• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis VaR Produk Kredit Masyarakat Desa Bermasalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Analisis VaR Produk Kredit Masyarakat Desa Bermasalah

Matriks unconditional merupakan proporsi perubahan kolektibilitas debitur per bulan. Dengan matriks unconditional dapat diketahui peluang perubahan kolektibilitas debitur tiap bulan yang dapat dilihat dari perubahan nominal baki debet tiap bulannya.

Matriks unconditional yang diperoleh adalah:

L KL D M L 0,910 0,090 0 0 KL 0,089 0,545 0,184 0 D 0 0,138 0,454 0,225 M 0 0 0,277 0,723 Keterangan: L = Lancar D = Diragukan

KL = Kurang Lancar M = Macet

Matriks di atas menunjukkan bahwa peluang kolektibilitas lancar untuk tetap bertahan pada posisinya adalah sebesar 0,910 (91%). Nilai ini menunjukkan bahwa debitur yang memiliki kolektibilitas lancar memiliki peluang yang sangat besar untuk tetap menjadi debitur yang dapat melaksanakan kewajibannya dalam membayar angsuran kredit dengan baik. Namun debitur kolektibilitas lancar memiliki peluang sebesar 0,090 (9%) untuk dapat menjadi debitur dengan kolektibilitas kurang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa Bank X harus berusaha untuk mempertahankan debitur dengan kolektibilitas lancar untuk tetap berada posisinya dan tidak berpindah ke kolektibilitas kurang lancar karena masih ada peluang sebesar 9% bagi debitur kolektibilitas lancar berpindah ke kolektibilitas kurang lancar.

Debitur kolektibilitas kurang lancar memiliki peluang sebesar 0,089 (8,9%) untuk pindah ke kolektibilitas lancar. Kolektibilitas kurang lancar untuk tetap bertahan pada kolektibilitas kurang lancar sebesar 0,545 (54,5%) dan kolektibilas kurang lancar untuk menjadi kolektibilitas diragukan sebesar 0,184 (18,4%). Nilai ini menunjukkan bank mengalami kerugian karna hanya sebesar

8,9 persen debitur yang berpindah ke kolektibilitas lancar sedangkan yang berpindah ke kolektibilitas diragukan lebih besar yaitu 18,4 persen.

Peluang kolektibilitas diragukan menjadi kolektibilitas kurang lancar sebesar 0,138 (13,8%), sedangkan peluang untuk tetap bertahan pada kolektibilitas diragukan sebesar 0,454 (45,4%) dan kolektibilitas diragukan menjadi kolektibilitas macet sebesar 0,225 (22,5%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat keadaan ini cukup besar karena peluang berpindah ke kolektibilitas macet lebih besar dibandingkan peluang berpindak ke kolektibulitas kurang lancar. Bank perlu menyiapkan suatu kegiatan untuk mengatasi keadaan ini.

Peluang untuk keluar dari kolektibilitas macet menjadi kolektibilitas diragukan sebesar 0,277 (27,7%) dan peluang untuk tetap bertahan pada kolektibilitas macet sebesar 0,723 (72,3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar debitur dengan kolektibilitas macet tidak memiliki itikad untuk dapat keluar dari keadaan ini. Sikap debitur yang demikian membuat bank mengalami kerugian yang cukup besar yang dapat mengganggu stabilitas keuangan bank sehingga Bank X Bogor harus memiliki pengelolaan kredit yang baik. Hal ini disebabkan usaha debitur yang dibiayai oleh kredit mengalami kebangkrutan sehingga debitur tidak memiliki uang untuk membayar kredit, selain itu juga karena usaha sudah tidak ada debitur tidak mau melunasi utangnya.

Nilai VaR merupakan nilai kerugian maksimum yang dapat dialami oleh bank untuk periode satu tahun pada tingkat keyakinan yang telah ditentukan. Tingkat keyakinan yang digunakan pada penelitian ini adalah 95 persen dan 99 persen. Dengan mengetahui nilai VaR pada kredit yang disalurkan maka akan diketahui berapa jumlah kerugian maksimum yang dapat dialami bank sehingga dapat dilakukan pengelolaan risiko kredit yang sesuai. Tabel 19. menunjukkan kerugian maksimum yang dialami Bank X Bogor.

Tabel 18. VaR Produk Kredit Masyarakat Desa Komersil di Bank X Bogor

VaR Produk Kredit Masyarakat Desa Komersil Komersil di bank X Bogor

Kolektibilitas Volatilitas VaR α=95% VaR α=99%

Lancar Rp. 1.164.260.421,00 Rp. 1.921.029.694,65 Rp. 2.712.726.780,93 Kurang Lancar Rp. 1.144.774.379,00 Rp. 1.888.877.725,35 Rp. 2.667.324.303,07 Diragukan Rp. 6.973.339,70 Rp. 11.506.010,50 Rp. 16,247.881,50 Macet Rp. 3.028.043,99 Rp. 4.996.272,58 Rp. 7.055.342,50 TOTAL Rp. 3.816.014.703,09 Rp. 5.388.675.307,99

