• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

4.6. Metode Analisis Data

4.6.3. Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) dapat menunjukkan tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaan kinerja atribut produk. Tingkat kepentingan tersebut akan diukur menggunakan skala Likert. Menurut Simamora (2002) skala Likert yang juga disebut summated ratings scale merupakan teknik

pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala Likert merupakan indikator skala untuk mengukur tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen dan tingkat pelaksanaan secara nyata yang ditunjukkan melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu harapan konsumen akan kinerja sebuah produk dan kenyataan yang diterima setelah mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen akan merasa puas jika kinerja produk sama atau bahkan melebihi harapan konsumen dan sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika kinerja produk ternyata tidak sesuai dengan harapan (Santoso, 2005).

Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja suatu atribut. Tingkat pelaksanaan kinerja adalah bagaimana kinerja yang telah diberikan oleh pihak perusahaan terhadap konsumen (Umar, 2000).

Skala ini memungkinkan konsumen mengungkapkan perasaannya yang diekspresikan ke dalam sebuah kepuasan. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan lima skala karena dengan semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin terwakili dan tentu disesuaikan dengan batas kemampuan dari responden. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Karena pilihan jawaban beerjenjang, maka setiap jawaban bisa diberi bobot sesuai dengan intensitasnya. Dalam pengukuran tingkat kepentingan (importance) akan diberi peringkat dengan skala lima angka yaitu dari skala satu “sangat tidak penting” sampai skala lima “sangat penting” yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Skala dan Kriteria Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

Skala Kriteria

1 Sangat tidak penting

2 Tidak penting

3 Cukup penting

4 Penting

5 Sangat Penting

Tabel 5 menunjukan skala yang akan menjadi ukuran pada atribut benih kedelai edamame. Skala tersebut memerlukan suatu indikator yang jelas mengenai batasan dan artinya agar dapat diukur dengan benar dan memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam analisis Importance Performance Analysis (IPA) ini atribut yang digunakan tidak berjumlah delapan atribut, tetapi ada enam atribut yaitu produktivitas, ketahanan hama penyakit, ketersediaan benih di pasar, keseragaman masak panen, daya tumbuh, dan jumlah polong. Hal ini dikarenakan dua atribut yaitu harga benih dan harga jual polong tidak dapat dikategorikan dari sangat mahal sampai sangat murah karena responden dalam penelitian ini tidak seragam, sehingga tidak digunakan. Indikator tersebut dapat ditentukan melalui penelusuran penelitian sebelumnya, artikel dari internet, dan informasi dari salah satu ketua kelompok tani serta produsen sekaligus pengumpul kedelai edamame di Kecamatan Megamendung (Tabel 6). Tabel 6. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

1 Produktivitas Sangat tidak penting : Produktivitas edamame sangat tidak penting jika produktivitas yang dihasilkan sangat rendah.

Tidak penting : Produktivitas edamame t tidak penting jika produktivitas yang dihasilkan rendah.

Cukup penting : Produktivitas edamame cukup penting jika produktivitas yang dihasilkan cukup tinggi.

Penting : Produktivitas edamame penting jika produktivitas yang dihasilkan tinggi.

Sangat Penting : Produktivitas edamame sangat penting jika produktivitas yang dihasilkan sangat tinggi.

2 Ketahanan hama penyakit

Sangat tidak penting : Ketahanan hama penyakit sangat tidak penting jika edamame sangat mudah terserang hama penyakit dan sangat sulit dalam penanganannya.

Tidak penting : Ketahanan hama penyakit tidak penting jika edamame mudah terserang hama penyakit dan sulit dalam penanganannya.

Cukup penting : Ketahanan hama penyakit cukup penting jika edamame cukup mudah terserang hama penyakit dan cukup sulit dalam penanganannya.

Tabel 6. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

3 Ketersediaan benih di pasar

Sangat tidak penting : Ketersediaan benih di pasar sangat tidak penting jika benih sangat sulit untuk dicari dan dibeli.

Tidak penting : Ketersediaan benih di pasar tidak penting jika benih sulit untuk dicari dibeli.

Cukup penting : Ketersediaan benih di pasar cukup penting jika benih cukup sulit untuk dicari dan dibeli.

Penting : Ketersediaan benih di pasar penting jika benih tidak sulit untuk dicari dan dibeli.

Sangat Penting : Ketersediaan benih di pasar sangat penting jika benih sangat tidak sulit untuk dicari dan dibeli.

