• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.2 Analisis Univariat

4.2.2 Determinan Pemberian ASI Eksklusif

4.2.2.4. Situasi Untuk Bertindak

Situasi untuk bertindak yang terjadi pada responden dalam ASI eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu baik dan kurang. Berdasarkan analisis univariat kebanyakan responden memiliki situasi yang baik untuk bertindak dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 76 orang (78,4%), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Situasi Responden untuk Bertindak dalam Pemberian ASI Eksklusif

No Situasi untuk Bertindak n %

1 Baik 76 78,4

2 Kurang 21 21,6

Jumlah 97 100,0

Secara lebih rinci, jawaban responden tentang situasi untuk bertindak dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10. Jawaban Responden tentang Situasi untuk Bertindak dalam Pemberian ASI Eksklusif

No Pertanyaan Ya Tidak

n % n %

1 Ketika bayi ibu berusia 0-6 bulan, bayi ibu tidak

menolak untuk menyusu pada payudara ibu 30 30,9 67 69,1 2 Saat bayi ibu berusia 0-6 bulan, apakah ibu selalu

bersama dengan bayi ibu 73 75,3 24 24,7

3 Selama bayi ibu berusia 0-6 bulan, ibu pernah mengalami gangguan psikologis sehingga ibu tidak memberikan ASI kepada bayi ibu

8 8,2 89 91,8 4 Selama ibu menyusui bayi ibu dari usia 0-6 bulan,

produksi ASI lancar dan bayi selalu menyusu sampai puas

80 82,5 17 17,5 5 Ibu terkendala dengan pekerjaan ibu untuk memberi

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa ada 91,8% responden menyatakan selama bayi berusia 0-6 bulan, ibu tidak pernah mengalami gangguan psikologis, dan 82,5% responden menyatakan produksi ASI lancar dan bayi selalu menyusu sampai puas, sedangkan situasi yang menghalangi ibu untuk memberi ASI eksklusif adalah pekerjaan yaitu sebesar 63,9%.

4.2.2.5. Pengetahuan

Pengetahuan responden tentang pemberian ASI eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu baik dan kurang. Berdasarkan analisis univariat kebanyakan responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI eksklusif yaitu 53 orang (54,6%), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Pengetahuan Responden tentang Pemberian ASI Eksklusif

No Pengetahuan n %

1 Baik 44 45,4

2 Kurang 53 54,6

Jumlah 97 100,0

Secara lebih rinci, jawaban responden tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12. Jawaban Responden mengenai Pengetahuan tentang Pemberian ASI Eksklusif

No Pertanyaan Ya Tidak

n % n %

1 Pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain

selama bayi berusia 0-6 bulan sangat baik untuk bayi 74 76,3 23 23,7 2 Pemberian ASI selama usia 0-6 bulan boleh ditambah

dengan madu 30 30,9 67 69,1

3 Memberi hanya ASI saja untuk bayi usia 0-6 bulan

dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari penyakit 24 24,7 73 75,3 4 Bayi yang mengalami diare tidak boleh diberi ASI 67 69,1 30 30,9 5 Bayi usia 0-6 bulan menjadi lebih cerdas dan sehat

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa ada sebanyak 76,3% responden mengetahui bahwa pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain selama bayi berusia 0-6 bulan sangat baik untuk bayi. 75,3% responden tidak mengetahui bahwa memberi hanya ASI saja untuk bayi usia 0-6 bulan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari penyakit, dan 69,1% responden menyatakan bayi yang mengalami diare tidak boleh diberi ASI. Dari uraian tersebut diketahui ternyata sebagian besar responden tidak mengetahui tentang ASI eksklusif secara rinci baik dari pelaksaan maupun manfaat pemberian ASI eksklusif.

