• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZiS JATENG CABANG SALATIGA

4. Analisis terhadap hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

Dalam melaksanakan fungsinya suatu lembaga Amil Zakat haruslah mempunyai asas kemanfaat kepada masyarakat terutama mereka yang

membutuhkan bantuan seperti fakir miskin, amil, muallaf, riqob, ghorim,

sabillah, ibnu sabil sehingga kegiatan lembaga tersebut bisa memberikan kontribusi yang nyata dihadapan masyarakat umum dalam rangka mengatasi kesenjangan sosial, maka dari itu Lembaga Amil Zakat dalam melakukan programnya penyalurannya zakat kepada masyarakat.

Dalam melaksanakan pengelolaan zakat Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga memiliki beberapa kendala dalam mengelola zakat, kendala tersebut antara lain

1. Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

Pengelolaan Zakat; Dikarenakan sosialisasi mengenai Undang-Undang Pengelolaan Zakat masih kurang, maka hal ini mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat mengenai lembaga pengelolaan zakat, sehingga

dalam prakteknya masyarakat masih membayarkan zakat di masjid-masjid di lingkungannya.

2. Pemahaman Zakat

Dikarenakan kehidupan di kota Salatiga yang kurang agamis, mengakibatkan pemahaman zakat kurang dimengerti dan ditaati oleh masyarakat Kota Salatiga yang beragama Islam sebagai salah satu kewajiban. Hal ini mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan zakat masih rendah. Kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih terbatas pada pelaksanaan zakat fitrah saja. Sedangkan untuk melaksakan zakat mal, kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih rendah.

3. Berbenturan Kepentingan

Selama ini pelaksanaan zakat dikelola oleh masjid-masjid dan pada umumnya ruang lingkup masjid-masjid tersebut sangat terbatas, yaitu pada tingkat rukun tangga (RT) atau rukun warga saja (RW). Biasanya pengumpulan dan pendistribusian zakat itu pun terbatas pada masyarakat rukun tangga (RT) atau rukun warga (RW) tersebut. Sehingga dapat terjadi salah satu masjid dapat mengumpulkan zakat dalam jumlah yang sangat besar dan pendistribusiannya hanya terbatas pada lingkungan masjid tersebut. Sedangkan pada masjid yang lain, zakat yang terkumpul jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan pendistribusian zakat kurang merata. Dengan dibentuknya Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga, diharapkan pengelolaan zakat dapat lebih terorganisasi dengan baik. Salah satu tujuannya adalah pendistribusian zakat lebih merata dan tidak menumpuk pada satu daerah saja, sehingga tujuan zakat untuk pemerataan ekonomi dapat terwujud.

4. Tidak Adanya Sanksi yang Tegas.

Pada Undang-Undang Pengelolaan Zakat, tidak ada sanksi untuk orang Islam maupun badan hukum yang dimiliki oleh orang Islam yang tidak menunaikan zakat. Padahal pada Pasal 2 Undang-Undang 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan sebagai berikut: Setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan maupun atau badan yang dimiliki, untuk orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat hanyalah sanksi bagi pengelola zakat.

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil analisis yang ada di bab empat dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

c. Pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga secara umum sudah terdapat SK (surat keputusan) dari notaris, kemudian secara kelembagaan lazis cabang salatiga masuk dalam FOZ (forum zakat) yaitu forum untuk pengelola-pengelola zakat tingkat nasional. Sedangkan Pengelolaan di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga meliputi devisi program dan devisi marketing,

devisi program, devisi program yaitu tujuannya melakukan

pemberdayaan ekonomi masyarakat seperti, program ekonomi, program ekonomi harapannya supaya adanya perubahan dari status mustahiq berubah ke muzakki sedangkan program pendidkan meliputi malakukan pengajaran TPQ dan memeberikan beasiswa kepada pelajar dengan ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh lazis. Ada pula program layanan ambulan Program ini bekerja sama dengan PLN yaitu berupa pinjaman ambulan dari PLN, tetapi secara operasional PLN tetap membantu. Sedangkan devisi marketing Dalam pengelolaan devisi marketing tugasnya adalah menjual produk yang ada di lazis salatiga yaitu sedekah subuh. Sedangkan sedekah subuh sendiri hanya nama

produk saja akan tetapi kegiatan ini meliputi sedekah yang dilakukan saat pagi hari atau saat subuh. Dalam produk tersebut peminatnya paling banyak, karena dalam hadits Rasulullah diriwayatkan oleh Muslim.

d. Hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-undang

No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga dalam melaksanakan pengelolaan zakat memiliki beberapa kendala dalam mengelola zakat, kendala tersebut antara lain : (1) Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Pengelolaan Zakat; Dikarenakan sosialisasi mengenai Undang-Undang Pengelolaan Zakat masih kurang, maka hal ini mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat mengenai lembaga pengelolaan zakat, sehingga dalam prakteknya masyarakat masih membayarkan zakat di masjid-masjid dilingkungannya. (2) Pemahaman Zakat, Dikarenakan kehidupan di kota Salatiga yang kurang agamis, mengakibatkan pemahaman zakat kurang dimengerti dan ditaati oleh masyarakat Kota Salatiga yang beragama Islam sebagai salah satu kewajiban. Hal ini mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan zakat masih rendah. Kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih terbatas pada pelaksanaan zakat fitrah saja. (3) Perbenturan Kepentingan, Selama ini pelaksanaan zakat dikelola oleh masjid-masjid dan pada umumnya ruang lingkup masjid-masjid tersebut sangat terbatas, yaitu pada tingkat rukun tangga (RT) atau rukun warga saja (RW). Dengan dibentuknya Lembaga

zakat dapat lebih terorganisasi dengan baik. Salah satu tujuannya adalah pendistribusian zakat lebih merata dan tidak menumpuk pada satu daerah saja, sehingga tujuan zakat untuk pemerataan ekonomi dapat terwujud. (4) Tidak Adanya Sanksi yang Tegas, Pada Undang-Undang Pengelolaan Zakat, tidak ada sanksi untuk orang Islam maupun badan hukum yang dimiliki oleh orang Islam yang tidak menunaikan zakat. Padahal pada Pasal 2 Undang-Undang 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. disebutkan sebagai berikut: Setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan maupun atau badan yang dimiliki, untuk orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat hanyalah sanksi bagi pengelola zakat.

B. Saran

Dari kseimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

c. Bagi akademik

Melalui Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam IAIN Salatiga, khususnya Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah diharapkan lebih aktif membantu mensosialisasikan tentang Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Pengelolaan Zakat sehingga diharapkan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 bagi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga bisa maksimal dalam menjalankan kelembagaannya secara optimal sehingga dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat yang membutuhkan.

d. Kegunaan praktis