4 Keseragaman masak panen

Sangat tidak penting : Keseragaman masak panen sangat tidak penting jika polong yang masak sangat tidak seragam.

Tidak penting : Keseragaman masak panen tidak penting jika polong yang masak tidak seragam.

Cukup penting : Keseragaman masak panen cukup penting jika polong yang masak cukup seragam.

Penting : Keseragaman masak panen penting jika polong yang masak seragam.

Sangat Penting : Keseragaman masak panen sangat penting jika polong yang masak sangat seragam.

5 Daya tumbuh Sangat tidak penting : Daya tumbuh sangat tidak penting jika daya tumbuh edamame sangat tidak sesuai standarnya.

Tidak penting : Daya tumbuh tidak penting jika daya tumbuh edamame tidak sesuai standarnya.

Cukup penting : Daya tumbuh cukup penting jika daya tumbuh edamame cukup sesuai standarnya.

Penting : Daya tumbuh penting jika daya tumbuh edamame sangat sesuai standarnya.

Sangat Penting : Daya tumbuh sangat penting jika daya tumbuh edamame sangat sesuai standarnya.

6 Jumlah polong Sangat tidak penting : Jumlah polong sangat tidak penting jika jumlah polongnya sangat tidak sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Tidak penting : Jumlah polong tidak penting jika jumlah polongnya tidak sesuai dengan keinginan pengumpul benih. Cukup penting : Jumlah polong cukup penting jika jumlah polongnya cukup sesuai dengan keinginan pengumpul benih. Penting : Jumlah polong penting jika jumlah polongnya sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Sangat Penting : Jumlah polong sangat penting jika jumlah polongnya sangat sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Dalam pengukuran tingkat kinerja (performance) terhadap atribut benih kedelai edamame dan kedelai juga menggunakan lima skala seperti tingkat kepentingan (importance). Namun, dengan kriteria yang berbeda sesuai dengan

atribut yang digunakan. Skala dan kriteria tingkat kinerja atribut benih kedelai edamame dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Skala dan Kriteria Tingkat Kinerja Atribut Benih Kedelai Edamame

Atribut 1 2 3 4 5 Produktivitas Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Ketahanan hama penyakit Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Ketersediaan benih di pasar Sangat sulit diperoleh Sulit diperoleh Cukup mudah diperoleh Mudah diperoleh Sangat mudah diperoleh Keseragaman masak panen Sangat tidak seragam Tidak seragam Cukup seragam Seragam Sangat Seragam Daya tumbuh Sangat tidak

tinggi Tidak tinggi Cukup tinggi Tinggi Sangat tinggi Jumlah polong Sangat tidak

banyak Tidak banyak Cukup banyak Banyak Sangat banyak

Sama halnya dengan tingkat kepentingan (importance), tingkat kinerja (performance) juga memerlukan suatu indikator yang jelas mengenai batasan dan artinya agar dapat diukur dengan benar dan memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian. Indikator tingkat kinerja diuraikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Indikator Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

1 Produktivitas Sangat rendah : 30-34 kg/100m2 Rendah : 35-39 kg/100m2 Cukup tinggi : 40-44 kg/100m2 Tinggi : 45-49 kg/100m2 Sangat Tinggi : > 50 kg/100m2 2 Ketahanan hama penyakit

Sangat rendah : hampir seluruh terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Rendah : lebih dari 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Cukup tinggi : 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat. Tinggi : kurang dari 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Sangat Tinggi : hampir tidak ada tanaman terserang hama kupu- kupu putih dan ulat.

Tabel 8. Indikator Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

3 Ketersediaan benih di pasar

Sangat sulit diperoleh : Hanya dijual pada tempat tertentu dengan jumlah yang terbatas.

Sulit diperoleh : Hanya dijual pada pedagang besar.

Cukup mudah diperoleh : Tersedia namun dengan persediaan yang terbatas.

Mudah diperoleh : Mudah dicari dan memiliki persediaan yang banyak.

Sangat mudah diperoleh : Mudah dicari dan dibeli dengan persediaan yang sangat banyak.

