.168). Sedangkan Azwar mengungkapkan, sikap merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan dan didasari oleh proses evaluasi dalam individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif–negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2015,p.15).

Pada teori ini dikemukakan bahwa semakin lama seorang mahasiswa menjadi mahasiswa Universitas Kristen Petra, dalam hal ini mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner, maka seorang mahasiswa tersebut akan semakin berkomitmen untuk terlibat dan mau terdorong atau termotivasi untuk melakukan sesuatu yaitu kecenderungan berperilaku dan sikap mengenai pesan kampanye tersebut.

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa semua angkatan 2012 sebagian besar memiliki kecenderungan berperilaku sesuai pesan kampanye “No

Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam media x-banner telah berhasil menimbulkan komponen konatif yang positif.

Dokumen terkait