4.2.2.6. Sikap

Sikap responden tentang pemberian ASI eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu positif dan negatif. Berdasarkan analisis univariat kebanyakan responden memiliki sikap yang negatif tentang pemberian ASI eksklusif yaitu 50 orang (51,5%), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13. Sikap Responden tentang Pemberian ASI Eksklusif

No Sikap n %

1 Positif 47 48,5

2 Negatif 50 51,5

Jumlah 97 100,0

Secara lebih rinci, jawaban responden tentang sikap dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.14. Jawaban Responden tentang Sikap dalam Pemberian ASI Eksklusif

No Pernyataan SS S R TS STS

n % n % n % n % n %

1 Pada bayi usia 0-6 bulan cukup

diberi hanya ASI saja 21 21,6 34 35,0 7 7,2 26 26,8 10 10,8 2 Bayi yang baru lahir menangis

karena lapar sehingga perlu diberi susu formula atau makanan lain sembari menunggu kondisi ibunya pulih seusai melahirkan

17 17,5 25 25,8 30 30,9 2 2,1 23 23,7

3 Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak

cukup bagi bayi 18 18,6 12 12,4 43 44,3 13 14,4 11 11,3 4 Anjuran petugas kesehatan tentang

pentingnya memberi hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan perlu diikuti

28 28,9 59 60,8 10 10,3 0 0 0 0

5 Susu formula boleh diberikan pada

bayi sebelum berusia 6 bulan 1 1,0 11 11,3 24 24,7 26 26,8 35 36,1

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pernyataan sikap yang paling disetujui responden adalah anjuran petugas kesehatan tentang pentingnya memberi hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan perlu diikuti, dan pernyataan sikap yang paling tidak disetujui responden adalah ASI saja tidak cukup bagi bayi usia 0-6 bulan sehingga dirasakan perlu memberi makanan tambahan walaupun bayi belum mencapai usia 6 bulan.

4.2.2.7. Panutan

Orang yang jadi panutan responden dalam pemberian ASI eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu ada dan tidak ada. Berdasarkan analisis univariat kebanyakan responden menyatakan ada orang yang jadi panutan dalam

pemberian ASI eksklusif yaitu 64 orang (66,0%), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.15. Panutan Responden dalam Pemberian ASI Eksklusif

No Panutan n %

1 Ada 64 66,0

2 Tidak ada 33 34,0

Jumlah 97 100,0

Bila dilihat dari jawaban responden yg sebagian besar mempunyai panutan dalam pemberian ASI eksklusif, seharusnya para responden akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Namun kenyataannya diketahui bahwa masih banyak juga responden yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan. 4.2.2.8. Budaya

Budaya berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu mendukung dan tidak mendukung. Berdasarkan analisis univariat kebanyakan responden memiliki budaya yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif yaitu 54 orang (55,7%), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.16. Budaya dalam Pemberian ASI Eksklusif

No Budaya n %

1 Mendukung 43 44,3

2 Tidak mendukung 54 55,7

Jumlah 97 100,0

Secara lebih rinci, jawaban responden tentang budaya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.17. Jawaban Responden tentang Budaya Berkaitan dengan Pemberian ASI Eksklusif

No Pertanyaan Ya Tidak

n % n %

1 Di tempat ibu, bayi yang baru lahir segera diberi madu,

air putih, pisang/makanan yang lain 55 56,7 42 43,3 2 Di tempat ibu, ada makanan/minuman tertentu yang

diberikan hanya pada saat bayi baru lahir yang dimaksudkan sebagai penyambutan bayi baru lahir kedunia yang mempunyai makna tertentu

66 68,0 31 32,0 3 Di tempat ibu, setelah melahirkan ibu hanya

diperbolehkan minum seteguk air putih hanya bila haus 43 44,3 54 55,7 4 Di tempat ibu, setelah melahirkan ibu diharuskan

menjalani pantangan makanan 49 50,5 48 49,5

5 Di tempat ibu, pemberian ASI dihentikan jika bayi sakit

terutama diare 77 79,4 20 20,6

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa budaya yang menghambat pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI dihentikan jika bayi sakit terutama diare yaitu sebesar 79,4%, disusul oleh adanya pemberian makanan dan minuman tertentu saat lahir yaitu sebesar 68,0%. Selanjutnya kebiasaan yang tidak mendukung ASI eksklusif berupa pemberian pisang dengan alasan supaya bayi cepat besar.