4 Keseragaman masak panen

Sangat tidak seragam : hampir seluruh tanaman tidak masak Tidak seragam : kurang dari 50% tanaman masak

Cukup seragam : 50% tanaman cukup masak Seragam: lebih 50% tanaman masak

Sangat seragam : hampir seluruh tanaman masak 5 Daya tumbuh Sangat tidak tinggi : < 70 %

Tidak tinggi : 70-74 % Cukup tinggi : 75-80 % Tinggi : 81-85 % Sangat tinggi : > 86% 6 Jumlah polong

Sangat tidak banyak : tidak ada polong Tidak banyak : 1 polong

Cukup banyak : 2 polong banyak : 3 polong

Sangat banyak : > 3 polong

Skala dan indikator untuk tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) digunakan untuk bobot atau skor penilaian atribut pada metode IPA dan CSI. Hasil dari perhitungan metode Importance Performance Analysis (IPA) yang dilakukan pada tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) berupa rata-rata skor yang akan diplotkan ke dalam diagram kartesius. Perhitungan tersebut dapat dijabarkan dengan rumus sebagai berikut : n Xi X

= n Yi Y

= Keterangan :

X = Skor rata-rata tingkat kinerja produk

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan responden Xi = Total skor tingkat kinerja dari seluruh responden

Yi = Total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden

Penilaian hasil IPA tersebut digolongkan ke dalam rentang skala untuk menentukan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut dengan menggunakan skala numerik linear (Simamora, 2002). Rentang skala diperoleh melalui rumus sebagai berikut : RS = (m-n) b Di mana : m : Skor tertinggi n : Skor terendah

b : Jumlah kelas atau kategori yang akan disusun

Pada penelitian ini akan digunakan rentang skala sebagai berikut : RS = 5-1 = 0,8

5

Rentang skala ini digunakan untuk penilaian skor pada kriteria tingkat kepentingan (important) pada metode analisis IPA, rentang skalanya adalah sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat tidak penting 1,81 – 2,60 = tidak penting 2,61 – 3,40 = biasa

3,41 – 4,20 = penting 4,21 – 5,00 = sangat penting

Sedangkan untuk tingkat kinerja (performance) skala dan kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat tidak penting 1,81 – 2,60 = tidak penting 2,61 – 3,40 = biasa

3,41 – 4,20 = penting 4,21 – 5,00 = sangat penting

Hasil perhitungan akan diplotkan pada diagram kartesius. Diagram kartesius terbentuk dari dua sumbu yaitu sumbu X dan Y yang terbagi atas empat

kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y). Nilai pada diagram kartesius diperoleh dari rumus sebagai berikut :

K i X X n i

= = 1 K i Y Y n i

= = 1 Keterangan :

X = Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kinerja produk

Y = Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kepentingan responden X = Skor rata-rata tingkat kinerja produk

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan responden n = Jumlah responden

K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan responden Diagram kartesius diperlukan dalam menjelaskan hubungan antara tingkat kinerja dari produk dengan tingkat kepentingan responden. Diagram kartesius ini terdiri atas empat kuadran yaitu kuadran I yang merupakan daerah prioritas utama, kuadran II merupakan daerah yang harus dipertahankan, kuadran III merupakan daerah prioritas rendah dan kuadran IV merupakan daerah berlebihan. Diagram kartesius dapat dilihat pada Gambar 3.

Y : Tingkat kepentingan

Kuadran I Kuadran II

(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi) Y

Kuadran III Kuadran IV (Prioritas Rendah) (Berlebihan)

X : Tingkat kinerja

X

Gambar 3. Diagram Kartesius Sumber : Umar (2000)

Keterangan :

1. Kuadran I (Prioritas Utama) merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang diangap penting oleh konsumen, namun pada kenyataannya produsen belum melaksanakannya sesuai dengan harapan petani sebagai konsumen. Oleh karena itu, atribut yang terdapat dalam benih kedelai edamame harus menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan karena pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen masih rendah.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) merupakan wilayah yang memuat faktor- faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan adalah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang diangap penting oleh konsumen telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh petani sebagai konsumen. Pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi, sehingga seluruh atribut yang berada pada kuadran II ini harus tetap dipertahankan.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah) merupakan wilayah yang memuat faktor- faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya biasa saja atau tidak terlalu istimewa. Pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen relatif rendah, sehingga produsen belum terlalu penting untuk meningkatkan atribut yang berada pada kuadran III ini.

4. Kuadran IV (Berlebihan) merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame dianggap penting dan kinerjanya dinilai berlebihan oleh konsumen. Pada keadaaan ini kinerja produk lebih tinggi dari tingkat kepentingan konsumen, sehingga perlu menurunkan kinerja agar dapat mengefisiensikan

sumberdaya atau juga dapat dipertahnakan sebagai antiisapsi terhadap perubahan selera dari konsumen.