• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance Performance Analysis) Atribut Benih Kedelai Edamame

IX ANALISIS KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI EDAMAME

9.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance Performance Analysis) Atribut Benih Kedelai Edamame

Keenam atribut yang duji pada setiap komoditi akan dianalisis berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atribut- atribut mana saja yang memiliki nilai tingkat kepentingan dan kinerja yang telah sesuai dengan harapan dari petani responden. Produk yang pertama akan dianalisis penilaian tingkat kepentingan dan kinerjanya adalah benih kedelai edamame (Tabel 30).

Tabel 30. Perhitungan Rata-rata Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Benih Kedelai Edamame

Atribut Penilaian Kepentingan Penilaian Kinerja Rata-rata Skor Kepentingan (Y) Kinerja (X) Produktivitas 195 194 4,88 4,85 Ketahanan hama penyakit 187 140 4,68 3,50 Ketersediaan benih di pasar 191 66 4,78 1,65 Keseragaman masak panen 193 194 4,83 4,85 Daya tumbuh 188 182 4,70 4,55 Jumlah polong 184 200 4,60 5,00 Total rata-rata 4,74 4,07  

 Tabel 30 menunjukkan nilai rata-rata skor pada benih kedelai edamame dengan tingkat kepentingan atribut sebesar 4,74 dan tingkat kinerja atribut 4,07. Nilai dari tingkat kepentingan dan kinerja atribut pada benih kedelai edamame memiliki nilai yang tinggi, dimana rata-rata skor secara keseluruhan dari tingkat kepentingan atribut lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kinerja atributnya.

Hal ini berarti keenam atribut penting bagi petani responden, hanya saja belum semua atribut menunjukkan kinerja yang sesuai dengan harapan petani. Pada benih kedelai edamame, rata-rata skor tingkat kepentingan tertinggi ada pada atribut produktivitas sebesar 4,88 dan terendah adalah atribut jumlah polong sebesar 4,70. Atribut produktivitas dinilai penting oleh petani responden karena dapat berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima. Begitu juga pada atribut jumlah polong yang dinilai penting karena akan berpengaruh kepada nilai jual polong yang akan dijual petani kepada pengumpul benih. Akan tetapi, pada tingkat kinerja atribut jumlah polong memiliki rata-rata skor yang tinggi yaitu sebesar 5,00 dan untuk rata-rata skor terendah adalah atribut ketersediaan benih di pasar. Pada kondisi di lapang, atribut jumlah polong menunjukkan kinerjanya telah sesuai dengan harapan petani responden, sehingga memiliki nilai yang tinggi dibandingkan atribut lainnya. Atribut ketersediaan di pasar memiliki kinerja yang rendah bagi petani responden karena masih sulitnya mendapatkan benih kedelai edamame untuk ditanam pada musim berikutnya, walaupun sebagian besar petani telah menggunakan benih hasil produksi dari panen sebelumnya.

Hasil perhitungan dari Importance Performance Analysis (IPA) pada kedelai edamame juga dapat dilihat dengan menggunakan diagram kartesius. Diagram kartesius tersebut menggambarkan posisi dari setiap atribut termasuk ke dalam kuadaran yang mana, sehingga dapat diketahui atribut mana saja yang harus dipertahankan maupun yang diperbaiki. Nilai kepentingan dan kinerja yang diplotkan pada diagram kartesius diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata skor untuk setiap atribut pada benih kedelai edamame. Diagram kartesius IPA untuk kedelai edamame dapat dilihat pada Gambar 5.

6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 4,90 4,85 4,80 4,75 4,70 4,65 4,60 Tingkat Kinerja T ing k a t K e pe nt ing a n 4,07 4,74 A 6 A 5 A 4 A 3 A 2 A 1 IPA KEDELAI EDAMAME

I II

III IV

Gambar 5. Diagram Kartesius IPA Kedelai Edamame

Keterangan :

Kuadran I : A3 (Ketersediaan benih di pasar) Kuadran II : A1 (Produktivitas)

A4 (Keseragaman masak panen) Kuadran III : A2 (Ketahanan hama penyakit) Kuadran IV : A5 (Daya tumbuh)

A6 (Jumlah polong)

Gambar 5 menunjukkan atribut yang berada pada kuadran I yang merupakan daerah prioritas utama pada benih kedelai edamame adalah atribut ketersediaan benih di pasar. Tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut ketersediaan benih ini memiliki nilai yang tinggi karena dianggap penting oleh petani responden. Namun, pada kenyatannya atribut ketersediaan benih masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh petani responden. Di lapang, petani responden masih sulit dalam mendapatkan benih kedelai edamame walaupun beberapa petani responden sudah menggunakan benih hasil produksi dari panen sebelumnya, sehingga dapat mengantisipasi ketersediaan benih yang terbatas di pasar. Akan tetapi tidak secara umum petani responden dapat menggunakan benih

92 hasil produksi dari panen sebelumnya karena ada beberapa petani responden dari yang masih tergantung kepada produsen dalam mendapatkan benih kedelai edamame. Oleh karena itu, atribut ketersediaan benih di pasar harus ditingkatkan agar petani responden puas dengan tingkat kepentingan dan kinerja yang diharapkan.

Atribut produktivitas, dan keseragaman masak panen kedelai edamame berada pada kuadran II. Kuadran II merupakan daerah pertahankan prestasi yang artinya tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut produktivitas dan keseragaman masak panen dianggap telah sesuai dengan harapan, sehingga mencapai tingkat kepuasan yang relatif tinggi. Dari segi atribut produktivitas, umumnya produktivitas kedelai edamame menjadi salah satu motivasi petani responden untuk berusahatani kedelai edamame. Hal tersebut terjadi karena telah sesuainya harapan petani dari kepentingan dan kinerja atribut produktivitas. Pada atribut keseragaman masak panen menjadi salah satu atribut yang dianggap penting oleh petani karena jika tingkat keseragaman masak panennya tinggi akan memudahkan petani dalam kegiatan panen, sehingga petani responden tentu tidak perlu repot memilah kedelai edamame yang sudah masak untuk dipanen. Kondisi tersebut juga akan berpengaruh pada produktivitas, dengan produktivitas yang tinggi diharapkan pendapatan yang diterima oleh petani juga tinggi.

Prioritas rendah pada kuadran III merupakan daerah dengan atribut yang tidak terlalu dianggap penting oleh petani dan kinerjanya pun tidak istimewa. Atribut yang berada pada kuadran III ini yaitu atribut ketahanan hama penyakit. Ketahanan hama penyakit pada kedelai edamame memiliki prioritas yang rendah karena petani responden sudah terbiasa dalam mencegah terjadinya hama penyakit yang menyerang selama masa pertumbuhan kedelai edamame. Oleh karena itu, menjadi dianggap kurang penting untuk atribut ketahanan hama penyakit dilihat dari tingkat kepentingan dan kinerjanya.

Kuardan IV merupakan daerah berlebihan dengan atribut yang kurang penting dan dirasa berlebihan oleh petani responden. Atribut daya tumbuh dan jumlah polong termasuk ke dalam daerah yang berlebihan. Hal tersebut dikarenakan petani responden lebih mempertimbangkan atribut harga benih, harga

93 jual dan produktivitas dalam melakukan produksi kedelai edamame dibandingkan dengan atribut daya tumbuh dan jumlah polong. Walaupun pada kondisi di lapang, jumlah polong dapat berpengaruh pada harga jual polong karena jumlah polong menjadi nilai dari grade yang akan diterima oleh produsen atau pengumpul benih.

9.2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance Performance