Nilai volatilitas merupakan perubahan keragaman faktor risiko. Volatilitas menunjukkan fluktuasi nilai di masa lalu sehingga volatilitas dapat menunjukkan sebaran munculnya peluang terjadinya risiko kredit yang terjadi di Bank X Bogor. VaR kredit pada kolektibilitas lancar memperlihatkan bahwa besarnya kemungkinan kerugian maksimum yang dihadapi Bank X Bogor dengan tingkat keyakinan 95 persen pada tahun 2010 adalah sekitar Rp. 1,9 Milyar. Nilai tersebut adalah 2 persen dari baki debet pinjaman kolektibilitas lancar, sedangkan kemungkinan maksimum dengan keyakinan 99 persen adalah sekitar Rp. 2,7 Milyar atau sebesar 3,47 dari baki debet pinjaman kolektibilitas lancar. Nilai VaR pada kolektibilitas lancar digunakan sebagai estimasi pergeseran kolektibilitas lancar ke kolektibilitas lainnya. Estimasi ini digunakan untuk perkiraan di masa yang akan datang apabila debitur kolektibilitas lancar bergeser ke kolektibilitas lainnya.

VaR kredit pada kolektibilitas kurang lancar dengan tingkat keyakinan 95 persen sekitar Rp. 1,8 Milyar dan dengan tingkat keyakinan 99 persen sekitar Rp. 2,6 Milyar. Nilai VaR pada kolektibilitas kurang lancar melebihi baki debetnya. Hal ini menunjukkan bahwa kerugian yang dialami oleh kolektibilitas kurang lancar sangat tinggi. Dengan adanya hal tersebut dibutuhkan tindakan pengelolaan kredit yang serius dari pihak Bank X Bogor agar terjadi pergeseran kolektibilitas yang semakin baik di masa mendatang.

VaR pada kolektibilitas diragukan dengan tingkat keyakinan 95 persen adalah sekitar Rp. 11,5 Juta atau sebesar 7,21 persen dari baki debet dan dengan keyakinan 99 persen adalah sekitar Rp. 16,2 Juta atau sebesar 5,11 persen dari total baki debet kolektibilitas diragukan. VaR pada kolektibilitas macet dengan

tingkat keyakinan 95 persen adalah sekitar Rp. 4 Juta atau sebesar 2 persen dari baki debet kolektibilitas macet. Pada tingkat keyakinan 95 persen, nilai kerugian maksimum yang akan dialami adalah sekitar Rp. 4,9 Juta atau dapat dikatakan bahwa hanya 5 persen kemungkinan kerugian yang dialami melebihi Rp. 4,9 Juta. Sedangkan dengan tingkat keyakinan 99 persen, kerugian maksimum yang dialami pada kolektibilitas macet sekitar Rp. 7 Juta atau sebesar 1,78 persen dari baki debet kolektibilitas macet. Pada keyakinan 99 persen nilai kerugian maksimum yang akan dialami sekitar Rp. 7 Juta atau dapat dikatakan bahwa hanya 1 persen kemungkinan kerugian yang dialami lebih dari Rp. 7 Juta. Pada kolektibilitas diragukan dan macet, nilai kerugian yang akan dialami kecil walaupun nilai baki debetnya cukup besar. Pergeseran kolektibilitas diragukan dan macet ke kolektibilitas lainnya sangat kecil sehingga nilai baki debet yang mengalami macet tidak mengalami penambahan yang signifikan.

Nilai VaR Bank X Bogor pada tahun 2010 pada tingkat keyakinan 95 persen kemungkinan mengalami kerugian maksimum sekitar Rp. 3,8 Milyar. Nilai kerugian adalah 2,52 persen dari total baki debet total kredit di Bank X Bogor. Nilai kerugian tersebut menunjukkan bahwa kredit yang dianggap berisiko sebesar 2,52 persen dari total baki debet kredit. Nilai VaR tersebut menunjukkan bahwa 5 persen kemungkinan kerugian maksimum pada tahun 2010 melebihi Rp. 3,8 Milyar.

Pada tingkat keyakinan 99 persen, Bank X Bogor kemungkinan mengalami kerugian maksimum sekitar Rp. 5,3 Milyar. Dengan kata lain hanya 1% kemungkinan kerugian yang dialami dapat melebihi Rp. 5,3 Milyar. Nilai kerugian maksimum terbesar berada pada kolektibilitas kurang lancar dan nilai kerugian maksimum terkecil berada pada kolektibilitas macet. Nilai kerugian terbesar pada kolektibilitas kurang lancar disebabkan oleh adanya pergeseran kolektibilitas dari kolektibilitas kurang lancar ke kolektibilitas diragukan yang nilainya lebih besar daripada pergeseran ke kolektibilitas lancar. Kolektibilitas kurang lancar memiliki kemampuan bergeser yang cukup besar. Hal tersebut menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Bank X. Oleh sebab itu Bank X Bogor harus lebih berkonsentrasi untuk mengelola debitur kolektibilitas kurang

lancar agar dapat bergeser ke kolektibilitas yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan pembinaan yang intensif.

Dokumen terkait